Jumat, 09 September 2016

13 sin : Seks itu nikmat

   Terinspirasi dari film '13sin'
.
.
1st Sin :
Kiss & Touch
(5.000.000.idr)
.
Sentuhan lembut jemarinya, menyusuri tubuh bugilku, merayap dicelah kedua payudaraku, bermain sebentar diputingku, lalu merayap keperut dan terus turun menyentuh belahan selangkanganku, sentuhan yang membuatku tak tahan untuk membuka mataku yang terpejam.. "selamat pagi sayang.." sapa mas Aldi begitu aku membuka mata, "ehm..." aku berguman kutarik lehernya dan kulumat bibirnya, untuk sesaat, kami terhanyut dalam lumatan mesra.. "sudah.. Simpan buat nanti malam saja, sekarang cepat bangun, katanya ada janji penting dikantor.." mas Aldi mengingatkanku, pria yang sudah hampir setahun ini tinggal bersamaku, kami tinggal bersama tanpa ikatan dan tanpa komitmen yang jelas, hanya berdasarkan rasa saling cocok saja, lagipula mas Aldi yang orang jawa dan aku yang chinese sangat sulit untuk bersatu dalam pernikahan. sebenarnya aku ingin dipuaskan karena sentuhan nya tadi telah membuatku horny. Tapi seperti yang mas Aldi ingatkan aku ada hal penting hari ini dikantor.
.
Namaku Stefany, umurku 23tahun, aku punya seorang ibu yang usianya 45 tahun dan adik perempuan Liana 20tahun yang sedang dirawat dipanti rehab karena kecanduan narkoba, aku harus menanggung biaya hidup mama dan juga biaya perawatan adikku. Untuk biaya perawatan saja hampir menguras semua gaji bulananku, untunglah bekerja diperusahaan asuransi aku bisa mendapat bonus tambahan, untuk setiap polis yang kujual dan dengan bonus itu aku bisa mencukupi kebutuhanku dan mama, bahkan bulan lalu aku mendapat sebuah mobil sebagai bonus.
.
Beberapa hari lalu atasan didivisi ku tiba-tiba mengundurkan diri, sebagai yang paling senior aku merasa kesempatanku untuk menggantikan nya lumayan besar, dan ketika diberitahu untuk menemui manager aku semakin yakin akan mendapat posisi itu.
.
"apa pak.. Saya di pecat.." aku benar-benar tak mengira ini yang terjadi.
"maaf fany ini sudah keputusan rapat direksi, divisi kamu sekarang ditutup, karena kasus korupsi nya begitu besar!" pak Ilham menjelaskan kenapa atasanku tiba-tiba berhenti. Dan juga kenapa divisiku ditutup, agar jadi pelajaran untuk divisi lain.
"tolonglah pak, saya ga masalah dipindah ke divisi lain asal jangan dipecat, saya ada ibu dan adik yang menjadi tangungan saya pak.." aku memohon, karena memang aku sangat membutuhkan pekerjaan ini, tapi rupanya keputusan perusahaan sudah tidak berubah, aku tetap di pecat, aku masih dapat pesangon sehingga masih ada uang untuk membayar tagihan biaya perawatan lian, dan mobil yang kudapat dari bonus bulan lalu juga tetap jadi milikku.
.
207.568 itulah jumlah rupiah yang tersisa direkeningku setelah kutransfer untuk biaya perawatan liana dan pembayaran tagihan listrik dan air rumah mama.
Hari masih cukup siang kuputuskan untuk mengunjungi Liana, tempat rehabnya ada diluarkota, lumayan terpencil namun mempunyai udara yang segar dan pemandangan yang indah.
'terus nanti biaya ku gimana ci.." Liana bertanya ketika ku ceritakan kalau aku sudah tidak bekerja,
"cici.. Bisa dapat kerja lagi kq, tenang aja, lagipula cici ada mobil bisa dijual dulu'.. Kataku untuk membuat nya tidak khawatir.
.
"maafin lian ya ci.. Bikin susah terus.."..
Kupeluk badan nya dan kuyakinkan bahwa aku sangat menyayanginya.

Seperti biasa tiap kali kujenguk, Lian akan memintaku untuk menemani sampai jam besuk habis sekitar jam 9malam. Letak tempat lokasi panti rehab yang terpencil ini, membuat jalannya juga sepi, dan mobil ku menjadi satu-satunya kendaraan yang berhenti ketika palang pintu perlintasan kereta api itu tertutup. Dering telpon mengejutanku yang sedang sedikit ketakutan karena sepinya suasana disini "halo.. " sapaku, karena nomornya tidak kukenali.
"selamat malam nona stefany, selamat anda terpilih untuk menjadi peserta games, berhadiah besar.." suara pria bernada aneh ditelpon.
.
"maaf ya, siapapun anda, tolong cari orang lain untuk di ganggu, saya sedang tidak dalam kondisi ingin bercanda." kataku ketus.
.
"kami tahu kondisi anda saat ini nona stefany, dengan hanya uang 200ribu direkening anda, tanpa pekerjaan tentu anda sangat bingung sekarang.."
aku betul-betul heran bagaimana orang ini bisa tahu. " mungkin anda masih tidak percaya, oke kami akan transfer 2juta rupiah ke rekening anda jika, sekarang anda lepas celana dalam anda dan melemparnya keluar.."
benar-benar gila orang pikirku.
"nona kesempatan ini hanya sampai kereta itu lewat.. Apakah anda ikut dalam permainan" lanjut suara itu, bagaimana mungkin dia bisa tahu kalau kereta sudah mau lewat, kusapukan pandanganku ke sekeliling, tetap sepi, tapi akhirnya kutemukan dari mana ia bisa melihat, sebuah kamera terpasang dibesi portal tiang perlintasan itu.
Ada apa denganku hari ini, dipecat tadi pagi, dan malam ini ditelpon orang asing untuk sebuah permainan aneh.
Dengan ragu kupelorotkan celana dalamku dari balik rok mini yang kukenakan, kubuka kaca samping dan kulemparkan.
Sambungan telpon itu terputus bersamaan dengan lewatnya kereta. Dan sebuah pesan tertampil di layar ponselku.
"mission complete
reward. 2.000.000.idr sent to your account." karena penasaran aku pun mengecek rekeningku dan ternyata benar jumlahnya bertambah 2juta.
.
Kulanjutkan perjalananku dengan bingung, dan ketika akan memasuki jalan tol, kembali telpon berdering, kupinggirkan mobil untuk menjawab telpon itu.
"bagaimana nona sudah percaya, mau lanjut ke level2, namun untuk ke level 2, anda harus memenangkan 5 juta, dan 3 juta akan anda dapatkan jika anda mau mencium pria penyapu jalan di depan anda itu, dan mengarahkan tangannya untuk menyentuh vagina anda selama lima menit.." belum sempat aku menjawab telpon itu sudah terputus.
Diantara keraguan kulihat memang ada tukang sapu jalan didepanku, entah apa yang ada dipikiranku, aku keluar dari mobil dan menghampiri orang itu,
"ada apa bu.. " kata pria yang kutaksir usia nya sudah 40an itu, ketika melihatku menghampirinya.
.
Kutarik tangannya ke arah hamparan rumput disisi jalan itu, "bu.." pria itu nampak kebingungan, tanpa bicara langsung kupeluk badannya, dan bibirku langsung melumat bibir yang bau asap rokok itu, untuk sesaat pria itu berusaha berontak namun karena aku terus memainkan lidahku di rongga mulutnya akhir ia juga menikmatinya, termasuk ketika kuarahkan tangan nya untuk menyelusup kebalik rok, jemarinya langsung bermain mengorek lubang memekku. Ketika kurasakan sudah lima menit kulepaskan tubuh pria itu, "terimakasih pak" kataku pada pria itu yang masih berdiri terpaku karena bingung, aku langsung pergi kemobil, dan ketika kulihat di hp ada pesan baru "level 1 complete"
.
Aku langsung pergi dari tempat itu dan sampai dirumah ku cek saldo rekeningku ternyata sudah bertambah jadi 5juta.
Kembali telpon berbunyi.
"selamat nona stefany, bersiap untuk level 2 besok" kata pria bersuara aneh itu.

 

2nd Sin : C.i.m
(reward 25.000.000idr)
.
Pria ditelepon terus berbicara memberi instruksi,
"namun ada beberapa peraturan yang harus anda taati dalam permainan ini jika anda memutuskan untuk terus lanjut,
ada 3 hal yang bisa mengakhiri permainan ini,
1. Anda gagal menyelesaikan tantangan.
2.anda memberitahu orang lain sedang dalam tantangan.
3.anda menyelidiki atau mencari tahu permainan ini."
.
" kenapa aku..?" tanyaku.
.
"semua akan terjawab pada waktu nya nanti, yang jelas sekarang anda dalam tangga menuju kekayaan, dimana tangga pertama sudah ada lewati. Jika anda setuju untuk lanjut tekan satu dan tekan dua jika anda menolak.."
.
Untuk sesaat aku diam dan berfikir sejenak..
"kamu baru pulang say.." mas Aldi mengejutkanku ia baru saja keluar dari kamar mandi,
"iya mas.. !" jawab ku dan segera kekamar mandi untuk menghindari nya,
" gimana kabarnya lian..? Tanya nya lagi.
"baik..." jawabku dari balik pintu kamar mandi,
.
Akhir nya kutekan angka 1
"bagus, sekarang anda resmi dalam permainan, game ke-2, untuk 10juta keluar dari kamar mandi, dan paksa teman pria mu untuk menjilati vaginamu yang baru saja di pegang tangan si penyapu jalan tadi hingga kamu orgasme, tapi jangan biarkan pria itu orgasme, ingat biarkan jendela kamar tetap terbuka" perintah suara itu
.
Aku segera melepas semua pakaianku. Dan keluar kamar mandi dalam kondisi bugil, "lho ga jadi mandi..?" tanya mas Aldi, yang saat itu masih duduk di tepi ranjang dan masih mengenakan handuk.
"masih gerah mas" jawabku, sambil membuka jendela.
"ini udah malam lo say.."mas Aldi mengingatkan..
.
Kutatap wajahnya dan kuberikan senyum menggoda, dengan gaya jalan kubuat seseksi mungkin sambil kuberjalan menghampiri dia..
"horny ya.. Mandi dulu sana bau t.." kututup mulut mas Aldi dengan lumatan bibirku, dan aku duduk di pangkuannya, lumatanku pun dibalasnya, kudorong pelan tubuhnya hingga telentang, ku kangkangi kepalanya, dan kugosok-gosokan memekku diseluruh wajah nya..
"akh..ahh..akh.." aku nikmati sentuhan wajahnya, setuhan bulu-bulu halus dikumis dan dagunya..
"akhhh,.. Iya mas, terus, jilaaat..." aku terus merintih ketika ujung lidah nya mulai menjilat daging kecil di celah bibir memekku.
Sesekali ia menggunakan jarinya untuk membuka bibir memekku agar lidahnya semakin leluasa.. "owkhh nikmattt..." aku terus melenguh, membayangkan kondisiku yang sedang dioral, sementara diluar sana ada yang sedang memperhatikan aku jadi merasakan sensasi tersendiri, dan birahiku jadi semakin tinggi.
"akh..akh..eah.." teriakku sambil menggesek dan menekan selangkanganku lebih kuat ke mulut mas Aldi..
"akhh.. Masss.. Aku sampeee..." teriakku ketika orgasme menimpaku... .
Kendati masih lemas karena orgasme aku segera tinggalkan mas Aldi yang protes karena belum dituntaskan, dan kuberlari kekamar mandi, dengan membawa hp. Dan sebuah pesan sudah tercatat disana "mission success. 10.000.000 idr. Sent to your account."
.
.
Inilah hari pertamaku menjadi pengangguran, tadi sebelum berangkat kerja mas Aldi berkata akan mencarikan lowongan untuk ku, selesai mandi dan berdandan aku pun bermaksud kerumah mama, mumpung masih pagi.
.
Beberapa saat menjelang kawasan 3 in 1 telpon kembali berbunyi,
"selamat pagi nona Stefany, untuk ke level 3, anda perlu 25 juta dan 15juta akan anda dapatkan jika anda membawa 2joki 3 ini 1 didepan sana kerumah mama anda dan memberikan blowjob terbaik yang anda bisa disana.." jelas suara ditelepon.
"hey.. Jangan libatkan mamaku.." protesku
.
" ingat nona jika anda gagal permainan berakhir, dan semua uang yang anda menangkan akan kami tarik kembali.." ancam nya dan memutuskan telepon.
.
Kujalan pelan mobilku perlahan disisi kiri, kulewati beberapa joki yang menjulurkan tangan, hingga akhirnya kudapati dua orang yang yang usianya masih terlihat remaja, kubuka kaca dan kuberi kode untuk, satu didepan, satu lagi dibelakang.
.
"siapa nama kalian..?" tanyaku
"saya Iwan ci, itu temen saya Rohman, dia bisu, gak bisa ngomong" jelas yang didepan.
.
"oh gitu... Kamu masih sekolah?"
.
" masih ci, tapi masuk siang!"
.
"sebentar lagi jam 3 in1 selesai, dan kamu juga sekolah, kalo cici kasih kerjaan sebentar mau ga, nanti diantar lagi ketempat tadi " tawarku, si Iwan memberi penjelasan pada si gagu dibelakang, "iya ci kami mau..!" jawabnya.
.
Sepanjang perjalanan kucoba mengorek sedikit informasi tentang mereka, ternyata Iwan masih sekolah kelas 2 smu, dan si bisu itu sudah tidak sekolah lagi.
.
Tak sampai 30menit aku sudah tiba dirumah mama.
" loh kamu ga kerja fan..?" tanya mama ketika melihatku.
.
"nggak ma..! libur.." jawabku
.
"siapa mereka?" tanya mama ketika melihat 2 remaja tanggung dibelakangku.
.
"owh ini mereka mau fany suruh bersih-bersih di belakang kan udah berantakan banget mah.." jelasku beralasan. 

Si mama kusuruh untuk mengawasi sibisu merapikan rumput ditaman depan, dan si iwan aku ajak merapikan gudang dibelakang rumah.
Telepon kembali berdering.
"ternyata anda memang pilihan yang tepat untuk permainan ini, anda tahu dimana harus melakukan tantangan.." suara ditelpon itu, kuperhatikan sekeliling dan kulihat disalah satu tiang listrik didekat pagar belakang rumah ada kamera kecil, siapa mereka bisa begitu mengetahui semua hal tentangku. "nona waktu anda 30menit untuk membuat kedua pemuda tanggung itu ejakulasi dimulut anda..!" lanjutnya..
.
Masalah kecil pikirku, kuhampiri si Iwan yang sedang menumpuk kardus-kardus yang berantakan, "sini.." kataku sambil menarik tangannya, kusandarkan badannya ke tembok gudang, aku berlutut, dikakinya, "ci mau ngapain.." tanya siIwan bingung, "diem aja, nikmati.." kataku dengan sedikit membentak, kulepas celana jeans dan cd belel nya, kontolnya tidak terlalu besar bersunat dan masih belum tegang, kugenggam batangnya, kukocok sebentar sambil meremas kedua bijinya.. "akhhh.." suara Iwan tertahan, kontolnya mulai mengeras, dan lidahku juga sudah menjulur untuk menjilati ujung lubang kencingnya yang sudah mulai mengeluarkan cairan itu.
Puas bermain diujungnya, lalu kujilati batangnya menyusuri urat yang mulai mengeras itu, dan kembali keujung, memutari kepala kontolnya dengan lidahku yang penuh liur, lalu melahap seluruhnya kedalam mulutku..
Kepalaku mulai bergerak maju mundur, mengocok kontol itu dengan mulutku, dan kurasakan Iwan juga menggerakan kontolnya mengimbangi gerakan kepalaku. Dan gerakannya menjadi semakin cepat bersamaan dengan semakin terasa kerasnya batang dimulutku ini.. "ciii..ahhhi.." teriaknya berbarengan dengan semprotan cairan kental hangat di tenggorokanku.
Kutelan semua bahkan kubersihkan sisanya yang masih menempel dikontolnya.
"uu ak uu uu,.." suara tak jelas mengalihkan kami, ternyata sibisu sejak tadi melihatku dan tangannya mengocok kontolnya sendiri, Iwan memandangku panik, "sudah kamu kedepan aja dulu.." kataku dan memberi tanda sibisu untuk mendekat, dengan sambil terus memegang kontol yang ukurannya tidak jauh beda dengan punya Iwan tadi, tidak seperti Iwan yang cenderung pasif, sibisu justru lebih aktif, mungkin ia sudah sangat terangsang karena tadi sudah melihat aku dan temannya, kepalaku dipegang dan ia menggerakan kontolnya di mulutku dengan lumayan cepat, dengus nafasnya terdengar begitu memburu, kugerakan mulutku untuk sekedar menggigit pelan kontolnya, tak sampai lama, kubisa merasakan sibisu akan mengalami ejakulasi, dan benar saja, semburan cairan sperma kembali membasahi rongga tenggorokanku.. Dan ketika selesai sebuah pesan sudah tertampil di ponselku "Level 2 complete (reward 15.000.000)"
.
Sekitar jam 12 siang kuantarkan kembali kedua anak itu ketempat aku menaikannya tadi, setelah kuberi masing-masing seratus ribu. Tiba-tiba aku terpikir satu hal yang kulupakan ketika melihat logo atm, kenapa tidak kuambil saja dulu uang yang sudah kumenangkan, segera kuparkirkan mobilku disebuah komplek pertokoan, dan kumenuju ke deretan mesin atm diujung pertokoan ini.
"kenapa ini.." tiga kali aku mencoba memasukan pin yang jelas-jelas kuhapal diluar kepala tapi selalu tidak cocok.. Telponku kembali berdering.
"anda pikir kami sebodoh itu, tidak memikirkan tindakan anda ini.." suara itu terkesan meledek.
"terus bagaimana aku memenuhi kebutuhanku..?" tanyaku,
"anda tidak perlu khawatir selama dalam permainan kebutuhan keuangan anda kami yang tanggung, kami sudah kirim uang untuk anda, kami akan kembalikan rekening anda setelah permainan selesai " jelas nya dan mengakhiri percakapan.
.
Siapa orang ini bisa begitu jauh memasuki privacy ku, dan kemampuannya menghack rekening bankku, untuk apa semua ini, dengan masih penasaran aku kembali pulang, dan bertekad akan menyelidiki diam-diam semua ini.  

======
3rd Sin:
======
Big Bang Penetration
(50.000.000idr)
.
Sesampainya dirumah kudapati sebuah bingkisan paket tergeletak didepan pintuku, kulihat sekeliling ternyata sepi, namun kudapat melihat kamera kecil disalah satu tiang telepon, kuangkat bingkisan paket itu ke arah kamera, sebelum berlalu masuk kedalam rumah.
Ternyata didalam bingkisan itu ada sejumlah uang dan juga baju serta aksesoris berupa anting2 yang bentuknya agak aneh dan jam tangan, juga sebuah kalung dengan liontin berbentuk huruf 'S' dimana ada beberapa permata kecil disepanjang garis hurufnya.
Dan kembali telpon berdering.
"siap untuk tantangan ke-3 nona Stefany..?"..
.
"aku baru saja menyelesaikan tantangan ke-2 tadi..!" protesku.
.
"bukankah lebih cepat menyelesaikan tantangan, lebih baik buat anda.." katanya yang kupikir memang benar juga.
"sekarang dengarkan yang jelas intruksi tantangannya." lanjut suara itu.
"nanti malam teman Pria anda akan mengajak anda untuk kepesta merayakan keberhasilan perusahaannya memenangkan tender besar, gunakan pakaian yang sudah kami kirimkan tadi, juga benda-benda yang kami sertakan, jam tangan itu berfungsi sebagai handphone dan anting-anting itu merupakan headset bluetooth, kalung yang kami berikan merupakan kamera yang online melalui jam tangan yang kamu kenakan, jadi pastikan bagian permata diliontinnya tidak terbalik.." jelas suara itu..
"lalu apa yang harus kulakukan.?" tanyaku.
"tantangan yang anda kali ini, anda harus bisa membuat atasan dari teman pria anda menyetubuhi anda, dan jika berhasil hadiah nya 50juta..!" perintahnya.
.
" apa..! Tapi bagaima..." belum selesai aku bicara sambungan telepon telah diputusnya.
.
Dan kembali teleponku berdering yang ternyata dari Mas Aldi, yang mengajak aku untuk merayakan keberhasilannya memenangkan tender, dan kami janjian untuk langsung ketemu ditempat acara, disebuah karaoke didaerah kota.
.
Ini semua semakin aneh, semula aku sedikit menduga kalau orang yang mengatur semua ini adalah orang memiliki hubungan dengan bank, mengingat kemampuannya memblokir rekeningku, tapi kini ketika melibatkan perusahaan mas Aldi yang jelas-jelas jauh sekali berhubungan dengan dunia perbankan, kecurigaanku terhadap pihak bank menjadi sedikit pudar.
.
Tak ada pilihan buatku selain mengikuti terus permainan ini, sudah terlanjur juga kalau mundur.
Sesuai janji tadi aku menunju ketempat karaoke yang sudah disebutkan tadi, mengenakan baju yang tadi dikirim pria penelepon itu.
=

=
aku menggunakan taksi ketempat yang dibilang Mas Aldi, jam 8 aku sampai ditempat yang dimaksud, sedikit bingung juga ketika sudah didepan tempat karaoke itu, ku sms mas Aldi, dan tak lama ia keluar
"wow.. Seksi sekali kamu say.." katanya ketika melihat penampilanku.
"ini spesial buat kamu.." kataku menggoda,
"ayo masuk yang lain sudah pada kumpul.." katanya menggandengku memasuki tempat karaoke itu dan kami menuju kelantai dua, memasuki salah satu ruangan disitu.
.
Ada sekitar 15 orang didalam ruangan itu dimana semua rata-rata pria, hanya ada 2 yang wanita.. Mereka semua langsung memandang ke arah kami, ketika memasuki pintu..
.
"kenalin semua ini Stefany.." mas Aldi mengenalkanku kepada teman-temannya, lalu mengajakku duduk disofa panjang yang berbentuk "L' itu dengan meja yang penuh aneka minuman dan makanan..
"kenalkan ini Pak Simon, atasanku dikantor.." mas Aldi mengenalkan ku pada bosnya dan akupun menyalami pria bertubuh tegap dan berkulit hitam khas Indonesia timur itu..
.
Dan kamipun langsung larut dalam acara itu, menyanyi bergantian, minum dan makan, ternyata perusahan konstruksi tempat Mas Aldi bekerja baru saja memenangkan tender pembangunan bandara dikawasan timur. Dimana divisi mas Aldi yang dipimpin pak Simon yang akan menjalankan proyeknya.
.
"sudah lama kenal Aldi..?" tanya pak Simon ketika mas Aldi mendapat giliran menyanyi didepan..
.
"lumayan pak, hampir 2tahun.." jawabku..
.
"Aldi beruntung sekali, kamu sangat cantik...!" katanya dengan pandangan seolah menelanjangiku.
Sebenernya akan jadi sangat mudah untuk misi kali ini, karena sejak tadi aku sudah merasakan pandangan mesum dari pria ini, tapi keberadaan mas Aldi membuatku menjadi sedikit kesulitan.

Aku hanya memberikan senyuman atas pernyataannya itu, sambil menaikan satu kakiku kekaki lain, mengingat ketat nya pakaian yang kukenakan otomatis pahaku langsung terpampang bebas, dan langsung disantap mata pria hitam itu.
"tak hanya cantik, kamu juga sangat seksi..!" katanya lagi, semakin berani mendekatkan duduknya ke aku.
.
Sementara itu mas Aldi dan teman-temannya semakin larut, apalagi setelah beberapa wanita datang bergabung, acara nyanyi pun berubah jadi joget erotis. Bahkan sudah ada yang nekat saling bercumbu..
"nona malam semakin larut, anda harus cepat.." suara pria aneh yang tiba-tiba itu mengejutkanku.
.
Aku bangkit dari dudukku, bergesar sedikit dan mulai bergerak mengikuti irama musik, dengan gerakan yang kubuat sesensual mungkin, dan pandangan mata mengarah ke pak Simon, menggoda nya untuk bergabung. Sementara itu mas Aldi juga sudah asyik dengan salah satu cewe yang sudah nyaris bugil, ia memandangku seolah meminta persetujuan, dan kuberi persetujuan dengan menganggukan kepala, dan iapun langsung membenamkan kepalanya didada terbuka perempuan itu.
.
Pak Simon berdiri dihadapanku dan ikut bergoyang pelan, kami berdiri berhadapan dengan kedua tangannya dipundakku, kubalikan tubuhku membalakanginya dan kini pak Simon memelukku dari belakang, hidung nya terasa mendengus di telingaku, aku terus bergoyang, dan kugesek-gesekan pantat ku kebagian depan celananya.
.
Sambil menciumi leher belakangku tangan pak Simon memelorotkan bajuku, dan karena tanpa bra langsung terpampanglah kedua payudaraku yang dengan cepat ditangkap kedua tangannya.
.
"akhh.. Eah.." aku mendesah pelan menikmati remasan di dadaku dan jilatan dibalik telingaku, sambil terus menggesek pantatku dicelana nya, benda itu terasa cukup besar..
Pak Simon menarik tubuhku agar berhadapan, sekilas kulihat mas Aldi sedang menikmati blowjob dari gadis berambut merah itu. Pak Simon melumat bibirku, dan kubalas lumatannya, lidah kami bermain untuk sesaat, tangannya menarik bagian bawah baju yang kukenakan keatas kini bajuku hanya menutupi perut, jemarinya menyelusup dari bali G-stringku dan mengorek lubang memekku yang mulai basah.
.
Pak Simon menekan pundakku untuk berlutut, aku tahu apa yang dia mau, kubuka celananya sementara ia melepas kemeja nya, dan ketika celananya kupelorotkan aku bener-benar tak menyangka kontolnya besar sekali, aku hanya mampu menjilati saja, tak muat kontol itu dimulutku, tak lama kemudian pak Simon menarikku berdiri, didorongnya tubuhku ke sofa hingga telentang, ketika aku melirik kearah lain kulihat semua memperhatikan kami termasuk mas Aldi, aku mereka penasaran apa aku mampu menghadapi kontol super besar pak Simon.
.
Celana dalamku dilemparkannya dan sebelah kakiku dinaikan kepundaknya, ia menggapai botol bir yang ada dimeja, dimasukan ujung botol itu kememekku dan isinya yang tinggal setengah itu dituangkan kedalam memekku, dingin rasanya.
.
Kontol besarnya diarahkan keujung bibir memekku yang sudah basah oleh bir dan cairan memekku sendiri.
.
Didorong-dorongnya pelan ujungnya hingga benar-benar bisa pas lubangku..
"waaaaa..akhhhh...akhhh...aaa..." aku berteriak sangat keras mengalahkan suara musik diruang ini, ketika secara tiba-tiba ia menghujamkan kontolnya.. Memek ku terasa robek, aku sangat yakin itu. Dia mendiamkanku sebentar, lalu mulai bergerak perlahan.. Rasanya masih sangat sakit, namun kupaksakan tersenyum kepada mas Aldi yang terlihat khawatir, mengetahui aku tak apa-apa merekapun kembali melanjukan aksi yang tadi
tertunda.
.
Seolah tak mau membuang kesempatan Pak Simon terus memompaku, suara musik bersaing dengan suara desahan dan erangan birahi atau teriakan puas orgasme dari semua yang ada diruang ini, dan pak Simon pun akhirnya mencapai puncak nya juga, membanjiri rongga memekku dengan cairan spermanya.
.
Aku tidak tahu jam berapa acara pesta seks itu berakhir, yang aku ingat hanya aku harus dipapah untuk meninggalkan tempat itu, karena aku merasa sakit sekali diselangkanganku hingga sulit berjalan.
.
Aku terbangun ditempat yang asing dan kurasakan juga aku tidak tidur sendiri, ketika ku menoleh kesamping kulihat pak Simon yang masih terlelap.

Kucoba untuk bangun tapi rasa nya sakit sekali di selangkanganku, ketika kubuka selimut tubuhku bugil dan aku nyaris berteriak ketika melihat bentuk memekku yang sudah berubah bahkan lubangnya pun nyaris terbuka lebar.. "jangan khawatir dengan kemaluan anda, kami akan merekomendasikan dokter spesialis untuk memperbaikinya." ujar suara itu tiba-tiba ditelingaku, sialan nih orang, enak sekali bicara seperti itu " sekarang selesaikan tantangan, di meja samping tempat tidur ada laptop, download semua file dokumen yang ada dilaptop itu, ke jam tangan yang anda pakai, cukup masukan kabel data keport usb yang ada disisi jam itu." aku baru menyadari ternyata jam ini ada port usb nya.
.
Dengan jalan merangkak aku ambil laptop itu, dan ketika kubuka ternyata terkunci pasport.
"476545" suara itu memberitahukan kodenya, hanya ada 3 file dokumen dilaptop ini dan ukurannya pun tidak besar tidak butuh waktu lama untuk mendowloadnya.
"selamat tantangan ke-3 sukses 50juta rupiah sudah ditransfer kerekening anda." suara itu memberitahukan, lalu terdengar nada putus.
.
Semula aku berniat untuk menutup laptop ini, tapi aku tertarik melihat file video yang kelihatannya baru saja disave.
Dan aku kembali mendapat kejutan ternyata ini video rekaman ruang karaoke tempat tadi pesta.
Video itu menyorot tubuhku yang tergolek bugil diatas sofa, salah satu cewe yang ada disana mendekati tubuhku, dan mengeluarkan sesuatu dari tas nya, sebuah alat suntik, dan disuntikan keleherku.. Kupegang leherku ternyata memang sakit ditempat suntikan itu. Kembali kuperhatikan gambar video itu. Aku tersadar, beberapa pria bugil membereskan meja lalu tubuhku dibaringkan diatas meja itu, kamera menyorot mas Aldi "teman-teman merayakan keberhasilan kita, kupersembahkan wanitaku untuk kalian nikmati.." mas Aldi berkata hal yang sama sekali tidak pernah kubayangkan.. Kamera kembali menyorot tubuhku yang tergeletak dimeja, namun sekarang tubuhku mulai bergerak-gerak..
Seorang pria mendekatiku dan mengarahkan kontolnya kemulutku, dan akupun langsung melahapnya, sementara pria lain memasukan kontolnya dimemekku.
.
Isi video itu benar-benar membuatku tercengang semua pria yang ada disana mengauliku, bahkan beberapa yang memiliki ukuran kontol kecil, memasukan kontolnya dianusku, karena memekku sudah terlalu lebar.. Tak hanya itu, beberapa gadis disana juga memaksaku menjilati memeknya, menjilati dubur nya, bahkan ada adegan dimana aku memohon untuk digauli, tapi semua menolak dan aku melakukan mastrubasi dengan memasukan botol bir kememekku.
.
Terlalu terpaku dengan adegan divideo itu aku tidak menyadari ketika tiba-tiba, rambutku dijambak dan dipaksa berdiri..
"siapa kamu bagaimana bisa membuka laptop itu..!" suara pak Simon yang tiba-tiba saja sudah ada dibelakangku.
"ampun pak.. Saya ga sengaja.." kataku memohon dilemparkannya tubuhku kelantai, kucoba untuk berdiri tapi aku tidak bisa selangkanganku masih terasa sakit. Kakinya kembali menendang tubuhku aku terjungkal.. Rupanya ia tahu akan sakit diselangkanganku dan ia langsung menendang memekku bertubi-tubi. "ahhhh..sakiit.. Sakit.. Ampun.. Sakit..." aku terus berteriak sambil berusaha menghindar dengan berguling, "dasar perempuan sial beraninya bermain dengan aku.." katanya sambil mengangkat tubuhku dan menyeretku kekamar mandi, dilemparkannya tubuhku kebathtub dan diisi penuh airnya "katakan siapa yang nyuruh.." teriaknya sambil membenamkan kukedalam air. Tanganku berusaha menggapai sisi bathtub berusaha untuk bangkit tapi tenaganya lebih kuat dariku, dan akhir nya akupun merasakan tidak bisa bernafas kurasakan air memasuki rongga hidungku dan akhirnya aku merasa gelap inikah akhir hidupku, jika aku mati hari ini bagaimana dengan Mama dengan Lian....

=======
4th sin: Run Bitch Run
(Liana stories)
=======
.
.
Seperti malam-malam sebelum nya tidurku tidak pernah nyenyak. Selalu terbangun tiba-tiba seperti malam ini. Tapi kenapa tiba-tiba aku begitu kangen dengan ci Fany padahal baru beberapa hari dia kesini..
.
Namaku Liana, saat ini aku sedang menjalani rehabilitasi narkoba, disebuah panti di kawasan bogor, kini sudah dalam tahap pemulihan sekarang, namun aku belum bisa pulang, aku adalah anak kedua, dan kakakku Stefany lah yang menanggung semua biaya perawatanku disini, tekadku setelah keluar dari sini aku ingin membalas semua yang telah ia lakukan kepadaku, aku tak ingin mengecewakan ci fany dan mama lagi.
.
"apa ini.." aku heran ketika melihat ada amplop coklat dimeja samping tempat tidurku, didepan tertulis ditujukan padaku. Siapa yang menaruhnya malam-malam gini, penasaran kubuka amplop itu, ternyata isi nya sebuah handphone dan kertas kecil bertuliskan "aktifkan telpon ini jika anda, ingin menyelamatkan kakak anda.." apa ini pikirku, dan menekan tombol power di selpon itu, dan tak lama setelah aktif, sebuah kiriman gambar masuk, gambar yang membuatku nyaris menjerit, ci fany tergeletak dilantai, dalam kondisi bugil dan badan penuh lebam.
.
"tet..tet..tet.." ada panggilan masuk,
"selamat malam nona Liana, waktu anda tidak banyak, jika anda ingin menolong kakak anda, sebaiknya cepat keluar dari tempat ini, waktu anda tidak banyak.."..
.
"apa-apa'an ini, aku akan melaporkan semua ini..." teriakku.
.
"anda pikir ada yang percaya, dengan perkataan pecandu seperti anda.."
.
"akan ku tunjuk.." semula aku bermaksud menunjukan foto kiriman tadi, tapi entah kenapa foto itu hilang dilayar hp.
"siapa anda ?" tanyaku pada penelpon itu.
.
"pertanyaan anda bisa di ajukan lain waktu, sekarang anda harus bergegas, kakak anda sedang meregang nyawa.." perkataan yang sungguh membuatku bingung...
Tapi jika ini semua benar dan ci Fanny dalam bahaya, aku akan sangat menyesal nanti, segera kubuka lemari kecil dibawah meja, mengambil satu-satunya pakaian bebas yang ada disitu, sebuah celana pendek jeans dan kaos putih, kulihat jam sudah menunjuk angka 1 lewat 5 menit, ruang pemulihan terletak terpisah dari bangunan utama, dan pengawasannya pun tidak seketat ruang perawatan, jarang sekali ada kontrol suster dimalam hari. Apalagi sudah selarut ini, aku menyusuri selasar ke arah belakang, tujuanku gudang penyimpanan barang, aku pernah melihat tangga disini.. Dan ternyata memang ada, lumayan berat tangga ini, tujuanku tembok belakang, tapi tentu tidak mungkin aku membawa tangga melewati halaman belakang, aku tahu ada cctv disana. Satu-satu nya cara ialah naik keatap gudang ini, dan turun dari sisi kanan..
Naik ke atap gudang tidak masalah yang berat ialah mengangkat tangga dan membawanya kesisi gudang untuk turun.. "ah sial ternyata sisi luar gudang ini sebuah sungai kecil, untunglah sinarbulan lumayan terang sehingga aku bisa melihatnya, ku taruh tangga berat itu disisi sungai, perlahan aku turun, karena pijakan tanah di tempat tangga ini sangat sempit, dua step lagi, dan "byuuur...." tanah tempat tangga itu longsor, aku langsung tercebur kesungai kecil, dan untunglah tangganya jatuh berlawanan arah tidak menimpaku. Takut ada yang mendengar, aku segera bangkit, tanpa memperdulikan keadaanku yang basahkuyup, aku berlari menyusuri pematang sawah, menjauh dari komplek panti rehab.
.
Untunglah telpon ini tidak mati terkena air, kuhubungi balik nomor tadi, " aku sudah keluar dari panti, sekarang aku harus kemana?" tanyaku.
.
"anda harus bisa sampai jakarta, setelah disana kami akan arahkan anda harus kemana.." jawab orang ditelepon itu..
.
Bagaimana mungkin aku bisa sampai jakarta, ke tempat keramaian terdekat saja, aku tidak tahu kemana jalannya.
.
Kususuri pematang itu, hingga aku sampai di ladang bayam atau kangkung entahlah aku tak jelas, tapi diseberang ladang sana ada cahaya dan juga ada orang, aku mempercepat langkahku menuju tempat itu, ternyata itu orang yang sedang memuat sayur ke mobil bak, dan mereka terkejut ketika melihatku. "permisi pak boleh saya ikut..?" tanyaku dengan nafas ngos-ngosan karena tadi sedikit berlari, mereka masih terdiam dan menatapku lalu saling pandang.

Tiba-tiba orang ketiga datang..
"bukannya pada naek lagi eh..siapa nih" tanya orang yang seperti nya supir itu.
.
"ini mad, tau dari mana dateng nya si eneng mau ngikut.." kata pria yang paling tua diantara mereka bertiga itu.
.
"emang mau kemana neng..?" tanya si sopir
.
" mau ke jakarta pak, tapi kalau ga bisa ke terminal terdekat juga ga apa.. Tolong pak saya butuh tumpangan.." kataku dengan nada sedikit memohon..
.
"sebenernya kita juga mau ke Jakarta, ke pasar induk, tapi neng mau dimana, ini udah bertiga, masa mau diatas tumpukan sayuran.." kata orang yang paling tua itu..
.
"kecuali neng mau dipangku.." celetuk si sopir.
.
Gila aja pikirku dari sini ke Jakarta lebih dari dua jam, dipangku abang- abang ini, tapi ini satu-satunya kesempatan yang ada sekarang.
"oke ga apa, yang penting saya boleh ikut."kataku menyanggupi.
"ayo kalo gitu,.." kata si sopir. Namun baru saja aku hendak naik "tunggu-tunggu, lah si eneng basah-basah gini.. Nanti bisa ikutan basah mamang neng.." protes si pria tua itu, "luh mau tong, mangku si eneng basah-basah gini..?" lanjutnya bertanya pada si pemuda yang dari tadi diam.. "ogah ah, dingin-dingin gini" jawab si pemuda itu..
.
"lalu saya harus gimana mang, saya ga bawa baju ganti..." kataku, andai saja situasi lebih memihakku rasanya ingin segera ku pergi dari orang-orang ini.
.
"gini aja, nih neng pake sarung mamang aja, baju dan celana neng diikat di atas kap, tar juga kena angin kering pas sampe Jakarta.." si pria itu berkata sambil menyerahkan kain sarung, "ayo mau ga, kita udah harus berangkat, kalo ga mau, ya udah neng cari tumpangan lain.!" katanya lagi ketika aku masih diam.. Sial pikirku kuambil sarung itu dan berjalan kebelakang mobil bak itu, dan rupa nya ini memang bukan hariku, karena baru kusadari, aku tidak mengenakan bra. "ayo cepetan neng.." suara pria itu..
.
Sarung itu tidak mampu menutupi seluruh tubuhku, bagian atas menyisakan sepertiga buah dada 34c ku, dan bawah hanya melewati sedikit pantatku dan pahaku terbuka lebar, kendati ini gelap, namun senyum mesum penuh kemenangan terlihat diwajah pria-pria itu.
"kasih si entong neng pakaiannya, biar di iket di atas kap.." kata sipria tua itu, sambil menaiki mobil, "ayo sini neng.." panggilnya sambil menepuk paha nya. Dan akupun naik, duduk dipangkuannya, tak lama si entong pun naik, dan mobilpun berangkat.
.
Hari masih gelap jam dihp yang kupegang menunjukan pukul 2 pagi,.
"nama neng siapa..?" tanya si sopir..
.
"Lian pak.." jawabku
.
"saya Somad, dan ini mang Karta, nah itu si Entong, kenek saya, mang Karta yang punya sayuran ini.." katanya sambil mengemudi.
.
"neng Lian kabur dari panti ya..?" tanya mang Karta tiba-tiba,
"wah gawat neng, nanti kita bisa-bisa dituduh terlibat.." timpal pak Somad. .
"tolong pak, saya harus tiba segera di Jakarta..!" kataku.
.
"ini resikonya besar neng, kita bisa bantu tapi, ya si eneng ngertiin kita juga lah.." mang karta berkata sambil tangannya memegang pundakku yang terbuka, aku sudah tahu kemana arah pembicaraan ini.
.
"jangan mang.. Tolong.." aku berusaha menolak ketika tangannya berusaha menurunkan sarung yang menutup bagian dadaku.. "ini mamang udah nolongin neng kabur, sekarang giliran neng nolong mang Karta, emang mau dianterin ke Panti lagi..?" ancamnya. Tak ada pilihan buatku, kubiarkan tangan kasar nya itu menurunkan sarung penutup dadaku.
.
"montok banget teteknya nya neng..." kata pak somad,
.
"alus, lembut juga mad.." timpal mang Karta.
.
"iya mang.." lanjut pak Somad, sambil tangan kirinya memegang dada kananku..
.
"akhh." aku tersentak saat tangan-tangan itu meremas dadaku.
.
"udah pernah dikenyot belum nih tetek neng..?" tanya mang karta, aku diam tak menjawab.. "ayo jawab..!" tanya nya lagi sambil meremas kencang dadaku.
"iya.. Iya..!" jawabku.
"iya apa..?" remasannya semakin mencengkram dadaku.
"iya udah pernah.." jawabku. serentak mereka tertawa..
"dasar cewe kota, gede dikit langsung jadi lonte.." hina pak somad.
.
Kali ini mereka mulai menggerayangi bagian bawahku, mengelus pahaku terus menelusup keselangkanganku. "cangcutnya lepas neng, cangcut basah gini dipake, kasian tuh memek kedinginan." mang Karta memelorotkan celana dalamku, tak hanya itu, kain sarung yang kupakaipun turut dipelorotkan, kini aku telanjang bulat dipangku lelaki itu, dimana aku mulai bisa merasakan tonjolan keras dicelana nya.

Kedua kakiku direnggangkan, kali ini si Entong yang sedari tadi diam turut ambil bagian mengelus pahaku.. Merayap ke selangkanganku, "jembutnya banyak banget mang." guman si Entong sambil, mengelus bulu-bulu diatas memekku,
"tau nih, cewe kota tapi jembut nya, ga diurus" timpal mang Karta.
Sok tau banget tuh orang, orang lagi direhab mana mungkin ngurusin jembut, nahan rasa sakit karena sakau aja dah setengah mati .
.
"neng udah sering dikontolin ya?" tanya pak Somad.
.
"ya " jawabku singkat,
.
"cewe kota kaya gini mah, dah kenyang ngewe mad, paling jg kerjaan nya tiap hari cuma mabok ma ngentot doang.." lanjut mang Karta.
.
Sial banget nih orang omongannya, tapi emang bener juga sih, hari-hariku dulu seperti itu, bahkan sampai drop out dari kuliah, untunglah ada ci Fany yang sabar menasehatiku dan rela bekerja keras untuk biaya rehabku.
.
"awww." lamunanku terhenti ketika kurasakan cubitan diklitorisku, "sakit tau'' protesku.
.
"habis itil nya neng kepanjangan seh, bikin mamang gemes" katanya sambil cengar-cengir.
.
"lah, lu ngapain berenti mad..?" protes Mang Karta ketika pak Somad menghentikan mobil.
"saya juga mau mang, ngerasain tuh memek, udah kita turun aja, mumpung masih sepi, tong luh gelar tuh terpal, ayo neng turun.." ajak pak Somad.
.
"ini pinggir jalan pak, mau ngapain kita kesini, kalo ada orang gimana?" tanyaku
.
" ya mau ngewein eneng lah, mumpung jalan masih sepi neng makanya buruan telentang sono, cepat!" perintah pak Somad aku sadar aku tidak bisa menghindar dari hal ini, akhirnya kurebahkan tubuhku diterpal plastik yang digelar diatas rumput itu, "tong lu jaga dulu sono.." perintah pak Somad.
.
"gua dulu ya mad, ga sabar gua pengen jilatin memek nih amoy.." kata mang Karta yang sudah melepas celana nya. Menampakan kontol nya yang tampak sudah tegang itu " ya sono, makan tuh memek." jawab pak Somad.
.
Mang Karta memposisikan diri telungkup diantara kedua kakiku dimana kepalanya tepat dikemaluanku, dan sesaat kemudian aku sudah bisa merasakan sentuhan basah lidahnya menyusuri belahanku itu. "akkhh..." aku mendesis lirih..
.
"ajib mad, memek nya enak.. Ga kaya punya bini gua, bau terasi..."
.
"puas-puasin dah mang, makan tuh memek sampe lepek.." timpal pak Somad.
.
Sentuhan lidah itu benar-benar membuatku lupa akan masalah lain, birahiku semakin naik, ketika lidah nya mengulas klitorisku, menyelusup kedalam rongga memekku, dan ketika cairan yang membasahi memekku disruput nya habis, ah nikmat
.
"woi mang, udah masukin tuh kontol, jangan dijilatin mulu tuh memek.."
.
"ah luh mad ga bisa liat orang senang" ucapnya sambil bangkit dan merubah posisi, menaruh ujung kontol nya di celah bibir memekku, digesek-gesekan keatas kebawah dan "blesss.." ditekan semua masuk.."akhh.." aku sedikit menjerit menerima hujaman itu.
.
"isep kontol gua neng.." kata pak Somad yang tanpa kusadari sudah ada disebelahku dan menyodorkan batangnya tepat dimulutku, akupun langsung membuka mulut dan batang itu langsung menerobos masuk mengisi rongga mulutku, aku pun mulai menghisapnya dalam-dalam.
.
"akhh.. Gila mang, isepannya, kalah dah lonte pasar induk.. Enak banget.." guman pak somad, sial nih orang aku disamain sama lonte pasar, kugigit sedikit batangnya "akh.." ia menjerit kecil,
.
Selama dirawat di panti, aku sudah tidak pernah merasakan seks lagi, namun kini dua batang yang lumayan panjang dan besar sedang menghujamiku, sungguh terasa nikmat sekali, sambil terus menghisap aku menggerakan pinggulku sesekali mengimbangi sodokan kontol dimemekku, gerakan mang Karta semakin cepat dan ia meremas dadaku dengan kuat sebelum akhirnya berteriak "arggh.. Enak banget nih memek.. Ngecret guaaa..." teriaknya bersamaan dengan muncratnya cairan hangat kental dilubangku.
.
Mengetahui mang Karta sudah selesai, pak Somad langsung menggantikan posisi nya, dan kontol nya langsung dibenamkan kememekku yang penuh cairan pejuh mang Karta, gerakan nya sangat cepat, menimbulkan suara-suara becek..
''akh..akh..akh.." suaranya diantara dengusan nafas yang memburu.
.
Dan akupun mulai merasakan puncak orgasmeku, tubuhku mengejang, terangkat dan akhirnya sebuah sensasi nikmat menggapaiku.. "ah..ah.. Luh dah ngecret moy.. Nih gua tambahin biar makin bajir memek luh.." teriak pak Somad terus memompaku dan akhirnya kembali memekku disiram cairan kental yang muncrat dari batangnya.. Kami terkapar dalam kelelahan.
.
"ayo mad jalan lagi dah mau pagi.." ajak mang Karta..
.
"lah saya belum mang.." Protes si entong.
.
"dah tar lu dimobil aja, dagangan gua bisa ga laku kalo kesiangan" jawab mang Karta.

Setelah bersih-bersih seadanya dengan menggunakan kain sarung yang tadi kupakai, kami melanjutkan perjalanan, aku sudah memakai bajuku, namun tetap tanpa celana, begitu juga sientong, aku duduk dipangkuan sientong dimana kontolnya menusuk memekku..
.
"ayo neng, goyang naek turun.." pintanya..
.
"ga kuat saya lemes banget." kataku..
.
Namun rupanya si Entong ini lumayan kuat juga tenaganya, diangkatnya pantatku agar sedikit nungging dan aku terpaksa menahan badanku dengan kedua tanganku ke dashboard mobil, dalam posisi ini si entong bisa menggerakan kontolnya keluar masuk dimemekku sementara kedua tangannya menahan pantatku..
"ah..ah..ah..." suaranya..
.
"terus tong, hajar sampe lobeh.." teriak pak Somad menyemangati.
.
Posisi ini benar-benar membuatku pegal, untunglah si Entong tak bertahan lama, tak sampai 10menit ia sudah keluar.. Segera kupakai celanaku mencegah yang 2 lagi meminta nambah..
.
" tet..tet..tet.." telpon berbunyi ketika memasuki Jakarta.
"pagi nona liana, akhirnya anda berhasil mencapai jakarta, turunlah di halte sebelum lampu merah.." orang itu memberi perintah, bagaimana ia bisa tahu aku sudah sampai Jakarta..
.
Sesuai instruksi nya aku turun di halte itu..
"aku sudah dihalte.." kataku ditelpon.
.
"berjalanlah ke tempat parkir disebrang jalan, disana ada mobil berwarna hitam dimana kunci nya juga ada disitu, gunakan mobil itu untuk mencapai dimana kakak anda berada sekarang, gps di mobil akan menunjukan arah yang harus anda lewati.." jelasnya
.
Kuseberangi jalan yang masih sepi ini, ternyata benar di area parkir taman ini ada sebuah mobil yang cirinya sama dengan yang dibilang pria penelpon tadi.
.
Sesuai petunjuk arah Gps dimobil, aku mengendarai mobil mengikuti arah di layar gps itu yang menuntunku ke kawasan tengah kota, dan akhirnya berakhir tepat didepan sebuah hotel.
.
Ya aku ingat di gambar semalam memang seperti dikamar hotel., tapi kenapa banyak polisi didepan hotel ini, ada ambulan juga, lalu kulihat ada yang menggotong tandu dari dalam hotel, jangan-jangan ci Fany.. Aku segera berlari menerobos hadangan beberapa orang, dan polisi, ketika sampai didepan tandu itu, langsung kubuka kain putih penutup itu...

======
5 Sin: Flirt
======
.
"aakh, .." teriakku sedikit terkejut aku, ternyata itu tubuh seorang pria, bukan ci Fany.. Beberapa orang menarikku dari tandu itu, aku melihat ada satu tandu lagi digotong keluar namun kali ada selang infus yang terpasang ditubuh yang sedang dibawa itu.. "pak tolong pak lepaskan.. Itu mungkin kakak saya..." aku berteriak meronta ingin mendekati tandu yang sedang dimasukan kedalam mobil ambulan itu, "tenang-tenang, kami akan lepaskan anda, tapi anda tenang.. dulu.. Ok." teriak pria berseragam itu menenangkan aku.
Aku hanya mengangguk, kujalan mengikuti polisi itu kemobil ambulan tempat tandu itu dinaikan..
"ciciii...." aku teriak menangis langsung memeluk tubuh terbaring tak bergerak itu, yang ternyata benar ci Fany, kembali beberapa orang menarik tubuhku, melepaskan diriku yang memeluk ci Fany.. "anda mengenali korban?_." tanya polisi itu.
.
"iya pak, ini kakak saya..." jawabku.
"kalau begitu anda ikut, dengan ambulan biar kakak anda bisa cepat dapat pertolongan.." perintahnya, dan akupun langsung menaiki mobil itu. ...
Dua hari sudah ci Fany terbaring tanpa sadar, diagnosa dokter ci Fany koma, karena paru-paru nya terlalu lama terendam air, dokter tidak tahu kapan dia akan sadar butuh perawatan intensif dan juga waktu.
.
Dari laporan polisi menyebutkan, ci Fany dianiaya oleh kekasihnya karena kedapatan selingkuh dengan bos dari pacarnya itu, dia menganiaya ci Fany setelah terlebih dahulu membunuh bosnya itu, Jujur buatku keterangan polisi agak aneh, tapi saat ini aku tidak mau berspekulasi macam-macam, aku harus fokus bagaimana agar ci Fany bisa mendapat perawatan terbaik agar cepat sadar, dan untuk itu semua butuh biaya yang tidak sedikit, untuk itu aku setuju ketika mama memutuskan menjual rumah, dan untunglah pelarianku dari panti rehab juga tidak menimbulkan masalah berarti, karena mereka memahami kondisiku, aku hanya masih diwajibkan kontrol sesekali.
.
Kini 2minggu sudah ci Fany koma, kendati sudah dipindah keruang perawatan, tapi belum ada tanda-tanda untuk kesembuhannya.
.
"gimana mah,. Tadi dokter bilang apa..? Tanyaku
sore itu dirumah sakit, karena hari ini seharian aku keluar mencari pekerjaan.
.
"masih sama saja, kamu sendiri gimana...?"
.
"tadi Lian udah coba ngelamar ke beberapa tempat, tapi belum ada lowongan.." jawabku.
.
"memang tidak bisa diharapkan, entah dosa apa aku punya anak sepertimu, selalu nyusahin, selalu menjadi beban untuk cicimu, dan kini ketika dia seperti ini, kamu tidak bisa membantu sedikitpun.." seperti biasa mama selalu berkata sinis padaku.
.
"Maafin Lian mah, besok Lian akan coba lagi.." kataku pelan
.
"aku mau pulang, kamu jaga cicimu, jangan tidur terus, sekali-kali jadilah berguna.." mama berkata " kenapa bukan kamu saja yang terbaring disitu, pasti cicimu akan lebih bisa diandalkan.." lanjutnya sambil berlalu keluar.
.
Kupandangi wajah cantik ci Fany, luka-luka lembamnya sudah sembuh, ia kembali cantik.. Teringat dahulu ketika mama bersikap sinis seperti tadi, aku akan langsung menangis dipelukan ci Fany, tapi kini aku tidak boleh menangis, ku genggam tangannya, "Lian sayang cici.. Lian ga akan nangis ci, Lian akan kuat, cici cepat bangun.." ucapku pelan aku yakin disana ci Fany bisa mendengar..
.
Andai saja aku tidak terjerumus kedalam pergaulan yang salah, mungkin tidak terlalu sulit buatku mencari kerja, tapi aku akan terus berusaha, aku yakin aku pasti bisa dapat pekerjaan.
"ah lapar sekali perutku.." sejak tadi pagi aku hanya makan sepotong roti saja, aku hanya punya 100 ribu rupiah, pemberian ci Fany terakhir menjengukku dulu, yang harus kuhemat, agar aku punya ongkos mencari kerja, karena aku tidak berani meminta ke mama.
.
"minum saja deh.." pikirku, tapi aku melihat ada bungkusan kertas nasi didekat tempat minum, mungkin bekas mama, dan ternyata masih ada sisa sedikit nasi lumayanlah walau sudah tidak ada lauknya tapi nasi ini sudah disiram kuah kari, cukup untuk mengisi perutku malam ini, entah kenapa sambil melahap nasi ini, airmata menetes dipipiku, aku ga boleh nangis, ci Fany ga boleh liat aku nangis.
"Lian ga nangis ci.. Ini karena pedas.."
.~~
seperti biasa setiap malam aku selalu duduk dibangku, disamping ranjang ci Fany sambil menggenggam tangannya, hingga aku juga tertidur, berharap dimimpi nanti aku bisa bertemu dengan nya..
.
Pagi ini seperti biasa setelah mama datang untuk gantian jaga dirumah sakit, akupun bergegas pulang kekontrakan, kami sengaja memilih kontrakan yang dekat dengan rumah sakit.
Baru saja aku keluar dari pintu rumah sakit, handphone itu kembali didalam tas ku.
"selamat pagi nona,..".. Suara itu memberi salam.
.
"siapa sesungguhnya anda..?" tanyaku, karena kemarin-kemarin ketika aku menghubungi kembali nomor ini tidak aktif.
.
"lihat taksi didepan gerbang itu, naiklah dan anda akan menemukan jawaban atas pertanyaan anda itu" ucapnya lagi.

Berharap mendapat petunjuk akan apa yang sebenarnya terjadi pada ci Fany, karena keterangan polisi sangat meragukan. akupun menuju taksi berwarna silver yang terparkir didepan gerbang itu, taksi itu langsung melaju begitu ku hempaskan tubuhku dijok belakang sebelah kiri.
Didalam taksi ini terdapat sebuah layar lcd yang tertempel dibelakang kursi depan, dimana terdapat webcam juga, sopir yang berpakaian hitam, dengan kacamata serta topi, seolah ingin menutupi wajahnya, serta sebuah dus berwarna coklat, dikursi disebelah kananku.
.
"selamat datang nona.." suara dari tv lcd itu, bersamaan dengan munculnya gambar seperti grafik yang bergerak-gerak.
"sekarang jelaskan maksud dari semua ini, apa ada hubungannya dengan kakakku?" tanyaku.
.
"bisa ya dan bisa tidak, kami hanya ingin menawarkan sebuah kesempatan pada anda, dimana anda bisa mendapatkan banyak uang yang bisa anda gunakan untuk biaya perawatan kakak anda..!" jelas suara itu
.
"maksudnya ?" tanyaku
.
"kami tawarkan anda untuk ikut dalam sebuah permainan dimana terdiri dari 10 bagian, setiap anda menyelesaikan 1 permainan anda akan mendapatkan uang yang cukup besar, dan pelarian anda dari panti rehab kami anggap sebagai game pertama, jadi hanya perlu 9 tantangan lagi yang perlu anda selesaikan, tak hanya hadiah besar, setiap tantangan akan membawa anda ke petunjuk mengenai yang terjadi pada kakak anda..
Jadi jika anda setuju untuk ikut tekan 1 atau 2 jika anda menolak" jelas suara itu, dan gambar dilcd itupun berubah menjadi angka 1 dan 2. Tanpa pikir panjang aku menekan angka 1 karena aku yakin dari awal pertama kali mendapatkan telpon ini pasti berhubungan dengan kejadian yang menimpa ci Fany.
.
"pilihan yang tepat, selamat bergabung nona Liana. Anda lihat disamping anda, ada kotak disitu ada uang hadiah dari tantangan pertama anda dan pakaian yang harus anda pakai untuk tantangan kedua silahkan dipakai sekarang juga.." perintah suara itu.
.
Kuambil kotak itu, ketika kubuka terdapat amplop coklat yang berisi uang, aku sungguh tak menyangka jumlah nya ternyata 50juta rupiah dan sebuah tas, baju, juga sepatu, di tas itu terdapat hp, dan alat makeup.
.
"anda harus memakai pakaian itu.." suara itu lagi ketika aku hanya terdiam ragu memegang nya, biarlah pikirku, aku lepas semua pakaian yang kukenakan hingga bugil, karena pakaian yang ada dikotak itu, lengkap dengan underwear, kupakai semua, cd warna hitam model g-string, rok mini ketat warna hitam yang hanya setengah lutut, bra warna hitam, serta blouse kuning, dan semuanya pas sesuai size ku.
.
Setelah kuselesai berpakaian juga make up, kembali suara itu memberi perintah. "tantangan kedua ini anda harus bisa membuat pria digambar ini, terlambat kembali ke kantor setelah jam makan siang, sebagai alasan untuk anda bisa mendekatinya kami sudah siapakan beberapa brosur asuransi, anda bisa berpura-pura sebagai sales asuransi, taksi ini akan mengantarkan anda ke kantor tempat orang tersebut dimana janji temu untuk anda sudah dibuat.." jelas suara itu panjang lebar, dan layar pun menampilkan gambar seorang pria berusia 40an dimana tertulis namanya Arifin.
"kita sudah sampai... Ini.." kata sisopir setelah menepikan mobil disebuah gedung perkantoran di daerah Sudirman, sambil menyerah map coklat, yang setelah kulihat isi nya brosur dan formulir asuransi dari "healty insurance".
" tantangan ini bernilai 100juta, god luck.." suara dari speaker di lcd itu.
.
Kendati masih ada keraguan, kukuatkan diriku, turun dari taksi itu dan memasuki gedung bertingkat ini.
"tunggu sebentar ya mbak.." kata gadis berkacamata dimeja receptionis itu, setelah kuberitahukan tujuanku.
ternyata Pak Arifin adalah manager keuangan diperusahaan ini.
"silahkan mbak, langsung kelantai 7..!" seru wanita itu setelah meletakan telpon. Akupun langsung menuju lift dan naik kelantai 7, disana ada beberapa ruangan, dan aku diantar keruangan pak Arifin yang berada dipojok kanan lantai ini.
"silahkan mbak, bapak sudah menunggu.!" skretaris pak Arifin langsung menyuruhku masuk..
.
"permisi pak.." ucapku.
.
"ya silahkan.." jawabnya sambil menunjuk kursi didepan mejanya. Akupun langsung menuju tempat itu, "saya Liana pak, dari Healthy insurance.." ucapku sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman.
.
"hhmm.. Iya iya.." pak Arifin berguman menjabat tanganku dan matanya menatapi tubuhku dari atas kebawah seperti sedang meneliti tubuhku.
.
"oke.. Mana saya lihat aplikasi nya.." katanya kemudian, aku serahkan map itu, ia cukup seksama mengamati lembar demi lembarnya.
.
"cukup menarik, tapi saya tidak bisa mempelajari semua karena saya ada janji keluar, kecuali kamu mau ikut, nanti kita lanjutkan lagi setelah pertemuan saya selesai.." tawarnya sambil mengembalikan map itu kepadaku.
.
"saya bersedia menunggu disini pak..!" kataku
.
"hari ini saya tidak akan kembali lagi kekantor, karena akan langsung keluar kota sore nanti.." ucapnya lagi.
.
"baiklah kalau begitu saya ikut bapak.." jawabku.
.
"nah itu pilihan yang tepat." katanya

Akupun akhirnya ikut dengannya, kami berangkat dengan Sekretaris nya juga, nama nya Irene, mungkin usianya sama denganku, tapi tubuhnya sangat seksi, apalagi dengan pakaian ketat yang membalut tubuhnya itu, seolah menunjukan setiap bagian tubuh seksinya.
.
Pertemuan itu berlangsung disebuah rumah makan yang juga memiliki kamar yang bisa disewakan, selama mereka melakukan pertemuan aku disuruh menunggu dikamar yang mereka sewa.
.
Lumayan lama juga aku menunggu bahkan hingga aku selesai makan, makan siang yang diantarkan pelayan, mereka belum selesai juga.
Sekitar 1jam lebih mereka baru datang..
"maaf ya agak lama nunggu.." kata pak Arifin sambil duduk dikursi disebelahku, sementara Irene langsung ketoilet.
.
"oke apa penawaran kamu agar saya menyetujui tawaran itu.?" tanya pak Arifin.
.
"maksud bapak?"
.
"ayolah masa tidak mengerti.. " ia berkata sambil melepas sepatu nya, tak lama Irene keluar dari toilet, dan yang mengejutkan ia keluar hanya memakai handuk..
.
"lakukan semua perintahku, puaskan aku, dan akan kutandatangani.. Berkas itu.." ujarnya..
.
"apa yang harus kulakukan..?" tanyaku.
.
"aku ingin melihatmu bercinta dengan Irene.." ucapnya sambil mengarahkan mata kearah Irene yang duduk bersilang kaki ditempat tidur..
"apa..!" ini sudah gila pikirku.
.
Mungkin aku tidak terlalu keberatan jika harus ngeseks dengan pak Arifin karena kendati sudah 40an, tampang dan badan nya lumayan goodlooking, tapi jika harus bercinta dengan wanita, tak pernah kubayangkan.
.
Irene berdiri melepas handuknya ternyata ia tidak memakai apa-apa dibalik handuk itu, ia menghampiriku menarikku untuk bangkit berdiri, aku diam mengikuti, dan pasrah ketika seluruh baju yang kukenakan dilucuti hingga bugil..
"akhh.." aku terkejut ketika Irene mendorongku hingga aku jatuh telentang dikasur.
.
Irene langsung menindihku dan menciumiku.. "nikmati aja, jangan ditolak, aku juga bukan lesbi kq.." bisiknya ditelingaku.. Mungkin benar juga, untuk 100juta tak ada salahnya aku melakukan ini. Kubalas lumatan Irene bibir dan lidahkami saling bertautan, terasa lembut, akupun turut membalas meremas payudara Irene, ketika ia juga melakukan hal yang sama pada payudaraku. Irene begitu liar menjilati setiap lekuk ditubuhku.
.
Ternyata sensasi bermain sesama wanita cukup membuatku untuk ikut larut, sentuhan kulit lembut dan aroma yang lembut, berbeda sekali ketika bersetubuh dengan pria.
Kali ini kami berubah posisi, kali ini aku duduk diatas kasur, sementara Irene berlutut, sehingga payudaranya tepat didepanku, "hisap tetekku.." perintahnya sambil menekan kepalaku kedadanya.. Kumasukan putingnya yang sudah mengeras itu, kujilat dan kuhisap, ternyata seperti ini rasanya menghisap puting "ahh..ah. Terus .. Ah.."suara desahan Irene menikmati hisapan dan remasanku dipayudaranya..
.
Kembali tubuhku direbahkan, kali ini gantian Irene yang menjilati dan meremasi payudara, "ahhh.. "sentuhan kulit lembut hisapan lidah penuh gairah, sungguh membuatku tak tahan untuk mendesah. Dan kini Irene mulai menciumi bagian selangkanganku, sentuhan lidah nya terasa begitu lembut menyentuh bibir memekku, " eah.. Akh.. Akh.." aku mengerang menahan birahi, ketika klitorisku dimainkan lidahnya, aku mendesah, menggelinjang dan meremasi dadaku sendiri, menikmati permainan lidah Irene.. Puas memainkan memekku dengan lidahnya, Irene mengangkangiku, "gantian jilati memekku.." pintanya, sambil menempatkan memeknya di depanku, dan akupun langsung menjilatinya.. Aroma khas memek semerbak dihidungku, aku jilati lubang yang yang sudah sangat basah itu. "akh.. Iya terus.. Jilat memekku.." desahnya.. Ternyata rasanya menjilati memek tidak seburuk yang ada dipikiranku, apalagi daging kecil ditengahnya itu, cukup enak untuk dijilati, kenyal seperti permen yupy..
.
"bagaimana jilatannya ren.?" tanya pak Arifin.
.
"ah..ah.. Enak banget bos..ah.." jerit Irene disela desahan nafasnya. Aku terus menjilat, sambil tanpa sadar tanganku memainkan memekku sendiri, "ahh..ah..ah.." suara desahan memenuhi kamar ini, kujulurkan lidahku memasuki lubang basah Irene.. Dan sesekali kuhisap cairan yang keluar tak henti dari dalam memeknya.
.
Tak berapa lama kemudian ia menarik tubuhnya, lalu memintaku duduk berhadapan, dan kaki kami saling bersilangan, kaki kananku diatas kaki kirinya, dan kaki kanan Irene diatas kaki kiriku, lalu kami mendekatkan diri dimana tubuhku agak miring ke kanan dan tubuh Irene kekiri, lalu kami maju menempelkan kelamin kami.
.
Kami mulai bergerak menggesek-gesekan kelamin kami.. Irene mamandangku sambil tersenyum, seolah menanyakan apakah nikmat, kubalas dengan anggukan, dan kami pun terus bergerak saling menggesek bibir vagina kami. Yang sudah sangat basah dan lengket
"ah..ah..ah..ah.."
.
Suara desahan penuh birahi bersahutan diantara kami..
"luarbiasa.." kata pak Arifin yang menghampiri kami, "sekarang gunakan ini.." ia memberikan sebuah dildo panjang berkepala dua. "masukan ini dimemek kalian.." perintahnya.

Irene mengambil kontol palsu itu, dan memasukan ke memeknya, lalu ujung satunya dimasukan ke memekku. Kali ini kami bergerak maju mundur, menikmati gesekan kontol plastik itu, "ah..ah..yeah.." kendati tidak seperti kelamin sungguhan, benda plastik cukup membawaku kearah gelombang orgasme..
"yeah..akh.. Akh.." aku semakin cepat bergerak, begitu juga Irene..
"kenapa sayang enak..?" tanya pak Arifin yang sedari tadi memperhatikan kami..
"iya..ah..ah..!" jawabku..
.
"sudah mau keluarkah.." tanya nya lagi.
.
"ben..bentaar .. Lagi...!" jawabku
.
"nikmatilah, jangan ditahan.." katanya lagi, namun kali ini tangannya sambil meremas dadaku.
.
"ahhhh.. Akuuuh.. Ah.." aku menjerit takmampu lagi bertahan orgasmeku tiba, tubuh langsung terkulai.
.
Kulihat Pak Arifin memegang dildo itu dan mengeluar masukannya dimemek Irene, dengan gerakan yang sangat cepat. "ah..ah..ah.. Pelan..pelaan ah.." rintih Irene, namun tidak diperdulikan ia terus mengocok kemaluan skretarisnya itu dengan sangat kasar.. "akhh aduuhh ahh.. Ah ga tahan aduuuh.." teriak Irene, tubuhnya terangkat dan mengejang sebelum akhirnya tak berdaya..
.
Kami terdiam untuk sesaat.. Kemudian pak Arifin berkata "ayo lekas berpakaian, kita ada meeting lagi,." katanya pada Irene, tanpa memperdulikan skretarisnya masih terkulai lemas karena orgasme, "dan kau bisa kembali ke kantormu aku sudah tandatangi aplikasi penawaranmu." lanjutnya padaku. .
Kulihat jam dinding yang menempel dikamar itu, jam 12:45, aku harus menahannya..
"kenapa buru-buru pak, bapak kan belum menikmati saya.." kataku sambil menyandarkan tubuhku disandaran ranjang, lalu ku kangkangkan kakiku dan ku sentuh memekku..
.
"kau ternyata cukup nakal juga ya.." ia berkata sambil mendekatiku..
.
"aku hanya ingin memberi bonus pada bapak.." kata lagi sambil meremas kontol nya dari luar celananya..
.
"baiklah,.." ia berkata sambil melepas kancing kemejanya. Akupun segera bangkit dari tempat tidur, berlutut dikakinya dan melepas celana juga celana dalam nya.. Ternyata ukuran kelaminnya tidak terlalu besar, padahal sudah ereksi sempurna.. Lidahku menjulur menjilati ujung kontolnya, sambil tangan kananku meremasi bijinya.
"akh.. Ya.. Terus.." ia berkata sambil menekan kepalaku. Kumasukan semua kontolnya kemulutku, kuhisap kuat-kuat hingga dia merintih ku keluarkan dan kumasukan lagi, sambil terus kuremas kedua bijinya. "arrghhh.. " ia mengeram.. Ditariknya tubuhku untuk menungging diatas tempat tidur, sementara dia tetap berdiri, "ayo pak masukan.. Rasakan jepitanku..." godaku, sambil menggoyangkan pantatku.
.
Ia memegang pantatku, menempelkan ujung kontolnya dibibir memekku, dan langsung menekannya mendorong masuk kelubangku..
"akh..akh.. Terus pak..akh.. Masuki aku.. Ah.ah.." pancingku mendesah dan bergoyang, sementara itu Irene yang sudah lepas dari rasa lelahnya, merangkak dibawahku dan mengulum payudaraku yang tergantung bebas, .
Ternyata tak hanya ukurannya yang kurang memuaskan, daya tahan kontolnya pun tak begitu kuat, "akkggghh.." Ia berteriak keras dan menyemburkan mani nya di dalam memekku beberapa semprotan terasa menyiram lubangku.. Lalu ia pun ambruk dilantai, Irene berhenti memainkan dadaku, ia berpindah ke memekku dan lidahnya menjilati cairan sperma bosnya yang baru saja ditumpahkan dimemekku, dijilatinya hingga bersih, dan sentuhan lidahnya itu kembali mengantarkanku kepuncak orgasme. Kulirik jam dinding sudah 1:30, kurasa cukup untuk membuat telat..
.
Pak Arifin dan Irene pergi lebih dahulu, sementara aku belakangan.
Tiba-tiba telpon berbunyi "selamat nona, anda berhasil melewati tantangan kedua. Uang 100juta akan diberikan ketika anda menjalankan tantangan ke3 besok.." ucap orang ditelpon itu lalu memutus sambungan.
.
Akupun bergegas pulang, untuk mandi dan berganti pakaian, lalu segera kerumah sakit, biar mama bisa cepat pulang istirahat,.
.
Mama tidak menyadari kehadiranku, ia sedang duduk disamping ci fany sambil membelai rambutnya.. Andai saja bisa aku rela koma selamanya demi mendapat belaian kasih sayang mama seperti itu..
.
"mah.." panggilku pelan, ia sedikit kaget..
.
"sudah dapat kerja.?" tanya nya.
.
"ini mah.." aku serahkan amplop berisi uang 50 juta itu.
.
"darimana uang ini, melacur..? Tapi sudahlah aku tak peduli, yang penting uang ini bisa membayar biaya rumah sakit.." ucap mama kembali sinis seperti biasa
.
Biarlah apapun anggapan mamah, aku sendiri juga bingung jika minta menjelaskan asal uang itu.
.
Sore itu polisi datang kerumah sakit mengembalikan barang2 ci fany, tas, aksesoris, dan jam tangan. sejak kecil aku tahu kalau ci fany tidak suka memakai jam tangan dan ada yang aneh juga dengan jam tangan itu, ada seperti port untuk kabel data di bagian samping nya, sebaiknya besok kubawa saja jam ini ketempat temanku yang di Roxy, mungkin dia bisa tahu tentang port usb di jam ini...

=====
6th Sin : free day
=====
.
Pagi ini penelpon aneh itu tidak menghubungi, jadi sepulang gantian jaga dengan mama, aku mandi sebentar, lalu berdandan seadanya dan menuju ketempat temanku, mudah2an saja tokonya belum pindah karena sejak dirawat dipanti rehab, aku kehilangan kontak dengan semua temanku.
.
Sekitar jam 10 aku sampai dimall pusat penjualan ponsel itu, naik kelantai 3, dan menuju ke tempat toko temanku..
.
Untunglah toko nya masih ditempat yang sama. "cari apa ci.." Tanya gadis penjaga itu
"ga, cuma mau ketemu Jonathan aja, ada ga?." tanyaku..
"belum datang ci.. Tunggu aja mungkin sebentar lagi juga datang." jawab gadis itu,
.
Sekitar 15menit kemudian Jo datang, setelah kujelaskan maksudku ia memeriksa jam itu.
"ini sebenarnya cuma handphone berbentuk jam, smartwatch, biasanya ada perangkat pendukung seperti headset bluetooth, bahkan kamera.. Lu ga nemuin barang lain?" tanya nya.
.
"ada sih anting dan kalung.. Emang antingnya modelnya agak aneh.. Tapi gua ga bawa,." jawabku
.
"ya mungkin itu perangkat pendukungnya..." jelasnya sambil menyambungkan kabel dari pc nya ke jam itu.. "apa yang lu mau cari dari jam ini..?"
.
"gua juga ga tau Jo, tapi gua ngerasa aja kalo jam ini ada hubungannya dengan kejadian yang menimpa ci Fany.!"..
.
"hanya ada 1 nomor yang pernah menghubungi kesini, tapi ada bekas transfer data yang sudah dihapus, ehmm mungkin masih bisa dibuka..!" Jo berkata sambil mengutak-atik komputernya, aku hanya terpaku memandang layar komputer itu.
.
"aha, dapat, hanya 2 file,..!"
.
"file apa ini Jo.?" Tanyaku ketika file pertama terbuka, dan layar menampilkar garis-garis berbentuk kotak.
.
"semacam sketsa atau blueprint bangunan gitu.. Bukannya cici lu kerja di asuransi, mungkin dia lagi urus asuransi gedung..!" jelas Jo beragumen.
.
"mungkin, coba file satunya Jo..!"
.
Dan ketika file kedua terbuka, ternyata datanya sejumlah nama dan jumlah uang..
"seperti data transfer.." gumanku..
.
"iya ini data transfer kebeberapa orang, lengkap dengan nomor dan nama rekening penerima dan tanggal transfer.." jawab Jo..
.
"wow..wow.. Lu liat nama-nama ini...!" tiba-tiba Jo berkata dengan terkejut.
.
"ini nama-nama pejabat dan politikus beberapa sering muncul di tv... Gawat Li jangan-jangan cici lu..!" Jo tidak meneruskan..
.
"apa Jo ?" tanyaku penasaran.
.
"ini bukti suap Li, jangan-jangan cici lu, karena tau tentang ini jadi seperti sekarang..!"
.
"dari awal gua juga ga terlalu percaya, kalo yang bikin ci Fany seperti sekarang itu mas Aldi, pasti ada hal lain...!"
.
"lu harus hati-hati Li, jangan kasih tau siapa-siapa dulu tentang hal ini..." saran Jo padaku.
.
"iya Jo thank's ya,."
.
Ini semakin terlihat aneh, jika karena data itu, kenapa mas Aldi mesti berbuat sekejam itu pada ci fany, aku harus mencari cara agar bisa menemui mas Aldi.
.
Siang itu, aku langsung ke kantor polisi, berharap bisa menemui mas Aldi, ternyata dia sudah tidak ditahan disana tapi sudah dipindah ke kejaksaan, untunglah penyidik yang menangani kasus nya, menyatakan mas Aldi bisa di jenguk, aku juga diberi surat untuk menjenguk "ijin untuk bisa menjenguk atau tidak, sepenuhnya ada dipihak kejaksaan, surat ini hanya sekedar rekomendasi saja, semogga bisa memudahkan ijin disana." jelas penyidik itu...
"terimakasih pak.." jawabku.
"tapi ingat laporkan pada kami informasi apapun yang anda dapat.. dan bawalah makanan atau rokok seperti umumnya orang menjenguk tahanan.." saran penyidik itu lagi.
.
Kubeli nasi kotak dan beberapa bungkus rokok, seperti saran polisi tadi, aku sampai di kejaksaan itu sekitar jam 1 siang, setelah bertanya dan menjelaskan maksud tujuanku dibagian informasi, ternyata tempat penahanan mas Aldi berada digedung yang terpisah dari gedung utama, tapi masih dalam satu komplek, aku diberitahu untuk kegedung "D", melewati lapangan berumput seperti lapangan bola, dari gedung utama, jalan masuk gedung ini terhalang pohon-pohon yang tertata rapi mengelilingi lapangan rumput itu...
"mau kemana bu?" tanya satpam didepan pintu gedung itu.
.
"mau besuk pak!" jawabku..
.
"lewat samping sana bu, nanti ada gerbang yang jaga disana.." jelas satpam itu menunjuk ke arah pintu basement.
.
"makasih pak.." jawabku sambil berlalu menuju tempat yang ditunjukan, basement dari gedung ini, ada dua petugas berseragam disana yang sedang duduk dibalik meja, menjaga pintu masuk berjeruji besi..
.
"tunggu sebentar ya bu, saya laporan dulu.." ucap salah satu pria yang berewokan dan bertubuh agak gemuk itu, diseragamnya tertera nama Sugiman. Ia berlalu masuk kedalam ruangan yang berdinding kaca itu, tampak ia menelpon, tak lama dengan masih nelpon, ia mengetuk kaca memberi kode pada temannya..
"mari bu, pemeriksaan dulu.." ajak pria yang tag name nya bertuliskan Sapto, aku pun mengikuti orang itu, masuk kesebuah ruangan yang didalamnya hanya ada meja dan dua buah kursi.

"saya periksa bawaannya dulu bu..!" katanya meminta tas dan kantong yang kubawa..
.
Saat pak Sapto, memerika, pak Giman masuk.. "gimana to.. ?" tanya
"bersih pak.!" jawabnya.
.
"lanjutkan.."
.
"maaf bu, tapi saya harus memeriksa badan ibu.." kata pak Sapto sambil menghampiriku.
.
"Apa.. saya ga mau,.. Apa-apa'an.." protesku.
.
"ini prosedur keamanan bu.." kata pak Giman. "kalau ibu menolak, kami tidak bisa memberi ijin.." lanjutnya.
.
"oke kalau begitu saya minta petugas wanita.." kataku.
.
"seperti yang ibu lihat disini hanya ada kami berdua. Jika ibu ingin petugas wanita, datanglah lagi besok." pria gempal itu berkata penuh alasan..
Tidak ada pilihan lain jika harus menunggu besok aku takut penelpon aneh itu menghubungiku besok.
.
"Baiklah saya harus bagaimana?.. Tanyaku..
.
"kami harus menyentuh tubuh anda untuk melakukan pemeriksaan.." jelas Giman.
.
"ya sudah lakukan.!" kataku tak ada pilihan..
.
Pak Sapto mendekatiku, berdiri dibelakangku, "tangannya diangkat bu.." pintanya, aku angkat tanganku, ia mulai menyentuh pundakku dengan kedua tangannya, turun kebawah ketika, lalu maju kedepan menyentuh kedua payudaraku, dan bukan hanya menyentuh ia juga meremas, lalu turun keperut, kepantat dan selangkanganku, yang kembali juga diremasnya, lalu turun hingga ujungkaki..
.
"bagaimana sudah selesai.?" tanyaku.
.
"maaf bu sepertinya ibu harus melepas semua pakaian, kami tidak bisa seratus persen yakin dengan pemeriksaan tadi.." jawab Pak Sapto.
.
"apa, kalian mempermainkan saya.." protesku
.
"kami hanya menjalankan prosedur, bisa saja anda menyembunyikan barang terlarang dibalik bh atau celana dalam..!" jawabnya mulai kurang aja..
.
Tak ada gunanya juga aku berdebat dengan mereka, kubuka kaosku, juga celana panjang jeansku, "bh sama celana dalam juga." perintah pak Giman, sambil berjalan kebelakang meja didepanku, dan akupun melepas dua kain penutup terakhir dibadanku itu., "puas..!" kataku pada mereka.
.
Tapi bukan jawaban yang kudapat Pak Sapto yang sejak tadi berdiri dibelakangku mendorong tubuhku ke meja. Aku yang tidak siap tak bisa mengelak, tubuhku tersungkur diatas meja itu. Dan pak Giman langsung memegang tanganku, aku tengkurap diatas meja tak berkutik, sementara kedua kaki masih dilantai, pak Sapto menekan pantatku, " ini harus diperiksa, mungkin saja ada yang disembunyikan disini.." ucapnya sambil kurasakan sentuhan tangan kasar sedang membuka belahan pantatku..
.
"akkh.. Sakit lepaskan...ahh.."
teriakku ketika, lubang dianusku terasa dicolok oleh jemarinya. Aku berusaha melepaskan diri, meronta-ronta namun pegangan kuat dikedua lenganku menahan rontaanku dan yang ada aku malah kesakitan.
.
"lepaskan hentikan ahh,.." aku terus berteriak sementara pak Sapto mulai mengaduk lubang anusku dengan jarinya... "diamlah kau hanya menyakiti diri sendiri.." kata pak Giman sambil tetap memegang erat tanganku.
"bagaimana pak, ada yang disembunyikan disana..? Tanya nya pada pak Sapto.
.
"disini tak ada apa-apa pak Giman..!"
.
"coba lubang satu lagi pak..." teriak pak Giman ..
.
"akh..lepasin..tolong... Jangan ga mau.. Akh.." teriakku sambil terus meronta.
.
"percuma tidak akan ada yang mendengar teriakanmu.. Kau ingin ketemu si pembunuh itu kan, jadi diam dan menurutlah, maka akan kami biarkan kalian bertemu..! Ucap pak Giman sambil menjambak rambutku, dan mengangkat wajahku tepat kedepan wajahnya, "kau pasti salah satu lontenya si Aldi itu kan, aku tahu kalo dia suka piara lonte amoy seperti kamu.." lanjut pak Giman, sambil menjulurkan lidahnya menjilat wajahku.. "ehmmhh..." aku berusaha menghindari jilatan benda penuh liur itu.. "hahahahaha.." pria itu terbahak penuh kepuasan..
.
Sementara itu kurasakan pak Sapto sudah mengeluarkan jarinya dari anusku, dan menyusuri turun belahan pantatku, kearah celah diselangkanganku dan langsung menyeruak masuk.. "arrghh.." erangku..
.
"cari yang teliti pak Sapto hahahaha..." teriak pak Giman.
.
Kugerakan pantatku berharap jemari itu dikeluarkan dari celah kelaminku.. "plak..plak...plak."
..."diam..." bentak pak Sapto sambil menampar kedua bokongku bergantian..
"ah..jangan.. Udah.." aku merintih memohon dihentikan, ketika kurasakan jumlah jari yang diselipkan dimemekku itu bertambah, dan mengorek serta sesekali mengocok kelaminku dengan sangat kasar..
.
"bagaimana pak..?" tanya pak Giman.
.
"susah dipastikan kan, sepertinya perlu alat khusus nih..!" jawab pak Sapto
.
"hahaha... Alat khusus berujung tumpul ya pak..!" timpal pak Giman..
.
Percuma juga pikirku terus meronta seperti, aku juga tak akan mampu berlari melawan mereka berdua, akhirnya aku diam dan membiarkan tubuhku dirabai mereka.

"Nah lebih baik seperti ini.. nikmati saja.." ujar pak Giman ketika aku sudah diam pasrah.
.
Pak Sapto mendorong tubuhku agar naik ke atas meja, aku telentang diatas meja itu, pak Sapto yang berdiri diantara kakiku, mulai melepas celananya dan langsung mengarahkan kontol gemuknya yang sudah mengacung tegak kebibir memekku, "waktunya pemeriksaan..." katanya sambil kedua tangannya membuka bibir kemaluanku dan dengan paksa kontolnya ditekan masuk... "akhh.." jeritku pelan, karena memekku masih belum basah sehingga terasa perih..
.
"wah pak Sapto ini, kesakitan tuh, dibasahi dulu lah memeknya..." ucap pak Giman,
.
"nanti juga basah sendiri pak, ga tahan liat nih, memek tembem banget.!" serunya sambil mendorong lebih dalam..
.
"akh..akh.." aku hanya bisa merintih ketika batangnya mulai bergerak menggesek dinding kelaminku, sementara tangannya menjulur menggapai kedua buah dadaku dan meremasinya.
.
"yang ini biar saya yang urus pak.!" ucap pak Giman yang tiba-tiba sudah naik kemeja, dalam kondisi bugil, ia berjongkok tepat diatas wajahku, duabuah biji yang mengantung dikemaluannya itu menempel dimuka ku, dan bergerak seperti mengusap keatas-kebawah, ketika tangan pemiliknya menggantikan tangan pak Sapto untuk meremasi dadaku.
.
"ehm.. Akh..emh.." erangku, birahiku mulai naik,
"emut biji gua.." pinta pak Giman menaruh kedua biji pelernya dimulutku, kubuka mulutku dan kumasukan salahsatu nya, untuk kukulum-kulum seperti mengulum permen.
.
"ah..ah.. Becek juga akhirnya nih memek akh..akh.." suara pak Sapto tersamar dengan dengusan nafas yang memburu.
.
"iya terus akh.. Emut biji gua.. Yah.. Yah.. Terruss akh..." pak Giman meracau menikmati servis mulutku pada kedua bola kembarnya, dan remasannya dipayudaraku juga semakin keras, ia menarik tubuhnya, berbalik dan menyodorkan kontolnya "sekarang sepong kontol gua.." katanya sambil mendorong batang kontolnya, memaksa masuk kemulutku..
.
"emmphh.." aku tak bisa apa2, dan kubiarkan mulutku dikontolin pria ini.. Kontolnya keluar masuk dimulutku, sesekali dibiarkan nya terbenam, dan langsung kuhisap kuat-kuat.. Selagi menservis kontol dengan mulut, aku juga tak lupa dengan kontol satunya yang sedang mengaduk lubang memekku, kuimbangi setiap sodokannya dengan gerakan menggoyang pinggul atau mengangkatnya seolah menyambut sodokannya..
.
"akh..akh.. Gila ah enak banget neh memek akh ah..." ucapanya..
.
"mulutnya juga enak banget pak.. Akhh.. Lonte mahal kaya nya nih pak... Akh..akh.," sambung pak Giman yang juga terus memompa kontolnya dimulutku.
.
Aku tidak memperdulikan ocehan mereka, disamping aku juga sudah terangsang, aku pun ingin segera mengakhiri ini semua, kugoyang terus pantatku, dan gerakan dari kontol itu juga mulai terasa semakin cepat...
"ahk..ahkh..akh.." suaranya sambil tangannya mencengkram pahaku dengan sangat kuat "ahhh... Ngecerettt.. Guaa,." teriaknya, dan terasa semburan maninya menyemprot didalam rongga memekku..
.
"gantian pak juga udah tahan nih ngerasain memek amoy.." ucap pak Giman yang langsung mencabut kontol nya dari mulutku dan memindahkan nya kememekku "bodo amat ah ada pejuhnya juga, ga tahan gua.." katanya dan langsung membenamkan batangnya kelubang memekku.
.
Pak Giman langsung bergerak maju mundur menggerakan kontolnya, kedua tangannya memegang pahaku yang tertekuk dan dibentangkannya.
"ah..ah.. Akh.. Gila ada ya l0nte yang masih sempit gini,.."ceracaunya. seperti yang kulakukan tadi, kali ini akupun menggerakan pantatku untuk menyambut setiap sodokannya, dan tanganku tanpa sadar meremas payudaraku sendiri.. "akh..akh.. Eah..ak.." aku mendesah terbawa birahi..
.
"kenapa.. Ah,ah.. Enak ya kontol gua..ah..ah..?" tanyanya sambil menyodok lebih kencang.
.
"ah..ah.. Iyah..ah.." gumanku dalam desahan...
.
Gerakannya semakin tak teratur, sementara aku juga mulai merasa akan segera sampai... "akh..ahk..akh.. Terusss.. paaa... Akh... Akh.." ucapku mengerang tak peduli..
Selang beberapa detik kemudian aku tak mampu bertahan lagi... "akhhhhh..." aku menjerit tertahan dihempas orgasme..
.
Pak Giman masih terus menggenjot beberapa kali sebelum kemudian ia mencabut kontolnya, dan naik keatas meja mengangkangiku, mengocok kontol nya yang belepotan sperma dan cairan memekku, tepat didepan mukaku.
.
"akhhh..makan nih pejuh gua..." teriaknya bersamaan dengan muncrat nya cairan kental putih itu dimulutku...
.
Ia bangkit dari atasku, dan betapa terkejutnya aku ketika melihat mas Aldi sudah ada diruangan itu, rupanya tadi selesai mengerjaiku pak Sapto langsung menjemput mas Aldi..
.
"lian..!" suara mas Aldi dengan wajah yang tak kalah terkejutnya melihatku...
"bajingan kalian.." teriaknya berusaha menyerang pak Giman, tapi rupanya tangannya terborgol, pak Sapto langsung menghajarnya, begitu juga pak Giman.
"jangan..jangan tolong hentikan.." teriakku tanpa memperdulikan tubuhku yang masih bugil dan belepotan sperma.

Pak Sapto menarik mas Aldi, mendudukannya dikursi, melepas sebelah borgolnya dan memasangkan nya kegagang kursi..
"waktu kalian dua jam.." kata pak Giman, lalu mereka keluar, meninggalkan kami berdua.
.
"kamu ga apa, ngapain kamu kesini..? Tanyanya.
.
"aku ga apa mas,.." jawabku sambil melap wajahku yang masih belepotan sperma dengan celana dalam, karena ga mungkin dengan kaosku mau pakai apa nanti aku, setelah wajah, ku lap memekku.. Mas Aldi termenung memperhatikan..
"hehehe... Ga apa.." kataku melihat pandangan sayu nya, kutarik bangku satu lagi, dan duduk didepannya masih dengan bugil, toh dia juga sudah melihat semua pikirku.
.
"bagaimana fany..?tanyanya
.
"masih koma.."
.
"bukan aku yang melakukan itu.." katanya pelan.
.
"sebenarnya apa yang terjadi mas?" tanyaku.
.
"aku juga tidak mengira akan seperti ini jadinya, semua berawal dari tender proyek., aku dijanjikan akan memenangkan tender proyek pembangunan bandara, jika aku mau menyerahkan fany untuk dinikmati bos dan rekan-rekan kerjaku.." jelasnya.
.
"apa... Lalu mas menyanggupi..." potongku.
.
"aku sangat butuh proyek itu, aku gelap mata dan menyetujuinya, tapi sumpah itu cuma seks.. Li.."
.
"lalu kenapa bisa sampai terjadi seperti sekarang..?" tanyaku lagi
.
"pak Simon masih belum puas, ia ingin menikmati fany semalaman, lalu aku tidak tahu apa penyebabnya terjadi ribut-ribut, ketika aku masuk pak Simon sedang menenggelamkan fany dibathtub, aku panik reflek kuambil pisau buah dan kutikam pak Simon..!" jelasnya..
.
"kamu jahat mas, mas tahu pengorbanan ci Fany untuk mas..!"
.
"aku tahu Li, aku benar-benar bodoh...maafkan aku..!" ucapnya sambil menangis.
.
"kenapa mas mengarang cerita soal selingkuh, ga cerita sebenarnya ke polisi..?"
.
"karena kalau aku jujur, penelpon itu mengancam akan membunuh Fany..!" jawabnya.
.
"apa..? Penelpon.. Penelpon itu juga kah yang menjanjikan jika tender mas sukses, mas harus serahkan ci Fany untuk bosnya mas..?" tanyaku dengan terkejut.
.
" iya..!" jawabnya pelan..
.
"mas tahu siapa penelpon itu..?"
.
"aku ga tahu, tapi..." ia tampak ragu..
.
"tapi apa mas..?"
.
"itu bukan yang pertama, panti rehab tempat kamu dirawat juga berdasarkan pesan dari penelpon itu, aku dapat 50juta jika bisa memaksa fany merawat kamu disana...!" jelasnya.
.
"plak..plak.." emosi kutampar dia "keterlaluan kamu mas.." kataku.
.
"maaf aku li..." katanya lagi.
.
Semula aku berfikir akan menceritakan soal data yang kutemukan tadi siang, tapi mengetahui semua ini, kuurungkan niatku..
.
"aku curiga penelpon itu juga memberi perintah pada Fany..!" ucap mas Aldi lagi.
.
"maksud mas.?"
.
"sejak berhenti kerja ia bertingkah aneh, dan aku juga melihat bekas dia cek saldo di komputer, ada transfer uang dengan jumlah besar direkeningnya.." jawabnya
.
Aku semakin bingung dengan semua ini.. "apa cuma 2x mas mendapat telpon itu.?" tanyaku..
.
"iya..!" jawabnya.
.
"entah apa perasaan ci Fany, jika tahu semua ini..."kataku,
.
"aku benar-benar nyesel li..,"katanya " kamu jual rumahku saja Li.. Gunakan buat biaya fany.. Surat-suratnya ada dibrankas paswordnya ulang tahun fany.. !" lanjutnya.
.
"rumah mama, sudah dijual untuk biaya ci Fany.."
.
"lalu kalian tinggal dimana.?' tanya nya.
.
"kami mengontrak dekat rumah sakit..!" jawabku,
.
"kalau begitu kalian pindah saja kesana.. Maafin aku li.." katanya lagi, sambil menggenggam tanganku..
"sudahlah mas..!" kataku, sambil bangkit dan memakai pakaianku.. "aku pulang,.." pamitku.
.
"iya, jika Fany sudah sadar, tolong katakan aku sangat menyesal.." pesannya sebelum aku pergi.
.
~
seperti malam-malam sebelumnya aku tidur dirumah sakit menjaga ci Fany, tapi mama juga kali ini tidak pulang, entah kenapa ia diam saja sejak tadi...
.
"ayo ikut.." mama menarik tanganku "mau kemana ma.? Tanyaku kaget, tapi mama tidak menjawab, dia menarik ku keluar dari kamar ci Fany, membawaku ke taman rumah sakit..
.
"katakan darimana uang yang kemarin..? Tanyanya..
.
Akhirnya kujelaskan semua pada mama, mulai dari aku lari dari panti hingga pertemuanku dengan mas Aldi tadi siang.

"anak tolol, kenapa tidak ceritakan hal ini dari awal.." bentak mama..
.
"maafin Lian mah, tapi lian cuma ingin bantu biaya pengobatan cici, lian rela lakuin apapun demi cici.." kataku..
.
"bagaimana bisa seperti ini, kenapa mereka masih tidak melepaskan keluargaku,.." ucap mama geram..
.
"mereka siapa mah, maksud mama apa.. Mama tahu siapa penelpon itu.?" tanyaku..
Mama hanya diam menatapku..
"mah.." panggilku.
.
"anak bodoh kenapa kau melakukan semua ini,." tanya kali ini dengan nada pelan..
.
"lian sayang cici, lian ingin bisa membalas semua yang udah cici buat untuk lian.."
.
"kamu ga iri, sama Fany.." tanya mama dengan mata berkaca-kaca.. Aku hanya menjawab dengan gelengan kepala.
.
" lian tahu, lian cuma bisa nyusahin keluarga, kalo dengan cara ini bisa menolong cici. Lian rela mah.." kataku..
.
"bodoh..."kata mama dan memelukku, inilah pertama kali aku merasakan pelukan mama, hal yang sekian lama sangat kuimpikan.
.
"kamu harus pergi, tinggalkan semua ini..pergi yang jauh!" kata mama.
.
" kenapa mah, lian ga mau, lian akan selesaikan semua permainan, lian akan dapat uang untuk biaya cici.!" kataku bingung.
.
Mama memegang wajahku menatapku tajam "permainan ini tidak akan pernah berakhir.." katanya.
.
"maksud mama.. Apa yang mama tahu tentang semua ini.?" tanyaku.
.
"mama pernah memainkannya.. Permainan yang tidak pernah bisa selesai, dan seolah menjadi kutukan dikeluarga kita...." jelasnya semakin membuatku bingung...
.
Ada apa dengan semua ini, apa yang mama maksud dengan kutukan..

7th sin : the Past.
.
Mama terdiam sejenak, pandangannya menatap kosong..
"kamu pernah dengar cerita tentang tante Lanlan..?" tanya nya kemudian..
"iya.. Adik mama Yang hilang itu kan, dulu oma pernah cerita.. Kenapa mah?".. Tanyaku penasaran,.. karena aku tahu cerita tentang tante cuma dari oma dulu, itupun cuma sekedar cerita kalau mama bukan anak tunggal dan mempunyai adik perempuan yang hilang.. Sementara mama tidak pernah sekalipun bercerita tentang hal itu, bahkan pernah sekali aku bertanya justru omelan yang kudapat..
.
"sama seperti kamu sekarang, tante Lanlan juga bermain permainan seperti ini karena tergiur uang besar, beberapa hari sekali tukang pos datang mengirim surat tanpa alamat pengirim, yang berisi perintah permainan, Dia tidak pernah memperdulikan darimana asalnya yang dia tahu hanya setiap kali menyelesaikan satu permainan uang direkeningnya bertambah, yang ada dipikirannya hanya uang yang didapat bisa membuatnya kaya.. Tapi tidak pernah disadari olehnya, ternyata setiap permainan itu mempunyai satu tujuan, untuk menghancurkan seseorang dan dia hanya diperalat.."
mama berhenti sebentar, menarik nafas dalam-dalam..
.
Apakah kali ini penelpon itu sedang memperalat aku dan ci Fany, siapa yang akan dijatuhkan, bukti suap itu, mungkinkah target sipenelpon itu salah satu penerima suap itu,.
..
"kenapa,.?" tanya mama, melihatku juga terdiam.
.
"enggak.. Lalu bagaimana selanjutnya mah.?"
.
"orang yang jadi target untuk dihancurkan akhirnya mengetahui hal itu, hingga suatu hari tante mu pergi dan tak pernah kembali, entah dia hilang karena si pemberi perintah atau karena si target... Tapi Mamah mendapat surat sebulan pasca hilangnya Lanlan, yang isinya jika ingin Lanlan kembali mama harus melanjutkan sisa permainan sampai selesai,..."
.
"lalu mamah, melanjutkannya..?" tanyaku
.
"mamah sempat melanjutkannya.. Tapi baru 2kali, oma kamu keburu mengetahui, dan melarang mamah untuk melanjutkannya,.!"
.
"kenapa..?" tanyaku
.
"karena menurutnya, Lanlan tidak akan pernah kembali, dan tidak pernah ada yang bisa menyelesaikan permainan ini.. Ini sudah berlangsung sejak leluhur kita dulu.. Entahlah mama juga tidak mengerti, yang jelas setelah kejadian itu kita sekeluarga pindah dari semarang ke Jakarta, dan tak pernah ada lagi surat yang terkirim untuk permainan itu..!"
.
"lalu bagaimana nasib tante Lanlan?." tanyaku..
.
"tak pernah ada kabarnya lagi..!" jawab mama lirih.
.
"mungkinkah tante Lanlan dihilangkan oleh si pemberi pesan.?"
.
"mamah juga menduga seperti itu,. Maka dari itu kamu berhentilah menuruti segala macam permainan itu..." kata mama pelan.
.
Aku tahu tak akan mendapat cerita detail tentang ini semua dari mama, tapi aku tahu jika ingin semua ini jelas aku harus terus bermain...
.
"sudahlah.. Tidak usah dibahas lagi, sudah jam 10, mama pulang dulu, kamu kembali sana kekamar cicimu.." perintah mama.
.
"iya mah,.." jawabku singkat.
.
Semalaman aku tidak bisa tidur, jika benar cerita mama tadi, mungkin saat ini aku sedang menjadi pion yang digerakan oleh si penelpon untuk menghancurkan, targetnya.
.
Seperti biasa ketika mama datang gantian aku yang pulang. Tapi kali ini Taksi yang waktu itu menjemputku sudah ada didepan gerbang Rs. Aku tahu pasti sedang menungguku. kurasa aku memang harus terus bermain, aku membutuhkan uangnya juga ingin membongkar siapa dalang semua ini..
"selamat pagi nona Lian, siap untuk permainan ke tiga.." sambut suara dari monitor lcd ditaksi itu begitu aku didalam taksi.
.
"aku harus apa sekarang..?" tanyaku.
.
"kali ini misi anda adalah menjadi seorang yang direkomendasikan untuk menemani anak dari direktur utama Pt. Cakra Propertindo. Direktur utama perusahaan ini, punya seorang anak laki-laki bernama Mario usianya sebaya dengan anda.." jelas suara itu sambil menampilkan foto seorang pemuda.
.
"sudah setahun lebih Mario, mengalami depresi karena ditinggal kekasihnya.. Dan ayahnya sudah berusaha mengobatinya tapi selalu gagal, atas saran psikiater mungkin seseorang dengan wajah mirip kekasihnya itu, bisa mengobati depresinya.." lanjutnya
.
"apakah aku mirip dengan kekasihnya.?"
.
"lihat saja sendiri.." jawabnya sambil dilayar menampilkan foto-foto pemuda tadi dengan seorang gadis yang ternyata benar wajah dan fisiknya mirip seperti aku
.
"misi kali ini bernilai 150 juta, dan akan bertambah 50juta perhari jika pemuda itu menginginkan anda tetap datang, dan setiap hari yang anda lalui dianggap 1 misi lagi sudah terselesaikan, Dikursi sebelah anda itu ada amplop berisi uang tunai sebesar 100juta hadiah dari misi terakhir anda.." katanya lagi, dan memang sejak tadi ada amplop disebelahku, ku ambil dan kumasukan ke tas.
.
"kenapa berhenti disini?.." tanyaku ketika taksi itu berhenti disebuah salon.
.
"masuklah kesalon itu, semua sudah diatur untuk anda, perawatan dan pembersihan diri, juga pakaian.."  

Aku mendapatkan pelayanan perawatan tubuh komplit disalon ini. Mulai dari mandi susu, meni pedi, hingga wax dan bahkan bulu-bulu kemaluankupun dirapikan, termasuk perawatan organ intim, juga perawatan rambut..
.
Semula aku mengira akan diberi pakaian yang berbeda, atau gimana gitu, tapi ternyata setelah selesai aku hanya diminta berganti pakaian dengan rok dan tanktop hitam.
.
#
Jam 11 siang, Selesai dari Salon aku langsung diantarkan kesebuah rumah yang sangat besar. Berpagar tinggi dan dijaga oleh beberapa orang.. Taksi hanya mengantarku sampai gerbang depan, lalu dengan diantar Satpam aku dipertemukan dengan pemilik rumah..
.
"siapa nama kamu." tanya wanita paruhbaya itu.
.
"Liana bu.." jawabku..
.
"kamu sudah mendapat penjelasankan..?" tanyanya lagi dengan nada yang terkesan angkuh..
.
"iya bu.." jawabku.
.
"ya sudah ikuti pak Dayat, dia akan mengantarkan kamu.." katanya sambil menunjuk satpam yang sejak tadi berdiri disampingku.
"Mari mbak,.." katanya memintaku mengikuti..
.
Satpam itu membawaku kebelakang rumah. Ternyata ada sebuah rumah lagi disana, terpisah dari rumah utama..
"ini tempat den Mario.. Langsung masuk aja mbak, ga usah ketuk pintu, percuma ga akan dibukain.." jelas si satpam, lalu bergegas pergi, aneh sekali.
"non..tunggu sebentar.." sebuah suara menghentikan langkahku memasuki rumah itu. Ternyata seorang perempuan tua bertubuh gemuk.
"ini non, tolong sekalian bawakan makan siang untuk den Mario" katanya sambil menyerahkan nampan berisi nasi dan minuman.. "kalo non juga mau makan nanti kedapur aja minta sama mbok.." katanya lagi.
.
"iya makasih, saya Liana mbok, panggil aja Lian ga usah pake non.."
.
"ya nanti kalo lian perlu apa-apa, minta aja sama mbok,." katanya lagi. "den Mario itu baik, mungkin mulutnya kasar tapi cuma mulut aja.." lanjutnya.
.
Selesai mendengarkan soal si Mario dari pembantunya itu akupun masuk kedalam rumah itu,. Sebuah ruangan kosong, aku masuk keruang tengah, karena kudengar ada televisi menyala.. Disana ada sebuah televisi dan sofa dengan meja yang berantakan oleh puntung rokok dan kaleng-kaleng bekas bir..
"siapa itu..." sebuah suara keras terdengar dari dalam kamar yang ada kiri ruang tengah ini, "saya Lian.. Mau nganter makan siang.." jawabku agak terkejut.
.
"taruh aja disitu.. Cepat keluar..." bentaknya..
.
Kutaruh nampan itu diatas meja dan tetap diam berdiri mematung disitu.. Karena aku juga bingung harus ngapain, tak lama kemudian pria itu keluar dari kamar, tanpa berpakaian hanya mengenakan celana boxer.. Tubuhnya kurus, guratan tulang tampak menggaris jelas dibalik kulit putihnya.. Rambutnya acak2an dan matanya sayu, sebuah rokok yang mengepul terjepit dijarinya.. . "siapa tadi nama luh..?" tanyanya kasar.
.
"liana." jawabku
.
"si tua bangka itu pikir dengan mengirim lonte, seperti lu, yang wajahnya mirip Diah, bakal bikin gua lupain semua hah.." ia berkata sambil mendekatiku memegang wajahku dan menekan tangannya kuat-kuat dipipiku, lalu didorongnya aku, aku langsung terjatuh karena tidak menyangka akan tindakannya itu.
Kulihat iapun sedikit terkejut melihatku jatuh, ia memandangku, menyusuri tubuhku, ah ternyata rok ku tersingkap, aku bergegas bangkit berdiri..
.
Ia mendekatiku, ada perubahan diwajahnya, dari yang terkesan marah, kini berubah menjadi seperti orang bingung.. Kembali disentuhnya wajahku, kali ini tidak kasar seperti tadi, tangannya merayapi wajahku, rambutku.. "Diah... Aku kangen kamu.." ucapnya lirih...
Dan ia langsung memelukku.. "aku sangat merindukan aroma parfum ini .." katanya sambil menarik nafas dalam-dalam ditelingaku.. Setelah memeluk dengan cukup erat ia melepaskannya, namun tangannya tetap dibahuku.. Ia menatapku untuk sesaat, dan kemudian mengecup keningku, lalu berpindah kebibir, beberapa kali kecupan, lalu melumat bibirku, dan kubalas dengan lumatan juga, sambil melumat tangannya bergerak dari bahuku, kedadaku, dan memeremasnya.. Akupun menggerakan tanganku, menyentuh boxernya dan dapat kurasakan batang yang sudah mulai mengeras, kupelorotkan boxer itu dan kugenggam kontol nya, dengan mulut dan lidah kami tetap saling mengulum.
.

.
Dilepaskan lumatannya dimulutku, diangkatnya tanganku agar memudahkannya, melolosi tanktop hitamku, juga bra ku, diremas-remas kedua buah dadaku itu, sesekali ditarik-tarik putingnya, lalu ia menundukan kepala mengemut salah satunya sambil satu lagi tetap diremasnya. "arrhhh..eah..ah.." aku mendesah menerima semua perlakuannya itu. Bergantian kedua payudaraku itu diemut dan diremas olehnya, sebelum akhirnya ia berjongkok dan melepas rok sekaligus celana dalamku.

"selalu rapi.." ucapnya sambil membelai rambut halus diatas kemaluanku...
Lalu ia membelai bibir memekku, menyusurinya dengan kedua tangannya, lalu ia dekatkan wajahnya dan menarik nafas dalam-dalam.. "hmmmpphh...aroma kenikmatan.." ujarnya...
.
"kamu suka aroma memekku..?" tanyaku..
.
Ia menatapku, lalu "bug.." ia menonjok perutku dengan sangat kuat, "aaahhk.. Sakiit.." teriakku, dan langsung berjongkok dengan tangan memegangi perutku..
"jangan berkata seperti lonte, Diah tidak pernah mengucapkan kata-kata kampungan seperti itu.." ucapnya dengan membentak sambil berdiri, lalu Ia dengan kasar menjambak rambutku, dan menyeretku masuk kekamar. Sialan sakit sekali, mataku sampai berkunang-kunang.
.
Tubuhku dilemparkan diatas ranjangnya... "mulut kotormu harus diberi pelajaran..." ia berkata sambil mengangkangiku, "buka.." bentaknya sambil menempelkan ujung kontolnya, akupun membuka mulutku dan membiarkan batang nya mengisi tenggorokanku.. "rasakan ini mulut lonte.." ucapnya dan langsung dengan kasar menggerakan kontol nya keluar masuk, sambil sesekali tangannya menampari wajahku atau menjambak rambutku untuk membentur-benturkan kepalaku ke kasur.. Orang ini benar-benar sakit...
.
Karena gerakan dan tamparannya, sesekali gigiku mengenai kontolnya, dan setiap itu terjadi ia menojok perutku.. "anjing kena gigi lagi, gua rontokin gigi lu" bentaknya mengancam.
.
Dasar cowo sakit dia sendiri yang bikin kena gigi, malah yang disalahin aku..
Tiba-tiba ia berhenti, dan dengan enaknya duduk diatas kedua payudaraku.. "akhh.. Sakit.. Jangan disitu.." protesku..
"diam, mau muka lu yang gua duduki..!" katanya dengan nada masih membentak. Dasar pemabuk baru segitu aja udah ngos-ngos'an..
.
Tak lama kemudian ia bangkit, dan turun dari tempat tidur, mengambil minuman yang tergeletak cukup banyak dimeja kecil dikamar itu, ia menarik kursi didepan komputer duduk menghadapku yang masih telentang diatas ranjang, sambil meminum bir kaleng ditangannyaitu.
"sini.. " panggilnya. Dengan sedikit malas akupun bangun dari ranjang, perut dan dadaku masih terasa sakit..
Kuhimpiri dia, "duduk sini.." perintahnya sambil menggerakan matanya ke arah selangkangannya aku tahu apa yang dia mau, kukangkangkan kakiku sambil kupegang kontol nya yang masih tegak dan berlumur liur bekas dari mulutku tadi. Dengan satu tangan kuposisikan kontol itu tepat dibibir memekku dan tanganku yang satu lagi kugunakan untuk membuka belahan kemaluanku, ketika ujungnya sudah terasa terjepit diantara kedua bibir itu, kuturunkan badanku, dan "jlesss..." batang itu terbenam sempurna dia liangku, dimana posisiku duduk berhadapan dipangkuannya, kutaruh tanganku di bahunya dan kugoyang-goyang pelan pantatku
.
"minum.." ujarnya menyodorkan kaleng bir itu kemulutku, dan terpaksa langsung kuminum. Lumayan untuk menghilangkan bekas bau kontolnya dari mulutku..
.
Dan kali ini, kembali raut muka si stress ini berubah, tidak lagi seperti tadi, kini ia menatapku dengan pandangan yang sejuk oleh penuh kasih, dan bahkan sesekali tersenyum, ketika goyanganku terasa terlalu keras.. Ahh.. Si stress ini ganteng kalo tersenyum.. Andai saja ketemu sebelum semua hal aneh ini terjadi, sepertinya kita bisa cocok.. sama-sama hoby mabuk, biarpun dia cinta bingit ma si Diah itu, tetap ja aku lebih cantik.. Hihihi,..
.
"kenapa senyum- senyum..?" tanya nya.
.
Upps ga nyadar jadi senyum sendiri.. "ga apa.." jawabku singkat.
.
"masa sih kontol gua seenak itu sampe senyum-senyum gitu.." ucapnya
.
Ah anjrit nih si stres, tadi aku cuma nyebut memek aja sampe di tonjokin, sekarang dia enteng banget nyebut kontol..
.
Kutekan kepalanya kedadaku, dan akupun mulai bergerak naik turun diatas nya, "akh.. Akh.. Akh.." desahku,. Sesekali kugerakan memutar dikontol nya, "akh.. Iya teru..ss akh,akh.." suaranya dia antara mulutnya yang terbekap, kedua daging kembarku.
.
"ahh..akh..kh.." suara desahanku ketika tangannya meremasi kedua dadaku itu, dan akupun semakin cepat bergerak naik turun, dimana kali ini ia pun turut bergerak menyodokan kontolnya dimemekku.. Birahi membawa kami terbang, aku merasakan memekku terasa sudah begitu sangat basah, suara kecipak dari pergesekan kelamin kami sesekali terdengar diantara desahan..
.
Ia menarik tubuhku dari atasnya, kami sama-sama berdiri aku menghadap kursi dengan satu kaki diatas kursi dan tangan bertumpu diatas sandaran kursi, Ia kembali memasukan kontolnya sambil berdiri, kembali memekku dihujami tusukan benda lunak nan keras, dan dengan sangat menikmatinya, kusambut setiap tusukan itu dengan goyangan yang membuat si empunya kontol mengelinjang dan meraung merasakan nikmat nya sensasi jepitan lembut didalam celah hangat diselangkanganku ini...
.
"akh..aku.. Akhhh.." teriakku ketika orgasme itu sampai.. Namun aku juga masih sempat merasakan denyutan dibatangnya sebelum akhirnya, cairan kental hangat membasahi lobangku, menyusul orgasmeku.. Kami terjatuh dilantai, dalam lelah nikmat birahi,.. 

"kenapa mau saja, melakukan ini..? " tanya nya ketika kami masih sama-sama terbaring dilantai..
.
"aku butuh uang nya.." jawabku
.
"untuk apa?.." tanyanya lagi.
.
"kakak yang lagi dirawat dirumah sakit..."
.
"klasik banget.." ucapnya
.
"bodo.. Emang kenyataannya gitu.." jawabku mulai bete dengan nada bicaranya.
.
Ia bangkit, keluar kamar, dan kembali lagi dengan membawa nampan nasi yang tadi kubawa.
Kembali duduk disisiku.. "makan yuk..!" katanya sambil menepuk badanku. Akupun bangkit.. "nih.." dia menyodorkan sendok yang berisi nasi dan lauknya ke depan mulutku... Dan bagai tersihir aku membuka mulutku menerima suapannya.. "enak...?" tanyanya sambil tersenyum, sweet maksimal bingit tuh smile...
.
Aku hanya mengangguk, dan kuambil minuman untuk menghilangkan haus dan canggung, karena ini pertama kali aku disuapi cowo, walau dalam kondisi bugil dan masih terasa sangat lengket diselangkangan akibat cairan sperma yang belum sempat kubersihkan.. Kami makan satu piring berdua sampai habis.. Setelah itu kami mandi bersama, saling membersihkan diri...
.
Hari itu Mario bercerita tentang pacarnya si Diah itu. Ternyata pacarnya meninggal karena kecelakaan, namun ia menduga kecelakaan itu rekayasa ayahnya, yang tidak setuju akan hubungan mereka, dan yang mengejutkan ternyata ayah si Mario ini, adalah Wicaksana Prawiro, nama yang sama yang ada didaftar transfer ..
.
"sudah sore pulanglah...!" katanya padaku, "ehm..besok.. Aku datang lagi..?" tanyaku..
.
"datanglah lebih pagi.. Aku akan mengajak kamu, kesuatu tempat.." katanya..
.
~
.
" tunggu mbak.. Bapak mau ketemu.." pak Dayat satpam yang tadi mengantarku, mencegahku pulang..
Aku diantar masuk kerumah besar itu, kesebuah ruangan yang besar.. Seorang pria dengan tubuh gemuk besar duduk disofa,
.
"duduk.." katanya, sambil menepuk sofa disebelahnya. akupun duduk disamping nya.. "bagaimana apa dia memintamu datang lagi..?"
.
"iya pak.." jawabku.
.
"dia ada cerita sesuatu?.."
.
"cuma soal pacarnya.." jawabku lagi.
.
"hmmm..." ia menarik nafas dalam-dalam " pasti dia menyalahkan aku kan.." ucapnya
.
Aku hanya mengangguk,
"tolong ikuti semua maunya, aku akan jamin hidupmu dan keluargamu, aku tahu kalau kau ada kakak yang sedang koma, akan kubiayai sampai sembuh.." ucapnya.. kalau dilihat tampaknya pak wicaksana ini, sangat menyayangi anaknya, jika aku bisa mendampingi anaknya mungkin aku bisa menjadikannya sebagai jalan keluar untuk lepas dari penelpon itu.
.
.
Supir pak Wicaksana mengantarkanku kekontrakan, ternyata mama sudah ada disana..
"mama ada disini.." tanyaku.
.
"kamu benar-benar tidak pernah mau mendengar apa yang dibilang orang tua.." bentaknya.
.
"maaf mah.. Tapi kali ini Lian yakin, Lian bisa membuat kita lepas dari permainan ini.." jawabku berusaha meyakinkan..
.
"beberapa generasi keluarga Lau, tidak pernah bisa terlepas dari ini. Memang kamu bisa apa, yang kamu bisa selama ini cuma mabuk dan hura-hura" katanya keras..
.
"dari cerita mama jika permainan ini tidak dilanjutkan akan ada korban, Lian ga mau mah salah satu dari kita jadi korban atau tiba-tiba hilang."..
.
"pokoknya mama tidak mau tahu. Kamu harus berhenti..." bentaknya
.
"Lian ga mau.. Lian akan terus.." kataku sambil kembali pergi, karena jika salah satu dari kami tidak pergi keributan ini tidak akan pernah selesai.
.
Aku langsung kerumah sakit, dan mencurahkan keluh kesahku kepada Ci Fany, yang terbaring diam tak berdaya.
..
"lagi ada masalah..?" tanya Suster Evi, yang sedang memeriksa infus di ci Fany..
Aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaannya itu, memang kami sudah cukup akrab tapi tetap tidak mungkin aku cerita tentang masalahku....
.
Dan tanpa menghiraukan larang mama, aku kembali datang ketempat Mario, dengan diantar Taksi itu.. Belum ada perintah aneh yang harus kulakukan, ia hanya memintaku untuk sebisa mungkin menjalin hubungan yang erat dengan Mario.

Hari itu Mario mengajakku untuk keluar. Mengunjungi tempat-tempat yang biasa dikunjungi dengan Diah, Mario sangat bersemangat menceritakan kisahnya. Sangat membosankan buatku.
.
Dan sorenya pak Wicaksana kembali menanyakan segala hal tentang yang kulakukan bersama Mario tadi, namun kali ini dikantornya, sopirnya membawaku ke kantornya sebelum pulang..
.
Aku merasa ini kesempatanku setelah melihat ia cukup puas dengan perkembangan Mario..
.
"Darimana kamu dapat ini...?" tanyanya sambil melihat kertas yang berisi bukti transfer, namun tidak nampak keterkejutan diwajahnya.
.
"dari tempat cici Saya.." jawabku
.
"jelaskan dari awal sejelas-sejelasnya.." kata Dia lagi.
.
Dan akupun menjelaskan semuanya, tapi tentu saja tidak kuceritakan tentang seks yang harus kulakukan demi misi-misi itu..
"transaksi yang kau gagalkan itu, adalah tender ulang untuk menggantikan perusahaan pak Simon.." jelasnya.
.
"jadi semua ini, berhubungan...?"
tanyaku
.
"iya, dan target yang ingin dihancurkan adalah aku...!" jelasnya "kecelakaan Diah, untuk membuat depresi Mario juga oleh mereka.."
.
"mereka itu siapa..?" tanyaku
.
"sebuah kelompok yang sudah ada sejak dahulu, seperti sebuah sekte, mereka menguasai hampir 80% ekonomi di Asia.." jelasnya.
.
"tapi kenapa keluarga saya terus yang dipaksa melakukan ini..?"
.
"entahlah, yang kutahu tidak sampai sejauh itu.. Untuk sementara ikuti saja permainan mereka.. Tapi Kamu harus segera memindahkan kakakmu, usahakan jauh dari Jakarta, aku tidak bisa bantu karena mereka mengawasiku sangat ketat.." jelasnya..
.
Memindahkan ci Fany bagaimana mungkin, mama pasti tidak setuju, tapi jika tidak kulakukan aku takut nyawanya terancam, jika dengan orang sekelas pak Wicaksana saja mereka bisa seperti itu, apalagi dengan keluargaku..

==============
8th Sin : the slave
======

.
(Stefany stories)

.
Arrgh dimana ini, aku terbangun disuatu tempat keramaian yang sangat aneh, seperti kota atau pasar dimasa lalu, bangunannya, cara berpakaian orang-orangnya, ini mengingatkanku akan situasi pada film-film silat mandarin.. Tapi kenapa aku bisa sampai disini, apa yang terjadi, dan oh tidak,. aku ternyata tidak memakai sehelai benangpun, tubuhku bugil.. Tapi orang-orang ini seperti tidak melihatku.. Apakah sekarang aku menjadi hantu, apa yang terjadi ini...
.
"tolong.. Tolong.. " suara teriakan minta tolong dari seorang wanita, wanita itu berlari kearahku, dibelakangnya sekelompok orang berpakaian hitam menunggang kuda mengejarnya, gadis itu menorobos kerumunan orang, sambil terus berteriak meminta tolong, dan ketika beberapa langkah lagi, wajahnya, tubuhnya.. Kenapa begitu persis dengan aku..
.
"akrrrqhhh..," apa ini, aku seolah tersedot masuk dalam tubuh wanita itu, dan kenapa kini jadi aku yang dikejar oleh mereka, aku terjerembab dan sedetik kemudian tubuhku langsung terlilit oleh tali-tali yang dilemparkan oleh para penunggang kuda itu, masih dalam kepanikan dan bingung akan semua yang terjadi, aku terus meronta berusaha melepaskan diri...
..
. ##
==============
(Liana stories)

.
Tubuh ci Fany bergerak-gerak, nafasnya terkesan memburu, aku memencet tombol untuk memanggil suster, tak lama suster Evi datang.
"ada apa..?" tanya nya..
.
"tubuh cici, tadi seperti bergerak..!"
.
Suster Evi, segera menghampiri ci Fany, ia memegang tangan nya memeriksa denyut nadi. Lalu mengecek monitor jantung..
"bagaimana sus..?" tanyaku khawatir.
.
"tidak apa-apa, semua sudah kembali stabil..!" jelas suster Evi
.
"kenapa bisa seperti itu..?" tanyaku lagi.
.
Suster Evi tidak langsung menjawab, ia membimbingku untuk duduk disofa, kami duduk bersebelahan,.
"sama seperti orang yang sedang tidur terkadang kita bermimpi, mungkin tadi cici juga bermimpi, atau mengalami kejadian dialam bawah sadarnya.." suster Evi menjelaskan kemungkinan yang terjadi.
"dan gerakan dari tubuhnya tadi, menunjukan respon sensor motorik antara otak dan tubuhnya masih berfungsi baik.." lanjutnya memberi penjelasan.
.
"suster, sampai kapan ci Fany bisa sadar...?"
.
"sabar... Kakakmu pasti akan sadar, hanya butuh waktu..!" jawab Suster Evi sambil merangkul tangannya kepundakku, dan membelai rambutku, sebuah hal kecil yang begitu nyaman buatku.
.
"aku seperti pernah melihat simbol seperti ini..!" seru suster Evi tiba-tiba.. sambil mengambil handphone yang kupegang karena panik tanpa sadar kupegang sejak tadi, memang sebelum suster Evi datang, aku sempat ingin menelpon mama, tapi aku salah ambil ponsel dari tasku, ternyata ponsel dari si pemberi permainan yang kuambil..
.
"simbol...?" aku baru menyadari, ternyata diponsel yang kudapat dari penelpon itu, memiliki simbol aneh, yang terlihat jika posisinya terbalik. "seperti mata..!" gumanku.
.
"yah.. Aku pernah melihat lambang seperti ini, semula aku berpikir itu hanya grafiti biasa, tapi entah kenapa setiap kali melihatnya seolah ada suatu misteri didalamnya, aku bahkan saking penasarannya sempat mencari info tentang simbol itu di internet .." jelas Suster Evi.
.
Aku ingat smartwatch ci Fany masih ada di tasku, segera kuambil, dan dugaanku benar disisi belakangnya juga terdapat gambar yang sama.
"lihat ini sus,..!" kataku, sambil menunjukan simbol dibalik smartwatch itu.
.

.
"darimana kamu mendapatkan ini.?" tanyanya
.
"seseorang mengirimkannya padaku.. Suster sendiri dimana melihat simbol seperti ini...?" tanyaku balik.
.
"dirumah salah satu pasien,.." jawabnya
.
"suster Evi tahu arti dari simbol ini..?"
.
"aku sempat mencari informasi tentang simbol mata ini di internet, tapi entahlah tak ada informasi yang jelas, simbol ini sering disebut sebagai "Eye of Horus",.." jelasnya.
.
"aneh.. Ehm memang dimana suster melihat simbol ini..?"
.
"dirumah salah seorang pasien, belum lama ini dia menjalani operasi dirumah sakit ini, pasca operasi saya ditugaskan setiap hari kesana untuk mengganti perban.." jelas suster Evi, "kenapa kamu tertarik sekali sepertinya..?"
.
"ga apa, .. Eh cuma penasaran aja.." jawabku mengelak.
.
"jangan bermain dengan hal-hal seperti ini, mungkin ini hanya sebuah mitos, tapi bisa juga memang benar-benar ada.." kata Suster Evi seolah berpesan.
.
"bagaimana jika sudah terlanjur terlibat..?" ucapku lirih.
.
"maksud kamu..?" tanya suster Evi dengan wajah bingung....


============
(Stef stories)

.
Aku terbangun disebuah kamar yang benar-benar mirip seperti difilm-film silat, dinding kayu dan kertas, tempat tidur dengan hiasan kain-kain berwarna cerah yang begitu halus dan lembut, dan meja dan kursi dari kayu.
"sreek.." pintu terbuka, seorang gadis muda datang masuk " nona sudah sadar." sapanya..
.
"dimana ini..?" tanyaku.
.
"nona berada di Wisma Teratai.." jawabnya
.
"Wisma Teratai, tempat apa ini, kenapa aku bisa ada disini..?" tanyaku kembali.
.
"sebaiknya nona mandi dulu, nanti saya antar ke ny. Liu,..!" jawabnya.
.
"siapa Ny.Liu..?!
.
"pemilik dari tempat ini..!" jawabnya lagi.
.
Gadis itu membawaku, keluar kamar, menuju kamar disebelahnya, ternyata kamar mandi, sebuah bak mandi terbuat dari kayu, dengan air yang tampak mengepulkan uap, dan penuh bunga-bunga dengan Aroma yang begitu terasa nyaman, tak lama kemudian datang dua orang gadis yang sebaya dengan gadis itu, mereka tidak mengenakan busana sama sekali, "mereka yang akan membantu nona mandi." jelasnya seolah menyadari kebingunganku akan mereka, "saya keluar dulu nona." lanjutnya, meninggalkanku dengan dua gadis bugil ini.
.
"aku bisa mandi sendiri..!" protesku ketika kedua gadis itu ingin melepas pakaianku.. "maaf nona ini perintah Ny.Liu.." kata salah satu gadis itu dan mereka terus melucuti pakaianku.. Aku dibimbingnya masuk ke bak kayu itu, airnya hangat dan wangi. Satu gadis bugil ikut masuk kedalam bak yang tingginya sepinggang itu. Sementara yang satu lagi tetap berdiri disisi bak sambil menambahkan air yang disendoknya dari ember-ember kayu yang seperti nya sudah dipersiapkan untuk mengontrol suhu air dibak yang kumasuki ini.
.
Gadis yang naik ke bak mandi bersamaku, mulai menggosoki tubuhku, menggunakan bunga-bunga yang bertebaran diair itu, seluruh tubuhku digosoki oleh tangan-tangan lembut mereka, nyaris tak ada bagian yang terlewat, termasuk lubang vagina dan anuspun tak luput dibersihkan, sekitar setengah jam aku menikmati mandi air hangat, dan setelah selesai mereka memakaikan aku pakaian berbentuk kimono, dari bahan sutera halus, berwarna merah muda dan sangat transpran apalagi aku sama sekali tidak mengenakan pakaian dalam, seperti didalam film, aku dibawa kesebuah ruangan besar yang penuh tiang-tiang besar penopang atap, seorang wanita tampak duduk anggun diujung sana..
.

(ny. Liu)
.
"selamat datang nona. Jia.." ucapnya menyambut kedatanganku, "kau tahu kenapa kau dibawa kesini.?''tanyanya.
.
"tidak..! apa maksud dari semua, namaku bukan Jia.." ucapku.
.
"hahahaha.. Kau adalah nona dari keluarga Jia, keluarga yang sejak turun temurun dilahirkan untuk menjadi budak keluarga Ming.." jelasnya.
.
"apa maksudmu aku bukan marga Jia.."
.
"keluargamu boleh lari, boleh mengganti marga tapi tak akan pernah bisa lari dari takdir, para nona dari keluarga Jia sudah ditakdirkan menjadi budak dari keluarga Ming sampai akhir jaman." jelasnya lagi.
.
Aku sungguh tidak mengerti akan semua ini, apakah sekarang aku sedang kembali lalu, apakah benar aku dari keluarga yang ditakdirkan untuk menjadi budak ..
.
Ny.Liu berjalan mendekatiku, aku bisa melihat jelas wajahnya, dan sepintas wajahnya terasa begitu mirip dengan mama.
"keluar.." perintahnya kepada dua pelayan yang sejak tadi berdiri disisiku.
"nanti malam, tuan muda ke 13 dari keluarga Ming, akan datang dan kau akan menerima kehormatan untuk diperawani oleh pewaris mahkota keluarga Ming.."ucapnya sambil tangannya membelai wajahku
menyusuri leher, dada, dan melepas tali kimono dipinggangku kini tubuh bagian depanku terbuka dihadapannya.. "benar-benar calon pelacur yang sempurna.." gumannya sambil tiba-tiba tangannya menyentuh selangkanganku, refleks aku mendorongnya "aku bukan pelacur.." teriakku.
.
"plak..plak.." dua kali ny.Liu menamparku, "budak kurang ajar.." bentaknya.
"pelayan bawa budak ini.." teriaknya lagi, dan dua orang pelayan tadi menyeretku dengan kasar dari ruangan itu, aku berusaha meronta karena perlakuan kasar mereka.
.
==============
(Liana Stories)
.
.
"suster lihat, tubuhnya bergerak-gerak lagi..." kataku pada Suster Evi, sambil bangkit dari kursi menuju ranjang ci Fany, suster Evi juga mengikutiku.
Ia memegang tangan ci Fany, memeriksa nadinya.. "mungkin kakakmu sedang mengalami sesuatu di alam bawah sadarnya.!"
.
"apakah itu wajar sus..?" tanyaku.
.
Suster Evi memandangku dan tersenyum.. "kamu sayang sekali ya sama kakakmu, ga apa itu wajar, hal biasa untuk orang yang sedang koma, saat ini mereka seolah sedang mengalami kehidupan lain,." jelasnya.
.
Apa yang sedang kamu alami disana ci, apapun itu cepat kembali ci, cepat bangun dari tidurmu. kugenggam tangannya, berharap dia bisa merasakan bahwa ada adiknya disini, yang menunggu dan berharap dia cepat kembali ...  

###
==============
.
(Stefany stories)

.
Aku dibawa kembali kekamar tempat pertama kali aku sadar tadi, tak lama pelayan muda tadi menyusul masuk kamar, membawa nampan berisi makanan..=a
"nona, silahkan makan dulu.." ucapnya sambil menaruh nampan makanan itu dimeja.
.
"siapa nama kamu.?" tanyaku
.
" nama saya Siao-ti.. nona..!" jawabnya.
.
"marga mu..?"
.
"Jia.. "jawabnya lagi, agak terkejut juga aku mendengarnya, "semua yang ada di wisma Teratai ini dari pelayan hingga bahkan ny.Liu bermarga Jia, dan kami semua yang disini juga pernah mengalami apa yang akan nona alami malam ini.." lanjutnya.
.
"apa.." aku sungguh tak percaya mendengar semua ini "jika dia memang bermarga Jia juga, kenapa dia begitu tega menyerahkan gadis Jia, untuk jadi budak.." ucapku geram.
.
"ini takdir nona.." jawabnya.
.
"lalu kenapa kau sekarang menjadi pelayan ditempat ini..?" tanyaku lagi.
.
"setelah keluarga Ming mengambil kesucian kami, gadis-gadis dari keluarga Jia biasanya akan diberikan kepada para pedagang asing, yang berniaga dengan keluarga Ming, entah akan dibawa kemana, tapi dimanapun mereka berada, mereka tetap, budak dari keluarga Ming, beberapa ada yang bernasib lebih baik karena bisa tetap tinggal wisma Teratai ini, walaupun harus rela menjalani hidup sebagai pelacur.." jelas nya..
.
"apakah tidak pernah mencoba berontak melawan.?
.
"bukankah keluarga nona yang mencoba melawan, dengan cara kabur dan mengganti marga ketika nona akan berusia 13tahun, karena diusia itulah gadis keluarga Jia harus diserahkan kepada keluarga Ming. Tapi akhirnya nona juga tertangkap dan berakhir seperti sekarang. kerajaanpun tidak ada yang mampu melawan kekuasaan keluarga Ming.." jelasnya panjang lebar.
.
"jika kita sama-sama senasib kenapa kau masih memanggilku nona..!"
.
"karena sampai kesucian anda direnggut, anda masih seorang nona dari keluarga Jia.. " jawabnya.
.
Kesucian apakah tubuh ini masih suci, aku berjalan menuju cermin disisi kanan kamar itu, kulepas jubah tipis ini, kutatap tubuh ini dicermin, masih terlihat begitu bagus, buah dada yang masih membulat, dan kemaluan yang masih begitu rapat, seperti tubuhku beberapa tahun lalu.
.
Aku percaya sesuatu terjadi karena ada tujuan dan alasan, kuputuskan untuk menjalani ini, mungkin ada jawaban yang bisa kutemukan, untuk segala keanehan ini, aku menurut saja ketika Siao-ti mengajakku melihat kegiatan hubungan seks disalah satu kamar di wisma yang ternyata tempat pelacuran ini, biar tidak kaget nanti katanya..
.
Menjelang malam suasana tempat ini berubah ramai, "sudah waktunya nona.." kata Siao-ti, "tuan muda dari keluarga Ming sudah datang, nona bersiaplah.."
.
"aku sudah siap,." jawabku..
.
Sejak tadi sore pelayan dari wisma ini sudah merias dan menata rambutku, serta memakaikan perhiasan, namun baju yang kukenakan tetap sama jenisnya dengan yang tadi, hanya warnanya saja yang lebih mencolok, tak lama kemudian seorang pria masuk dengan diantar ny.Liu, dan seorang pelayan membawa nampan berisi sebuah gelas perak.
"ini Tuan Muda Wen dari keluarga Ming, layani beliau dengan baik.." kata ny.Liu, mengenalkan pemuda itu, lalu tangannya memberi isyarat kepada pelayan sipembawa nampan untuk mendekat "minum itu.." perintahnya padaku sambil menunjuk gelas perak dinampan itu, tanpa banyak bicara kuminum air digelas itu rasanya sangat manis lebih manis dari syrup.
.
"tuan muda sekarang budak ini sudah bisa anda nikmati." ucap ny.Liu sambil menarik tali pengikat gaun yang kukenakan yang membuat gaun itu melorot seketika dan tubuh bugilku langsung terpampang bebas, seolah tubuh ini hanya sebuah hidangan yang dibuka bungkusnya untuk dihidangkan pada tamu..
.
Aku masih berdiri ketika ny.Liu sudah meninggalkanku berdua saja dengan pria yang disebut sebagai tuan muda ini.
"siapa namamu..?" tanyanya sambil berjalan mengitariku dengan mata menjelajahi sekujur tubuh bugilku.
.
"fany..!" jawabku
.
"nama yang aneh.." gumannya. .
Aku merasakan tubuhku panas tiba-tiba, pria itu menyentuh punggung telanjangku, dan tubuhku seolah merespon dengan begitu cepat, kenapa seperti ini, minuman tadi pasti semacam obat perangsang..
.
Aku dibaringkan diranjang, sementara ia melucuti pakaiannya sendiri, setelah bugil ia naik keranjang memposisikan diri disampingku, sambil membawa gelas.. "pejamkan matamu.." perintahnya, dan langsung kuturuti.
.
Dingin tetesan air terasa menyentuh dahiku, hidung dan mulut, ketika dimulut air menetes lebih banyak menggenangi celah bibirku, ada sedikit rasa manis terasa dilidah, lalu terus keleher dada, kedua putingku dan juga perutku ditetesi nya..
Aku dapat mendengar suara gelas yang diletakan dimeja, sedetik kemudian bisa kurasakan dahiku yang tadi ditetesi air mulai dijilati, lidah basahnya menyusuri titik-tik air didahi dan hidungku, dan ketika sampai dibibir, kurasakan hisapan kuat nya, dan pengaruh minuman perangsang tadi benar-benar membangkitkan birahiku.

Aku tak kuasa lagi untuk menutup mulut, mulutku terbuka dan kami langsung saling lumat, saling hisap, berpagutan beradu lidah dalam balutan birahi.
"kau sangat liar.. Kucing betina." ucapnya ketika mulut kami sudah saling terlepas, dan kembali lidah nya menyusuri tubuhku mengikuti jejak dari tetesan air tadi, menyusuri leher, bulatan dada dan juga puting, sementara tangannya bergerak lembut diselangkanganku, dengan jemari yang mengitari bibir kewanitaanku.
.
"akhh..argh..yeah..ahh.." aku mendesah, menikmati hisapan bergantian, di kedua putingku, dan sentuhan jemarinya bibir kelaminku.. "apakah kau menikmatinya..? Kucing liar..!" tanya nya sambil menatapku dengan senyum mesum.. "arrghhh.." aku mendesah ketika jarinya ditekankan lebih keras diselangkanganku, "hahahahaha.." ia tertawa dan kembali menunduk menjilati leherku, aku bergerak menggelinjang, kakinya dinaikan kekaki aku, dan kurasakan pahaku menyentuh batang hangat di pangkal pahanya.
.

.
Kembali tubuhku menjadi sasaran permainan lidah dan belaian serta remasan tangan dari Tuan muda ini, yang nampaknya sangat piawai bermain birahi.
.
"akhh..eakh..akh.. Akh.." erangku semakin menjadi ketika giliran rongga sempit diselangkanganku ditembus ujung lidahnya.. Aku benar-benar terbang keatas puncak nafsu, tubuhku bergerak menikmati jilatan lembut benda basah berliur itu, yang terasa begitu nikmat menggelitik liang senggamaku..
.
Dia berhenti, lalu mengangkat wajahnya dari celah kakiku, "saatnya kunikmati darah sucimu, gadis marga Jia.." ucapnya, sambil menekuk kedua kakiku, dan mengarahkan ujung kontolnya kedepan celah kelaminku, yang sudah basah oleh cairan birahiku dan liurnya tadi, Ia menggesek-gesekkannya diantara celah itu.
"nikmatilah saat-saat takdir resmi menjadikanmu budak keluarga Ming.." katanya sambil mendorong masuk ujung tumpul batang kontolnya..
.
"arrrghh..." teriakku ketika kurasakan sakit, saat batang itu membobol selangkanganku.. Ia mencabut batang nya, dan menyentuh kemaluanku.
"lihat ini darah kesucianmu.. Dan kini kau sudah resmi menjadi budak.." katanya sambil menunjukan jemarinya yang bernoda darah, lalu ia menjilat darah itu menjijikan sekali, tapi ternyata aku masih perawan disini, bagaimana bisa apakah ini memang bukan tubuhku.
.
Tuan muda keluarga Ming ini kembali memasukan batang kontolnya, kecelah sempit kemaluanku, dan mulai bergerak memompa keluar masuk batangnya, menggagahiku dengan penuh nafsu.. Akupun terbawa kembali kedalam lautan birahi.. "ah..ah..ah,.." suara desahan mengiringi laju perjalanan birahi kami.
"akh..nikmat .. Sekali... Akh.. Lubang para gadis dari keluarga Jia memang luarbiasa, tak salah jika keluarga Ming, menjadikan kalian budak nafsu..akh.. Akhh.. Rasakanlah ini, pelacur... Akkh...arghah." ucapnya dengan nada menghina, dan sambil terus bergerak naik turun dengan gerakan yang semakin cepat..
.
"nikmatilah.. Tuan muda akh..akh.. Tunjukan keperkasaanmu kepada budakmu ini.." Ucapku, sambil menggerakan pinggulku dan sesekali kukonsentrasikan untuk mengerakan otot didalam kemaluanku, agar kontolnya terasa dijepit... "akhhh... Akhrgg,.." ia berteriak dan gerakannya semakin cepat.. "kenapa Tuan Muda.. Apakah kau sudah tak mampu bertahan lagi.." kataku, karena aku mengetahui sebentar lagi ia akan mencapai puncak..
.
"kamu terlalu banyak bicara, budak..." ucapnya, lalu melumat bibirku, dan kubalas lumatannya dengan tak kalah bernafsu.
.
Posisi berciuman ini membuat tubuhnya sejajar menindihku denganku, kupeluk badannya karena ukurannya tidak terlalu besar dengan cepat kugerakan tubuhku dan berguling, berhasil kini aku yang menindihnya..
.

.
"sekarang giliran budakmu ini melayanimu Tuan muda.." ucapku dengan mendesah, dan ku langsung merubah posisi menjadi duduk dengan kontolnya tetap tertancap dikemaluanku.. Aku bergerak naik turun, kuraih kedua tangannya dan kuletakan didadaku, ia langsung meremasinya, sementara aku bergerak cepat naik turun dan sesekali berputar..
.
"akh..akh.. Nikmat sekali.. Aku tak kuat lagi.. Akh..akh.." teriak nya.
.
"bertahanlah Tuan.. Akh..akh.. Apakahh.. Kau.. Ti..tidaak maluuu.. Dikalahkann.. Budak..mu..iiniii.. Akh..akh.." ucapku bermaksud menjatuhkannya, walau akupun sudah tak kuat lebih lama lagi.


Kuhentikan gerakan naik turunku, kubiarkan kontolnya terbenam semua ditelan kemaluanku, dan ketika kurasakan denyutan tanda akan orgasme, kugerakan pantatku berputar, perlahan -lahan, dengan batangnya tetap terbenam semua.
"akkkkhhh..akh." ia berteriak dan sebelum benar-benar meledak, aku dengan cepat kembali bergerak naik turun, ia meremas payudaraku dengan sangat kuat.. "akrr..ahhhh..ahh..ah." aku menjerit diantara rasa sakit dan gelombang orgasme, semprotan hangat cairan kental itu disambut dengan lelehan cairan kenikmatanku, tubuhku ambruk diatas, nafas kami saling memburu, kupejamkan mataku untuk sesaat menikmati kenikmatan ini...
..
Entah berapa lama aku tertidur tapi ketika terbangun tuan muda dari keluarga Ming itu sudah bangun terlebih dahulu dan terdengar seperti sedang berbicara dengan seseorang.
.
Gila pikirku, orang ini benar-benar tidak menganggap aku sebagai manusia, dengan seenaknya mengundang seseorang masuk kamar, disaat ada seorang wanita yang baru saja disetubuhinya tergolek bugil diranjang tanpa penutup apapun.
.
"ahkhirnya sikucing liar bangun juga.." ucapnya ketika melihatku bangun, tak kuperdulikan ucapannya, juga tak kuambil pusing dengan tatapan mata mesum pria gendut yang jadi teman bicaranya, aku memungut gaun yang tergeletak dilantai itu, dan segera memakainya.
.
"bagaimana Tuan Wong, cantikkah kucing liar ini..?" Tanyanya pada pria Gendut itu.
.
"cantik sekali.. Tuan.."
.
"gadis keluarga Jia tidak hanya terkenal karena kecantikannya tuan Wong, tapi mereka juga pelacur yang hebat.." ucap Tuan muda itu begitu merendahkan.
.
"anda memang hebat mencari pemuas nafsu tuan muda.." timpal pria itu.
.
"Nah tuan Wong, karena aku menghargai keputusanmu untuk menjual semua hasil rempah-rempah dari tanah Jawa, hanya kepada keluarga kami, maka aku berikan kucing liar ini untuk menemani pelayaranmu ke Jawa Dwipa.." ucapnya.
.
Sungguh bejat keluarga Ming ini bagaimana mungkin dengan seenaknya menyerahkanku pada orang lain.
.
"hahahaha.. Ternyata berita tentang kebaikan keluarga Ming bukanlah cerita belaka, kini aku mengalaminya sendiri.." ucap pria gendut itu terbahak-bahak.
.
"keluarga Ming akan selalu baik dan selalu menjaga teman-temannya, tuan Wong. Tapi ingat keluarga Ming tidak pernah memaafkan orang yang menghianatinya.."
.
" Tuan muda, aku pertaruhkan kepalaku untuk kesetiaanku pada keluarga Ming.."
.
"bagus..bagus.. Tuan Wong, sekarang silahkan kau bawa budak ini, sebagai penghangatmu dikapal nanti.." katanya sambil menunjuk kearahku.
.
"aku tidak mau pergi..." ucapku.
.
"kau hanya seorang budak tidak penting apa yang kau mau atau tidak kau mau.. Tuan wong silahkan lakukan yang kau perlu untuk membawanya.." Tuan muda Ming itu berkata sambil berlalu pergi.
.
"hahaha.. Budak sudah dengar sendirikan, sekarang tinggal pilih mau jalan sendiri, atau perlu kupanggil pengawalku untuk menyeretmu.. Hahahaha.." pria gendut itu berkata sambil terbahak-bahak seolah baru saja memenangkan hadiah besar.
Beginikah nasib keluarga Jia hanya sebagai budak pemuas nafsu.
.
##
==============
.
(Liana Stories)

.
"ayolah suster ajak aku ketempat itu.." bujukku pada suster Evi, setelah tadi dia cerita bahwa besok pagi-pagi sekali jadwalnya untuk datang ketempat pasien dimana ia pernah melihat simbol aneh itu.
.
"bukannya saya tidak ingin mengajakmu, tapi tempat itu.." suster Evi terlihat ragu.
.
"tempat itu kenapa suster..?" desakku.
.
Dia masih terdiam, kutatap dia dengan pandangan penuh harap "tempat itu rumah bordil." ucapnya pelan.
.
"ga apa sus, aku tetap mau ikut. Aku penasaran dengan simbol itu.." ucapku memaksa.
.
"kamu ini, ya sudah besok jam 5 dari sini.." katanya,
.
"makasih suster.." ucapku sambil memeluknya.
.
"sudah..sudah, saya tinggal dulu ya, mau cek pasien lain." katanya sambil keluar dari kamar ini.
.
Suster Evi menepati janjinya mengajakku ketempat pasien nya, "ini rumah bordil.." gumanku ketika sampai disebuah rumah mewah nan besar, "the Lotus inn" sebuah tulisan dengan gambar bunga teratai sebagai logo..
.
"ssst.." suster Evi memberi tanda agar aku tidak berisik. Aku hanya mengangguk.. "kamu tunggu disini.." ucapnya, ketika kami sudah masuk kedalam rumah itu, dengan mata mengarah kederetan lukisan didalam ruangan ini, aku mengerti maksudnya, sementara suster Evi berjalan ke bagian dalam rumah ini, aku berpura-pura melihat lukisan didinding ruangan tamu yang besar ini.. ternyata benar gambar di lukisan ini memiliki simbol aneh tersebut.
"kamu siapa." suara seorang perempuan mengagetkanku tiba-tiba.
.
"eh anu.. Eh. Saya sama suster Evi.." jawabku.
.
"oh sama suster Evi.." gumannya dan berlalu.
.
"cklik." suara pintu disamping tempatku berdiri, refleks aku menoleh. Dan alangkah terkejutnya aku ketika melihat siapa yang keluar dari kamar itu.
.
"mama.." ucapku dengan suara tertahan.

==============
9th Sin : Dilema
.
.
==============
(suster Evi's stories)

.
Gadis itu tampak senang sekali, ketika aku berkata akan mengajaknya besok, dia tidak menyadari skenario apa yang sedang dirancang untuknya, apakah ini adil menjadikan satu keluarga sebagai budak turun-temurun, entah seberapa besar kebencian Liana nanti jika tahu bahwa aku adalah menantu keluarga Ming, keluarga yang saat ini sedang memperbudak keluarganya, walau sesungguhnya menjadi menantu keluarga Ming nasibnya tidak jauh beda, sama-sama diperbudak demi mencapai tujuan keluarga Ming.
.
.
(suster Evi)
.
"bagaimana, apakah kau berhasil memancing gadis itu, untuk ikut ke Lotus Inn..?" tanya Anton, setelah aku keluar dari kamar Stefany.
.
"iya.." jawabku singkat, karena jujur aku setengah hati melakukan ini, aku terlanjur menyukai Lian, senyumnya, cara bicaranya, seolah seperti melihat diriku ketika seusianya.
.
"Jangan terlalu dipikirkan mereka memang sudah ditakdirkan menjadi budak sejak leluhur mereka,.."
.
"kita sudah terlalu jauh, padahal sebagai dokter dari kakaknya kamu bisa melakukan tindakan medis, yang bisa mempercepat kesadaran fany, tapi kamu malah membiarkannya terus terbaring koma, tidak cukupkah 1 orang keluarga Jia saja yang jadi korban perbudakan ini, kenapa kini adiknya juga.?" tanyaku.
.
"mereka yang memulai, berusaha lari dari takdir, seolah tak pernah belajar dari leluhur mereka yang tidak pernah bisa lari. sehingga ini jadi lebih berat buat mereka dibanding keluarga Jia yang lain..."jawabnya
.
"apa memangnya yang mereka lakukan..?"
.
"nanti juga kau akan mengetahuinya, ayolah sekarang kamu seperti biasa temui pak Paul, jerat dia agar semakin tergila-gila padamu .." katanya sambil menarik tanganku, agar aku bangkit dari duduk.
.
"apa..! Sampai kapan kau akan memperlakukan aku seperti pelacur begini ton, aku ini istrimu.." kataku sedikit marah, sambil mengibas tangannya.
.
.
"karena kamu istriku jadi kamu harus menuruti semua perintahku, apakah kamu tidak ingin nanti suamimu ini akan jadi direktur dari rumah sakit ini.. Jangan membantah, ingat berapa banyak sudah yang diberi keluargaku pada keluargamu..!" katanya, menggunakan kata-kata yang sama setiap kali aku menolak perintahnya.
.
3tahun sudah aku menikah dengannya, kami bertemu dirumah sakit ini, awalnya aku melihat Anton sebagai pribadi yang sangat menyenangkan, kendati usianya masih muda, ia sudah menjadi dokter spesialis papan atas, dan sikapnya yang ramah langsung membuatku jatuh hati, apalagi ketika keluargaku dalam kesulitan finasial ia membantunya dengan jumlah uang yang luarbiasa, sejak awal aku sudah menduga kalau Anton adalah orang kaya, tapi setelah menikah aku baru sadar kalau keluarga Anton bukan hanya sekedar kaya, tapi sangat kaya, namun perlakuan mereka terhadap menantu sangatlah jauh dari perlakuan orang terhadap menantu pada umumnya, seperti padaku yang saat jadi suster dirumah sakit ini, tapi kadang harus melakukan hal-hal yang bertolak belakang dari tugas seorang perawat.
.
Dan kini, Anton juga memaksaku menjalin affair dengan pak Paul, direktur dirumah sakit ini, dan aku tak mampu menolak, aku diharuskan menjalin hubungan perselingkuhan dengan pak Paul, pria yang terkenal kerap memaksa perawat-perawat muda untuk melayani nafsunya, dan karena Pak Paul sudah cukup lama menyukaiku, tak terlalu sulit buatku menggoda pria paruh baya ini, sudah 2 kali aku ditidurinya.
.
"ah.. Evi sayang, apakah suamimu sudah pulang." ucap pak Paul saat aku memasuki ruangan kantornya.
.
"sudah pak..!" jawabku pelan sambil duduk disofa yang ada didepan meja kerjanya,.
.
"baguslah, malam ini kita bersenang-senang sepuasnya.." ujar pak Paul, seraya bangkit dari kursi meja kerjanya dan berjalan kearah sofa dimana aku duduk.
.

(pak Paul)
.
"seandainya saja dulu kau memilihku, kita tidak perlu sembunyi-sembunyi seperti ini.." ucapnya, penuh percaya diri, dia tidak sadar kalau sebenarnya ini perangkap, dan seandainya dalam kondisi normalpun aku juga tak akan mau menjalin hubungan dengannya.
.
Pak Paul langsung berlutut diantara kedua kakiku, lalu kedua pahaku dibentangkannya, rok span putih ku pun tertarik keatas memperlihatkan pahaku.
"ehmm..tak sabar aku untuk melahapnya.." ujarnya seraya kedua tangannya menyelusup kedalam rok putihku, dan menarik celana dalamku, hingga terlepas, kubiarkan ia melakukan itu, kurelakan vaginaku menjadi santapan matanya dan seperti biasa sebentar lagi pasti akan jadi santapan mulutnya..
.
"lembab sekali.." ia berkata sambil jemarinya menyelusup kecelah vaginaku.. Menembusnya dan memainkannya bergerak-gerak didalam organ paling intim ditubuhku ini.

".Ahhhrghh..." desahku, ketika jemari itu menyentuh titik g-spotku..
"enaak..?" tanya nya.
"iyaahh..!" jawabku, karena ku tahu, pria ini suka jika merasa bisa membuatku menikmati permainannya...
Sambil terus menggerakan jarinya, tangan satunya mencopoti kancingku satu persatu..
Lalu meremasi payudaraku, aku hanya diam memandang ke langit-langit ruang anini, "akhhh..." desahku, aku tak peduli, jika ini yang suamiku mau, aku akan nikmati perlakuan pria ini, kubiarkan kelaminku dipermainkan jemarinya, dan kedua bulatan didadaku jadi sasaran remasan birahinya.
.
"akhh..ah..." aku kembali mendesah, aku bisa merasakan cairan nafsu sudah membasahi celah vaginaku..
"akh..basah juga.." ujarnya, sambil mempercepat gerakan jemarinya seolah mengocok celah vaginaku, dan menimbulkan bunyi kecipak akibat pergerakan itu.
Selang beberapa saat kemudian dia mencabut jemarinya, kedua tangannya menguak pahaku, lalu ia menundukan kepalanya, diantara kedua pahaku, bibirnya langsung mencucup belahan vagina yang kuyakin terbuka merekah, kerena kakiku dikuakan begitu lebar, "hhhmm aroma yang menggoda." ujarnya sesaat setelah menghirup aroma vaginaku.
.
Bibirnya, menjepit bibir kelaminku dan menarik-nariknya, sesekali berganti dengan ujung lidah yang berusaha menerobos masuk celah sempit nan basah itu.
.

.
Kedua tangannya kini berpindah menguak kedua bibir vaginaku, dan jilatannya semakin dalam menembus rongga vaginaku.
"akh..arghh..ahh.." desisku terbawa arus birahi dari permainan lidah pak Paul divaginaku, "arrgh..akh.." aku semakin tak mampu bertahan saat klitorisku turut menjadi sasaran sentuhan lidahnya..
.
Aku seperti tidak sadar jika saat ini kami berada dikantor, dirumah sakit, pak Paul terus mempermainkan vaginaku dengan lidahnya, aku hanya duduk pasrah menikmatinya, sesekali kubergerak agak maju, seperti ingin lidahnya menembus lebih dalam celah vagina yang sudah sangat becek itu.
.
Puas bermain divaginaku pak Paul berdiri, lalu melepas semua pakaiannya, aku pun melakukan hal sama melucuti pakaianku sendiri, setelah bugil, gantian aku yang berlutut dikaki pak.Paul yang masih berdiri, penisnya sudah tegang maksimal, aku pegang, ku kocok-kocok sebentar, lalu kujilati ujungnya sambil meremasi kedua buah zakar yang menggantung dipangkal kemaluannya itu.
"iya..ah..ah. Hisap terus.. Akhh..nikmati batangku yang pastinya lebih besar dari punya suamimu...yah..ah." ucapnya sambil menekan-nekan kepalaku, agar aku segera memasukan seluruh batang penisnya kedalam mulutku.
.
Aku masih menjilati batangnya, menyusuri urat-urat itu dengan ujung lidahku, memperbaikan lubang kecil diujung kepalanya, dan sesekali sambil menatapnya untuk melihat seringai kenikmatan diwajahnya.
.

.
"Akh..akh..nikmat sekali hisapanmu cantik..akh..." ucapnya sambil terus menjambaki rambutku, akhirnya kumasukan semua batang itu kedalam rongga mulutku, dan untuk sesaat pak Paul menahan kepalaku agar penisnya tetap terkulum olehku. Lalu perlahan ia menggerakan kepalaku maju mundur, mulutku menyusuri batang penisnya, mengikuti gerakannya.
.
"yah..akh, nikmatilah kejantananku ini dengan mulutmu yang mungil itu sayang.." ujarnya sambil terus menjambaki rambutku, disaat batangnya itu keluar masuk, aku pun menggunakan lidahku untuk mengulas lembut batang itu, cukup lama batang penis Pak Paul mengagahi mulutku, sebelum akhirnya ia mengangkat tubuhku dan memposisikan diriku menungging dengan tangan bertumpu pada sadaran sofa, sementara, kedua kaki terkangkang menapak lantai, aku yakin vaginaku terekspos bebas dihadapan pak Paul, yang berdiri tepat dibelakangku.
.
Aku merasakan gesekan ujung kepala penisnya dicelah bibir vaginaku, "siap sayang..akhhh..." ujarnya seraya menekan penisnya menembus lubang vaginaku.
''arggh,.akhh.." desahku ketika menerima sodokan penisnya.
.
"ahhh..sempit sekali..akhh..akh.." ujar Pak Paul, sambil bergerak maju mundur, mengocok lubang vaginaku dengan penisnya..
.
Kudiamkan tubuhku membiarkan batang penis itu bergerak keluar masuk dengan perlahan, menikmati setiap pergesekan urat-uratnya dengan dinding lembut bagian dalam vaginaku.. "ahhihh..akhh.." erangku terbawa birahi yang semakin meninggi. "plak..plak.." pak Paul memukul pantatku, "goyanglah jangan diam saja.." perintahnya, dengan nafas yang ngos-ngosan..
.
Aku gerakan pantatku kekiri kekanan setiap kali menerima sodokan penisnya.
"ya.. Seperti itu.. Akhhh...terus akh.." katanya, disertai gerakan yang semakin cepat, sementara aku juga merasakan, vaginaku semakin basah, suara kecipak dari cairan kelaminku terdengar menyertai gerakan menghujam penis Pak Paul, kedalam vaginaku.

Disela-sela konsistensi gerakan penisnya, menyodoki vaginaku tangang pak Paul juga tak diam, terkadang meremasi bokongku, menguak celah anusku, dan menekan-nekan lubangnya, "akhhrggh,.." membuatku sesekali dipaksa menjerit, atau tangannya merabai punggungku, menyusuri sisi tubuhku, meraih kedua daging kembar yang tergantung bebas didadaku, dan semua itu dilakukannya tanpa mengurangi intensitas gerakan penis..
.
"akh..akh.. Akh.." suara desahan memenuhi ruangan ini, dan gerakan kami juga semakin cepat, puncak orgasme segera menghampiri kami, pak Paul, menepuk pantatku memintaku berubah posisi. Aku segera berbalik, dan kembali berjongkok dikakinya, kupegang penis yang sudah berlumuran cairan dari vaginaku itu, kukocok-kocok sebentar, dan kembali kumasukan kemulutku, aroma vaginaku terasa menempel dibelakang itu, sambil mengulum penisnya, dan meremasi testisnya, satu tanganku yang lain memainkan vaginaku sendiri.
.
Aku merasakan denyutan diseluruh batang nya, kukeluarkan penis itu dari mulutku, kembali kukocok-kocok, dan terasa denyutannya semakin menguat ditanganku.. "akhhh...aku.. Keluaarr..." teriak pak Paul, dan tanpa berusaha mengelak, kubiarkan semburan cairan kental dari penisnya membasahi wajahku, aku tahu inilah momen kesukaan pak Paul, melihat cairan spermanya menjadi masker diwajahku..
Aku tidak memperdulikan itu, karena aku sendiri sedang diambang gerbang orgasme, bahkan aku tetap memegang penisnya, sementara tanganku yang satunya mengocoki vaginaku sendiri.
.
gelombang orgasmeku tiba.. "arrrggghhhh..." erangku bersamaan dengan rasa nikmat yang melandaku.... Aku duduk tak berdaya dilantai, lemas dan lelah.
.
####
==============
(Mom's stories)
.

Akhirnya aku tak dapat menghindar lagi, aku kembali ketempat ini, sebuah rumah mewah yang juga tempat bordil, tempat dimana keluarga Ming, menyalurkan nafsu birahinya kepada gadis-gadis keluarga Jia, tempat dimana aku habiskan masa mudaku dulu.. Mungkin bangunan ini sudah berubah menjadi lebih mewah, tapi kebusukan didalam sana tidak pernah berubah..
.
"cari siapa bu..?" tanya satpam didepan gerbang.
.
"saya mau ketemu ibu Anie.." kataku.
.
"maaf ibu siapa.?"
.
"katakan saja, Wiwi ingin ketemu.." jawabku..
Si satpam itu masuk kedalam posnya, tak lama ia kembali, "silahkan bu langsung masuk saja..." katanya mempersilahkan..
.
Seorang gadis muda sebaya Lian mengantarku ke lantai 3 rumah besar ini, "silahkan tante, ibu Anie didalam sudah menunggu.." katanya ramah.
.
"masuklah wi..." nada suaranya terdengar masih sama seperti dulu, ci Anie sedang duduk disofa, kendati fisiknya sudah terlihat sangat tua, tapi masih terlihat begitu fresh.. "duduklah sini.." katanya, menunjuk tempat disebelahnya..
.
"wi..wi.. Andai saja waktu itu kau turuti saranku dan tidak egois.. Sekarang apa tujuanmu kesini.?" tanya ci Anie.
.
"aku ga tau ci, aku kesini justru ingin meminta saran cici, aku sudah ga kuat, dan tak tahu harus bagaimana.." jelasku.
.
Ci Anie terdiam, sama sepertiku ci Anie juga keturunan keluarga Jia, tapi dia memutuskan untuk tidak menikah, memilih memutus garis keturunan dari keluarganya, dan memilih menjadi pengurus dirumah bordil ini., hal yang sama yang pernah disarankannya padaku..
.
"mereka sekarang sedang menghukummu, tidakkah kau sadari, kematian suamimu, anakmu yang kini terbaring tak berdaya, dan aku juga yakin apa sedang dilakukan putri bungsu mu sekarang, kau pasti mengetahuinya, cepat atau lambat nasibnya akan sama,.!" katanya menjelaskan,
"lalu aku harus bagaimana..?"
.
"serahkan salah satu anakmu, seperti dulu yang dilakukan oleh adikmu, demi melindungi kamu.. Dan aku rasa tidak terlalu sulit, aku tahu salah satu dari mereka itu kan cuma anak angkat tapi keluarga Ming tidak mengetahuinya.." ucap ci Anie setengah berbisik..
.
Ya salah satu dari kedua putriku adalah anak angkat, dan sejak awal ketika mengangkatnya aku juga sudah berpikiran akan menggunakannya untuk saat seperti ini, tapi setelah aku mengurusnya dan membesarkannya sendiri, rasa sayangku terhadap mereka berdua sama besarnya, aku tidak rela menyerahkan salah satunya..
.
"kenapa, merasa berat..?" Ucap ci Anie melihat aku yang terdiam..
.
"aku ga bisa ci..!" jawabku.
.
"cepat atau lambat mereka akan membuatmu memilih.. Sudahlah malam ini kau tidur disini, besok pagi kita bicara lagi, aku selalu menganggapmu adik, jika ada jalan lain aku juga tidak akan menyarankan hal ini, pikirkan baik-baik selagi masih sempat.." katanya lagi, entahlah aku harus bagaimana.
.
Semalaman ini aku benar-benar tidak bisa tidur, apa yang dikatakan ci Anie memang benar jika kuserahkan fany atau Lian pasti salah satunya akan selamat, tapi aku tidak tega, mereka anak-anakku, walau salah satunya bukan terlahir dari rahimku.

==============
(suster Evi's stories)

.
"kamu tunggu disini..!" kataku pada Lian sambil mengerakan pandanganku kearah beberapa lukisan yang tertempel didinding ruangan ini..
Kutinggalkan Lian dan naik kelantai atas, menuju salah satu kamar disana,.. Kuketuk pintunya,
cukuplama aku menunggu sampai akhirnya seorang gadis remaja tanpa busana membuka pintu "nyonya.." ucapnya.. Tanpa kujawab aku langsung masuk kekamar itu, "dimana dia..?" tanyaku ketika tak mendapati orang yang kucari, "dikamar mandi.." jawab gadis itu, tak lama seorang pria tua, keluar dari kamar mandi, dengan dituntun seorang gadis muda yang seusia dengan yang membuka pintu tadi, dan dalam kondisi bugil juga.
.
"aku sudah membawa gadis itu, dia ada dibawah.." kataku langsung pada Pria tua itu, yang juga mertuaku.
.
"akhirnya berguna juga kau..baiklah mari kita temui.." ucapnya.
.
###
==============
(Liana stories)

.
.
Mama terdiam, dan bukannya menjawab pertanyaanku, ia malah balik bertanya "kenapa kamu bisa kesini?"
.
"aku bersama suster Evi, mama sendiri..?" tanyaku lagi,
.
"bukan urusanmu, cepat pergi dari sini.." katanya mengusirku..
.
"biarkan saja dia disini, saatnya dia tahu apa yang sebenarnya..!" tiba-tiba seorang pria tua renta berkata sambil berjalan menggunakan tongkat mendekati kami, sementara suster Evi mengikutinya dibelakang..
.
"tuan tolong biarkan dia pergi, dia tidak perlu tahu apapun.." ucap mama tiba-tiba, dan yang paling mengejukan mama mengatakan itu sambil berlutut dihadapan pria tua itu.
.
"dia perlu tahu takdirnya sebagai keluarga Jia.." kata Pria itu.
.
"dia bukan keluarga Jia tuan, dia cuma anak pungut..!"
.
Aku bagai terkena pukulan telak mendengar ucapan mama, aku anak pungut, apa maksud semua ini.
.
###
========
(fany stories)

.
Sungguh tak bisa kuduga aku benar-benar dibawa oleh tuan Wong, "awww.." teriakku ketika dua orang pengawal Tuan Wong mendorong tubuhku kedalam salah satu ruang dikapal ini, diluar aku mendengar hiruk pikuk awak kapal yang mempersiapkan keberangkatan., apa yang sebenarnya terjadi ini, jika ini mimpi kenapa lama sekali untukku terbangun..
.
Kapal terasa mulai bergerak, terombang ambing oleh ombak, ruangan ini seperti kamar dengan banyak tumpukan kotak-kotak kayu..
Bau pengap begitu terasa diruangan ini,
"kreek.." suara derit pintu terbuka, tn.Wong sipria gendut yang tadi membawaku dari wisma teratai, masuk sambil cengar-cengir..
"hahaha.. Saatnya giliranku menikmati tubuhmu manis.." ucapnya sambil, mendekatiku, dan menyentuh leherku, kutepis tangannya, dan "cuih.." kuludahi mukanya..
"plakkk.." tuan Wong menampar wajahku.." kurang ajar, pelacur tak tak tahu diuntung." bentak nya.
.
"kapal ini sudah menuju ketengah laut, jangan macam-macam atau kau ingin seluruh anak buahku memperkosamu." katanya lagi mengancam.
Aku tahu tak ada pilihan, melihat tadi dengan mudahnya aku diserahkan ke pria ini, maka aku yakin pria ini pun tidak akan ragu untuk menyerahkan aku ke anak buahnya.
.
Aku terduduk disebuah kotak kayu, menunggu apa yang akan dilakukan pria itu,
"buka pakaian mu, cepat, atau kurobek-robek,.." perintahnya, ini satu-satunya pakaian yang kubawa, jika dirobek bisa-bisa aku telanjang selama dikapal, dengan segera kulepas semua pakaian yang menempel ditubuhku, aku berdiri mematung memperhatikan si Tuan Wong itu melucuti pakaiannya.
Perut berlemak itu tampak begitu besar, dan bagian kemaluannya rimbun dengan bulu-bulu jembut, sementara kontol nya yang tidak terlalu besar itu sudah terlihat menegang, "jangan diam saja pelacur,.. Jilati kontolku ini. Bukankah gadis keluarga Jia selalu mengisi mulutnya dengan batang kontol...hahaha.." ia berkata penuh hinaan.. "tunggu.. Merangkaklah menuju kesini..."
.
Akupun menurutinya, merangkak dilantai kayu kapal ini, "hahaha.. Budak yang penurut.." ia terbahak penuh kepuasaan "sini, jilatilah ini, makanan kesukaanmu.." ujarnya sambil memegang kontolnya dan menggerak-gerakkannya, ketika tepat didepannya, kugerakan kepalaku kearah selangkangannya, dan kujulurkan lidahku menjilati dua bola yang tergantung dipangkal kontolnya, dengan posisi aku tetap merangkak, "yah..terus.. Ahkh kau memang luar biasa, pantas saja tuan Ming memanggilmu kucing liar..." ujarnya sambil turut menggerakan biji pelernya itu dilidahku.
.
Kukulum dan kupermainkan kedua biji itu dimulutku, dan lalu jilatanku berjalan kearah batang kontolnya menjilatinya dan akhirnya memasukan semua kemulutku. Kuhisap dengan kuat hingga si pemiliknya meraung "arrrggh.." geramnya ketika kuhisap batang kontolnya... "hentikan.. Aku tidak cepat keluar, sebelum merasakan lubang memekmu..berbaringlah disana.." perintahnya sambil menujuk ranjang berkasur kumal disudut ruangan.

Aku telentang dikasur kumal itu, dengan posisi kedua kaki ditekuk dan terkangkang, tuan Wong menatap selangkanganku untuk beberapa saat, "sungguh mengundang birahi.."gumannya. kemudian Ia mendekatiku, memegang kontolnya, dan ditempelkan dibibir memekku, sambil ditekan-tekan pelan, mencari celah untuk menembusnya. tuan Wong tampak kesulitan memasukan batang kontolnya, karena perutnya yang terlalu besar lumayan menghalangi, "akhh..." teriaknya ketika akhirnya berhasil menembus memekku, "masih sempit sekali.." gumannya, dan mulai bergerak maju mundur..
'akh..akh..akh." akupun mendesah menikmati sodokan kontolnya, kontol Tuan Wong memang tidak terlalu besar, tapi karena sempitnya lubang memekku, setiap gesekannya terasa langsung menyentuh titik birahiku.
Seolah berirama setiap dia membenamkan kontolnya, aku menggerakan pantatku, dan ketika dia bergerak keluar masuk aku yang gantian diam, birahi telah membuatku lupa, bahwa kini aku sedang disetubuhi oleh orang yang sama sekali tak kukenal.
.
"ternyata memang benar, memek keluarga Jia sangat enak.. Akhh..akh... Memek pelacuuur..akhh.." ucap nya diantara deru nafas memburu,.

.
"katakan apakah tadi pertama kalinya kau dipakai tuan Ming..?" tanyanya sambil terus bergerak memompaku..
.
"iyahh.." jawabku pelan.. "Akh.." aku sedikit tersentak ketika ia mencabut kontolnya dari memekku..
"berbalik lah.. Menungging.." perintahnya..
.
"akh..akh.." desahku ketika kurasakan lubang anusku dijilatinya. Sementara beberapa jemarinya bermain dimemekku, aku bener-benar terbuai, menikmati sensasi jilatan lidah dianusku itu, "sekarang akan kuperawani lubang mu yang ini.." ujarnya sambil menempelkan ujung kepala kontolnya dicelah anusku yang baru saja dijilatinya tadi..
.
"akhhh..akh.,sakiit..pelan..pelaaan.." teriakku ketika anusku ditembus kontolnya, aku berusaha bergerak untuk melepaskan diri, tapi kedua tangan nya menahan pinggulku, tidak seperti saat mengerjaiku dimemek, kini gerakan sangat kencang dan kasar, mungkin posisi aku yang menungging ini memudahkan gerakannya.
.
"udaah..akh..akh..pelan..akh..sakit akh.."rintihku karena memang terasa begitu menyakitkan..
.
"diam kau pelacur akh..ah..ini..lebih sempit dari memekmu akhh.. Akh...nikmat sekali...akh.."
.
Dia terus menyodoki lubang anusku tanpa memperdulikan rintihan kesakitan aku, beberapa aku nyaris ambruk tapi ia menahanku, dan akhirnya beberapa saat kemudian ia berteriak-teriak..
"akhhh...rasakan pejuhku akhh.." triaknya klimaks dianusku, pegangannya di pinggulku dilepas aku ambruk dan kontolnya terlepas dari anusku.. "hahaha.. Aku dapat juga merasakan perawan pantatmu... Lihatlah ini pejuhku bercampur dengan darah dari pantat mu..." ujarnya sambil membalikan dengan kasar tubuhku agar telentang.. "makan ini rasakan pejuhku yang bercampur darah pantat mu.." katanya sambil menyodorkan jemarinya yang belepotan cairan sperma dan darah itu, aku menutup rapat mulutku menolak nya.
"buka mulut mu.." bentaknya sambil tangan satunya meremas keras payudaraku "akhwawh.." dan ketika mulutku terbuka karena teriakan kesakitanku, jemarinya langsung menerobos masuk kemulutku, aroma sperma dari anusku itu benar-benar membuat mual, aku sampai meneteskan air mata menahan mual.
.
"hahahahaha..." ia tertawa terbahak-bahak, seperti sangat puas melihatku tersiksa.
.
"ehm... aku ingin membuktikan satu desas desus, tentang tanda lahir di keluarga Jia...buka kaki mu" bentaknya, sambil mengambil kain kecil ia melap memekku, dan dengan kasarnya membuka kedua bibir memekku..
.
"hahaha.. Ternyata benar.. Dasar keturunan pelacur, bahkan para dewa sudah menandai memek kalian..hahaha.." ucapnya. Aku tidak mengerti tanda apa yang dimaksud pria ini.
.
###
=============
(mom's stories)
.

Lian terlihat sangat bingung, matanya menatapku penuh tanya..
.
"jangan mempermainkan aku wi.." ucap pria tua itu.
.
"tidak tn.Ming. dia memang anak angkat.." jawabku sambil menunjuk Lian, maafkan mama sayang mama hanya ingin yang terbaik untukmu..
.
"baiklah seperti sama-sama kita ketahui, setiap gadis keluarga Jia mempunyai tanda lahir, jika tanda lahir itu tak ada ditubuhnya maka dia akan bebas.." ujarnya.
.
Bagaimana ini kenapa aku sama sekali melupakan soal tanda lahir itu...

==============
==INTERMEZO==
==============

.
Sebuah cerita pendek yang tercecer dari chapter 9, cerita ini tidak memberi pengaruh apapun bagi jalan cerita 13sin, sekedar selingan aja, sebelum chapter 10, dan untuk membedakan, sudut pandang cerita ini dari seorang pria dengan gaya bahasa yang saya usahakan seberbeda mungkin dengan 13SIN. Semogga terhibur.
.
(Juki's stories)
.
Ini cerita tentang seorang Pria paruhbaya yang diusianya udah nyaris setengah abad, tapi semangat mesumnya masih abegeh bingitz deh..
.
Namanya Badrun, tapi disini dia lebih sering dipanggil Babeh, nah si Babeh ini udah kerja dirumah sakit ini dari sejak peletakan batu pertama, dengan jabatan sebagai tukang aduk pasir, sampai sekarang jadi kepala bagian maintenace, yang punya kantor tepat disebelah kamar mayat, dan ane sendiri bisa kerja dirumah sakit ini juga karena diajak si Babeh, walau ane tau banget si Babeh nawarin ane kerjaan ini cuma agar ane tutup mulut, karena ane mergokin dia pas keluar dari kontrakan po Encung, subuh-subuh buta, padahal po Encung yang terkenal IGO paling bohay di rt 3 ini, bini mudanya Mad Rois jawara yang kesohor dari pasar Kemis sampe pasar Senen, yang juga ketua Lsm Pemuda, ada-ada aje emang orang kalo udah konak, ga sadar demi sebuah jepitan dan goyangan, nyawanya dipertaruhkan.
.
Oke sebelum lanjut ke cerita, ijinkan ane memperkenalkan diri dulu, nama ane Zulkifli Marzuki, dengan panggilan sayang dari bini ane Kipli, dan panggilan formal ditempat kerja Juki, umur ane 25, bini atu, anak dalam proses, ane baru setahun merid. Dirumah sakit ini ane kerja jadi anak buah Babeh, yang ngurusin segala macam masalah teknik, spesialis ane diservis ac, maklum tadinya ane owner dari "Berkah Ac" di daerah Mampang, sebelum akhirnya showroom ane yang terletak di Green Line kena gusur proyek MRT.
.
Malam ini kebagian shift malam, bareng babeh, dan satu temen ane Tomo, anak tegal yang seumuran ama ane, nih anak over pede banget, selalu menyebut namanya Tomy, gak nyadar kalo penampakannya lebih mirip tomcat, hobby banget godain suster-suster, dan yang ane ga habis pikir tuh suster-suster pada senang-senang aja di godain si tomcat, ane curiga neh anak punya pelet atau emang tuh suster dah terlatih menghadapi berbagai jenis orang dari yang normal sampe ga normal.
.
"juk, babeh mana?." tanyanya begitu datang,
.
"tuh tidur dibalik meja.." jawab ane menunjuk meja besar disudut, dibawah meja itu ada kasur yang biasa dipakai tidur si Babeh,
.
"bangunin gih Juk.!"
.
"mau ngapain, lu bangunin aja sendiri.." jawab ane menolak, bangunin Babeh, bisa-bisa ane kena gebok.
.
"ah elu Juk, ini urusan suster evi, tadi gu.."
.
"suster Evi, ada apa..!" bagai mendengar alarm belum juga si tomo selesai ngomong, sibabeh yang tadi lagi mode 0ff, langsung 0n mendengar nama suster Evi, suster yang berada dalam puncak klasemen sebagai yang paling sering diimajinasikan oleh para karyawan macam ane, dan ane rasa dokter-dokter disini juga...
.
"malah diem, kenapa suster Evi.?" tanya Babeh sambil menoyor kepala si Tomo.
.
"selama ini Babeh ga percayakan, cerita saya, kalau suster Evi, sering ke kantor pak Paul kalau lg shift malam, nah barusan saya lihat, dia baru aja masuk ruang pak Paul.." jelas si Tomo.
.
"sumpeh lo..?" tanya si babeh dengan gaya alay alamaknya.
"ciyus beh, miyabi dah..!" jawab si Tomo tak kalah alay.
.
Babeh mengalihkan pandangannya ke Ane, ane ngerti maksudnya, sejak pertama kali mendapat kabar tentang suster Evi dan Pak Paul, ane telah mendapat instruksi untuk membuat celah intip, jika kejadian itu benar-benar terjadi, dan malam ini saatnya, ane acungkan jempol tanda oke.
.
"bagus, mari kita meluncur ke TKP..!" katanya dan kami pun meluncur kesana..
TKP yang dimaksud adalah ruang kosong disebelah kantor pak Paul, dimana aku telah memodifikasi, saluran pipa ac, sehingga ada ruang untuk mengintip kekantor pak Paul.
.
"tinggi banget Juk, mana lu ga sediain tangga.." kata Babeh melihat posisi dari titik point lubang intip itu,
.
"ya namanya juga lubang ac beh, pasti tinggilah, yang pendek mah lubang wc..!" jawab ane ngasal.
.
"pletak...' suara dari benturan tangan sibabeh yang berhias batu cincin itu ketika menyentuh jidat aneh.. "ngelujak luh.." katanya
.
"suruh si tomtom masuk, buat jadi tangga luh.." lanjutnya.
.
"kan dia jaga didepan beh, bahaya kalo ga ada yang jaga,.."
.
"ya udah kalo gitu lu yang jadi tangga gua.!" katanya lagi..
.
"emang babeh bisa masang kamera nya.." kata ane beralasan, gile aje ane gendong si Babeh yang punya body Doraemon size gitu, ringsek tulang ane..
.
"jadi gua yang jadi tangga buat lu..?" tanya nya,
.
"kalo ngambil tangga dulu tar keburu selesai beh.."
.
"ya udah cepet, lu naek pundak gua, buka dulu sepatu lu.." ujarnya tak punya pilihan.
.
Hahaha.. Akhirnya ane naek ke pundak si Babeh, kuat juga ternyata dia, "ngapain lu nginjek kepala gua.." protesnya.

"ga nyampe beh.." kata Ane.. Malam ini ane puas banget ngerjain sibabeh..
.
Dengan handphone murah namun dilengkapi memory yang lumayan besar, mampu merekam video hingga 2 jam, kami berhasil mengabadikan adegan seks antara suster Evi dan Pak Paul.
Kami terus menunggu dikamar itu, sampai salah satu dari mereka keluar, sambil melihat hasil rekaman tadi, "gila akhirnya kesampaian gua, ngentotin bol nya suster evi.." guman si Babeh sambil melototin rekaman video di hp dengan mimik wajah, seperti bayi yang lagi mimi cucu..
.
"tok..tok.." ketukan dipintu, tanda dari Tomo, kami segera keluar..
.
"pak Paul udah pergi, suster Evi masih didalam.." Tomo melaporkan situasi.
.
"sempurna.." kata si Babeh sambil menjentikan jari.
Tak lama kemudian suster Evi keluar, dan tampak terkejut melihat kami bertiga, si Babeh langsung menunjukan video tadi, dan mengancam menyebarkan kalau suster Evi menolak permintaannya.. Haduh jadul banget trik si babeh ini, tapi untunglah walau diawal sempat menolak dan menawarkan uang tapi akhirnya suster Evi mau juga ikut, kalau ane sih mending minta uang aje, secara dr.Anton suami suster Evi orang kaya, dasar si Babeh ga bisa liat pantat bulat dikit.
.
"masa disini..!" protes suster Evi, ketika Babeh mengajaknya masuk kekamar mayat.
.
"yah sus, masa takut ama mayat, disini paling aman, ga akan ada orang laen, emang mau nambah makin banyak orang tahu.." kata si Babeh, untuk kali ini ane akuin kalo jurus ngeles si Babeh ini udah nyampe level sopir bajaj.
.
Akhirnya kami berempat masuk kekamar mayat.
"cuci dulu memeklu disitu, geli gua bekas pejuh si Paul..." kata si Babeh, sambil menunjuk pojokan tempat biasa mandiin mayat dan sepertinya suster Evi juga sudah tidak mau banyak cakap lagi, ia melepas semua pakaiannya hingga bugil, lalu mengambil selang air, dan membasuh memeknya, gila ane langsung konak ngeliatnya.
.
"sekarang mau gimana satu-satu, atau sekaligus..!" ujar suster Evi menantang, sambil naik ke meja keramik yang biasa dipakai mandiin mayat dan dengan cueknya duduk diatas meja itu.
"eh kupret ngapain masih pada bengong, udah kerjain sono..." kata si Babeh, lah aneh nya keluar lagi nih aki-aki, tadi dia yang ngebet banget, tapi bodo amat lah, seperti satu hati, ane si Tomtom langsung melucuti pakaian ane, dan menyerbu suster Evi.
.
Suster Evi ane baringkan teletang, Tomtom langsung menyerbu selangkangkannya, Ane sendiri berbaring disamping suster Evi, melumat bibirnya sambil remes-remes toketnya, suster Evi membalas lumatan bibir ane, adu lidah dan saling transfer liur, puas saling kulum ane ganti sasaran ke kedua toketnya yang bulat, ane emutin pentil, "akhh..eakh..akh.." suara desahan keluar dari mulut suster, ane juga ngerasa kontol ane diremes-remes, "akh..terus.. Akh.." suster Evi merintih, sambil mulai ngocokin kontol ane, sementara si Tomtom terus asik ngejilatin memeknya.
Ane udah konak berat, segera ane bangun trus kangkangin suster Evi, sambil sodorin kontol ane kemulut mungil suster amoy ini.
.
Dia julurin lidahnya, jilat-jilat ujungnya, akh ane merinding keenakan, apalagi pas tangan-tangan mungil nan halus itu ikut mijitin kedua biji kembar ane "akh ea sus.. Akh enak banget akh..." guman ane ke'enakan, sementara si Tomtom juga udah mulai masukin ujung kontie nya kememek suster ayu, yang super tembem itu, kontol ane juga diemut-emut dalam mulut suster Evi.
.
"enak banget juk.. Akhh peret banget memeknya.." ujar si Tomtom sambil mempercet sodokannya dimemek suster Evi, yang tak ayal membuat tubuhnya bergerak-gerak, otomatis ane juga keenakan karena goncangan dimulutnya.
.
Sedang asik-asiknya tiba-tiba sibabeh melakukan intercept, "woy, berenti dulu gua juga mau.." ujarnya,
dan raut kekecewaan langsung menghias muka ane, tomtom dan juga suster evi yang tampaknya sudah dalam birahi..
.
"GILAAA..gede banget beh.." teriak ane ketika ngeliat kontol si babeh yang ukurannya segede botol bir, suster Evi yang lagi telentangpun beringsut duduk, dengan mimik wajah ketakutan, jujur ane juga ga tega memek mungil suster Evi dimasukin botol segede gitu, dan yang pasti kalo ane kebagian sisanya bakal los kontie ane..
.
"ayo nungging..." bentak si Babeh..
.
"ga mau, besar sekali itu.." jawab Suster Evi, sambil menggelengkan kepala.
.
"Ahh..banyak omong lu.." kata siBabeh tidak sabaran dan menarik kedua kaki Suster Evi, kontan sisuster kembali telentang, "pegangin juk tangannya.." katanya, dan ane pun langsung megangin tangannya.

"balikin.." kini tubuh suster Evi tengkurap, dan sibabeh dengan kasar mendorong kedua kakinya, hingga kini posisi suster Evi jadi nungging.
.
Kedua tangan si Babeh membuka belahan pantat suster Evi, lalu langsung menjilati nya. Sementara suster Evi sendiri masih meronta berusaha melepaskan diri, "lah elu ngapa bengong tom, pegangin badannya sambil remesin teteknya.." kata si Babeh ketika proses jilatannya dilubang pantat suster Evi, mengalami kesulitan karena suster Evi yang tak berhenti bergerak..
.
Dan dengan sigap si Tomtom pun memegang punggung suster Evi, sambil satu tangan meremasi teteknya, siBabe kembali melanjutkan aktifitas nya, selang beberapa menit ane ngerasa gerakan suster Evi sudah berubah dari meronta jadi menggelinjang, seperti kembali bernafsu, ketika ane perhatikan ternyata si Babeh tak hanya menjilati lubang dubur, tapi tangan nya juga merojoki memek si suster.
Melihat situasi yang kondusif ane memutuskan untuk melepaskan pegangan tangan suster Evi, dan mengambil posisi duduk tepat didepannya. Dan dugaan ane tepat suster Evi lagi terangsang hebat. Kontol ane langsung dicaplok nya... "akhhh... Enak banget..." sementara si Tomtom juga sudah menyodorkan kepalanya dibawah suster dan mulai menyedot pentil susunya.
.
Cukup lama kami dalam posisi itu, sampai akhirnya si Babeh memberi kode lewat pandangan mata, agar aku kembali memegangi suster Evi..
.
Entah karena nafsu atau memang sudah pasrah, suster Evi diam saja ketika ujung kontol si Babeh yang super besar itu mulai menekan-nekan lubang pantat nya..
.
"rapet banget susah,.." guman sibabeh, dan dasar si babeh jorok, dengan santainya dia ngambil sabun bekas mandiin mayat yang tergeletak disitu, disemprotnya kontol besarnya dengan air dari selang, lalu digosoknya sabun itu dikontolnya, tak hanya itu sabun yang sudah berbusa banyak itu juga ditempel dan digosok-gosokan dilubang anus suster Evi.
.
Sambil duduk didepan muka suster Evi, menikmati pijatan mulutnya dikontol ane, kembali ane pegangin bahunya, dan si Babeh kembali mencoba menjebol anus suster Evi, dengan kontol yang sudah penuh busa itu, sekali, duakali masih meleset, untunglah yang ketiga berhasil, kalo gagal bisa-bisa kembali lagi kelevel 1.
"akhh..sakiiittt, akhhh,..ampuun..akh..akh.." teriak suster Evi kesakitan, namun si Babeh terus membenamkan kontolnya sampai ambles..
"akhhh..aduh,.aduuh...aduuh.." kali ini giliran ane yang teriak.
.
"kenapa jadi gantian lu yang tereak..?" tanya si Babeh..
.
"haduh..lepas..lepas sakiitt.. Kontol ane digigit.. Aduh.." teriak ane sambil melupakan pegangan ane dipundak suster Evi, dan tangan ane menampar-nampar pipi suster Evi agar melepaskan kontol ane, rupanya untuk menahan sakit ia mengatupkan gigi, dan kontol ane berada ditempat dan waktu yang tidak tepat.
Untunglah suster Evi segera membuka mulut dan ane segera mengamankan perabotan paling berharga ane itu, dan disinilah rasa kesetiakawanan itu terlihat, ketika dua teman seperjuangan ane itu justru malah tertawa terbahak-bahak, dan semakin menjadi ironi ketika suster Evi juga turut tertawa.. "maaf.. Habis sakiitt banget.." katanya dengan nada manja, yang langsung membuat ane luluh.
.
Kali ini ane dan Tomtom berada disisi kiri dan kanan memegangi suster Evi, sementara si Babeh mulai bergerak memompa kontol nya di anus suster cantik itu.
" aduuh..aduhh.. Udah aduhh akh.. Akh sakit.." rintih suster Evi sambil bergerak, dia ga sadar justru gerakannya malah bikin si Babeh ke enakan..
" udah tanggung sus, dah jebol ini, tar juga enak.." kata si Babeh dengan cueknya dan terus ngentotin pantat suster Evi,
" akh.. Akh.. Eargh.. Akh..pelaan..pelan..akh,.." Suster Evi terus merintih, sementara si Babeh mulai intens bergerak dengan kecepatan teratur..
"akh..ah.. Gila.. Enak banget.. Akh.." guman si Babeh keenakan, dan sepertinya suster Evi pun mulai keenakan, "akh..eakh..." desahnya, ane dan tomtom berbagi saling satu meremasi kedua gunung kembarnya yang menggantung.
.
"akh..akh..akh.." suara suster Evi mendesah tiada henti dan Babeh pun tampaknya mulai mempercepat gerakan nya..
"gimana sus, enak ga bol luh gua entot.. Ah..ah.." tanya si Babeh, sambil terus mempercepat gerakannya..
" iya.. Ah..ah.. Sakiit ah..ah.. Enak.. Besar..akh.. Akh..." suara suster Evi tidak jelas, dan Babeh sendiri terus bergerak semakin cepat, "akhh.. Gua ga kuuatt.. Akhh.." teriaknya, dan ia mengejang dengan tubuh bergidik, kami semua terdiam sejenak, sampai akhirnya si Babeh mengeluarkan kontolnya dari anus Suster Evi, dan meninggalkan lubang bulat menganga di anus suster cantik itu.

Tak mau membuang kesempatan, ane langsung membalik tubuh suster Evi menjadi kembali tidur telentang..
.
Ane langsung masukin kontol ane kememek suster Evi yang udah becek banget itu, karena ane nafsu banget dari tadi.
Sementara si Tomtom minta disepongin sama suster Evi, suster Evi kembali merintih, menggeliat dan mendesah menikmati dua batang kontol yang sedang menghujami tubuhnya.
.
Sekitar 15menit kemudian ane ngerasa denyut-denyut didinding memek suster Evi, dan tak lama kemudian memeknya terasa banjir dia mencapai orgasme, bersamaan dengan si Tomtom yang juga ngecret diwajahnya.
Ane mempercepat gerakan ane, dan akhirnya ane pun ga kuat, dan crot dimemek suster Evi yang tembem itu.
.
Ane terkapar tak berdaya, si Babeh tampak udah ngaceng lagi di mendekati suster Evi, sambil memegang kontolnya yang segede botol itu.
.
Tapi seperti kata pepatah, malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih, beberapa centi lagi ia sampai ke suster Evi, pintu dibuka orang.
.
"what are you doing... Apa-apaan ini.." bentak dokter bule bernama Fahey itu, dokter forensik penguasa kamar mayat ini.
.
"sangat memalukan.." katanya, kami semua diam. Babeh mungkin senior tapi tetap aje dokter punya level lebih tinggi dirumah sakit ini.
.
"kalian akan mendapat masalah jika saya laporkan ini.." katanya.
.
"tolonglah dok kami hanya senang-senang.." kata Babeh.
.
"senang-senang ehm.." dr.Fahey berguman, dan memandangi kami satu persatu, yang aneh tak sekalipun dia memandang suster Evi, cuma orang ga normal yang ga tertarik sama suster..
.
"well.. Saya tidak akan laporkan, asal saya juga bisa ikut senang- senang.. Kalian bertiga keluar.. Babeh tetap disini..
.
Ane, Tomtom dan suster Evi emang berdiri bertiga, tanpa banyak bicara kami langsung berpakaian bahkan suster Evi sampai lupa menyeka wajah dan memeknya yang penuh sperma.
.
"mau ngapain ya si bule sama Babeh..?" tanya si Tomtom, kami bertiga saling pandang, dan seakan sehati, kami naek kebangku panjang untuk mengintip kedalam, melalui celah kaca diatas.
.
Kami bisa melihat jelas kejadian didalam, si dokter bule bercakap-cakap dengan babeh, lalu melepas celana nya dan naik ketempat tadi kami ngerjain suster Evi, si babeh menyusul naik dan memposisikan diri seperti tadi saat dia ngerjain suster Evi, namun kali ini pantat dr.Fahey yang dihadapannya.
.
Kembali kami bertatapan dan kembali kami satu hati untuk segera pergi, samar-samar terdengar teriakan si bule "oh yes..fill..my.. Ass..!!!"
.
Selesai

10th SIN : Awake
.
(Liana stories)

.
Mama masih terdiam, tak memberi jawaban atas pertanyaanku, dan pria tua renta itu terus saja berguman tentang hal yang tak kumengerti, tak lama kemudian seorang perempuan paruhbaya yang usianya sedikit lebih tua dari mama datang, ia berkata pada pria tua itu akan membereskan semua, pria tua itu pergi sambil terlebih dahulu mengancam mama untuk tidak macam-macam, wanita tua yang bernama Anie itu juga menyuruh mama untuk menunggu dan mengatakan bahwa ia yang akan menjelaskan semua kepadaku. Aku lalu dibawa kesebuah kamar dan suster Evi juga turut menemani, tante Anie menjelaskan tentang silsilah keluarga Jia dan Ming, juga tentang perbudakan yang abadi ini.
.
"aku sungguh tidak mengerti, bagaimana bisa ada hal semacam ini bisa turun temurun, lintas generasi, sampai kapan keturunan keluarga Jia harus menjadi budak keluarga Ming..?" tanyaku.
.
"Semua berawal di ribuan tahun lalu, dimana tiongkok masih berbentuk kerjaan. Dan dinasti Ming yang memerintah..!" jelasnya.
.
"jadi keluarga Ming keturunan raja, lalu keluarga Jia..?" tanyaku.
.
"di jaman dahulu, dikerajaan ada yang namanya dayang. Salah satu anak gadis keluarga Jia ada yang menjadi dayang kesayangan permaisuri, namanya Jia-er, Selain pandai dan rajin, Jia-er juga sangat cantik, bahkan ketika anaknya sang putera mahkota menyukai Jia-er, permaisuri pun tidak melarangnya.. Namun tanpa sepengetahuan Permaisuri, Jia-er juga disukai oleh Raja, dan sering kali ditiduri oleh Raja.
.
Yang namanya kebusukan lama-lama tercium juga, begitu juga skandal Jia-er dan Raja, permaisuri dan pangeran. murka dan ingin menghukum pancung seluruh keluarga Jia, namun Raja memberi pengampunan dengan syarat, di setiap satu keluarga Jia harus menyerahkan seorang anak gadis nya ketika berusia 13tahun, untuk jadi budak Permaisuri. Jika lalai seluruh keluarganya akan dibantai.. Dan permaisuri yang sangat membenci keluarga Jia, selalu mengirimkan gadis-gadis itu kerumah bordil.."
.
"bukankah dinasty Ming, runtuh oleh Han, kenapa perbudakan itu terus berlanjut..?" tanya suster Evi.
.
"Ming mungkin tidak memiliki kerajaan, tapi kekuasaan dan pengikutnya tetap tak berubah, Ming mulai menguasai perdagangan, jalur sutera dan pelayaran, dan tetap memperbudak keluarga Jia, untuk memuluskan rencananya.." lanjut tante Anie.
.
"lalu lambang illuminati yang banyak terpampang dilukisan-lukisan dirumah ini..?"tanya suster Evi lagi.
.
"dunia sudah berubah, tapi selalu ada kekuatan besar yang mengontrolnya, keluarga Ming sangat berpengaruh di Asia, namun dunia tidak hanya Asia, untuk itulah mereka bergabung dengan Freemason yang bisa membantu penyebaran kekuasaan mereka didunia barat, dan sebagai imbal balik, keluarga Ming akan membantu memuluskan kepentingan Illuminati di asia.." jelas tante Anie.
.
"kamu jangan berpikir macam-macam tentang mama kamu, kendati kamu anak angkat, dia sangat menyayangi kamu, tante sudah kenal lama dengan mamamu.." ujar tante Anie sambil membelai bahuku.
.
"jadi benar aku bukan anak kandung mama..?''tanyaku,
.
"disetiap keluarga Jia anggota keluarganya pasti ada yang mempunyai tanda lahir.."jawab tante Anie.
.
"tanda lahir..?" tanyaku
.
"ya garis-garis urat punggung yang berbeda..., dan untuk memastikan bahwa mamamu tidak berbohong aku minta kau melepas bajumu agar aku bisa memeriksanya..!" ujarnya.
.
Garis urat yang berbeda, aneh sekali, kubuka bajuku, perempuan tua itu berpindah kebelakangku, dan menyentuh punggungku, merabainya dengan tangannya..
"hmmm...kau memang bukan keluarga Jia..." gumannya..
~~
.
"jika memang sejak awal mama memungut aku, untuk mengantikan ci Fany, kenapa memeberitahukan kebenaran kepada mereka..?" tanyaku, pada mama saat kami sudah didalam taksi menuju rumah sakit..
.
"karena jika mereka mengetahuinya terlebih dahulu, maka mereka akan membunuh Fany..!" jawab mama
.
"dan sekarang setelah mengetahuinya, mereka akan memperbudak cici.."
.
"mereka memang sudah mengetahui nya, karena sejak awal cici mu lah yang mereka incar..yang terpenting sekarang mereka sudah tahu dan mereka pasti akan segera menyembuhkan Fany, karena mereka mempunyai kemampuan untuk itu..!" jelas mama, seolah tanpa beban, padahal aku saja tidak sanggup membayangkan, jika ci Fany harus menjalani hidupnya sebagai budak dan dimanfaatkan untuk kepentingan keluarga Ming.
.
"kasian cici.." gumanku.
.
"sudahlah, jangan pikir macam-macam, yang terpenting fany bisa sadar dulu,..kamu turun disini, pulang dan tidur, biar mama yang kerumah sakit.."ujar mama, dan meminta sopir taksi untuk menepi, dan akupun menurut saja, karena aku sendiri bingung entah apa yang harus kulakuan, apakah ci fany tahu kalau aku cuma adik tiri, apakah nanti dia akan menyesal jika adik yang selama ini dibela nya, dan yang membuat dia harus kerja keras, ternyata cuma adik tiri, apakah nanti setelah ci Fany siuman dan mengetahui aku bukan adik kandungnya dia tidak akan sayang lagi padaku.

Dan perlakuan mama selama ini padaku, apakah karena aku anak pungut, aku benar-benar merasa sangat bersalah, mengingat kelakuanku dimasa lalu, aku begitu tak tahu diri menyusahkan keluarga yang telah membesarkanku.
.
"hey, jalan sambil melamun..dari tadi dipanggil-panggil diam saja,." suara seorang Pria sambil menepuk bahuku,
"oh pakTatang.." gumanku sedikit kaget, pak Tatang adalah sopir Pak Wicaksana.
.
"maaf non, Bapak mau ketemu, beliau sedang menunggu dimobil.." ujarnya.
.
"baiklah.."jawabku dan mengikuti langkah pak Tatang, menuju depan gang, dimana mobil pak Wicaksana menunggu.
.
"apa kabar Lian..?" tanyanya, ketika aku sudah didalam mobil.
.
"baik pak.." jawabku..
.
"tidak keberatankan jika kita berbicara sambil mobilnya berjalan.?" tanya nya, dan kujawab dengan anggukan
"jalan pak.." ucapnya lagi memerintahkan sopirnya untuk jalan.
.
"kamu tidak diperintahkan untuk mendekati Mario lagi..?tanya nya lagi, memang sudah beberapa hari ini aku tidak datang kerumah Mario,
"kamu tahu kenapa.?"tanyanya lagi tanpa menunggu jawabanku.
.
"engga tahu pak!" jawabku. Memang aku ga tahu, tapi mungkin karena aku bukan keluarga Jia, atau hal lain, tapi aku memutuskan untuk tidak menceritakan hal ini.
.
"proyek yang mereka incar dibatalkan, dan kini bahkan mereka sudah memberikan file bukti korupsi seperti yang kamu miliki dulu ke KPK. Tinggal menunggu waktu saja, nama saya akan muncul disurat kabar sebagai tersangka korupsi.." ujar pak Wicaksana, ia menarik nafas sebentar, raut kecemasan tergores jelas diwajahnya.
"saya butuh bantuan kamu.." lanjutnya.
.
"bantuan apa.?" tanyaku.
.
"sayalah yang menjadi penyebab dibatalkannya mega proyek ini, saya yakin mereka juga akan mengincar Mario untuk balas dendam kepada saya.. Saya butuh bantuan kamu, untuk membawa pergi Mario, pergilah ketempat yang jauh dinegeri ini, saya sudah siapkan semua, uang, dan segala nya, kamu bawa juga kakak dan ibumu.." ujarnya..
.
"apakah mereka tidak akan mengetahuinya..?" tanyaku, mungkin ide ini bisa menolong mama dan ci Fany.
"mereka tidak pernah tertarik dengan hal-hal yang tidak memberi keuntungan pada mereka, semakin jauh kepelosok kalian pergi, maka semakin aman kalian dari mereka.." jelasnya."aku yakin jika kamu yang membujuk Mario mau.. Jadi tolonglah bantu saya, dan kamu juga membantu kamu dan keluargamu, karena bukan tidak mungkin dilain hari, mereka akan memberimu tugas lain lagi.." pak wicaksana berkata membujukku, tapi apa yang dikatakannya mungkin ada benarnya juga.
.
"saya tidak tahu pak, apakah mama mau apalagi kondisi kakak saya juga masih koma.." ujarku.
.
"tolong diusahakan dulu,!" pintanya.
.
"saya akan mencobanya.." jawabku.
Setelah menjelaskan maksudnya menemuiku dan juga mendapat jawaban, aku kembali diantar pulang.
Ketika tiba dirumah, aku dapat sms dari mama untuk segera kerumah sakit.
.
=============
.
(Stefany stories)

.
Aku merasakan tubuhku diguncang dan ada benda dingin menempel dileherku..
"bangun..hey bangun..." suara seorang pria dan gerakan kasar mengoyang-goyang tubuhku, ketika aku membuka mata, seorang pria bertubuh hitam besar berdiri disampingku, sementara seorang lagi yang berperawakan agak muda, sedang menempelkan sebilah golok dileherku.
"cepat bangun, pakai baju, dan ikuti kami.." ucapnya membentak memberi perintah.
Kupakai baju seadanya dan segera bangkit mengikuti, apalagi yang terjadi ini.
.
"awwrh.." aku tak kuasa menahan kaget, mayat-mayat bergelimpang, bahkan beberapa ada yang kepalanya putus..
"diam..! Cepat Jalan..!" bentak pria besar itu, mendorong tubuhku berjalan, melangkahi mayat-mayat abk dikapal ini.
.
"cepat, atau mau kulempar kedasar laut.." kembali pria itu memaki, ketika sampai diujung kapal, aku tahu dia ingin aku naik kesisi kapal, dan menyeberang ke kapal yang ada disebelah, menggunakan selembar papan sebagai jembatan.
Mengerikan sekali, tapi aku mencobanya juga, karena sipria itu mendorong-dorong tubuhku dengan senjata.
.
Jaraknya tidak jauh, melintasi papan tipis diatas laut, benar-benar mendebarkan, sementara di ujung sana orang-orang tampak begitu lincah bergerak, memindahkan barang-barang dari kapal yang kunaiki tadi, kekapal mereka, mungkin mereka perompak.
.
"tuan, lihatlah, harta lain yang tak kalah mulus dari keramik dan guci yang rampok.." ujar pria besar itu, kepada pria tua yang duduk diatas geladak kapal,.
.
"hahaha.. Bonso kau memang anak buah yang paling bisa diandalkan, bawa dia keruanganku, sudah lama aku ingin mencicipi, kenikmatan wanita berkulit kuning yang tersohor itu.. Hahaha.." ujar Pria itu.
"siap kapten..." jawab si Pria besar yang dipanggil Bonso itu, ternyata pria tua itu kapten dari kapal perompak ini.
.
Aku dibawa masuk kebagian dalam kapal ini, sama seperti kapal yang tadi, kali ini pun kondisinya tak kalah berantakan, lagi-lagi aku dilemparkan masuk dan dikunci didalam sebuah kamar, namun tidak seperti kamar yang tadi.

Kamar dikapal ini lebih bersih dan terdapat ranjang, cermin juga meja yang penuh dengan deretan botol-botol yang berjejer, kuambil salah satu botol itu tidak perduli isinya apa, tenggorokanku sudah sangat kering. "akhhh.." rasanya begitu pahit, namun terasa hangat diseluruh tubuh, dan pandanganku juga jadi terasa sedikit jelas, lumayan juga efek dari minuman keras ini, aku bisa sedikit berfikir lebih jernih untuk menganalisa kondisi yang ku alami saat ini.
.
Aku sudah dapat memperkirakan, bahwa sekarang aku berada dalam kapal perompak, dan mereka menghabisi semua awak kapal tadi, apakah mereka akan menghabisiku, sebersit ketakutan menghantuiku, tidak aku tidak boleh menyerah, aku harus memberikan alasan agar mereka tidak membunuhku, aku harus menunjukan kalau aku berguna untuk mereka, dan aku tahu aku punya senjata untuk itu, tubuhku.
.
Suara terompet dan riuh rendah gemuruh teriakan orang-orang menyertai kapal yang mulai bergerak.. Selang beberapa saat si Pria tua yang merupakan kapten kapal memasuki kamar. Aku diam duduk ditepi ranjang, membalas tatapan tajam matanya.
.
"ehm..mempunyai keberanian.." katanya sambil mencengkram kuat daguku, dan mengangkat hingga aku turut bangkit berdiri. Ia terus mencengkram daguku, mendekatkan mulutku ke wajahnya yang brewokan itu, dan sekejap ia sudah melumat bibirku, pegangan kerasnya didaguku membuatku kesulitan untuk membalas ciumannya, kugerakan kedua tanganku kebahu nya dan kugenggan bahunya, memberi isyarat aku tak menolak kulumannya, dan berhasil ia melepas cengkraman didaguku, dan kini aku menjadi semakin leluasa membalas kulumannya, lidah kami menjadi saling bertautan, dan iapun menaruh tangannya diatas kedua bulatan kembar didadaku, meremasnya, dan terus meremas sambil menikmati kehangatan pertautan lidah kami.
.
"wow..ternyata kau cukup liar..!" ucapnya sambil mendorong tubuhku.
"siapa kau, dan kenapa kau bisa ada dikapal itu..?tanyanya.
.
"saya hanya seorang pelacur yang dibawa untuk memuaskan nafsu, dan karena sekarang saya berada dikapal Tuan, maka sekarang saya adalah pelacur dari anda..." kataku, sambil menatap matanya.
.
"hahahaha...baiklah pelacur, apakah kau yakin dapat memuaskanku.?"
.
"aku tidak akan mengecewakan anda kapten.." ucapku sambil menarik dua tali pengikat gaun dibahu, dan gaun yang kupakai langsung melorot kebawah, tubuh telanjangku, langsung terekspos jelas dihadapan pria paruh baya, dengan rambut panjang dan kulit hitam ini, kapten dari kapal perompak ini.
.
"mulus sekali tubuhmu pelacur.." ujarnya sambil memutariku, "bokong yang sekal." lanjutnya sambil meremas pantatku.
.
Ia bergerak kesamping, dengan satu tangannya yang kasar terus menempel menyusuri tubuhku, dan ketika kembali berhadapan, kini ia menggunakan kedua tangannya untuk meremasi, dan sesekali menarik puting susuku, kupejam mata "akhhhh'' dan sedikit mendesah seolah aku menikmati ketika tangannya mengerjai payudaraku.
.
"akh.. kau menikmati ketika dipermainkan seperti ini.. pelacur..?" tanyanya.
.
"iyaah..akh.." jawabku, mendesah..
.
"hahaha..ternyata pelacur kulit kuning begitu mudah dirangsang" ucapnya sambil tertawa, "bagaimana kalau kusentuh disini..?" lanjutnya lagi sambil memindahkan satu tangannya dari dadaku dan menyusuri perutku, lalu berhenti tepat diselangkanganku, jemarinya bergerak menyusuri belahan diantara selangkanganku itu..
.
"auggh..akh..akh.." aku mendesah dan mengelinjang ketika jemarinya menembus celahku, dan bermain disana, mengaduk-aduk lendir yang mulai membasah didalam sana.
.
"akh..ah..ah.." desahku dengan mata terpejam dan kedua tangan bertumpu dibahunya.. "hahahaha...nikmati ini manis..becek sekali memekmu..haha..biarkan jariku mengerjaimu." ujarnya sambil terus bergerak dan membuatku terlonjak.
.
Dikerjai dengan jari dalam posisi berdiri sungguh membuatku sulit mengatur kesimbangan, dan tanpa sadar tubuhku sudah semakin menempel dengannya, "akh..akhhh..eakhghh akh.." aku terus mendesah, apalagi kini dua jarinya sudah masuk keliang kelaminku, dan bergerak.. Menyodok keluar masuk,..
.
"Eakh,..akh..eakh.."
.
"nikmatilah pelacur, mendesahlah jangan ditahan..tunjukan betapa binalnya kau ini.." ujarnya ditelingaku, karena kini posisi kami sudah benar-benar berpelukan.
.

.
Ia semakin mempercepat gerakannya, dan mulutnya juga mulai menciumi leherku, menjilatinya terus keatas hingga kekuping, dan aku semakin tak tahan ketika jemarinya mengocok memekku dan ujung lidahnya menjilati kupingku...
.
"aukh..ahhh..akh..akh...aku..gaa..akh..gakuatttt.. ahh..." teriakku bersamaan dengan sensasi nikmat orgasme yang kudapat, aku memeluk nya erat, sementara tangannya masih tetap terselip dijepitan memekku.

Perlahan ia menarik jemarinya dari kemaluanku, dan menyodorkan jemari yang penuh cairan memekku itu kemulutku, aroma memek menyertai cairan itu, aku membuka mulutku, membiarkan jemari itu masuk, ku hisap dan kujilati cairan yang menempel dijemari itu hingga bersih..
"hahahaha.. Benar-benar pelacur..." ucapnya kutatap matanya, dan kutunjukan gerakan lidahku menjilati pinggir bibirku, lalu aku langsung berjongkok dikakinya, dan melepas celananya, kontol yang hitam dan besar penuh urat itu langsung tegak mengacung kedepan wajahku.
"besar sekali..." ucapku sambil memegang batangnya.."keras.." ucapku lagi.
.
"hahaha..dasar pelacur...ga bisa lihat kontol gede.." ujarnya..
.
Kugenggam batang itu dengan kedua tanganku dan hanya menyisakan ujungnya saja, kuremas erat, dan kujulurkan lidahku untuk menjilat cairan yang muncul diujung lubang kencing nya..
"ehmmm..." ia menggeram ketika ujung lidahku menyentuh lembut ujung kontolnya.
.
Aku gerakan lidahku berputar ujung kontol nya, sambil kedua tanganku tetap menggenggam batangnya yang besar itu,..
"akh..eakh..akh.." erang pria paruhbaya kapten dari kapal perompak ini..
Setelah kepala kontolnya basah semua terkena jilatanku, kulepaskan genggamanku, kini kedua tanganku menggenggam pahanya, kubuka mulutku selebar mungkin, dan kumasukan kontol berukuran besar dan panjang itu kedalam mulut, ternyata hanya muat sedikit saja, dan itupun sudah membuat rahangku sakit.
.
Kepalaku mulai bergerak maju mundur, mengeluarmasukan batang itu, "akh..yeah,akh terus akh..akh.." suara geramannya sambil tangannya memegang kepalaku, dan menjambaki rambutku... Ukuran kontolnya terlalu besar untuk mulutku, rahangku sangat sakit sekali, untunglah tak lama kemudian ia menarik tubuhku, walau kemudian dengan kasarnya mendorongku hingga jatuh telentang diranjang..
.
"sekarang giliran memekmu merasakan kontolku.." ujarnya sambil berdiri diantara kakiku yang ditekuknya, ia memegang kontolnya, mengocok-ngocok dengan tangannya dan menempatkannya dibibir memekku.
.
"rasakan ini.." ujarnya sambil mendorong kontolnya untuk menembus, lubang memekku, beberapa kali gagal, karena seperti mulutku tadi, rupanya lubang memek ku juga terlalu kecil untuk kontolnya.
.
"hah.." ia mendengus kesal, dan dengan kasar tangannya masuk kedalam memekku.
.
"akh..sakit..akh.. Hentikan..sakit..." teriakku sambil meronta. Ketika jemari kasar itu menguak lubang kelaminku.
.
"diam..pelacur.!!" bentaknya sambil menekan lebih kuat tangannya dimemekku..
.
"akh..sakit..aduuh.,.." namun dia tidak peduli dengan rintihanku, ia terus mengaduk lubang memekku dengan tangannya, perih sekali.
.
Aku sedikit lega ketika ia mencabut tangannya, namun aku tahu kalau itu hanya sesaat, karena ia kembali menempelkan ujung kontolnya yang besar itu, dan mengesek-gesekannya dibibir kemaluanku, "akkhhhhhh waaaaaa..." aku berteriak keras ketika batang itu menyeruak masuk kedalam lubang memekku, sakit sekali rasanya seperti robek memekku, ini lebih sakit dari diperawani pertama kali..
.
"hahaha..rasakan pelacur..robek memekmu..." ujarnya seolah begitu menikmati rintihan kesakitanku.
Tanpa memberi jeda dengan kasarnya ia langsung bergerak maju mundur, mengentotiku dengan kontol besarnya.
"akh..akh..ampuun..akh..ahh..ampuuunn..sakitt..sak iit.. Ah..aduuh..akh.." aku terus meronta dan merintih namun ia seolah sangat menikmatinya, melihatku yang merintih kesakitan, kini kedua tangannya juga tak tinggal diam meremasi kedua payudaraku..
.
Cairan birahi yang mulai mebasahi rongga dalam memekku, sedikit mengurangi sakitku, karena menjadi pelumas buat pergerakan kontol besar itu.
.
"bagaimana kau bisa menjadi pelacurku, jika tak sanggup menerima kontolku.."ujarnya diantara desahan nafas yang berat..
.
"akuu..ah..ah..aku..kuatt...aku bisaa.. Akh.." rintihku, berusaha menunjukan aku mampu mampu mengimbanginya, kupaksakan untuk sesekali bergoyang menyambut setiap sodokannya..
"yeah..yah..bagus..yah..seperti..itu.. Akh..akh..terus goyang akh..." ia berkata sambil terus mempercepat gerakan..
"ahk..akh...enak..banget... memek kulit kuning... Ah..ah..ah..." ia terus berkata dan gerakan nya semakin menunjukan tanda-tanda akan sampai pada puncaknya...
.
Ia membungkukkan dirinya, tangannya yang tadi mencengkram payudaraku, kini berpindah keleherku.. "ehmmphhh..." aku langsung merasa sesak nafas.. Ia masih terus bergerak, nafasnya semakin terasa memburu, sementara aku merasa nafasku semakin hilang, dan semakin tidak bisa merasakan gesekan kontolnya dimemekku..

"akhhhhh...." aku masih sempat mendengar samar teriakan orgasmenya, bersamaan dengan kurasakan cekikan yang semakin kuat dileherku, pandanganku perlahan menjadi gelap, rasa dingin menyelusup sekujur tubuhku, dan akhirnya hening tanpa ada suara, hanya gelap...
~~~
"bip..bip..bip..bip.." suara yang terdengar ditelingaku, aku merasakan hangat disekujur tubuhku, telingaku mulai menangkap berbagai macam suara.. Tapi aku masih sulit untuk membuka mata.. "jangan dipaksakan..pelan...pelan.." suara seorang pria, memberitahuku, kukedip-kedipkan pelan mataku, aku mulai bisa merasakan cahaya menembus kelopak mataku...
"akhh..." aku kembali menutup mata, sakit sekali rasanya terkena cahaya..
"coba sekali lagi, perlahan.." Ujar suara itu membimbing, kuikuti anjurannya, masih terasa sakit tapi tidak seperti tadi, aku melihat ruangan putih.. Kugerakan mataku kesamping ada beberapa orang berpakaian jubah putih.. Kucoba menggerakan mata kesisi lain.. "mama..." ucapku ketika melihat sosoknya, berdiri disisiku dan berusaha tersenyum menatapku, walau jelas terlihat matanya berkaca-kaca..
.
"iya sayang..kamu sudah sadar sekarang.." ucapnya dengan suara parau dan wajah berlinang airmata.
Aku merasa begitu kangen dengan suaranya, seperti sudah lama sekali tidak mendengarnya.
.
.
===========
(suster Evi's stories)

.
"apakah tidak terlalu beresiko berbohong seperti itu, mungkin mudah membohongi Lian tapi keluarga Ming pasti tidak percaya begitu saja, mereka pasti akan melakukan tes DNA..?" tanyaku pada tante Anie, setelah Lian dan Mama nya pergi. Aku tahu kalo tante Anie berbohong soal tanda lahir itu.
.
"ya aku sudah memikirkan itu, dan itu jadi tugas kamu untuk mengurus masalah tes Dna itu, dan juga memberi tanda pada vagina Fany.." jawab tante Anie.
.
Aku memang sudah terlanjur menyayangi Lian, aku tidak ingin Lian menjadi budak keluarga Ming, tapi aku juga tidak tega jika harus mengorbankan Fany, benar-benar dilema buatku, andai saja bisa aku tidak ingin terlibat semua ini, tapi aku tidak bisa menolak perintah tante Anie, dia memegang rahasiaku...!

======
11th SIN : Escape Plan
===
.
(FANY STORIES)
.

Dua hari sudah aku tersadar, aku mulai dapat mengumpulkan kepingan-kepingan memory yang bertebaran dan mulai merangkainya, cerita-cerita dari Lian dan mama sangat membantuku dalam menggabungkan semua kenangan itu, tentang mas Aldi dan juga tentang penelpon aneh yang memberiku uang untuk suatu misi permainan.
.
"mah..kapan aku bisa pulang?" tanyaku sore itu, ketika mama sedang duduk disisiku, sambil membelai rambutku.
.
"dokter bilang dua hari lagi..!" jawabnya.
.
Ada satu hal yang mengganjal dipikiranku, yang begitu ingin kutanyakan pada mama tentang mimpi yang kualami ketika koma, tentang keluarga Jia yang harus menjadi budak keluarga Ming. Apakah itu hanya mimpi atau kenyataan.
.
"mah..!"
.
"iya sayang..." jawabnya lembut.
Aku sedikit bingung untuk mencari kata yang pas,
"mah..ehmm..benarkah keluarga kita budak keluarga Ming..?" tanyaku.
.
"apa..!..kamu.. Darimana tahu hal ini..?"mama terlihat terkejut.
.
Melihat ekspresi mama yang begitu, hatiku langsung berdesir, aku sudah bisa merasakan jika itu semua memang benar, jika semua kejadian yang kualami ketika koma memang benar.
"ketika aku koma, aku seperti bermimpi, aku menjadi seorang anak keluarga Jia, dan menjadi budak Keluarga Ming.." jelasku menjawab pertanyaan mama.
.
"kenapa mama begitu terkejut, itu bukan hanya mimpikan mah?" tanyaku lagi.
Mama masih terdiam dan raut kebingungan tergores diwajahnya..
.
=============
(Mom's stories)
.
Aku tidak mengerti bagaimana bisa seorang yang sedang koma mengalami kejadian yang selama ini sama sekali tidak pernah diketahuinya, apakah ini takdir?.
.
Mungkin memang ini saatnya Fany tahu semua, wajahnya mendadak memucat ketika mendengar penjelasanku, tetang dirinya yang harus menjadi pengganti Lian, dan juga soal kenyataan bahwa sesungguhnya dia adalah anak angkat.
.
"maafin mama sayang, mama bingung, tidak tahu lagi, mama menyayangimu seperti anak sendiri.." ujarku dalam derai airmata, aku benar-benar bingung, aku takut Fany mengira aku tidak menyayanginya, aku sayang Fany seperti juga kepada Lian.
.
"mah..fany ngerti mah..justru Fany akan marah jika, mama memilih Lian.."ujarnya, anakini benar-benar tabah, sejak kecil selalu melindungi dan mengalah kepada Lian, aku tahu ucapannya itu tulus.
.
"maafkan mama sayang, kamu yang harus berkorban..jika bisa mama akan memilih mama yang menggantikan." ujarku sambil memeluknya.
.
"ini bukan berkorban mah, ini balas budi fany untuk mama, seandainya fany juga anak kandungpun, Fany yang akan mengambil tanggung jawab ini, fany ga mau Lian kenapa-kenapa.." kata-kata yang membuatku semakin merasa sesak didada, aku tak mampu lagi berkata, hanya bisa memeluknya semakin erat dalam dekapanku.
.
Aku semakin tidak rela menyerahkan Fany kepada mereka, apalagi Lian dengan segala rencananya yang terus membujukku untuk lari, apakah memang aku harus lari, aku hanya memiliki mereka berdua, aku juga tidak yakin apakah niatku mengelabui mereka akan berhasil, sungguh sulit untukku memilih.
.
Masih terbayang jelas di ingatanku kejadian 25tahun lalu, ketika kedua orang tua, mengantarkanku kesebuah rumah besar berpagar tinggi, yang menurutku sangat menyeramkan apalagi halamannya yang tampak tidak terawat, dengan kolam yang penuh bunga teratai. mereka berpesan jangan pernah melawan dan turuti semua kemauan orang-orang disana, aku saat itu tidak mengerti apa yang mereka maksud, dan hanya menurut saja ketika seorang perempuan tua membawaku kesebuah ruangan di bagian tengah bangunan itu, dimana terdapat banyak kursi mengelilingi sebuah ranjang berukuran besar yang diletakan ditengah-tengah ruangan itu.
.
"kamu tunggulah disitu bersama dia.."ujar perempuantua menunjuk sebuah kursi disebelah gadis gemuk. Akupun menurut dan duduk disamping gadis itu.
.
"marga Jia..?" tanyanya, setelah perempuan tua itu pergi.
.
" iyah.. Aku Wiwie.. Cici marga apa ?" jawabku sambil memperkenalkan diri,
.

(wiwie)
.
"Anie... Aku juga marga Jia, dan karena marga sialan itulah kita jadi harus berada ditempat ini sekarang!" jawabnya pelan namun penuh amarah.. "masih perawan?." tanyanya lagi.
.
"Maksudnya..?" aku balik bertanya menegaskan maksud dari pertanyaan nya tadi.
.
"masih perawan atau tidak.. Pernah ngewe.?" tanyanya vulgar.
.

(Anie)
.
"tidak ci..aku belum pernah melakukan hal itu.." jawabku canggung.

"bruuuk.." suara pintu yang dibuka paksa mengalihkan perhatian kami.
"lepaskan...bajingan kalian..akh.. Lepaskan aku tidak mau.." teriak seorang gadis sambil meronta, yang sedang diseret oleh seorang pria dan diikuti oleh permpuan tua yang tadi mengantarkanku. Gadis itu dilemparkan kedepan kami.
.
"berhentilah bertingkah bodoh, pikirkan keluargamu yang lain, kau ingin pergi.. Pergilah dan kami akan membawa adikmu sebagai pengganti.." kata perempuan tua itu mengancam.
.
"biadab kalian...!" teriak gadis itu sambil berusaha menerjang siperempuan tua. Tapi dengan sigap ci Anie menahan tubuh gadis itu, dan refleks aku juga turut membantu memegang gadis ini.
.
"kalian jaga dia.." ujar wanita itu pada kami, "dan kau, belajarlah pada mereka yang bisa menerima takdirnya.." lanjut wanita itu sambil menunjuk si Gadis yang tengah kami pegangi, lalu berlalu meninggalkan kami bertiga terkunci diruangan ini.
.
"siapa nama kamu.?" tanyaku ketika ia tampak mulai bisa tenang.
.

.
(Linda)
.
"Linda.." jawabnya.
.
"aku wiwi, itu ci Anie.."
.
"aku takut wi..aku ga mau jadi pelacur..." ujarnya.
.
"jadi pelacur.." ulangku sambil menatap ci Anie.
.
"ya dan bukan hanya itu, kita juga jadi budak mereka, yang harus menuruti semua perintah mereka..dan jangan berfikir untuk lari, karena jika kita lari, mereka akan mengambil anggota keluarga kita yang lain untuk menggantikan" jelas ci Anie.
.
Ditempat itu kami bertiga menunggu beberapa hari untuk ritual, selama itu kami menjalani perawatan tubuh dan juga dipaksa untuk menyaksikan adegan hubungan seks, dan mempelajari gaya-gayanya, namun sebagai gadis yang belum pernah secara langsung melakukan hubungan intim, kami semua sangat tegang, ketika saatnya tiba, tak terkecuali ci Anie, rumah ini sudah penuhi oleh orang, mereka duduk dibangku-bangku yang berjejer itu, seperti akan menyaksikan sebuah pertunjukan.
.
Kami berjalan beiringan, dengan tubuh hanya terbalut kimono tipis nan trasparan, menuju hamparan kasur yang terletak ditengah-tengah ruangan itu, diantara deretan kursi yang kini terisi oleh orang-orang yang semuanya memandang kami.
.
Kami terdiam ketika seorang pria berdiri kedepan.
Pria itu berbicara dalam bahasa yang tidak kumengerti seperti memberi sambutan, setelah selesai, jubah yang kami kenakan dilepas paksa, kini kami bertiga berdiri bugil dihadapan banyak orang.
.
"kamu..!" pria yang tadi memberi sambutan menunjukku "kemarilah..!" perintahnya
.
Aku berjalan mendekatinya, ia menatapi tubuh bugilku,
"buka mulutmu.." perintahnya.
Aku membuka mulutku, ia memasukan jarinya, "hisaplah jariku..!"
.
Aku menghisap jemari pria tua itu, jemari yang bermain didalam mulutku, "hahaha..pelacur yang penurut..." ujarnya, lalu menarik jemarinya dari dalam mulutku, dan mendorong tubuhku ke tempat tidur.
.
"gendut..sekarang kamu kesini,..!" tunjuknya pada ci Anie.
.
"badanmu benar-benar seperti babi.." ujarnya ketika ci Anie mendekat.. Dan orang-orang yang sedang duduk menyaksikan kami turut tertawa, raut kekesalan tergambar diwajah ci Anie.
.
"plak..plak.." pria itu menampar dua bulatan pantat Ci Anie dengan sangat keras, lalu meremas keras kedua payudaranya.. "awwkhhhh..." teriak ci Anie.
.
"babi sekarang kau jilati memek dia,."ujarnya memerintah.. Ci Anie langsung mendekatiku yang terduduk ditempat tidur, "ci....!" seruku..
"sudah, diam saja, berbaringlah.." ujarnya, akupun menurut dan pasrah ketika ci Anie menekuk kedua kakiku lalu menguakannya lebar agar dia bisa menempatkan kepalanya didepan selangkanganku, "akhhh..."erangku ketika merasakan hangatnya setuhan hangat berlendir lidahnya, dibibir kemaluanku inilah pertamakali nya ada benda asing menyentuh memekku.." akh..ci..akhhh.." aku takkuasa menerimanya rasanya sungguh geli, mataku sampai terpejam berusaha menahan untuk tidak terlalu keras mengerang...
.
Disaat mataku terpejam menikmati jilatan lidah ci Anie dicelah selangkanganku, aku merasakan ada sentuhan dipayudara kiriku dan kuluman dipayudara kanan, kubuka mataku ternyata Linda yang sedang menjilati dan meremasi kedua payudaraku.
.
Gairah birahi telah mulai berkecamuk didalam diriku, dan aku baru menyadari ada seorang pria bugil yang sudah bergabung dengan kami, ketika aku merasakan ada yang melumat bibirku, "ehmph..ehmph.." aku kembali memejamkan mata dan membalas lumatan itu, aku sudah tak perduli lagi, suara-suara riuh dari orang-orang itu, ini akan jadi persetubuhan pertamaku dan aku akan menikmatinya.
.
Aku tidak merasakan lagi sentuhan dimemek dan juga payudaraku, satu-satunya yang kurasakan sedang menyentuh dan merabai tubuhku hanyalah tangan pria yang sedang berpagutan bibir denganku ini.

'emphhuaach..!" ia melepas kuluman dibibirku, kulirikan pandanganku kesamping untuk melihat dimana kedua temanku, ternyata ci Anie kini sedang dalam posisi nungging menjilati memek Linda, ekspresi Linda sendiri terlihat begitu tersiksa entah karena birahi atau hal lain.
.
"biarkan mereka yang sedang asyik, kini saatnya kau merasakan kenikmatan yang sesungguhnya.." ujar pria itu, kualihkan pandanganku menatap wajahnya yang tepat diatas tubuhku, usianya mungkin 40an, tapi wajahnya lumayan tampan dan bersih, tak ada kumis atau jenggot,.. "kenapa?.." tanya nya, aku hanya menjawab dengan gelengan kepala.
"kamu cantik.." ujarnya lalu mencium keningku, aku terdiam ada sedikit rasa tersanjung ketika dipuji seperti itu, kupejamkan mata menikmati setiap kecupannya, dikening, dimata, dihidung, juga ditelingaku, "ehmhhh.." desisku ketika, ujung lidahnya terasa menyentuh daun telingaku, menyusuri seluruhnya hingga terasa basah oleh liurnya.
.
"akhakh..akh.." erangku, ketika merasakan kedua putingku dipilin oleh jemarinya.
Ciumannya kini mulai menyerang leherku, sesekali digigitnya pelan.. Ia menyusuri pundakku, kedua tanganku diangkatnya, dan menyelusupkan kepalanya diketiakku, ia melakukan hal sama diketiakku seperti ditelingaku tadi, ia menjilati ketiakku yang bersih tanpa bulu itu, selama beberapa hari disini kami menjalani perawatan tubuh termasuk bulu ketiak juga bulu kemaluan yang dicukur bersih..
.
"emhh..ikh.." aku mendesis antara nikmat dan rasa geli. Bergantian kedua ketiakku, menerima permainan lidahnya, sebelum akhirnya sentuhan lidahnya berpindah keselangkanganku dan mulai mengorek-ngorek lipatan rapat bibir memekku.
"bersiaplah saatnya kau merasakan keperkasaan tuanmu..." ujarnya sambil mengarahkan batang kontolnya kememekku yang sudah becek karena baru saja dilumuri liurnya.
.
Dengan dipegangi sambil digerakan keatas kebawah, Ia menggesek-gesek celah memekku lalu mendorong perlahan ujung kontolnya, berusaha menerobos lubang perawanku, sedikit demi sedikit aku bisa merasakan ujung kepala kontol itu membelah memekku..
.
Kedua tanganku mencengrkam sprei, dan gigiku menggigit bibir bawahku, rasa sakit dan juga rasa berdebar, bercampur aduk didiriku, "awwkhhhh.." aku berteriak karena pria itu langsung membenamkan semua kontolnya yang tersisa.
"ahh..memek..yang begitu sempit.." gumannya sambil mendiamkan sejenak kontolnya yang amblas terbenam dimemekku..
"ehhh..aikkh..."aku merintih, merasakan perih yang teramat sangat diselangkanganku. Ia mulai bergerak perlahan menarik kontolnya, lalu membenamkannya lagi, "akhhh..sakiiittt..awkhh...sakitt.." rintihku, sambil menggerakan kedua tanganku keperutnya berusaha menahan penetrasinya, walau ku tahu itu percuma, ia terus menggerakan batangnya keluar masuk, bahkan kini dengan kasar kedua tangannya meremasi payudaraku.
.
"AKRGHHHHHH..AAKHHH,..." teriak keras dari ci Anie membuatku menoleh kearahnya, ternyata seorang pria botak bertubuh besar, baru saja menembus memeknya, ci Anie yang dalam posisi nungging itu menjerit-jerit sementara sibotak itu tidak perduli sama sekali ia terus menyetubuhi ci Anie, dengan seolah sedang naik kuda dan menarik rambutnya sebagai tali kekang, ci Anie berteriak-teriak kesakitan, dan aku bisa melihat kenapa teriakannya tak kunjung henti, ketika sekilas kulihat kontol yang sedang keluar masuk dimemeknya itu mempunyai ukuran yang sangat besar, hampir tiga kali lipat dari ukuran kontol yang sekarang sedang keluar masuk dimemekku, sesekali kulihat darah menetes dari memeknya, ia masih terus menjerit, dan sibotak itu terus bergerak terus menjambak rambutnya dan sesekali menampar bokongnya.
.
Sementara Linda nampak sedang berlutut dilantai, dengan dikelilingi pria-pria telanjang mulutnya ternganga, sibuk melayani kontol-kontol pria itu, dengan airmata berurai membasahi wajahnya.
Linda terlihat begitu tersiksa, mereka menarik dan menjambaki rambutnya, menjejali paksa kontol kedalam mulutnya. Aku tak bisa lebih lama melihat Linda, ketika sebuah tangan memalingkan wajahku, dan ketika kuberpaling sebuah kontol sudah mengacung tepat didepan mulutku, dan didorong-dorongkan ingin memasuki mulutku, aku buka mulutku, "jilati.." ujar sipemiliknya, dan kujulurkan lidahku menjilati ujungnya, yang tampak sudah mengeluarkan cairan, aku sedikit merasa mual mencium aroma nya, tapi ia memegang kepalaku dan menekannya, agar kontolnya terus menempel dimulutku.
.
Puas menikmati jilatan lidahku, pria itu mendorong kontolnya, dan masuk kemulutku, kubuka mulutku selebar mungkin, membiarkan kontol dari pria yang sama sekali tak kukenal itu, keluar masuk dimulutku, dan kerap membuatku nyaris tersedak.

Perlahan rasa sakit dan perih dimemekku, berangsur mulai hilang dan berganti dengan rasa nikmat, dan semakin nikmat ketika diimbangi dengan remasan dikedua payudaraku, akupun bergerak menggoyangkan pantatku menyambut setiap sodokan kontol itu, yang terasa bergerak semakin cepat, namun terasa semakin nikmat, dan hisapan mulutku juga semakin menjadi.
.
"emphh..emph.." suara erangan dari mulutku yang tersumpal kontol, aku mulai merasakan serangan seperti ingin buang air dikemaluanku, rasanya nikmat, sekujur tubuhku bergetar, rasa itu semakin tak tertahan.
"arhmmhkhhh.." aku menggeram, dan rasa didalam tubuhku tak mampu kutahan lagi.."akh... akhh.." Tubuhku mengejang sesaat dan langsung melemas nikmat sekali.. Untuk sesaat aku tak berdaya, tubuhku terguncang akibat sodokan diselangkanganku, dan kemudian pria itupun menggeram "akhhhhh...." ia berteriak, dan kurasakan semburan hangat dimemekku, baru beberapa detik aku merasakan kehangatannya, tiba-tiba kontol yang sedang keluar masuk dimulutku juga terasa berdenyut, dan refleks aku justru semakin kuat menghisapnya, dan tenggorokanku disemprot cairan dan kental, sebagian langsung tertelan, sebagian meleleh keluar dari sela-sela mulutku. Sementara ci Anie pun tampaknya selesai dikerjai, para pria itu meninggalkan kami, tubuhnya telungkup bermandi keringat, aku berguling kesebelahnya, nafasnya masih begitu menderu.
"cici ga apa..?" tanyaku pelan dan ia hanya mengangguk..
.
"bruuuk..." suara tubuh Linda Yang dibanting kekasur disebelah kami.
Gadis itu tampaknya masih belum mau menyerah, ia langsung bangun, beringsut duduk, pria yang membantingnya segera naik, dan "plak..plak.." dua tamparan mendarat dipipinya, "aku ga mau...ga..a..ga mau.." teriak linda dalam tangis,gadis ini belum dapat menerima semua kejadian ini.
.
"kurang ajar.., tak tahu diri..." bentak pria itu sambil mengangkat tangan hendak memukul Linda lagi.
.
"tunggu tuan biar aku membujuknya.." ci Anie bergegas bangkit menahan tangan pria itu, "lakukan dengan cepat.." perintahnya, sambil turun dari kasur lalu kembali, bergabung dengan teman-temannya.
.
"sudahlah, tak ada gunanya melawan, mereka sangat banyak, jangan bodoh.." ujar ci Anie menasehati, aku mendekap Linda menyandarkan tubuhnya ketubuhku, "aku ga mau ci..aku ga mau..." ujarnya terisak.
"mereka tidak akan memperdulikan apa yang kau mau...diam dan terima saja.." ujar ci Anie lagi.
.
"aku takut ci.. Aku ga mau.."
.
"kami akan menemani, sudah menurut, lepaskan dan biarkan mengalir.." ci Anie berkata, sambil menyentuh tubuh Linda, membelai dadanya, mengelus perutnya.." terima saja, tadi mulutmu juga tidak bisa menerima nya, tapi setelah dicoba kamu bisa memuaskan kontol-kontol itu.." ci Anie berkata sambil jemarinya bermain dicelah memek Linda.. "ugghh..ci..akh..akh..janga..an..akh.." rintihan kecil dari mulut Linda.
.
"tidak apa sayang.. Jangan ditahan...biarkan.." ujarku, sambil membelai sisa tetes air mata dipipinya, kupegang dagunya, dan kulumat bibirnya. Aroma sperma masih sangat tercium dimulut, "emmph jangan wi.."erangnya, dan berusaha menghindari kulumanku..
"ga apa sayang, pejamkan matamu dan nikmatilah..." bujukku dan kembali kulumat bibirnya, ia tidak meronta namun masih tidak merespon, hanya diam, kucoba untuk terus memainkan lidahku didalam rongga mulut, memjilati dinding kerongkongannya atau menempelkan lidahku dilidahnya, dan berhasil ia mulai membalas, kami saling lumat saling hisap, bertukar liur, tanganku juga sudah mulai membelai gundukan daging dipayudaranya. Sesekali terdengar lenguhan yang tertahan.
.
Linda masih terlihat takut ketika pria yang tadi kembali mendekat sambil memegangi batang kontolnya, "ga apa sayang.." ujarku ditelinganya. Kubaringkan Linda hingga telentang
dan aku sendiri berbaring menyamping disisinya.. Kami berpandangan kuberi senyuman untuk menenangkannya, sementara Ci Anie tampak sedang menjilati batang kontol pria itu, melumuri dengan ludahnya, hingga batang itu terlihat begitu basah.
.
Pria itu menempelkan ujung kontolnya dibibir memeknya, Linda memandangku dengan tatapan yang seperti ketakutan, "ga apa.!" kataku sambil mengecup keningnya, dan kuciumi lehernya sambil terus mempermainkan puting payudaranya, dan disana ci Anie mulai membantu mengarahkan batang itu agar tepat didepan belahan memek Linda, "akhh..akh.." Linda merintih ketika perlahan liang perawannya mulai ditembus perlahan, "akhh eakh..akh.." ia terus merintih, kujulurkan tanganku keatas memeknya, kutekan-tekan bagian itu agar membantu menghilangkan rasa sakitnya.
.
''akhhh..akh..sakit..akhh.." Linda mengerang dan menangis ketika keperawannya terbobol dan batang itu amblas menghujam seluruhnya.
.
Dan teriakan serta rintihannya semakin menjadi ketika kontol itu sudah bergerak keluar masuk dilubang memeknya yang sudah basah oleh cairan birahi bercampur darah perawan Linda.

"akh..eakh.. Ukhh..akh...yeah.." pria itu mendesah keenakan dan terus bergerak memompa kemaluan Linda, sesekali ia mencabut seluruh kontolnya dari kemaluan Linda, dan langsung dikulum oleh ci Anie untuk kemudian dimasukan lagi kememek Linda.
.
"akh..ah.. Eakh.." suara erangan Linda mulai berubah dari kesakitan menjadi rintihan kenikmatan..."nikmati saja sayang.." bisikku..
"eakh..akh.." erangnya dengan wajah bersemu merah.. Kukecup pelan bibirnya, pria itu membalikan tubuh Linda, menarik pinggulnya agar menungging, kembali ia memasukan kontolnya, Linda kembali mendesah sementara tangan pria itu menarik kepala ci Anie, dan menyuruhnya menjilati lubang anus Linda, erangan Linda semakin jadi, pria itu juga menyuruhku telentang dibawahnya, kini wajahku tepat diantara selangkangan Linda, dibawah memeknya yang sedang dirojoki batang kontol, cipratan cairan dari memeknya membasahi wajahku, aku julurkan lidahku menjilati kedua bola kembar dikontol yang sedang bergerak keluar masuk dicelah kemaluan Linda itu.
Tiba-tiba pria itu mencabut kontolnya dari memek Linda, dan langsung memindahkannya kelubang anus Linda "akh..jangan..jangan..ga..mau..disitu." suara Linda menolak tubuhnya berontak, namun tidak dapat berbuat banyak pria itu terus memaksakan menembus Anusnya.. Dan dengan bantuan ci Anie, akhirnya kontol itu berhasil menjebol anus Linda, gadis itu meraung-raung menangis kesakitan, sementara orang-orang yang menyaksikan justrus berteriak-teriak kegirangan seolah mendapat pertujukan seru. Linda terus menangis dan merintih kesakitan namun pria itu tidak perduli, ia tetap memompa dengan kasar, aku jilati memek Linda berharap bisa memberi rangsangan agar bisa mengurangi sakit, dan ternyata cukup berhasil, ia mulai diam, dan rupanya sudah mulai kembali terangsang.. "akh..wi..akh.. Teruus wi.. Akhh.." teriaknya.. Aku bisa merasakan pria itu bergerak semakin cepat, tubuh Linda juga semakin bergetar hebat, dan tak lama kemudian pria itu berteriak mencapai puncaknya, kemudian disusul oleh Linda yang juga mengalami orgasme, wajahku belepotan cairan orgasme Linda dan juga sperma yang meleleh dari anus Linda
.
Rupanya ada tradisi dikeluarga Ming, bahwa hanya yang terpilihlah yang bisa memerawani gadis-gadis keluarga Jia, setelah beristirahat sejenak , kami bertiga dibaringkan berjejer telentang dengan kaki yang terbuka lebar dan pinggang diganjal bantal, pria-pria itu mulai berbaris dan menggauli kami bertiga bergantian.. Aku tidak tahu berapa jumlahnya, dan tak hanya mengauli memek kami, beberapa diantara mereka juga ada yang menggauli kami dianus, rasanya sakit sekali, namun akhirnya kami bisa menikmatinya juga.
.
Setelah kejadian itu keesokan hari nya kami bertiga tak ada yang bisa jalan, seluruh badan terasa sakit, terutama dibagian memek dan anus. Dua hari kemudian beberapa orang datang membawa Linda, ia berteriak-teriak menolak, namun semua sia-sia, aku sempat memberinya sebuah bros kupu-kupu berwarna biru..
.
Entah dibawa kemana Linda oleh mereka, tapi aku dan ci Anie dikembalikan ke keluarga kami, aku tak pernah mendengar lagi kabar tentang Linda, sementara dengan ci Anie, aku kembali bertemu 3tahun kemudian, karena keluarga Ming memanggil kami untuk suatu tugas saat itu, selesai tugas ci Anie memilih untuk tetap tinggal dengan keluarga Ming, karena tidak ingin jika ia kembali kekeluarganya, lalu menikah, maka anaknya akan jadi budak keluarga Ming. tetapi aku memilih kembali kekeluargaku dan menikah, namun aku tidak pernah lepas dari kewajiban untuk menjadi budak dari keluarga Ming sampai akhirnya aku tidak kuat dan memutuskan untuk lari.
.
Ci Anie sempat melarangku, karena menurutnya mereka pasti akan bisa menemukanku, namun aku tetap bersikeras, dan untuk berjaga-jaga jika nanti aku ditemukan, akupun mengadopsi Fany.
.
Aku mengurus Fany dari sejak masih bayi, dan kini kejadian yang kutakutkan akhirnya terjadi juga, memang Fany sudah rela dan menerima untuk jadi pengganti Lian, tapi aku tidak bisa merelakannya, aku tidak ingin Fany menjadi budak mereka, aku menyayanginya seperti aku menyayangi Lian. Sepertinya aku memang harus mengikuti saran Lian, paling tidak aku tidak berpasrah diri, aku akan berusaha menyelamatkan anak-anakku, jika perlu akan kukorban nyawaku untuk mereka.

========

(LIANA STORIES)
====
.
Dengan sedikit berusaha lebih keras, akhirnya aku berhasil memberi penjelasan pada Mario soal keadaan yang terjadi pada ayahnya, juga soal penyebab kematian kekasihnya dulu, yang kemungkinan perbuatan orang-orang yang ingin menjatuhkan ayahnya, Mario bersedia untuk pergi denganku.
.
Aku tak akan menyerah aku harus bisa meyakinkan mama untuk lari saja, daripada menyerahkan ci Fany kepada mereka, tapi bagaimana caranya membujuk mama.
.
"hey kenapa masih seperti orang bingung, bukankah sudah kukatakan aku akan ikut.." tegur Mario yang baru saja keluar dari kamar mandi.
.
"sedang memikirkan suatu rencana...!" jawabku,
"rencana pelarian?" tanya nya lagi
"bukan..rencana untuk membuatku tidak bisa jauh dariku..!"jawabku menggoda, sambil bangkit dari kursi tempatku duduk, dan mendekati mario yang sedang berdiri.
.
"apakah kau sudah mandi dengan bersih..?" Tanyaku sambil menarik lepas handuk yang melingkar dipinggangnya.
.
"Aku rasa sudah cukup bersih..!"
.
"oh ya.. Ehm tapi aku tidak yakin.. Berbaringlah disana, aku akan memandikanmu sekali lagi.." ujarku memberi perintah.
.
"sejak kapan mandi diatas kasur..?" gumannya.
.
"ini mandi spesial, cepatlah berbaring atau kau akan menyesal melewatkan kesempatan ini..".
"baiklah..aku tidak mau menyesal..!" ujarnya, dan segera naik keatas ranjang memposisikan diri telentang.
.
"bagus..!" ujarku, sambil melucuti pakaianku sendiri hingga bugil, kudekati Mario, "bagaimana kalau bagian kaki ini dulu yang kubersihkan lagi.." ujarku, sambil membungkukan kepala, dan menjulurkan lidahku mejilat jempol kakinya, membasahinya dengan liurku, menyusuri setiap celah diantara jarinya, bergantian kiri dan kanan.
.
Setelah itu lidahku merayap dikakinya, menyusuri hingga paha dan juga bagian atas kelaminnya bulu-bulu jembutnya, tak luput kubasahi dengan ludahku, dan aku kembali bergerak menjilati bagian perutnya, terus kedadanya yang berbulu, lehernya..
"bagaimana rasanya...?"tanyaku
.
"ehm luarbiasa..tapi sepertinya ada bagian yang terlewat.." ujarnya
.

"bagian yang itu harus menggunakan alat khusus.."jawabku. Aku kecup lidahnya. Dan ia menahan kepalaku, lalu melumat bibirku, lidah kami saling lumat untuk sesaat..
" saatnya yang spesial.." ujarku sambil melepas kulumannya, kukangkangi badannya, dengan posisi memekku tepat diatas ujung kontolnya...
.
"kau punya sesuatu yang besar disini.." ujarku sambil menggenggamnya
.
"aku menjaganya tetap besar, agar kau selalu kembali kesini..!" jawabnya.
.
Kupegang kontolnya, dan kuturunkan pantatku, kontol yang tegang itu menembus lubang memekku, aku diamkan sesaat..
.
"ehmm..kau punya alat yang sangat nikmat untuk memandikan bagian yang itu.." ujarnya.
.
"kau akan bisa menikmatinya setiap saat nanti ditempat baru kita..." kataku dan mulai bergerak naik turun, menggerakan memekku dikontolnya.

"akh,..akh.. Yeah.. Terus say akh.." teriaknya sambil terus bergerak, dan mengimbangi setiapkan gerakanku dengan sodokan kontolnya, aku bisa merasakan ujungnya menyentuh ujung dalam kemaluanku.
.
"nikmatilah sayang, rasakan kenikmatan memekku.." ujarku sambil terus bergerak naik turun dan sesekali bergerak berputar, sementara mario merem melek menikmatinya.
.
Mario membalikan posisi, kali ini dia yang diatas mengontrol permainan, nafasnya memburu, dan gerakannya semakin tidak teraktur, "aakhh.. Aku keluaaarr akhh..." teriaknya dan ambruk menindihku..
.
Kusingkirkan tubuh Mario dari atasku, dia masih terlelap, aku segera membasuh tubuhku dikamar mandi, dan segera berpakaian, lalu bermaksud pulang, didepan pak Wicaksana sudah menungguku. "bagaimana..?" tanyanya.
"Mario sudah setuju untuk ikut.." jawabku. Ia terlihat senang mendengar jawaban itu,
.
"terimakasih Lian, saya sudah mengatur semua untuk kalian.." ujarnya.
Satu jalan sudah terbuka, kini tinggal membujuk mama.
.
=============
(mom's stories)

.
Terkadang aku kagum dengan kegigihan anak ini ia tidak pernah menyerah untuk memaksakan kehendaknya, dan kini dihadapanku dan Fany ia menjelaskan dengan sangat detail soal rencana nya untuk lari.
.
"apakah kamu tidak sadar jika rumah sakit ini milik mereka, mereka pasti mengawasi dengan ketat.. Dan dalam rencanamu tidak ada rencana bagaimana keluar dari tempat ini,.." ujarku, anak ini langsung terdiam raut kebingungan langsung tersirat diwajahnya.
.
"ckreek.." suara pintu terbuka, suster Evi ternyata.
Ia kembali mengunci pintu, lalu menghampiri kami.
"aku tahu apa yang kalian rencanakan.." ujarnya mengejutkan kami.. Ia lalu berjalan kesudut ruangan mengambil sesuatu dibalik pot bunga, "akulah yang mereka tugaskan untuk mengawasi kalian, dan ini adalah alat penyadap, segala pembicaraan kalian aku bisa dengar dari sini, tapi tidak usah khawatir tidak ada orang lain yang tahu hal ini selain aku.." ujarnya ia diam sesaat, menatap kami satu persatu.."aku akan membantu kalian keluar dari rumah sakit ini.." lanjutnya.
.
"bagaimana caranya, suster akan membantu kami..?" tanya Lian
.
"besok pagi Fany akan menjalani CTscan, terakhir sebelum dinyatakan benar-benar fit dan karena alat dirumah sakit ini sedang rusak, maka dia akan dirujuk kerumah sakit lain. Dan dirumah sakit itu mereka tidak bisa mengawasi, hanya ada aku yang akan jadi suster pendampingnya.." ujarnya menjelaskan.
.
"kenapa kami harus percaya rencana mu ini, apakah kamu ingin menjebak kami, bukankah kau juga bagian dari keluarga Ming?" tanyaku meragukan maksud dari suster yang juga menantu keluarga Ming ini.
.
"mungkin ini bisa menghilangkan kecurigaan tante pada saya..." ucapnya sambil mengambil sesuatu dikantongnya, dan menunjukan sebuah benda dikepalannya yang
aku benar-benar terkejut melihatnya.
''darimana kamu dapatkan bros ini..? Siapa kamu..?" tanyaku. itu bros kupu-kupu biru yang dulu pernah kuberikan pada Linda, kenapa bisa ada padanya...

12th SIN : Double Cross
.

=====
(LINDA STORIES)
=====
.
Aku terus menggenggam bros kupu-kupu pemberian wiwi ini, karena walaupun hanya kenal sebentar, aku sudah merasa sangat dekat dengan wiwi dan ci Anie, aku tahu mungkin tidak akan bisa bertemu dengan mereka berdua lagi, tapi aku tidak akan pernah melupakan mereka.
Aku dibawa ke Jakarta, dan diserahkan kepada seorang pria bernama om Hengky, yang belakangan aku ketahui merupakan seorang Germo kelas atas yang juga masih keturunan keluarga Ming.
.
"ehm wajah sendu dan berkulit putih seperti ini yang selalu disukai, terkesan lugu.." ujarnya ketika melihatku.
.
Aku tidak merespon sedikit pun ucapannya, yang kulakukan hanya diam membiarkannya memperhatikan seluruh tubuhku.
.
"sepertinya aku harus mencicipimu dahulu, untuk merasakan senikmat apa dirimu.." ujarnya sambil menarik tanganku memasuki salah satu kamar dirumah mewah itu.
.
Sesampainya dikamar aku langsung ditelanjangi, dan dia pun menelanjangi dirinya sendiri.
"kau benar-benar memiliki aset yang menakjubkan.." ujarnya sambil memandang tubuhku dengan mata nanar.
Ia berjalan mendekatiku mata menatapnya begitu terlihat jelas menyeleksi setia jengkal bagian tubuhku.
Kami saling berhadapan dalam kondisi bugil, tubuhnya lebih tinggi dari aku, aku hanya sebatas dadanya. Diraihnya daguku dan diangkat menghadapnya, "cantik sekali.." ujarnya dan langsung melumat bibirku, aku tetap mengatupkan mulutku menolak membalas kulumannya, tapi ia menekan lebih keras cengkraman didaguku, yang mebuatku terpaksa membuka mulut, dan ketika mulutku terbuka lidahnya langsung masuk dan beradu dengan lidahku, kendati aku tidak melakukan apapun, lidahnya terus bergerak, menjilati dinding dalam mulutku.
.
Tangannya yang memegang daguku mulai dilepaskan, namun tangan satunya yang dipinggang belakangku semakin ditekankan, tubuhku semakin menempel ketubuhnya, aku bisa merasakan penis tegangnya menyentuh-nyentuh pahaku.
Kendati tidak mendapat respon dariku ia tetap melumat bibirku, memainkan lidahnya dan menyeruput liur yang keluar dari mulutku, aku merasakan sentuhan jari dibelakang leherku, menempel tipis, bergerak-bergak menyusuri leherku, kepunggungku, kembali keleher, kuping.. Auouch.. Sentuhan itu membuatku berdesir, dan tanpa sadar, bibirku bergerak, lidahku merespons setiap lumatannya, kupejamkan mata, antara rasa malu karena terpancing oleh birahi dan juga keinginan dalam tubuhku untuk lebih menikmatinya.
.
Ia melepaskan kuluman dimulutku, nafasku terengah-engah, belum sempat kumengambil nafas, iasudah berlutut dikakiku, dinaikan satu kakiku dipundaknya, dan ia menyelusupkan kepalanya diantara selangkanganku, "akhhhh...." desahku ketika benda lembut basah itu menjilati vaginaku.. Rasa berdesir menjalari seluruh tubuhku, ketika ujung lidahnya berusaha membuka lipatan bibir kelaminku, "eahm..akhh..argh, argh.." aku merintih tertahan, aku bisa merasakan jika cairan kewanitanku sudah mulai membasahi seluruh rongga kemaluanku, dan aku semakin tak bisa mengendalikan diri, tubuhku merasakan sensasi yang luar biasa ketika mulutnya menyeruput cairanku itu. Aku tak kuasa menahan diri, ketika lidahnya juga turut memainkan klitorisku, daging kecil itu sangat nikmat sekali rasanya ketika disentuh oleh ujung lidahnya.
.
Sukses membuatku menggelinjang dan merintih hebat akibat permainannya lidahnya, ia bangkit berdiri,
"kau menyukainya kan.." ujarnya sambil menatapku dengan senyum penuh kepuasan.
Aku tak memberi jawaban nafasku masih tersenggal.
.
Kembali sebelah kakiku diangkat kepinggangnya, sebelah tangannya memegang penisnya yang sudah sangat tegak itu, digesek-gesekan penisnya diantara celah lipatan kemaluanku, sambil ditekan-tekan pelan.. "Akkhhhh..." jeritku ketika dengan cepat ia memendamkan seluruh penisnya kedalam vaginaku, rasanya sedikit perih namun terasa hangat dan batang berdenyut itu juga terasa begitu penuh mengisi lubang vaginaku.

dan ia kembali menarik sebelah kakiku lagi, kini aku dalam posisi digendong olehnya, penisnya terasa menusuk semakin dalam dikemaluanku.
"akh..akh..akh." rintihku ketika ia mulai menyentak-nyentakan kelaminnya.
Tak hanya itu ia juga menggerakan aku maju mundur digendongannya sehingga penisnya jadi bergerak keluar masuk di vaginaku.
.
"eugh..akh..akh.. Yeakh..akh..." aku terus merintih, gesekan urat-urat dipenis nya, terasa begitu enak sekali, apalagi disaat klitorisku juga ikut tergesek.
.
Ia membawaku keranjang, pria paruh baya ini memang mempuanyai tubuh yang gagah dan kuat, terlihat tidak masalah sama sekali baginya untuk menggendongku.
Kami tetap bersetubuh dengan cara seperti itu, bergerak dari sisi yang satu kesisi yang lain dikamar itu, sampai akhirnya dia duduk diranjang, berada dalam posisi yang seperti itu, membuatku yang sudah terbalut dalam nafsu birahi tidak ingin kehilangan momen begitu saja, aku langsung bergerak naik turun, diatas pangkuannya, tak hanya itu, aku juga sengaja menyentuhkan kedua payudaraku kewajahnya.
.
"akh..akh..yeah..okhh..akh..yeah..oh..oh..oh.. " desahku dengan irama nafas menderu.
.
Om Hengky menahan tubuhku untuk tidak bergerak, ia mengangkat kakinya dan memutar tubuhnya, kini kami sudah diatas ranjang, didorongnya pelan tubuhku hingga telentang, dengan kedua tangannya tetap menahan pahaku, mencegah agar pertautan kelamin kami tidak terlepas.
.
Kali ini om Hengky yang aktif bergerak aku hanya diam menikmati, sambil sesekali ikut menggoyang atau mengangkat pinggul menyambut setiap tusukan penisnya.
.
Permainan birahi ini membuatku lupa akan statusku, yang ada hanyalah hasrat untuk segera menuntaskan siksa birahi ini..
.
"oukh..akh..akh..kau menikmatinya pelacur kecil nya.. Akh... Eakh...!" desahnya diantara deru nafas yang semakin memburu.
Keringat membasahi seluruh tubuh kami, panasnya gelora birahi dalam tubuh kami tidak mampu diredakan oleh pendingin ruangan dikamar ini.
.
"akh..ah..akh.ah..ahhh....!" aku hanya bisa mendesah, aku merasakan dorongan kuat didalam diriku yang tak bisa kutahan lagi.. Tubuhku serasa bergetar dan sesuatu terasa lepas dari dalam diriku.. "arggggh..akh..." aku mengerang, tubuhku mengejang dan melemas bersama rasa nikmat yang tiada tara.
Tubuhku masih terguncang akibat gerakan memompa om Hengky yang semakin cepat, dan ia pun berteriak.. "akkkkhhhh...." aku merasakan beberapa kali semprotan dikemaluanku terasa hangat, vaginaku terasa penuh aku bisa merasakan sebagian cairan hangat itu meleleh keluar dari sela-sela vaginaku yang masih tersumpal penis om Hengky yang sudah ambruk menindihku.
.
"kau sangat luarbiasa.. Kenikmatan yang tak bisa ditandingi , gadis keluarga Jia benar-benar pelacur sejati.." ujarnya, kata-kata yang begitu menyayat ditelingaku, segera momen kenikmatanku langsung hilang berganti menjadi kepada pria ini, kepada seluruh keluarga Ming mereka adalah neraka buat keluarga Jia, kudorong tubuh pria ini dari atasku, kubalikan badanku membelakanginya, tapi om Hengky malah memelukku dari belakang, dan menggesek-gesekan penisnya yang masih terasa basah dan lengket itu kepantatku.
"sepertinya aku harus mencoba bagian yang ini juga.." ujarnya ditelingaku, sambil menekan penisnya dibelahan pantatku, aku tidak menghiraukan ucapannya, kupejamkan mata berharap cepat tertidur dan karena hanya dalam tidur aku dapat melupakan semua ini walau hanya untuk sesaat.
.
"Hey..bangunlah kau bukan putri yang bisa tidur sesuka hatimu.. Cepatlah bangun.." suara keras om Hengky membangunkanku.
"cepatlah mandi.." perintahnya.
.
Tubuhku masih terasa lemas akibat persetubuhan semalam tapi aku juga tiba-tiba merasa jijik ketika aku mengingat kejadian semalam dengan pria ini, aku segera beranjak dari tempat tidur, dan langsung kekamar mandi yang ada dikamar ini, kuguyur tubuhku di shower dengan air dingin, kusabuni setiap jengkal tubuhku, agar bisa menghilangkan sisa-sisa dari pria itu.
.
"pakailah baju itu, dan isilah formulir itu juga.." ujar om Hengky yang rupanya menungguku selesai mandi.
.
"formulir apa..?" tanyaku
.
"formulir masuk kuliah. Kau bebas memilih jurusan yang kau sukai..!" jawabnya.
.
"untuk apa aku kuliah, bukankah aku disini untuk dijadikan pelacur..!" kataku.
.
"hahaha.. Kau tahu pelacur yang berprofesi sebagai mahasiswi itu. Sangat mahal tarifnya, jadi cepatlah jangan banyak protes, kau bukan satu-satunya gadis yang harus ku urus..!" ia berkata sambil meninggalkanku.
.
Aku memang dikuliahkan, aku dibebaskan kuliah sesuai dengan jurusan pilihanku sendiri, dan aku juga mendapat fasilitas yang menurut ukuranku luarbiasa, mobil untuk kuliah dan juga uang jajan yang cukup besar, ternyata om Hengky tidak menjadikanku pelacur, tapi lebih sebagai simpanan nya, seiring dengan berjalannya waktu, aku mulai merasakan benih-benih kasih terhadap om Hengky, aku mulai merasa rindu jika beberapa hari saja tidak bertemu, kendati usia kami berbeda jauh, namun rasa itu terus tumbuh.

Aku selalu berusaha menghilangkan rasa dihati ini, menjaganya agar tidak terus tumbuh, mulai dari melakukan hal-hal yang tidak disukainya, atau menantangnya untuk segera membawaku ke rumah bordil, tapi om Hengky tidak pernah menggubris itu, ia tetap memperlakukan aku spesial, dan aku jadi seperti merasa menghianati seluruh keluarga Jia, karena aku ternyata sudah jatuh hati dengan pria dari keluarga Ming.
.
Tak berapa lama akupun hamil anak om Hengky, tapi dikeluarga Ming ada larangan untuk mempunyai anak dari perempuan keluarga Jia, jika sampai ada keluarga Jia yang hamil oleh keluarga Ming, maka harus cepat digugurkan.
Sebenarnya saat itu aku sudah pasrah jika harus menggugurkan kandungan. Tapi om Hengky ingin membesarkan anak itu, karena ingin mempunyai keturunan.
.
Maka diaturlah sebuah rencana dimana jika anak ini lahir maka akan diurus oleh orang kepercayaan om Hengky, saat itu aku setuju saja karena itu satu-satunya alasan paling rasional untuk menyelamatkan anak ini, dan aku juga percaya orang ini akan menjaga anakku dengan baik.
Aku hanya bisa merasakan sekali menyusui anakku, karena setelah melahirkan om Hengky langsung membawaku pindah ke Tiongkok, aku semula menolak untuk pindah kesana karena darisanalah asal mula semua ini, tapi om Hengky mengatakan bahwa tempat yang paling berbahaya justru tempat yang paling aman untuk bersembunyi. Kendati sudah berada jauh namun aku selalu mengawasi setiap perkembangan anaku, dari kecil hingga menjadi seorang gadis cantik dan juga pintar bahkan telah menjadi seorang suster, selain itu keluarga angkatnya juga selalu mengirimi kabar tentang perkembangannya dan juga foto-foto dirinya.
.
Om Hengky sudah meninggal sejak bertahun-tahun lalu, namun uang deposito dan juga usaha penginapannya cukup untuk membiayai hidupku disini, tapi tetap saja aku merasa kesepian sendiri dinegeri orang, ketika mendapat kabar Evie sudah menemukan jodohnya, seorang dokter muda yang brilian, aku sangat senang sekali dan nekad kembali ke Indonesia, untuk menghadiri pernikahannya.
.
Ternyata kepulanganku membongkar semua rahasia tentang Evie, calon suami Evie adalah putra dari keluarga Ming, dan di pesta pernikahan itu ci Anie ada diantara rombongan mempelai pria.
.
Untunglah ci Anie mau merahasiakan semuanya, namun aku juga harus membuka semua kepada Evie, agar dia bisa menjaga diri.
.
Masih terbayang jelas wajah kagetnya dibenakku, ketika Evie mengetahui semua, ia terlihat sangat shock, tapi juga cukup dewasa untuk menerima semuanya, aku yakin om Hengky akan sangat bangga disana melihat sikap dewasa putrinya ini.
.
Setelah merasa Evie bisa menerima kenyataan ini. kuputuskan untuk kembali ke Tiongkok, sebelum pergi aku memberikan bros kupu-kupu pemberian wiwi dulu sambil berpesan " jika ada kesempatan membantu seorang keluarga Jia, maka bantulah karena sekecil apapun bantuan itu, artinya akan sangat besar untuk orang yang dibantu.." pesanku, sambil memeluknya erat, entah kapan aku bisa memeluk anakku lagi, jika bisa aku tidak ingin berpisah lagi dengannya, tapi aku tahu keberadaan aku disini justru bisa menyulitkan dan membahayakan hidupnya. Kutitipkan Evie kepada ci Anie, seraya berpesan kepadanya jika nanti bertemu wiwi, tolong katakan bahwa aku juga merindukannya.
.
~
.
======
(Fany stories)
======
.
Aku tidak begitu mengenal siapa suster Evie ini, walau mama dan Lian tampak begitu akrab, aku merasa tetap harus berhati-hati.
.
"semua sudah siap..ambulan sudah menunggu diluar" ujar lian yang muncul tiba-tiba.
.
"baiklah mari kita berangkat, fany kamu sebaiknya tetap menggunakan kursi roda.." ujar suster Evie.
.
"baiklah.." jawabku.
.
Akupun duduk dikursi roda dengan didorong suster Evi, dan di ikuti oleh mama dan Lian.
Entah siapa yang dikenal oleh Lian, sampai anak ini bisa mendapatkan ambulan palsu ini, dan tanpa kecurigaan kamipun dapat meninggalkan rumah sakit ini dengan lancar.

.
"kemana tujuan kita..?" tanyaku
.
"kita akan menyebrang ke Bakauheni, tapi sebelumnya kita ganti kendaraan dulu, Mario sudah menunggu dengan kendaraan yang lain..." jawab Lian.
.
"aku turun disini saja.." sela suster Evi.
.
"kamu tidak ikut dengan kami..?" tanya Mama.
.
"Aku tidak bisa, aku hanya bisa membantu sampai disini, waktu kalian tidak banyak jadi bergeraklah yang cepat..!" kata suster Evi.
.
"tapi nanti apa yang mereka perbuat pada kamu jika mengetahui kamu membantu kami melarikan diri.." mama berkata penuh kekhawatiran.
.
"aku bisa mengarang suatu alasan.. tante berhati-hati saja selama diperjalanan,.." ujarnya.
.
Suster Evi turun di tengah jalan, sementara kami melanjutkan perjalan, mobil ambulan ini berjalan memasuki komplek pergudangan dikawasan pelabuhan.
.
"apa kamu yakin disini tempat temanmu itu menunggumu..?" tanyaku.
.@>
"iya ci, Mario sudah menyiapkan segalanya.. cici tenang aja.." jawab Lian.

Dari sela-sela tirai dikaca mobil ini aku bisa melihat susana jalan yang sepi dan ketika mobil berbelok masuk kesalah satu gudang di sisi jalan ini, firasatku sangat tidak enak, aku merasa janggal tempat ini terlalu sepi untuk sebuah komplek pergudangan.
.
"apa ini Lian..?" tanyaku begitu kami turun dari mobil ambulan ini ternyata sudah ada beberapa orang pria yang menunggu kami didalam gudang ini.
.
"Mario kenapa kamu membawa begitu banyak orang..?"tanya Lian kepada salah seorang diantara mereka, Aku bisa melihat raut kebingungan di wajah Lian.
.
"maafkan aku Lian, keluargaku hanya tinggal Papaku seorang, seperti kamu yang ingin menyelamatkan keluargamu, aku juga ingin menyelamatkan Papaku.." jawab Pria yang dipanggil Lian, mario itu.
.
"maksudmu apa?" Lian terlihat makin kebingungan.
.
"aku akan menukar kalian demi kebebasan Papaku.. Maafkan aku Lian. aku hanya ingin menyelamatkan nya dia sudah tua dan sakit-sakit'an aku tak tega jika ia harus mendekam dipenjara.." kata Mario.
.
"Bajingan kamu Mario..." teriak Lian sambil mengambil potongan besi yang banyak berserakan dilantai gudang ini, dan lalu berlari menuju Mario, tanpa sempat kucegah...
"bajingaaan.. kau Mario..." teriaknya sambil menerjang ke arah Mario.


13 SIN : UNTOLD STORIES (part 1)
.
(fany flashback)
.

=
.
Bekerja sebagai sales asuransi seperti ini adalah pekerjaan pertamaku, begitu lulus D3, aku langsung melamar kerja di perusahaan ini, yang saat itu sedang melakukan perekrutan pegawai, insentifnya lumayan dan setiap bulan ada gaji tetap juga, lumayanlah untuk aku walau setiap hari aku harus berkeliling mal-mal atau kantor menawarkan berbagai macam polis asuransi, dan ternyata tidak mudah karena 2 minggu kerja aku belum menjual satupun, padahal aku diberi target dari perusahaan minimal harus bisa menjual 2polis dalam bulan pertama kerja.
.
"ci..aku minggu depan terpilih mewakili perkumpulan untuk kompetisi di singapur..! Nanti kalau cici dah gajian aku bagi aku yah buat uang jajan disana.." ujar Lian suatu malam dikamarku.
.
"wow hebat yah, adikku ini..tapi bukankah kalau kompetisi itu semua ditanggung panita.. Kok masih minta uang jajan sih.!" ujarku menggodanya
.
"ikhh.. cici gitu deh aku kan mau beli oleh-oleh.. Untuk cici dan mama...!"
.
"yey mau beli oleh-oleh tapi uangnya minta dulu, sama aja aku yang nitip itu sih."
.
"ah cici.. Pokoknya aku ga mau tau cici harus kasih aku uang jajan..pliiz.." ujarnya merajuk.
.
"iya..iya.." jawabku
.
"nah gitu dong, itu baru ciciku..!" ia berkata sambil memelukku.
.
"katanya mau ikut kompetisi beladiri internasional, tapi masih manja seperti ini..." godaku.
.
"ah cici ga asik.. Aku kan cuma bisa peluk cici, mama mana mau dipeluk sama aku..tadi waktu aku bilang soal ini saja mama cuek.." ujarnya terlihat perubahan diwajahnya yang tadi ceria menjadi muram.
.
"iya..deh..sini." kataku sambil merangkul tubuhnya.
.
Sejak kecil Lian sudah aktif di perkumpulan gerak badan yang ada disebuah klenteng didekat rumah, dan dia sangat berbakat dalam seni beladiri kungfu, beberapa kompetisi pernah dimenangkannya kendati hanya dalam skala daerah, dan akupun menyadari kalau menjadi wakil di kompetisi ke luar negeri ini sebuah hal yang luarbiasa untuknya.
.
Aku harus berusaha paling tidak hari ini bisa mendapatkan 1 pelanggan, malah kalau bisa lebih, sejak pagi aku sudah menuju sebuah komplek perumahan mewah, semalam Lian mengatakan kalau orang tua salah satu teman kuliahnya ingin membeli asuransi, memang sejak aku kerja, Lian juga kerap membantu menawarkan polis kepada teman-teman kuliahnya.
.
Jalan "flamboyan 15a" Aku sudah ada didepan gerbang sebuah rumah mewah berarsitektur eropa dan cukup mencolok karena lebih besar dari rumah-rumah disekitarnya. Ini adalah alamat rumah temannya Lian, yang ia berikan padaku.
.
"permisi pak !" sapaku pada seorang satpam yang berada dipos satpam disamping gerbang.
.
"ya..! Ada yang bisa dibantu mbak.?" kata pria berkumis tebal itu, lumayan ramah untuk ukuran seorang satpam.
.
"saya mau bertemu bapak William.." jawabku.
.
"mbak siapa,.? Sudah ada janji bel.."
.
"tiiit.." suara klakson dari sebuah mobil sport berwarna merah.. memotong ucapan si satpam. Dia langsung bergegas membuka gerbang bercat biru itu, mobil itu berhenti disampingku, dan kaca mobilnya diturunkan.
.
"ci Fany yah, cici nya Lian." sapa pemuda dari balik kemudi mobil itu.
.
"iya..!" jawabku
.
"saya Rio teman kuliah nya Lian, mau nawarin asuransi kan, langsung masuk aja ci, papah ada didalam." ujar pemuda yang cukup tampan itu.
.
Setelah memberitahu pada satpamnya, Rio langsung berangkat, dan si satpam itu mengantarkan aku masuk kerumah besar itu. Seorang pria paruhbaya muncul dari dalam rumah mengenakan pakaian rapi seperti orang yang hendak
berangkat kekantor.
.
"selamat pagi pak saya Fany.." ujarku seraya menyalaminya
.
"pagi..! Ehmm.. Temannya Rio yang dari asuransi ya..?"
.
"iya pak,.!" jawabku
.
"tidak usah formal panggil pak, panggil om saja seperti teman-teman Rio yang lain." ujarnya sambil memandangku dari atas kebawah.
.
"Om sudah pelajari penawaran yang diberikan, dan cukup menarik dibeli beberapa, maka dari itu om ingin mengetahui lebih jelas dan langsung dari kamu.." ujarnya.
.
"baik om, saya siap memberikan penjelasan yang masih om butuhkan." kataku tanpa dapat menyembunyikan kegembiraanku karena ini mungkin akan jadi konsumen pertamaku.
.
"baiklah, tidak keberatankan, jika kita bicara dimobil, karena om harus segera kekantor..!"
.
"iya om.." kataku menyetujuinya.
.
Akhirnya akupun ikut naik mobil si om, diperjalanan kekantornya aku memberikan penjelasan tentang penawaran dan tanggungan yang ada di asuransi yang kutawarkan, tapi si om seolah tak memperhatikan, apa yang kujelaskan, aku bisa merasakan kalo dia justru sedang memandangiku dengan pandangan yang membuatku risih.
.
"om...!" panggilku ketika setelah selesai ku menerangkan, tapi si om masih tetap memandangku aneh.
.
"oh..iya..iya..!" jawabnya agak kaget ketika kupanggil.. " kamu sudah berapa lama jadi sales asuransi seperti ini..?" lanjutnya
.
"satu bulan om..!" jawabku.
.
" lalu sampai saat ini sudah mendapatkan klien berapa orang?" tanyanya. .

"belum ada satupun om, maka dari itu saya sangat berharap om mau mengambil paling tidak satu saja om..!" ucapku
.
"hahaha.. Om bisa ambil 10 untuk pertama, dan mungkin akan bertambah, karena om ingin mengasuransikan pegawai om.." ujarnya, aku nyaris tak percaya mendengarnya.
.
"beneran om..?" tanyaku meyakinkan.
.
"iya.." jawabnya.
.
Senang sekali rasanya mendengar itu, dengan menjual 10 polis saja aku akan mendapatkan bonus yang sangat lumayan, cukup untuk uang saku Lian ke kompetisi bela diri diluar negeri.
.
"om akan beli 10 untuk awalnya dan kemudian 10 lagi berikutnya, asal kamu nanti malam datang kerumah dan temani om.." ujarnya, sebuah perkataan yang membuatku terbanting ketika beberapa saat lalu terasa terbang.
.
"maksud om apa.?" tanyaku emosi.
.
"kamu sudah cukup dewasa untuk mengartikan maksud om tadi kan.." jawabnya dengan mimik wajah yang begitu memuakan untuk dilihat, aku merasa begitu dilecehkan.
.
"maaf om saya turun disini saja.. Saya menjual polis asuransi, bukan menjual diri.." ujarku sambil berusaha terlihat tidak terpengaruh ucapannya tadi.
.
"baiklah, tapi ini kesempatan untukmu, mengingat sampai saat ini kamu belum mendapatkan satupun klien, jadi cantik, om tetap menunggu, jika kamu berubah pikiran datanglah kerumah nanti sore.." ujarnya dengan senyum yang terlihat begitu menyebalkan
.
"makasih..." jawabku sambil turun dari mobilnya, dan kubanting pintu mobilnya dengan sangat keras, melampiaskan kekesalanku.
.
Aku memilih untuk pulang saja, walau hari ini belum berjalan setengahnya, tapi aku sudah tak berniat untuk melanjutkan mencari klien lain, aku benar-benar merasa terlecehkan dengan perkataan om William tadi, pria itu sungguh kurang ajar, aku hanya ingin bekerja, membantu mama dan Lian, begitu sulitkah jalan sebuah pekerjaan untukku....
.
Rumah terlihat sepi, pintu pagar depan tertutup, juga pintu rumah, apakah mama belum pulang dari pasar, tapi ini sudah cukup siang pasar pasti sudah sepi, dan biasanya juga kue-kue yang mama jual sudah habis.
Aku berjalan kesamping rumah jalan kecil diantara rumah dan tembok pembatas, bermaksud masuk lewat pintu dapur. karena pintu depan terkunci, dan ketika melewati kamar mama, sebuah hal yang tak pernah terbesit didalam hatiku, tergambar jelas didepan mataku lewat gorden jendela yang sedikit tersingkap di kamar mama, kenapa hari ini begitu banyak hal yang tak terduga terjadi dihidupku.
.
Mama sedang berlutut dihadapan seorang pria yang mungkin usianya sedikit lebih tua dari mama, pria itu duduk diatas ranjang masih mengenakan baju
namun celananya telah terbuka, karena kontolnya kini sedang dijilati mama yang berlutut diantara kakinya dengan tubuh sudah bugil tanpa sehelai benangpun. Aku melihat jelas bagaimana lidah mama menjulur-julur menjilati batang tumpul, diantara celah paha pria itu, karena posisi kaca jendela ini berada disamping dari posisi tempat tidur.
Mama sudah tidak lagi menjilati. Tapi kini semua batang pria itu, sudah keluar masuk dimulutnya, kepalanya bergerak-gerak, dan pria itu terlihat sangat menikmati servis oral mama, kepalanya terdongak keatas, "akhh..yeah..wi..akh.." kendati tidak terlalu jelas aku bisa mendengar desahan pria itu.
.
Setelah beberapa waktu menjilati dan mengulum kontol pria itu, mama berdiri, diikuti oleh pria itu, mereka saling berhadapan dan berciuman, tangan mama menggenggam batang pria itu dan bergerak mengocok, sementara tangan si pria juga mengelus selangkangan mama.
Mama lalu berbaring telentang diranjang, pria itu masih berdiri sambil melepas baju, setelah bugil langsung naik kesebelah mama, dengan posisi menyamping, pria itu menatap mama, mereka saling tersenyum, seperti sudah lama saling kenal, siapa pria itu, dan apa hubungan mereka kenapa bisa sampai sejauh ini.
.
Tangan pria itu menyentuh payudaranya meremasinya "akh..pelan..pelan.." erang mama ketika putingnya ditarik pria itu.
."habis kamu gemesin sih.. Montok.." ujar pria itu seraya membenamkan kepalanya dikedua bulatan payudara mama, dan tangannya bergerak menyusuri perut mama, terus kebawah menyentuh rimbunnya bulu-bulu lebat diselangkangkan mama. "arggghhh.." mama melenguh sepertinya jemari pria itu sudah menyentuh kemaluannya, aku bisa melihat tangan pria itu bergerak-gerak diantar jepitan kedua paha mama, dan tubuh mama juga sudah menggelinjang disertai rintihan kecil sesekali.
.
Pria itu terus mempermainkan birahi mama, mulutnya bergantian menghisap kedua puting susu mama, sementara jemarinya semakin aktif bergerak dimemek mama.
.
"akh,akh..." suara desahan mama, yang mendesah dan mengelinjang, pria terus melakukan aktifitasnya, tanpa memperdulikan erangan mama.
.
Selang beberapa menit kemudian pria itu mengubah posisinya berdiri dan pindah diantara kedua kaki mama yang masih terlentang, diganjalnya punggung mama dengan bantal, dan sambil memegangi kontolnya yang sudah sangat tegak itu, ditaruhnya tepat dibelahan memek mama, yang dihiasi jembut lebat itu.

Dengan gerakan perlahan kontol itu masuk menembus kemaluan mama, wajah mamah tampak meringis dan menggigit bibir.
"akhh..mmph..jepitan memekmu memang luarbiasa..akhh.." ujar
pria itu, sambil mulai bergerak maju mundur, mengeluar masukan kontolnya, menggenjot memek mama.
.
"akh..ekmh..emh..akh.. Memek..akh.. Memek muu.. Enak ..akh..yeakh.." erang pria itu sambil terus mempercepat sodokan kontolnya di memek mama..
.
"akhh..akhh..akh..emph.." mama hanya mendesah pantatnya mulai bergerak bergoyang menyambut sodokan pria itu, suara erangan birahi terdengar memenuhi kamar itu.
Pria itu semakin mempercepat gerakannya.. Dan tangannya menarik kedua tangan mama agar bangkit, dan posisi mereka berubah, kali ini mereka berhadapan, dan mama jadi seperti dipangku, tetek mama yang besar itu bergerak-gerak didepan wajah pria itu, karena kini yang aktif bergerak adalah mama.
.
Diantara rasa bingung akan apa yang terjadi didepan mataku, tanpa sadar aku juga sudah terpancing birahi, tanganku sudah sejak tadi menyelusup kedalam celana dalamku, jariku sudah terjepit diantara lipatan bibir memekku yang sudah basah, aku mainkan klitorisku dengan jariku sendiri tanpa melepas pandangan dari pergumulan birahi mama dan pria asing itu. Kali ini mereka kembali keposisi semula, mama telentang dan lelaki itu mengaulinya dari atas, gerakannya sudah semakin cepat, bahkan tubuh mama ikut terguncang menerima sodokan pria itu, "akkhhhh..." pria itu bersamaan dengan jatuhnya tubuh dia ke atas mama yang tampak tergolek lemas.
.
Aku tidak lagi memperhatikan mereka, aku terduduk ditembok samping kamar mama, aku percepat gerakan jariku mengocok memekku sendiri, memekku sudah sangat basah, dan tidak tahan untuk dituntaskan, desakan gelombang birahi akibat masturbasiku terasa sudah hampir diujung puncak klimaks, akh..ough..Aku tak kuat lagi aku berusaha menahan agar tidak mendesah, aku mempercepat gerakan jariku yang keluar masuk dilubang basah kemaluanku... Akhhh,. Akhirnya orgasme itu tiba juga, jemariku terasa hangat terkena cairan kenikmatanku sendiri, tubuhku melemas, samar kudengar percakapan mama dan pria itu dikamar.
.
"bagaimana soal permintaanku..apakah kau membawanya.?" sebuah pertanyaan dari mama kepada pria itu.
.
"ada di tas, untuk apa uang itu, apakah ada keperluan mendadak..?"
.
"Anakku mau ikut kompetisi keluar negeri..aku butuh untuk uang sakunya.!" jawab mama.
Ternyata mama memikirkan Lian juga, walau selalu memarahinya, aku juga heran kenapa mama selalu judes kepada Lian, padahal Lian anak bungsu yang biasanya selalu jadi anak kesayangan.
.
#
.
"sejak kapan kamu pulang..?" tanya mama, ketika dia baru mengantar pria itu kedepan dan melihatku muncul dari samping.
.
"siapa pria itu, kenapa mama lakukan hal itu.?" aku balik bertanya.
.
"bukan urusan kamu..kenapa pula jam segini sudah pulang, bukannya kerja.." ujarnya sambil berlalu masuk kerumah.
.
"nih..nanti kasih Lian buat ongkos dia.."ujarnya sambil menyerahkan amplop berwarna coklat.
.
"mama mau kasih Lian uang dari hasil jual diri.." kataku.
.
"plak..plak.." mama menampar wajahku "kurang ajar kamu..aku juga tidak perlu seperti ini jika kamu bisa cari uang..aku melakukan ini demi anakku, tidak seperti kamu yang mau saja dibodohi lelaki untuk ditiduri, tolol.." bentak mama, lalu masuk kekamarnya dan membanting pintu dengan sangat keras.
.
Aku tak dapat menahan tangis, aku berlari menuju kamar, kenapa mama mengungkit hal itu, aku memang pernah dituduri pacarku dan kepergok mama, tapi saat itu aku melakukannya karena dia pacarku, dan sampai sekarang aku masih menyesalinya.
.
Ini yang tidak kusukai dari mama, jika tidak ada Lian mama akan bersikap ketus dan kerap memaki aku dengan kata- kata kasar, tapi didepan Lian mama selalu baik padaku dan ketus kepada Lian, aku jadi selalu merasa bersalah karena kadang Lian terlihat iri denganku, oleh karena itu aku selalu berusaha menyenangkan Lian.
.
Pikiranku kalut, benarkah ini karena aku tidak mampu mencari uang mama jadi harus seperti itu, mama tadi melakukan itu untuk Lian, jika mama bisa, kenapa aku tidak penawaran dari om William tadi, akan menghasilkan insentif besar untukku, mungkin memang harus kulakukan toh aku juga bukan seorang perawan.
~~
.
Dengan beralasan akan kerumah teman aku kembali ketempat om William, si satpam yang tadi pagi masih mengenaliku dan aku langsung disuruh masuk, aku menunggu dibangku diterasnya hari yang mulai gelap dan lampu taman yang serasi dengan rimbunan pohon benar-benar terasa nyaman, aku nyaris lupa dan tak menyadari kedatangan si om yang ternyata sudah berdiri diteras.
.
"ehem..akhirnya kamu datang juga cantik, keputusan yang tepat.." ujarnya.
.
Aku terdiam, kuambil formulir pendaftaran untuk 20 polis, yang juga tertulis jumlah yang harus dibayar si 0m dan no.rek untuk transfer, kuberikan formulir itu padanya, yang langsung ia ambil dan baca.
.
"wow apa ini, kenapa jadi 20, tadi sudah dibilang ambil 10dulu.." katanya memprotes.

"aku minta 20, dan transfer uangnya sekarang. Dan aku akan melakukan apapun yang om mau..." ujarku memberi penawaran.
.
Si om terdiam dan matanya memandangi tubuhku dari atas kebawah..
"hahaha..kau cukup pandai jg bernegosiasi cantik..." katanya "tunggu sebentar.."ujarnya lalu masuk kedalam rumah sambil membawa lembaran formulir yang kuberikan tadi.
.
Tak lama ia kembali lagi dan menyerahkan formulir yang tadi kuberikan, yang ternyata sudah diisinya
.
"om sudah mentransfer juga uangnya.." ucapnya.
.
Aku langsung mengeceknya lewat phone banking dan ternyata memang uang nya sudah ditransfer.
.
"bagaimana cantik..cukup..?" tanya nya.
.
"iya makasih.. "jawabku
.
"oke cantik sekarang kamu harus menuruti perintahku.." ujarnya.
.
"apa yang harus kulakukan..?" tanyaku.
.
"buka semua pakaianmu.." ujarnya.
.
"apa..! Disini..?" tanyaku kaget,
.
"iya..cepat.. Ingat yang kau janjikan tadi, om sudah melakukan bagian om, sekarang giliran kamu cantik, lakukan bagianmu.." ujarnya.
.
Damn... aku tidak mengira pria mesum ini akan memintaku melakukan hal aneh seperti ini.. Freak..
.
Aku bangkit dari kursi, aku tidak ada pilihan, kulepas bajuku, lalu celana jeansku, "semuanya." ujarnya ketika melihatku terdiam disaat tinggal underwear yang menempel ditubuhku.. Sudah terlanjur pikirku akhirnya kulepaskan juga bra dan cd ku, kini aku bugil diteras rumah dihadapan seorang pria paruh baya yang sedang memandangku dengan tatapan mesum, untunglah pagar rumah ini cukup tinggi jadi aku tidak perlu khawatir akan orang diluar, satu-satunya kekhawatiranku adalah si satpam di depan gerbang tadi.
.
"sekarang titipkan semua baju dan tas mu pada si Juned satpam didepan." ujarnya.
.
"apa, aku tidak mau aneh-aneh seperti ini..!" ujarku menolak..
.
Si om bangkit dari duduknya, mendekatiku, dan tanpa diduga, tangannya mencengkram leherku dan mendorong tubuhku hingga tersadar kepilar diteras itu,
.
"jangan mempermainkanku, aku bisa menghancurkanmu disini..!" katanya dengan sorot mata mengancam, dan tetap mencengkram leherku hingga ku sulit bernafas, tangannya sangat kuat aku tak mampu melepaskan cekikannya..
.
"uhuukk..uhukkkhh." aku terbatuk ketika dia melepaskan cengkraman dileherku, mataku berair karena beberapa saat tadi tidak dapat bernafas.
.
"cepat lakukan perintahku.." bentaknya.
.
Tanpa menjawab segera kuambil pakaianku dan tas lalu kubawa ke si satpam didepan dengan telanjang bulat, satpam bernama Juned itu tersenyum melihatku yang mendatanginya dalam kondisi bugil
.
"ada apa mbak..?" tanya dengan mata jelas tertuju keselangkanganku.
.
"saya mau titip ini" kataku sambil menunjukan pakaian yang ada ditanganku,
.
"taruh aja disitu mbak.." ujarnya menunjuk bangku kayu yang ada disudut didalam posnya.
Ketika aku hendak masuk dan melewati. Ia yang berdiri dipintu tidak mau menyingkir, karena pintunya
kecil aku harus memiringkan badan untuk melewatinya, dan itupun masih membuat badanku bergesekan dengannya, rupanya ini siasat dia karena ketika aku keluar dia tetap diposisi tadi, dan kembali tubuh bugilku bergesekan dengan nya.
.
"hati..hati robek mbak..kontol bapak jumbo..!" ujarnya seraya mengacungkan lengannya.
.
Aku tidak memperdulikan ucapannya, dan terus berjalan kembali keteras rumah besar ini, pria paruh baya yang rambutnya sudah banyak uban itu masih duduk dikursi tadi, aku berdiri disampingnya.
.
"duduk,..!" perintahnya, sambil menunjuk meja didepannya, akupun menurutinya duduk menghadapnya di atas meja yang terbuat dari akar pohon yang besar,
.
"naikan kaki mu kesini.." ujarnya sambil menepuk dua sandaran kayu disisi kursi yang didudukinya.
Akupun menurutinya, kini posisiku duduk menghadapnya dengan kedua kaki terkangkang memamerkan selangkanganku didepannya.
.
Sungguh tak dapat kubayangkan betapa malunya aku jika ada yang melihat apa yang sedang kulakukan sekarang, duduk telanjang diteras yang terbuka, dengan posisi duduk yang seperti ini.
.
"memek yang cantik sekali, secantik orang nya.." ujarnya, karena dengan posisiku yang seperti ini, selangkanganku terpampang jelas didepannya.
.
''apakah sudah ada yang pernah memasukinya..?" Tanyanya lagi.
Aku hanya mengangguk.
.
"melihat tubuhmu yang seperti ini, siapa yang tidak tahan untuk mencobloskan kontolnya, kememekmu..katakan sudah berapa kontol yang masuk kememekmu ini..?" tanyanya sambil menyentuh memekku.
.
"satuu..akh.." jawabku sedikit mendesah karena jemarinya. Mengelus belahan diselangkanganku.
"apakah kau menikmatinya disentuh seperti ini.." ujarnya sambil lebih menekan jarinya, aku bisa merasakan bibir kemaluanku terbuka oleh tekanan jemari nya.

"oughhh..." erangku..
Ia mengangkat kedua lututku, otomatis membuatku jadi terlentang diatas meja kayu itu, Om William merundukan kepalanya mendekat diantara selangkanganku, dengusan nafasnya terasa menyentuh bulu-bulu diatas memekku.
Ia menaruh kedua kedua kakiku dipundaknya, kurasakan memekku dikuaknya dengan jari. Dan sebuah jilatan langsung mendarat disana, menjilati dan membasahi memekku dengan lidahnya yang terasa begitu berliur.
.
"augghhh,..emmphh ..akh.."aku merintih menikmati rasa itu.
seks itu nikmat dan aku tidak akan menolak kenikmatan ini, toh walaupun aku menolak untuk menikmati pria ini akan tetap menyetubuhiku..
"emmphh..akkrghh..akh.." aku mendesah kepalaku bergerak kekiri dan kekanan menahan rasa akibat aksi lidah si om dimemekku, aku sepintas bisa melihat bayangan seseorang dibalik rimbunnya tanaman di ujung taman, aku yakin itu si satpam yang sedang mengintip. Entah kenapa bukannya merasa malu aku merasa ada sensasi yang begitu aneh, tergeletak bugil diatas meja, dengan kepala seorang pria diselangkanganku di teras yang dikelilingi taman berpohon rimbun, dan sedang diintip seseorang..
.
"apakah memekmu pernah terluka?.." tanya si om, "tidakkhh.." jawabku, lalu si om kembali menjulurkan lidahnya, menjilati bagian dalam, dan sesekali menyentuh klitorisku..
.
"iyahh..akh..disituuh ..akh.ter..us..emph....!" rintihku tanpa merasa malu karena memang nikmat sekali, rasanya ketika klitorisku disentuh oleh lidah basahnya.
.
Si om menghentikan jilatannya, ia bangkit berdiri, bergerak kesampingku, lalu meletakan tangannya dibawah lutut dan satu dibawah leher, dan dengan entengnya dia mengangkat tubuhku, semula aku mengira dia akan membawaku kedalam rumah, ternyata ia membawaku kehalaman samping rumahnya. Sesaat aku memperhatikan wajah si om, tampan juga dan tubuhnya terlihat begitu kekar.
.
Aku dibawa menyusuri sisi rumah yang dikelilingi taman ini, ternyata aku dibawa ke kolam renang, kendati hari sudah gelap suasana kolam itu terang oleh lampu-lampu, yang menambah indah suasana disini.
Ia terus berjalan membopong tubuku ke pinggir kolam..
.
"kamu suka bermain di air..." tanyanya,
.
aku hanya tersenyum memandangannya, dan "byuuuuurr.." tubuhku dilemparkan nya kekolam, karena sudah menduga akan hal ini, aku jadi tidak gugup dan bisa menguasai keadaan, si om melepas semua pakaiannya dan duduk disisi kolam. Ternyata kontolnya besar sekali. Ia menggapaikan lengannya memanggilku untuk mendekatinya, akupun berenang mendekatinya, bertumpu di kedua pahanya dengan kedua tanganku, dan kakiku terus bergerak agar tetap mengambang, kontolnya sudah tegak berdiri, dan dalam posisi duduk ditepi kolam dengan kedua kaki yang masuk keair dan terbuka, kontol itu terlihat jelas menantang.
.
Aku majukan badanku sedikit lagi sambil kumiringkan kepalaku, dan langsung kubuka mulutku dan kucaplok dua buah kembar dipangkal kontolnya, kukulum-kulum benda itu seperti mengulum permen. Sesekali kutarik-tarik, aku tidak bisa melihat ekspresi siom, tapi aku bisa merasakan tubuhnya bergerak., puas memainka buah kembar itu, aku mengarahkan mulutku kebatangnya, kujulurkan lidahku, menjilati batangnya yang cukup besar itu, lidahku maju mundur, menjilati setiap tonjolan urat yang menghiasai batang itu, aku merubah posisi lagi kali ini, aku berdiri diantara kedua kakinya, kontolnya tepat didepanku.
.
Kubasahi batang itu dengan air kolam dan lalu kukocok-kocok. "emmph..bagaimana dengan kontolku..lebih besar mana dengan yang pernah memasuki memekmu.." tanyanya
.
"Besar punya om" jawabku.
.
"masukan kemulutmu..." ujarnya
.
"ga muat..." jawabku
.
"muat, buka mulut mu.." ujarnya, sambil menekan kepalaku agar menempel ke ujung kontolnya, dengan terpaksa kubuka mulut lebar-lebar berhasil masuk sebagian, "hisap saja yang kuat.." katanya menahan kepalaku untuk tidak bergerak, kuhisap kuat batang besar, "argh..akhh..terusss akh.,,hissaap yanggg..kuuaaat.."teriaknya sambil menahan kepalaku agar tidak bergerak, mulutku sudah terasa sakit menghisap kontol besar si om yang sedang menyumpal mulutku ini.
.
Akhirnya si om melepaskan kepalaku, dan dia juga menceburkan diri ke kolam, tubuhku dipeluknya, dan disandarkan didinding kolam, ia melumat bibirku, aku pun membalasnya kubuka mulut dan kubiarkan lidahnya beradu dengan lidahku, saling menyentuh dan berbagi liur, sambil tetap berkuluman ia menggeser tubuh kami kesisi kiri menuju tangga kolam, setelah sampai diarahkan aku untuk bersandar ditangga besi itu dengan kedua tanganku berpegangan disisi pegangan tangga.
.
Si om mundur sedikit lalu mengangkat pahaku, kini aju jadi mengambang dalam posisi telentang diatas air, si om mengatur posisi agar selangkanganku tepat diujung kontolnya.
Aku bisa merasakan batang itu sangat keras, dan sedang disodok-sodokan dibibir memekku berusaha menembusnya.

Entah lubangku yang terlalu sempit atau kontol si om yang terlalu besar ia terlihat kesulitan mendorong kontolnya untuk menembus masuk, diangkat satu kakiku ke bahunya dan "akrrggh..." aku menjerit lirih ketika tiba-tiba ia memasukan jarinya kelubang memekku, dan digerak-gerakan memutar, seolah sedang membuat celah untuk memasukan batang kontolnya, lalu ia memegang kontol besarnya, dan ditempelkan dicelah memekku, ia bergerak maju mundur pelan, aku bisa merasakan ujung nya mulai memasuki aku, membelah perlahan lubang memekku... "akhhh..pelann..pelan..omm..akh..." rintihku, namun siom terus mendorong pelan, rasanya sedikit nyeri seperti ada yang robek...
.

.
Ia diam sejenak, dan tanpa sempat kusadari ia mendorong seluruh batang nya menembus ke dalam lubang memekku.
.
"akkhhhhhh..akhh..sakiiittt..." aku berteriak kencang dan berusaha menggerakan kakiku agar dia mencabut kontolnya, namun dia begitu kuat usahaku tak ada artinya, aku juga tak bisa menggunakan tanganku, karena jika aku melepas peganganku, maka bisa-bisa kepalaku membentur tembok kolam ini.
.
Ia berdiam sejenak membiarkan batangnya didalam lubangku, namun tetap saja rasa perih masih terasa..
.
"akhhh...sempit sekali..." ujarnya sambil menarik keluar kontolnya, namun tetap menyisakan ujung kontol..
.
"ampuun om.. Lepass dulu..akh..sakit banget..om.." rintihku memohon.
.
"apa yang dilepas..apa yang sakit.?"
.
"ini..memek..ku..om..ahkh..aduuh..memekku.. sakit..banget om..lepasin kontol om.." jawabku karena memang sakit sekali rasanya.
.
"akh..enak begini kok sakit...akh.." ujarnya sambil mendorong kembali kontolnya terbenam didalam memekku.
.
"akh..aduuh,..akh..sakit..sakit..udah..ampuuun akhh..." teriakku namun tidak diperdulikan nya, ia mulai bergerak menggesek lubang memekku, dengan kontolnya, "akhhakh...eakh..akh..nikmat sekali" ujarnya.
Gerakan yang pelan itu lama-lama berubah jadi semakin cepat, dinginnya air kolam sedikit meradakan nyeri dimemekku, karena setiap dia menarik kontolnya lalu memasukannya lagi ada airkolam yang ikut masuk kememekku.
.
"akhh..owkh..okh..okh.." aku terus merintih, namun si om tidak perduli, ia terus menyodok memekku, dan sesekali ia mendiamkan kontolnya, lalu giliran pinggulku yang digoyang dan digerakan memutar jadi memekku memutari kontolnya.
"bluub..bluub..blub..." suara dari gelembung air yang keluar dari pergesekan kelamin, terdengar lucu buatku.
.
"ehm..kenapa..senyum..enak....?" tanya nya..
.
"ga..akh..sakit.." jawabku berbohong karena sebenarnya aku sudah bisa menikmatinya, karena besar dan kerasnya batang itu, setiap gerakan keluar masuknya, juga turut menggesek klitorisku, ouughh nikmat sekali..
.
"akh..oh..akh..akh..yeakh.." suara rintihanku diantara kecipak air kolam.. Sodokan si om mulai semakin cepat.. "akh..akh,enak...akh..terus..om..akh" ujarku sambil merintih keenakan, dan tidak lagi merasa malu mengucapkannya.
.
"eh..eh..apa..yang..enak..sayaang..?" tanyanya
.
"kon..kontol..om..enak..terus om..akh.."
.
"akhrgg,..terus..apa..akh..."
.
"teruss..entott..entotin..fanyy.." kataku dengan kata yang membangkitkan birahinya.
.
Tak kenal lelah si om mengerjaiku dikolam, aku sudah tak merasakan sakit lagi, tapi sudah bisa menikmati..
.
"pluup.." ia mencabut kontol nya, "kita ke atas,.!" serunya dan dengan tanpa kesulitan tubuhku diangkatnya ke tepi kolam, dan aku pun memposisikan diri menungging menunggunya naik.
.
"gadis yang pandai.." ujar nya. "plak..plak.." sambil menepuk pantaku..
.
Aku kembali merasakan sentuh ujung kontolnya dimemekku, tidak seperti tadi, kali ini aku tidak merasakan sakit dimemekku, kontol itu kembali mengisi rongga memekku, dan kembali aku merasakan nikmat dari kontol si om, ditempat terbuka, dengan tubuh basah ough sensasi yang luar biasa.
.
Pergesekan kelamin kali ini, benar-benar membuat aku terlena, kendati kontol besar itu tadi sudah menyakitiku, namun kali ini memberiku kenikmatan yang luar biasa.
.
Kali ini kami berganti posisi aku ditelentangkan diubin sisi kolam, dan kembali aku disetubuhi, olehnya dengan posisi ini, ia juga bisa meremasi kedua buah dadaku, "akh..akh..yeakh..akh..terus ..akh.." teriakku,
kami saling bergantian memuaskan, disaat ia menyodokan kontolnya aku diam menerima nya, disaat ia membenamkannya didalam rongga memekku, aku goyangkan pantatku, bergantian terus seperti itu.
.
Akhirnya saat itu pun tiba, aku mulai merasakan akan mendekati puncak orgasme, syaraf-syarafku menegang, dan "akhhh...om..akhhh.." erangku, bersamaan dengan rasa nikmat yang luarbiasa, si om masih bergerak menggenjotku dengan sangat cepat sebelum akhirnya dia pun menjerit dan menyemprotkan maninya dimemekku, kami terkapar bersebelahan, lemas karena terlalu nikmat.

"Om..aku..boleh mandi dulu..? Tanyaku, karena sudah merasa dingin diluar seperti,
.
"masuk saja.. Sana.." ujar si om yang masih terbaring.
.
akupun segera bangkit, lalu menujuk pintu samping itu, saat berjalan aku bisa merasakan sperma si om keluar dari memekku menetes dipahaku.
.
Ternyata ini pintu dapur, aku masuk kedalam, mencari dimana letak kamar mandi..
.
"wow ci..memeklu sampe gt.." ujar Rio yang kehadirannya tidak kusadari, dalam keterkejutan aku melihat juga memekku, ternyata kondisinya sudah tidak seperti sebelumnya, tidak lagi rapat, melainkan sudah terbuka, dengan cairan sperma si om tampak memenuhinya.
.
"udah tenang aja nanti juga rapet lagi.." ujarnya sok tahu.
.
Rio berjalan mendekatiku, mengamati tubuhku, dari depan kebelakang.
.
"wah, sepertinya yang ini belum dipakai, bisa gua coba dulu nih.." gumannya.
.
"mau ngapain kamu..?" tanyaku, ketika kedua tangannya memegang bahuku.
.
"gua kan pengen nyobain lu juga ci.." jawabnya
.
"ga mau...lepasin.."aku meronta berusaha melepaskan tangannya dari bahuku.
.
"udah diem aja, lu mau rekaman lu lagi dientot tadi gua tunjukin Lian.." ancamnya sambil mendorong tubuhku telungkup diatas meja didapur ini.
.
Ia meremas-meremas pantatku, lalu membuka belahan nya, "akhhh.." erangku ketika jemarinya kurasakan menyentuh anusku..
Dari bayangan dikaca aku bisa melihat om William memasuki dapur, aku berharap ia menegur kelakuan anaknya ini.
.
"hey..jangan sampai rusak ya.. Papa belum nyobain yang itu..!" ujarnya
.
"siap bos.." jawab Rio
.
Ah hilanglah harapanku ternyata ayah dan anak sama saja.
.
"cantik kamu layani baik-baik anakku ya.." ucap nya sambil menepuk kepalaku dan berlalu.
Aku bisa merasakan benda tumpul hangat yang kuyakin adalah kontol Rio sedang diselipkan dicelah pantatku didepan anusku..
...

13th Sin: Untold Stories part 2
.
(Fany stories)

.
Dua tangannya kurasakan membuka belahan pantatku, dan benda panjang tumpul masih bergerak menekan tepat dilubang pantatku, dan berusaha memasukinya.
Aku mencengkram erat kedua sisi meja itu, gigiku mengigit bibirku sendiri. Ujung kepala kontol Rio terasa sudah menembus lubang anusku, namun tampaknya ia masih kesulitan untuk membenamkan seluruh batang kontolnya..
.
"sempit banget bool lu ci..susah.." ujarnya, "plak.." sambil menepuk pantatku.. Ia meninggalkanku menuju lemari dapur didepanku, aku bisa melihat kontol memang tidak sebesar si om, tapi tetap dalam ukuran besar..
.
"kita pakai ini..!"ujarnya sambil menunjukan botol berisi minyak kearahku, yang masih telungkup diatas meja.
.
Tangan Rio membuka belahan pantatku, dan aku merasakan lengketnya cairan minyak itu tertumpah celah anusku, menetes diantara kedua pahaku, jemari tangannya bergerak meratakan minyak itu, keseluruh celah pantatku, "argkhhh.." aku tersentak karena Rio memasukan jarinya yang berlumur minyak itu kelubang anusku..
.
"kali ini udah licin..pasti bisa..!" guman Rio bersamaan dengan kurasakan kembali sentuhan ujung kontolnya dibibir anusku.
.
Kepala kontolnya memasuki anusku bergerak maju mundur perlahan, pelicin dari minyak itu cukup memberikan efek untukku anusku tidak terlalu sakit, atau mungkin juga karena yang bergerak keluar masuk baru hanya bagian kepalanya saja. ''eakh..ah..ah.." suara dari desahan nafasnya.
.
"arggghhkhh..." erangku, ketika seluruh batang kontol itu amblas tertelan lubang anusku...
"akhirnya..gua..perawanin juga..bol..lu..ci.." ujar Rio sambil menggerakan kontolnya keluar masuk, tanpa memperdulikan aku yang kembali merintih kesakitan.
.

.
"akhhh..enak..akh.,..akh..akh.."
suara Rio diantara desah nafas dan derit meja tempat Rio mengenjot lubang pantatku..
.
"untung..gua.. Masih..sempet..ngerasain bol lu ci.. Sebelum keduluan bokap... Kalo dah kena kontol bokap, bisa dower kaya memek lu ini.." ujar Rio seraya tangannya yang sejak tadi dibokongku berpindah untuk meremas memekku, dan entah kenapa kendati remasannya begitu kasar, tapi aku justru menyukainya.
.
"akh..eakh..akh..akh..akhhh..mmphh..akrgh..eak h.." erangku penuh birahi, tubuhku sangat ingin dipuaskan.
.
"ah..kenap..a..ci.. Lu..ke..enakaan..ya..dianal..sambil.. Dikobel-kobeel..gini..!"
.
"yakh..akh..akh..ter..akh..teruss.." aku tidak perduli lagi, tidak juga memikirkan malu, ini nikmat sekali, birahi ku ingin dipuaskan..
.
"arkhh..akh..eakh.." teriakku merintih dan mendesah, dengan tanganku mencengkram semakin kuat tepian meja yang berada didapur ini..
.
"akh..gilaa..gua..ah..gu..akh..ga ku..kuaat...,aaaahkh.."teriak Rio dan tiba-tiba bergerak cepat sekali, sebelum akhirnya ambruk menindihku, dan disaat yang sama aku juga mencapai orgasmeku.
.
"bravo..bravo..permainan yang luar biasa..." suara dari si 0m yang tidak kuketahui, ternyata menyaksikan kami, aku sempat melihat handycam ditangannya, apakah dia merekam adegan aku dan anaknya, aku terlalu lelah untuk memikirkannya, mataku terpejam aku merasa sangat lelah.
.
~
kendati aku harus melayani nafsu seks ayah dan anak itu, aku cukup senang ketika melihat senyum Lian begitu menerima uang dariku untuk bekalnya nanti.
.
Tapi cerita tidak berlanjut indah, ternyata dikampus Rio menunjukan video rekaman adegan aku, dan hal itu sampai ketelinga Lian, Lian yang murka menghajar Rio sampai babak belur, dan konsekuensi tindakannya itu Lian pun ditahan oleh polisi.
Untunglah kepala polisi ditempat Lian masih bersimpati padanya dan memahami tindakan Lian, dengan mengancam akan memparnjang kasus penyebaran video, om William yang pengusaha terkenal tentu tidak mau karena hal itu akan merusak nama baiknya, jadilah kasus itu tidak diperpanjang, namun dengan pengaruhnya dia berhasil membuat Lian dikeluarkan dari kampus, dan juga gagal membuatnya jadi wakil dikompetisi beladiri.
.
Lian begitu terpuruk, apalagi sikap mama yang selalu sinis dan menyalahkannya, Lian mulai jarang pulang, dan bergaul dengan kehidupan malam hingga akhirnya terjerumus dalam lingkaran obat terlarang.
Andai saja jika waktu itu aku tidak menerima tawaran itu, mungkin Lian tidak akan seperti itu, akulah penyebab semua yang terjadi pada Lian dan kini aku harus bisa mengembalikan Lian, menjadi seperti Lian yang dulu yang selalu ceria dan mempunyai mimpi.

13th SIN Untold Stories
.
(Anie's Stories)

.
Kini hanya aku sendiri, Wiwie dan Linda sudah pergi, dan tempat ini menjadi sepi, hanya tinggal aku dan si Encim.
.
"lu mesti pergi nie,dsini tidak ada apa2, jika waktu nya nanti tiba, mereka akan menjemput lu, dan pada saat itu lu ga akan punya waktu untuk dirilu sendiri.." ujar si encim. (*encim = tante)
.
Mungkin ada benarnya juga ucapan si encim, akhirnya kuputuskan pergi, tapi aku bingung harus kemana, kembali kerumah aku tidak ingin, aku hanya ingin pergi ketempat dimana orang tidak mengenalku.
.
Sejak tadi aku berdiri dihalte ini aku sudah merasakan pandangan tidak enak dari dua orang pria dengan penampilan yang semerawut disudut kiri dari tempatku berdiri.
Tanpa rasa takut sedikitpun aku tatap dua orang itu, salah satunya kemudian menghampiriku sambil cengar cengir.
"lu ani kan...?" ujarnya tiba-tiba mengejukan juga ternyata dia mengenalku.
"gua Wiji.. Masa lu lupa.!" ujarnya melihatku masih bingung.
.
"wiji anak nya bu Nur yang..." aku baru menyadari siapa pemuda kurus ini.
.
"ya wiji anak bu Nur yang kabur karena nyuri kotak amal,.." ujarnya melanjutkan.
.
"hahahaha..." aku tidak dapat menahan tawa, ketika melihat ekspresi wajahnya saat berkata, ya aku ingat siapa Wiji ini, anak paling nakal dikampung dulu, yang selalu mengganggu anak-anak sebayanya. dimana ada anak yang nangis atau berkelahi pasti akan ada keterlibatan dari si Wiji, dan satu-satunya anak yang ditakuti oleh Wiji adalah aku karena sejak kecil aku sudah berbadan besar, dan aku bisa dengan mudah melempar tubuh kurus wiji, kendati anak itu cukup tahan banting juga.
.
"lu makin semok aja ni.." ujarnya sambil menatap tubuhku dari atas kebawah.
.

.
"lu ju masih kerempeng aja." balasku.
.
"eh ngapain lo ada disini,..?" tanyanya.
.
"panjang ceritanya, lu ada tempat buat ngobrol ga..? Sekalian pengen istirahat gua..!"
.
"kekontrakan gua aja.. Deket kq dari sini...!" ajaknya.
.
"oke.." jawabku setuju.
.
Ternyata tempat kontrakan Wiji memang tidak terlalu jauh, kendati tidak terlalu besar tapi lumayanlah aku ada tempat beristirahat.
Kami bercerita tentang nostalgia diwaktu kanak-kanak dulu, tentang kenakalan Wiji dan juga kemana dia kabur setelah mencuri kotak amal dimesjid.
Akupun mengarang cerita kalau aku kabur dari rumah karena ribut dengan orang tua dan ingin menenangkan diri dulu, Wiji menawarkan tempatnya untukku tinggal sementara.
.
"beneran nih gua, ga apa disini..?" tanyaku.
.
"ga pa, lu tenang aja, disini bebas, cuma ya gini tempatnya.." jawabnya
.
"thank's ya.. Eh dah sore .. Gua pengen mandi dulu nih, dimana kamar mandinya..?"
.
"lu masuk aja dibelakang, tuh keluar pintu dapur..!" Wiji menunjukan.
.
Kamar mandi dikontrakan Wiji, terpisah dibelakang, selesai membasuh seluruh tubuh dan merasa segar kembali, uppss..! ternyata tadi aku hanya membawa handuk, tanpa membawa baju ganti, tengok kiri kanan, suasana sepi, akhirnya kubergegas jalan ke pintu dapur, dengan hanya berbalut handuk yang ukurannya sangat tidak mencukupi untuk menutupi tubuhku yang besar ini, langsung kututup pintu itu begitu ku didalam,
.
"wow.. Kau punya barang super gini disimpan sendiri aja ji..!" sebuah suara tiba-tiba dan ketika kuberpaling ternyata disitu sudah ada beberapa orang.
Aku terpaku tidak tahu harus apa, mau bersembunyi pun tidak ada tempat, karena kontrakkan ini hanya terdiri dari sebuah ruangan dan dapur kecil.
.
"siapa dia.. Kau punya pacar kah ... Pantas saja kau betah dirumah, tak mau kerja cari uang buat bayar utang.." ujar pria berambut kribo itu.
.
"itu teman saya bang, dia cuma numpang istirahat aja..!" jawab Wiji dengan tampang yang terlihat sangat ketakutan.
.
"ah..alasan saja kau, bilang saja tak mau bagi-bagi, dengan abangmu ini.." ujar si Kribo itu, lalu mendekatiku, memandang tubuhku yang hanya berbalut handuk.."hey..montok..kau ini teman atau pacarnya si Wiji..?"tanyanya padaku.
.
"teman.!" jawabku.
.
"owh teman..kuberitahu kau temen kau ini, punya hutang sama aku..gimana kalau kalau kau bayari saja hutangnya dia..." ujar siKribo itu.
.
"Bang Ramon, dia ga tau apa2..saya akan cari uangnya bang.." ujar Wiji, kepada si Kribo yang ternyata bernama Ramon ini..
.
"berapa hutangnya..?" tanyaku, karena memang aku membawa cukup uang pemberian si Encim, tapi aku juga bisa menduga si Ramon kribo ini punya maksud lain, sorot matanya menyiratkan pandangan penuh nafsu memandang tubuhku.
.
"tenang saja montok..tak perlulah memikirkan uang, pembayarannya cukup dengan kau layanin saja abang Ramon ini, badan kau itu benar-benar bikin kontol abang ngaceng.." ujarnya.
.
"oke..." jawabku sambil melepas handukku, kini aku berdiri bugil dihadapan empat orang pria, yang memandang dengan mata penuh nafsu.


"jangan bang, nanti pasti saya bayar..nie jangan.." ucap Wiji.
.
"berisik kali kau ini, dia nya saja tidak keberatan.. " ujar Ramon sambil menghampiri Wiji. "kau tunggulah diluar, kalian jaga jangan sampe dia macam-macam"lanjutnya memerintah.
Sementara si Ramon kribo itu sibuk menutup gordyn dan pintu, akupun merebahkan diri dikasur yang ada dilantai itu.
.

.
Melihatku yang sudah tergolek telentang dilantai, Ramon melucuti pakaiannya, tubuhnya tegap, hitam, kontolnya panjang mengacung..
.
"siapa nama kau..?"
.
"Anie..!" jawabku.
.
"anie kau punya badan luarbiasa montok..tak tahanlah aku ingin segera mencicipinya.." ujarnya sambil mendekati aku lalu duduk bersimbuh disisi kananku.
.
"besar kali kau punya tetek hah.. Empuk juga.." dia berkata sambil tangannya meremasi kedua payudaraku, diremas dengan begitu kasar..
.
Tak puas hanya dengan tangan, kini mulutnya juga mulai bermain dihisap dan dikulum-kulumnya putingku, sementara satu tangannya, mengelusi selangkanganku.
.
"arggghhh..." erangku ketika merasakan ada jemari yang diselipkan masuk dimemek.
.
Ramon membenamkan dan menguselkan kepalanya dipayudaraku, sementara jemarinyapun terus mengocoki lubang diselangkanganku.
.
"empuk kali kau punya tetek, betahlah aku disini.." ujarnya dan kembali membenamkan kepalanya. Mengemuti kedua putingku bergantian.
Kali ini ia merubah posisi, dikangkanginya tubuhku, dan ia lalu meletakan kontolnya diantara kedua payudaraku
.
"akh..hhh.. Bakalan enak.." katanya sambil memegang kedua buah pepayaku dan digunakan untuk menjepit kontolnya.
.
"hey montok, kau jilat-jilatlah, ujung kontolku ini..julurkan lidah kau.." perintahnya sambil menggerakan maju mundur kontolnya yang terjepit dibelahan tetekku.
.

.
"akh..ya..akh..akh."
suara desahannya ketika lidahku memoles kepala kontolnya, ia terlihat sangat menikmatinya, lenguhannya bergetar setiap kali lidahku menjilat lubang kecil diujung kepala kontolnya, kedua tangannya yang mencengkram kedua payudaraku dan juga kontolnya yang bergerak menggesek diantara kedua tetekku memberi efek rangsangan birahi pada dariku.
Beberapa saat kemudian ia kembali berganti posisi, menyeruakkan kepalanya diantara selangkanganku, dan langsung menjilati memekku.. "akhhh..sedap kali meme kau ini.."
teriaknya dan kembali celah lembabku menjadi sasaran jilatan lidahnya.
.
"akrghh..emphh..." aku mengerang ketika lidahnya mengenai titik paling sensitif dikemaluanku. Dan akupun mulai diselimuti birahi. Tanganku bergerak meremasi dadaku sendiri, pahaku menekuk, dan menjepit kepala Ramon agar jangan pergi dari selangkanganku, pengalaman dengan keluarga Ming, membuat birahiku jadi mudah dibangkitkan dan aku pun menjadi tidak malu lagi mendesah dan mengerang mengekspresikan birahiku.
.
"akh..emmphh..ya..yah.akh...ya..ter..teruuus..yah. .en..enaa..akk..ji..laat..ter..uuusss..."
aku tidak perduli jika Wiji dan teman-temannya Ramon diluar mendengar teriakanku, aku sedang menikmati ini dan tak ingin memikirkan yang lain.
.
Ramon mulai mengarahkan batangnya kebibir memekku..
"tembem kali memek kau..empuk rasanya menjepit kontolku..!" ucapnya serasa mendorong seluruh batangnya perlahan namun terus terbenam hingga terasa mentok dirahimku.
"uuggghhh.." desahku menahan nafas dan menggigit bibirku sendiri, ketika seluruh batang berurat itu mengisi dan memenuhi rongga sempit nan basah diselangkanganku, aku bisa merasakan urat-urat dibatang itu, berdenyut diantara himpitan memekku.
.
Dengan posisi diatasku Ramon bergerang menggenjot memekku, sesekali tangannya yang bertumpu disisi kanan dan kiriku, bergerak ke dadaku, dan menjadikan dadaku sebagai tempat bertumpu tangannya, rasanya sakit tapi juga nikmat.
.
"ahh..ah..ah..kenyal..kali...mantaab..ah.." ucapnya dengan nafas begitu berat..
.
"akh..yeah..montok..enak..kan..kontol..abang..ramo n..ini...?" tanya nya.
.
"iyaaa..enak..teru..ter..teruss...bang..ah..akh..a kh,.."
.
"terus..terus...apakhh..hah..ah.."
.
"ter..terusss..en..entot..ter..ruus..akh..ah..ento tin..akh..akhu..."
mulutku mengeluarkan kata-kata kotor yang semakin membuat Ramon, bersemangat mencucupkan kontolnya dimemekku. Kendati kontolnya tidak terlalu besar, namun ukurannya lumayan panjang, setiap sodokannya, terasa langsung menyentuh dasar terdalam rahimku.
.
Beberapa menit kemudian gerakan nya mulai tak beraturan dan semakin cepat aku tahu sebentar lagi puncak birahi akan menyentuhnya, seperti juga yang sedang kualami..

"akrrggggh...guaaa..ngecreeeth..." teriaknya dan membenamkan seluruh batangnya, aku yang juga sudah tinggal setitik lagi mencapai orgasme, tak mau kehilangan momen, kendati dia sudah terdiam aku tetap menggerakan pantatku dan akhirnya "aruggh.."aku juga mendapat orgasmeku.
.
"hey benarkah kau bukan pacar si Wiji.." tanya Ramon yang masih terbaring lelah, sambil tangannya bermain dimemekku yang basah oleh cairan lengket hasil pertempuran birahi tadi.
.
"iya bang..aku hanya temannya dikampung.."
.
"kalau begitu kau ikutlah saja, denganku..aku suka kali dengan perempuan macam kau ini..!" ajaknya.
.
"ehm..gimana yah, jawabku ragu..
.
"ayolah..lebih enak dengan abang..kuanggap lunaslah hutang kawan kau si Wiji itu.." ujarnya membujuk.
.
Sebenar aku juga cukup tertarik dengan tawaran ini, daripada aku bingung mau kemana.
.
"baiklah...!" jawabku menyetujui.
.
"baguslah.. Sekarang menungginglah..kontol abang sudah ngaceng lagi..tak sabar menyodok memek kau ini" ujarnya sambil meremas bokongku.
.
Sejak tadi aku memang mulai kembali terangsang, jemari Ramon yang terus bermain dimemekku. Membangkitkan birahiku, dan tanpa menunggu lama aku pun menungging dan Ramon kembali menyumpal lubang memekku dari belakang dengan batang kontol. Dan kembali untuk kedua kalinya aku mengalami orgasme dari pria ini.
.
Raut muka Wiji terlihat begitu bersalah ketika aku mengatakan akan ikut dengan Ramon, walaupun aku sudah mengatakan ini tidak ada hubungannya dengan masalah dia.
.
Ramon adalah seorang ketua geng yang menguasai terminal, yang memiliki banyak anak buah yang tinggal dengan nya dan selama aku tinggal dengannya selain menjadi pelayan seks Ramon, aku juga melayani anak buah Ramon tanpa sepengetahuannya.
.
Setiap kali berhubungan dengan Ramon atau anak buah nya aku tidak pernah sekalipun menggunakan pengaman, akhirnya aku hamil, bersamaan dengan kehamilanku, Ramon juga mengetahui kalau selama ini aku juga kerap ditiduri oleh anakbuah nya. Ramon murka tidak mau mengakui anak yang kukandung dan mengusirku.
.
Setelah itu aku kembali ke tempat Wiji dan tinggal dengan nya hingga melahirkan, aku melahirkan seorang bayi perempuan yang sempat kurawat hingga usia 1 tahun lalu aku meminta Wiji untuk menitipkan anakku ini ke panti asuhan, dan wiji jangan pernah memberitahuku dimana panti asuhan tempat dia akan menitipkan anakku nanti. Setelah itu aku tidak pernah lagi bertemu Wiji dan juga tidak pernah berusaha mencari dimana anak perempuanku sekarang berada, aku sadar semakin aku tidak tahu semakin aman untuk anak itu.

13th Sin : Final Chapter
.
akan ada beberapa kali perpindahan pov dalam cerita ini
.
(Fany stories)
.

Lian berlari menerjang mereka, dengan dua tangannya memegang potongan pipa besi.
.
Dua orang pria langsung berlari menghadangnya, namun dengan sigap Lian berlutut dengan kedua tangan yang memegang pipa besi itu terbentang dan mengenai lutut kedua orang itu, mereka langsung terjungkal, terlihat mereka semua terpana akan kejadian itu.
.
Seorang lagi datang dengan berlari menuju Lian, namun sungguh diluar dugaan Lian melemparkan salah satu besi yang dipegangnya dan tepat mengenai leher orang, darah memancar dari lehernya, beberapa temannya tampak tercengang, mereka langsung mengelilingi Lian dengan pipa besi ditangan masing-masing.
.
.
Mereka menyerang serempak, Lian langsung bergerak memiringkan badan, menghajar salah satu yang terdekat dengannya, lalu menggunakannya sebagai pijakan untuk meloncat dan menggunakan kesempatan itu untuk memukul kepala salah seorang dari mereka, rupanya Lian bermaksud keluar dari kepungan mereka, setelah berhasil Lian langsung mengejar Mario, pemuda itu berlari menuju sisi gudang tapi karena begitu banyak kardus dan kotak yang menghalangi, Lian berhasil mengejar dan menghajar kepalanya hingga berdarah, beberapa orang bawaan Mario yang tadi berusaha menahan Lian namun Lian bergerak lebih cepat, dan kembali mengangkat pipa besi itu, kembali hendak memukul kepala Mario..
.
"DOORRRRR...!"
.
Semua yang ada ditempat ini langsung terdiam, dan serentak menoleh kearah sumber suara letusan itu.
Seorang pria paruhbaya yang entah darimana datangnya, berdiri didepan pintu masuk gudang ini dengan sebuah pistol yang ditujukan kedepan.
Mataku langsung menyusuri arah dari moncong senjata itu.
.
"MAMAAAAA....!" aku langsung berteriak histeris dan berlari menghampirinya, rupanya tanpa kusadari mama sudah tidak lagi disebelahku, ia menghadang peluru yang ditembakan ke arah Lian oleh pria tua itu..
.
"mama..mama.." aku dan Lian berteriak memanggilnya, dan memeluk tubuhnya yang ambruk, mama meringis kesakitan dengan tangan memegangi bagian perutnya yang berlumuran darah.
.
"mama..mama.." kami memeluknya erat dan tidak mampu menahan tangis akan kondisinya ini.
.
"kalian..kalian..harus..la...ri..." ujar mama terbata-bata sementara dari mulutnya juga sudah mengeluarkan darah.
.
"gak ma.. Kita sama-sama lari..mama harus kuat, mama pasti bisa bertahan...ma.." liat berkata sambil memeluk dan menyandarkan tubuh mama ke tubuhnya.
.

.
"dor..dor..dor..." entah darimana mereka datang tiba-tiba saja begitu banyak orang, suara tembakan dan orang-orang berlarian serta menjerit kesakitan, aku hanya memeluk erat mama dan Lian, hingga akhirnya setelah beberapa saat kemudian tempat ini kembali hening, dan orang-orang berpakaian hitam-hitam mengelilingi kami.
Sedetik kemudian aku merasa ada yang menarik tubuhku menjauh dari mama dan Lian, aku sempat melihat suster Evi yang berlari dari belakang barisan orang-orang ini, mendekati mama yang sedang dipeluk Lian, aku terus meronta sekuat tenaga agar bisa melepaskan diri, berteriak-teriak memanggil mama, aku masih sempat melihat Lian yang berusaha menolongku namun dipegangi oleh dua orang, sementara orang yang menyeretku mulai menarik tubuhku meninggalkan tempat ini, rontaanku sia-sia karena mereka lebih kuat.
."mamaa....!"teriakku, sebelum orang-orang itu menarik tubuhku dan membawaku dengan mobil meninggalkan tempat ini, ya Tuhan tolong lindungi mama dan Lian... . 

==
(LIANA STORIES)
==
.
Aku sudah tidak terlalu memperdulikan penjelasan suster Evi tentang bagaimana ia bisa sampai kesana, karena melihat ada yang mengikuti kami dan juga bagaimana ia terpaksa menelpon tante Anie yang akhirnya mengirimkan orang, semua sudah terlambat, Mario bajingan itu sudah berkhianat dan pak Wicaksana juga menembak mama, mereka berdua kini sudah tewas ketika berusaha lari dari orang-orang suruhan tante Anie, tapi itu semua tidak mengubah keadaan karena kondisi mama sangat kritis, kini aku hanya bisa berharap agar operasinya berhasil, aku juga berharap agar tidak terjadi apa-apa pada ci Fany yang dibawa oleh orang-orang suruhan tante Anie.
.
"Lian.." suster Evi membuyarkan lamunanku."operasinya sudah selesai.." ujarnya
.
Aku segera menghampiri dokter yang baru saja keluar dari pintu ruang operasi..
.
"bagaimana mama saya..dok..?"
.
Dokter itu tidak langsung menjawab pertanyaanku, ia terdiam sejenak lalu menarik nafas dalam-dalam...
.
"pasien kehilangan banyak darah, dan terlalu lama dibawa kesini.. Peluru mengenai jantung, kami tidak bisa mengangkatnya. Maaf kami sudah berusaha semampu kami.." jelas dokter itu.
.
"tidaaaak..mamaa..." aku panik dan berteriak histeris suster Evi langsung memelukku.
.
Aku tidak pernah membayangkan semua ini terjadi pada mama, aku tidak sanggup ditinggal sendiri..
.
"kondisi pasien sekarang sadar, tapi waktunya tidak lama, anda bisa masuk sekarang.." lanjut dokter.
Aku langsung masuk, mama masih terbaring kugenggam tangannya.
"Liaan..!" ujarnya lirih
.
"mama..mama..!" aku tidak bisa lagi menahan tangisku, aku ga mau kehilangan mama.. "mama..lian..sayang..mama..!"
.
"Li..lian.." mama seperti kesulitan untuk bicara, aku mendekatkan wajahku ke wajahnya.. "lari..lar..ri..yang ja..jauh...!" ujarnya lirih disertai hembusan nafas diwajahku..
.
"mamaaa..jangan pergi maa..mama..jangan tinggalin Lian ma..!"aku langsung kalap mengguncang-guncang tubuh mama berharap dia sadar kembali, suster Evi berusaha menenangkanku, tapi aku terus meronta, hingga akhirnya beberapa suster yang ada disitu juga turut memegangiku.
.
Aku hanya bisa meratapi ketika tubuh mama dibawa keluar dari ruang operasi itu, tante Anie juga sudah datang dan berkata dia yang akan mengurus semua pemakaman mama, mama akan dimakamkan di kota kelahirannya di Malang.
.
"lalu cici bagaimana tante?..dimana dia sekarang?"..
.
"tante tidak tahu, mereka membawa Fany kemana, tapi kamu tidak perlu khawatir, keluarga Ming selalu menjaga asetnya, untuk sementara dia aman, sekarang kalian berdua lah yang tidak aman, sekarang konsentrasi mereka sedang terfokus untuk merekayasa kejadian digudang itu, apalagi wicaksana adalah pejabat dinegeri ini.. Dan setelah membereskan semua itu, kalian berdua pasti akan jadi target mereka selanjutnya.!" jelasnya kepada aku dan suster Evi.
.
"apa yang harus kami lakukan..?" tanya suster Evi.
.
"kalian berdua harus lari,." jawab tante Anie.
.
"aku tidak mau, aku mau menyelamatkan ci Fany.." aku menolak saran tante Anie.
.
"kau pikir kau bisa melawan keluarga Ming...jangan bodoh..!"
.
"tolong tante..aku sudah kehilangan mama..apa aku harus kehilangan ci fany juga..aku ga sanggup tante, pasti ada cara untuk menolong nya..tolong cici tante.." ujarku memohon, aku gak mau lagi kehilangan, ci Fany satu-satunya keluargaku yang tersisa, tapi aku bahkan tidak tahu dimana ia kini berada.
.
"apakah kehilangan mamamu tidak membuatmu mengerti juga, jangan bodoh jika kau tetap bersikeras yang ada malah akan semakin menyusahkan fany..kau mau fany bernasib seperti mamamu, karena keegoisanmu..!" tante Anie berkata agak keras..
.
Mungkin benar apa yang dikatakannya, jika saja aku tidak terus membujuk mama untuk kabur dari keluarga Ming mungkin saat ini mama masih hidup ini semua salahku, aku selalu saja menjadi bencana untuk mama dan cici, kenapa bukan aku saja yang menggantikan cici. Maafin Lian mah.. Maafin Lian ci...  

===
(FANY STORIES)
===
.
Mereka membawaku kesebuah pulau dikepulauan seribu, dimana terdapat sebuah bangunan tembok besar, aku tidak tahu tempat apa ini, banyak penjaga yang menjaga disetiap sudut.
seluruh pakaian yang kukenakan dilucuti, lalu aku dikurung dalam sebuah ruangan berbentuk penjara tanpa apa-apa didalamnya hanya dinding dan lantai ubin dengan penerangan cahaya yang begitu minim dari celah jeruji kecil, tubuh telanjangku sesekali menggigil akibat dinginnya diruang ini.
.
Aku tidak lagi berteriak untuk minta dilepaskan seperti yang kulakukan sejak pertama kali aku dibawa kesini, karena aku sadar semua itu sia-sia, aku sangat menghawatirkan mama dan Lian, bagaimana mereka sekarang, mama apakah mama baik-baik saja...
.
"sreeeek..." jeruji besi yang merupakan pintu diruangan ini terbuka, seorang wanita yang usianya mungkin sama denganku memakai baju rapi berwarna putih. berdiri didepan dengan dua orang pria berbaju hitam di belakangnya.
.
"sudah selesai berteriak nya.. Jika masih belum puas silahkan lakukan hal tidak berguna itu kami punya banyak waktu..tapi aku tidak yakin apakah kau punya waktu sebanyak itu.." ucapnya datar.
.
"apa maksudnya..siapa kau kenapa aku dibawa kesini, dimana ini...?" tanyaku.
.
"namaku Jessica dan kau berada dipenjara keluarga Ming,.. Kau harus menjalani hukuman karena usahamu untuk lari..jika kau menolak hukuman maka adikmu yang akan menggantikan.." ancamnya.
.
"bajingan kalian.." teriakku.
.
"semakin cepat kau menjalani hukuman semakin cepat kau bisa bertemu kembali keluargamu.." ujarnya lagi.
.
Aku tahu posisiku sudah tidak bisa berbuat banyak, jika memang ini bisa menyelamatkan mama dan Lian, aku akan melakukannya.
.
"apa yang kau inginkan.?" tanyaku lagi.
.
"ikutlah denganku..! Ujarnya sambil berbalik, akupun mengikutinya. Menyusuri lorong gelap dimana disisi kiri dan kanannya ada sel-sel kecil seperti tempat aku dikurung tadi, beberapa ada penghuninya, wanita yang rata-rata tergolek lemah tanpa busana, sungguh biadab kekejaman keluarga Ming ini, aku yakin wanita-wanita ini adalah keturunan keluarga Jia entah apa yang mereka lakukan..
"mereka adalah orang-orang yang melakukan kebodohan sama seperti kamu..berusaha untuk lari..dari takdir.." ucap wanita itu seolah tahu apa yang kupikirkan.
.
"masuklah ke kamar itu, jika kau mampu bertahan melayani pria disana, maka kau bisa bertemu keluarga mu, ingat kau tidak diijinkan untuk melakukan penolakan atau perlawanan sedikitpun..!" ujarnya, menunjuk sebuah pintu berwarna putih diujung lorong. "masuklah dan tunggu disana!"
.
Ruangan ini kondisinya sangat kontras dengan dilorong tadi, semua serba putih dan bersih, juga sangat terang namun begitu sejuk. sebuah matras yang juga berwarna putih tergeletak tepat ditengah ruangan ini dan sebuah jam dinding disalah satu dindingnya.
.
Pintu terbuka, dan wanita tadi masuk dengan seorang pria berprilaku aneh, tubuhnya sedikit bungkuk dan badannya seperti tak pernah berhenti bergetar, matanya menatapku nanar, mulutnya terus berguman sesuatu yang tidak jelas.
.
"selamat bersenang-senang tuan muda.." ujar Jessica pada pria aneh itu, lalu meninggalkan aku hanya berdua dengannya diruangan ini.
.
"tiiduurr...sana..ti..tidur..." katanya padaku tergagap sambil menunjuk matras dilantai itu,
aku menuruti perintahnya, kubaringkan tubuhku telentang, sambil menatap pria ini lebih seksama, tubuhnya begitu kurus tonjolan tulang dan urat-urat tercetak jelas ditubuhnya, bagian kelaminnya juga penuh dengan urat yang menonjol, ukurannya tidak besar namun panjang menjuntai.
.
Ia menghampiriku, bersimpuh disebelahku. Ia membungkuk wajahnya tepat berhadapan dengan wajahku, dan ia menyentuhkan hidungnya keningku, ia menarik nafas dalam-dalam lalu dihembuskannya dengan hidung tetap menempel dikeningku, pria aneh ini terus melakukan hal serupa mengendusi seluruh tubuhku dari wajah, leher dada, terus kebawah..
"akrghhh..." erangku pelan ketika ia menarik nafas dalam-dalam tepat dicelah memekku, lalu menghembuskannya.
.
Setelah mengendus, kali ia mulai menjilati, dari ujung kaki terus keseluruh tubuh, liurnya terasa begitu banyak, aku hanya memejamkan mata ketika lidah penuh liurnya mejulur menjilati sekaligus melumuri seluruh wajahku, serta menebarkan aroma yang tidak sedap.
.
Pria itu kini menduduki tubuhku yang masih telentang tepat diperutku dengan posisi membelakangiku, tubuh orang ini seperti tidak mempunyai daging, aku bisa melihat dengan jelas barisan tulang belakangnya yang agak bongkok itu.
.
Diduduki diperut seperti ini membuatku sulit bernafas, namun aku berusaha untuk menahannya, kaki kiriku diangkatnya hingga menyentuh dadanya, sedikit sakit karena ia memaksakannya, tangannya mengelus-mengelus paha bawahku, sementara tangan satunya memegang kuat bagian ujung mata kakiku, dan aku merasakan ia menarik ujung kakiku, tapi menahan bagian dengkul berlawanan arah. 

"akhh..sakit..sakiittt.." teriakku kesakitan sambil tanganku mencengkram erat matras, tapi pria ini terus mendorong berlawanan arah tumit dan dengkulku, tanpa memperdulikan teriakan kesakitanku.
.
"sudah..ampuun..sakiit..ampuun..sakit..sakit..saki tt sekali..lepas..." aku terus berteriak dan berusaha meronta, ia justru semakin menekan tubuhnya, aku memukuli punggungnya, bahkan mencakarnya hingga membekas dan berdarah, tapi pria ini tidak bergeming.
.
"craaack...!"
.
"AAAKRGHHHH..WAAAA....!" aku berteriak bersamaan dengan suara itu, sakit sekali aku yakin pria ini mematahkan kakiku, luarbiasa sakitnya..
.
"sakiit..akhh..ahhg..sakiit...aduuh...tolong..aduh h..ampun,..sakit...." aku terus meronta sakit sekali, tapi rontaanku seakan tidak ada artinya, pria itu tidak perduli dengan pukulan dan cakaranku dipunggungnya, ia kini berpindah kekaki kananku.
.
"tolong..jangan..tolong..sudah....ampun..ampuun..h entikan sudah..sakiit ..." aku memohon karena aku bisa menduga apa yang akan dilakukannya karena ia menempatkan tangannya seperti dikaki kiriku tadi.
.
"craaaackk...!"
kembali pria aneh ini dengan tanpa perasaan mematahkan kakiku..
.
''arghkhhhh...awwwkhhh..." aku berteriak keras, sangat sakit sekali, mataku sampai berkunang-kunang, sakit yang tadi belum juga hilang kini sudah bertambah lagi, hatiku bergetar perasaan takut berkecamuk, aku sudah lumpuhkah, kedua kakiku sudah dipatahkannya.
.
"akhhwwk..sakiit..tolong..tolong..sakittt..mama..t olong.. Fany mahh..sakiit ampun..ampun..."
.
Diantara rasa sakit yang teramat aku terus meronta, berusaha agar bisa melepaskan diri dari monster ini.
.
"tolong..tolong..aku..ga..kuaa..tt.." teriakku ketika pintu terbuka, dan gadis yang bernama Jessica tadi masuk bersama 2 orang pria, si pria aneh yang baru saja mematahkan kedua kakiku tadi langsung turun dari tubuhku..
.
"sudah kubilang kau harus bertahan, sekarang tidak ada jalan kembali, tapi tenang saja aku akan membantumu, ini adalah suntikan penahan sakit, akan efektif selama 30 menit.. Jadi kamu harus memuaskannya sebelum waktumu habis dan itu juga waktu maksimal untuk dapat menyambungkan kembali tulang-tulang kakimu yang patah ini...!" jelasnya sambil mempersiapkan alat suntik, sementara kedua pria bertubuh tegap itu memegangi tubuhku
.
"arkh.." jeritku ketika jarum itu disuntikan di kedua lututku, rasanya sangat dingin seperti membeku seluruh darahku, namun rasa sakit yang mendera kedua lututku berangsur lenyap.
.
"dan ini adalah serum pembangkit andrenalin yang akan membuatmu tetap terjaga..'' ujar gadis itu sambil menunjukan satu suntikan lagi. Aku berusaha menghindar dengan cara bergerak-gerak, namun kedua pria itu memegangi tubuhku dengan kuat.
.
"tenang tidak apa-apa.." ujarnya, sambil menyuntikannya dileherku, ternyata suntikan penahan sakit tadi benar-benar bekerja aku tidak merasakan apa-apa ketika jarum itu menembus leherku.
.
"jika ingin selamat jangan macam-macam puaskanlah orang itu secepat mungkin, ingat jika tidak menurut adikmu yang akan menggantikan.." bisiknya ditelingaku.
.
"ehg..akgh egh.." kenapa ini, lidahku kelu, tenggorokanku seperti tercekat, aku tidak dapat berbicara apa yang terjadi ini.
.
"oh satu hal yang harus kau tahu, efek samping dari suntikan tadi adalah kau tidak akan bisa bicara, tapi jangan khawatir itu hanya sementara..." ujarnya sambil berlalu dan kembali meninggalkan aku berdua dengan pria gila ini.
.
Pria ini kembali mengangkangiku, kontolnya yang panjang itu diacungkan kedepan wajahku ditempelkan dimulut serta didorong-dorongnya, aku masih mengatupkan rapat-rapat kedua bibirku.
.
"buka..buka..buka...buka.." ucapnya seperti anak kecil yang menginginkan sesuatu.
.
Pria ini sungguh tidak normal, kubuka mulutku dan membiarkan batang kontolnya menerobos masuk, batangnya menembus hingga tenggorokanku dan ia membiarkannya terbenam untuk beberapa saat hingga aku begitu susah untuk bernafas.
.
"uphh..ughh.." aku mulai tidak bisa bernafas, dan berusaha mendorong tubuhnya agar kontolnya segera dicabut dari mulutku, tapi ia tidak bergeming.
.
"hehe..hehe.." pria ini tertawa seperti sangat menikmati melihat aku, yang sedang meronta-ronta tersiksa.
.
mataku mulai berair, aku sudah tidak bisa lagi bernafas namun pria ini sepertinya tidak perduli, ia justru menekan semakin kuat, namun kemudian dengan sangat cepat ia menarik keluar semua batangnya dari mulutku.
.
"ukhuukk..ukhuhk..." aku terbatuk dan mulutku terbuka berusaha mengambil udara sebanyak mungkin.
.
Tanpa memperdulikan aku yang masih kekurangan udara, pria ini mensejajarkan tubuhnya diatasku, batang kontolnya dipegangnya dan ditaruh diantara celah bibir memekku, aku bisa melihat batang kontol itu mulai terbenam dimemekku dan dia mulai bergerak naik turun memompa kontolnya dimemekku, tapi aku tidak merasakan apapun, obat penahan sakit ini begitu kuat hingga aku tidak merasakan apapun. 

Kucoba untuk menggerakan pinggul berharap agar dia cepat ejakulasi, tapi pria ini sepertinya tidak menyukai hal itu, ia menahan pinggangku agar aku tetap diam, selang beberapa saat ia menjatuhkan dirinya didadaku, tubuhku tidak bisa merasakan apapun tapi aku tahu pria ini sedang mengemuti puting payudaraku, aku hanya memejamkan mata berharap semua ini cepat selesai.
.
Kali ini ia berganti posisi, tubuhku ditengkurapkan, dan ia menindihku kembali, obat penghilang rasa sakit ini mulai berkurang, aku bisa sedikit merasakan ketika lubang pantatku dibuka dan dimasuki kontol pria ini, aku juga mulai bisa merasakan nyeri dikedua lututku, kembali aku disetubuhi kali ini lewat ini, hentakan-hentakan tubuhnya begitu kasar, sesekali tangannya menyelinap untuk meremas kedua payudaraku.
.
"ehm..emhmph..empmphh..." suaranya berguman, nafasnya terdengar begitu memburu, aku berharap ini tanda ia akan segera sampai puncak, karena gerakannya semakin cepat.
.
Tangannya yang tadi dipayudaraku kini berpindah kekiri dan kanan wajahku, dan menggerakan kekiri dan kekanan, sesekali diangkatnya paksa kepalaku, lalu dibenamkan dan kemudian dipaksa menengok kekiri, aku yakin jika tidak karena pengaruh suntikan tadi rasanya pasti lumayan sakit.
Sambil terus mengerjai anusku, Pria itu menggerakan kepalaku kekanan dan kiri dan kemudian ia menahan kekanan agak lama. Lalu memutar kepalaku kekiri dan kemudian membalikan dengan cepat kekanan dan "craackk.." aku bisa mendengar suara patah dileherku sebelum semua akhirnya berubah dalam sekejap semua menjadi langsung gelap dan hening...
.
.

.
.
==============
.
(ANIE STORIES)

.
Begitu sulitkah untuk belajar dari kejadian-kejadian sebelumnya, ketika satu cara tidak berhasil untuk melawan kekuatan besar masih pantaskah cara-cara seperti digunakan, entah bodoh atau terlalu naif, tapi kini semua sudah terlambat, ajal telah menjemputmu, satu anakmu entah dimana sekarang, dan satu lagi entah bisa berhasil atau tidak, lindungi mereka dari sana Wie. Selamat jalan sahabat sependeritaan, sampai bertemu lagi ditempat dimana kita bukan lagi budak dari seseorang.
.
"nie..sudah sore sebaiknya kau segera kembali.." suara Wiji mengingatkanku untuk segera meninggalkan pemakaman ini.
.
"iya.. Bagaimana mereka ji.. Sudah sampai...?" tanyaku.
.
"mereka sudah menyebrang ke Malaysia... Nanti akan ada yang mengantar langsung ke airport... Kenapa mesti susah-susah dari Malaysia padahal dari Jakarta juga bisa langsung terbang kesana...?" tanyanya.
.
"mereka akan lebih aman jika berangkat dari sana Ji..Terimakasih Ji atas semua bantuanmu, dan tolong jaga dan rawat makam wiwie.." pintaku.
.
"iya nie.. Gua bakal jaga..!"
.
"ya sudah aku pulang dulu, nanti jika ada waktu aku kembali kesini..!" pamitku.
.
"nie..!" panggil wiji ketika aku hendak menuju mobil.
.
"kenapa Ji..?"
.
Wiji menghampiriku dan mengeluarkan sebuah amplop coklat dari jaketnya "kemarin waktu lu hubungin gua, gua kira lu mau tanya soal anak itu, gua cari info soal anak itu ke panti asuhan tempat gua nitipin dulu, ternyata orang tua asuhnya rutin mengirimi foto perkembangan nya, dan foto terakhir yang mereka terima ini, setahun lalu.." ujar Wiji sambil menyerahkan amplop coklat itu.
.
"ya..makasih.." ujarku sambil mengambil amplop itu.
.
Aku menghubungi wiji memintanya untuk mencarikan tempat pemakaman buat Wiwie karena aku ingin memakamkanya di tempat kelahirannya seperti juga keinginanku jika aku mati nanti, dan aku juga meminta Wiji mencarikan orang yang bisa mengantarkan Lian dan Evie ke Malaysia, agar bisa terbang ke China, dimana sudah ada Linda yang menunggu mereka disana, terbang dari Malaysia lebih aman buat mereka karena pengaruh keluarga Ming sangat sedikit disana.
.
Aku tidak mengira ternyata Wiji juga mencari info tentang anak itu, anak yang sudah sekian lama aku lupakan.
.
Sepanjang perjalanan kutatap amplop ini ragu untuk melihat foto yang ada didalam amplop ini, dengan ragu kubuka amplop berwarna coklat ini.. Dan " ya Tuhan.. Ini...ini..kenapa bisa seperti ini..." aku sungguh tidak bisa percaya apakah benar dia anakku.
.
"pak cepat pak..." perintahku pada sopir, aku harus segera kembali, bagaimana ini bisa terjadi, bagaimana mungkin anak angkat wiwie adalah anakku, dan aku ternyata telah membiarkan anakku untuk dibawa kepulau itu, pulau tempat keluarga Ming menghukum orang-orang yang melawannya. aku harus segera sampai disana dan menghentikannya.
.
Aku tahu disana ada anak keluarga Ming yang sakit jiwa yang hanya bisa merasakan kepuasan seks jika pasangannya sampai meninggal, mereka tidak boleh menyerahkan Fany pada dia, aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri jika anak ku sampai jadi korbannya.!


===
(LIANA STORIES)
.
"kalian tunggulah disini, tidak perlu takut, mereka akan menjaga kalian tidak akan macam-macam, mereka juga sama pendatang ilegal disini, pakcik akan ambil pesanan paspor dan juga tiket untuk kalian.." ujar Pria itu, pria yang membawa aku dan suster Evie menyebrang lewat jalur penyelundupan Tki dipelabuhan tikus dikepulauan Riau.
.
Setelah hampir 2 hari perjalanan dari Jakarta, akhirnya kami sampai juga disini, ini adalah sebuah flat lantai 3, dikuala lumpur orang yang membawa kami meminta kami menunggu disini, bersama dengan 3orang pria yang merupakan tki ilegal, karena dari tempat ini jarak ke bandara tidaklah terlalu jauh.
.
"ci..." panggilku pada suster Evi.
.
"iya sayang.." jawabnya lembut.
.
"apakah kita bisa kembali nanti, apakah ci Fany bisa ditemukan..?"
.
"pasti bisa, sesampainya disana nanti kita akan cari cara, dan percayalah tante Anie pasti akan melakukan yang terbaik untuk menolong Fany..! Ujarnya menenangkanku.
.
"ini semua salahku, jika saja aku tidak memaksa untuk kabur, dan tidak begitu saja percaya pada Mario semua ini ga akan terjadi..!" sesalku.
.
"semua sudah terjadi..mungkin sudah seharusnya seperti ini...!" ujar ci Evie sambil menyandarkan kepalaku kebahunya, dan membelai lembut rambutku.
.
"ci..aku takuut.." kataku,
.
Ci Evie merubah posisinya, kami duduk dilantai berhadapan.."semua pasti baik-baik saja sayang.." ujarnya sambil menyeka airmata dipipiku..
.
"cup..'' ci Evi mengecup bibirku, sambil tersenyum, yang membuatku tak ayal tersenyum juga.
.
"nah gitu kan cantik kalau senyum..!" ujar ci Evie sambil membelai pipiku, kami saling tatap dan entah siapa yang memulai kami semakin mendekat dan bibir kami saling mengecup..
.
"ci..mereka liatin kita..!" kataku menyadari kini tiga pria itu sedang memperhatikan kami.
.
"biar saja..." jawab ci Evie, dan kembali melumat bibirku. Aku memejamkan mata menikmati lumatan lembut bibir ci Evie.
.
Ci Evie berpindah dari mulutku, kini ia menciumi leherku, aku hanya diam menikmati, "berani yang lebih..?" tanyanya berbisik ditelingaku.
.
"siapa takuut..!" jawabku .
.
"nakal..." ucapnya sambil menjilat telingaku.
.
"cici yang mulai...nakal duluan."
.
Ci Evie menatapku sambil tersenyum, tangannya memegang kedua sisi kaosku, dan mengangkatnya, akupun mengangkat tanganku dan membiarkan kaosku dilepasnya, akupun melakukan hal yang sama, membuka bajunya dan juga branya.
.
"besar.." ucapku ketika melihat kedua tetek ci Evie.
.
Ci Evie pun melepas bra hitamku, "bulat sekali.." ujarnya sambil meremas kedua bukit kembar didadaku.
Akupun melakukan hal yang sama kedua tanganku bermain dipayudaranya, memainkan putingnya..
.
"apa yang mereka lakukan..?" tanya ci Evi, karena memang posisinya membelakangi ketiga orang itu.
.
"memperhatikan sambil memainkan tangan dicelana masing-masing!" jawabku..
.
"berdirilah..!" perintahnya..
.
Akupun tak banyak bertanya dan langsung berdiri bersandar kedinding, ci Evie berjongkok di bawahku, dan melepas celana beserta celana dalamku, melemparkannya begitu, ketiga pria itu benar-benar mendapat tontonan gratis, matanya melotot menatap tubuh bugilku, sementara ci Evi menaruh satu kakikku dipundaknya, dan menempatkan kepalanya tepat didepan selangkanganku.
.
"ehnhmmph..ci..akhh.." aku mendesah takkala lidahnya menjilati memekku yang dikuakan dengan kedua tangannya.
.
Aku hanya mendesah dan memejamkan mata menikmati sentuhan lidahnya disela bibir memekku.
.
"akh..kaliaann.." aku terkejut ketika membuka mata ternyata ketiga pria tadi sudah berdiri didekat kami dan dalam kondisi bugil, ci Evi yang mendengar jeritanku menghentikan servis mulutnya dimemekku, dan bangkit berdiri,
.
"kamu bermain dengan yang ini saja ya sayang, yang dua biar aku urus..!" ujarnya sambil tersenyum dan mendorong pria yang disebelah kirinya kearahku, sementara ia menarik dua pria yang lain sedikit menjauh.
.
"ci..tapi.." belum sempat aku menyelesaikan ucapkanku pria itu sudah menerjangku, mendorong tubuhku semakin menempel didinding, dan mulai menciumi wajahku, leherku, dan dengan rakusnya melumat kedua tetekku bergantian, sesekali kontolnya yang sudah sangat tegang itu menyenggol-nyenggol pahaku. Memberi sensasi sendiri buatku.
.
Didepanku ci Evi sudah bugil, satu pria sedang mengangkangi wajahnya, dan menikmati kontolnya dikulum oleh mulut Ci Evie, sementara pria satu asyik menikmati lubang memek ci Evie yang begitu tembem seperti bakpao.
.
Pria yang bersamaku mendorong tubuhku kebawah agar berjongkok didepannya, dan menyodorkan kontol bersunatnya kedepan mulutku, kujilat-jilat sebentar bagian kepalanya, sebelum akhirnya kubiarkan masuk semua kedalam rongga mulutku, dan sambil memegang kepalaku dengan kedua tangannya, pria ini menggerakan kontolnya dimulut keluar masuk. 

Puas menyetubuhi mulutku dengan kontolnya, pria bertubuh hitam legam dan sudah dipenuhi keringat ini. Memintaku untuk berbaring telentang dilantai, kedua kakiku ditekuknya, dan dikuakkan lebar, ia menempatkan kepala kontolnya didepan memekku dan perlahan mulai mendorongnya masuk..
.
"akhh..emmphk..akh.." aku mendesah menikmati setiap sodokan kontol itu, aku bisa melihat ci Anie juga mulai dikontolin oleh kedua pria yang bersamanya, di mulut dan memeknya.
.
Pria ini kembali merubah posisiku dan memintaku menungging, dan ia mendoggyku dengan begitu kuat.. "akh..yah..ahkh nikmat..sekali..memek..mu.." ujarnya berteriak dan mendesah diantara gerakannya yang semakin cepat, aku sendiri sudah hampir mendekati puncak orgasme, organ-organ kenikmatanku terasa bergerak menujuk titik tertinggi dan tak mampu kutahan lagi..
.
"akhhhh...."teriakku bersamaan dengan meledaknya orgasmeku, tubuhku ambruk namun si Tki illegal ini masih menahan pinggulku agar tetap menungging dan terus mengenjot lubangku untuk beberapa saat sebelum ia juga mencapai puncak, menyemprotkan cairan hangat dimemekku yang sangat banyak hingga terasa meluber keluar dari memek dan meleleh dipahaku.
Aku melihat ci Evi masih telentang namun hanya tinggal satu pria yang menyetubuhinya, aku teramat lelah dan langsung memejamkan mata, menikmati rasa puas orgasmeku tadi.
~~
menjelang tengah malam pakcik yang mengantar kami sejak dari Indonesia tadi, membawa aku dan ci Evie ke bandara internasional Kuala Lumpur.
.
"pakcik apakah ini aman..?" Tanya ci Evie menanyakan paspor yang diberikan oleh pakcik tadi.
.
"tidak apa, ini aman airport di Malaysia tidak terlalu ketat dalam pemeriksaan paspor..cepatlah sikit, pesawat ini yang terakhir berangkat malam ini, jika telat harus menunggu esok." ujarnya.
.
"terimakasih pakcik.." ucapku bersamaan dengan ci Evie sambil menyalaminya.
.
"sama-sama, pakcik tak tahu masalah apa yang mengejar kalian, pakcik doakan kalian selamat dan bisa menyelesaikan semua.." ujarnya, "masuklah pakcik akan tunggu disini sampai pesawat kalian benar-benar take off.." lanjutnya, dan kami berduapun langsung masuk kedalam komplek Bandara, dan menuju ke counter boarding pass.
.
"oke semua lengkap, ini tiket anda miss, penerbangan langsung ke China dengan Malaysian air MH 370 pada pukul 00:41.. " ujar petugas maskapai ini cukup ramah.
.
"baiklah sayang mari kita pergi, semogga penerbangan ini, menjadi jalan terang buat kita.." ujar ci Evie, sambil menuntunku berjalan menuju pintu keberangkatan.
.
.

.
=========
(ANIE STORIES)
.


Akhirnya aku sampai juga dipulau ini, "tetap nyalakan mesin perahu ini..dan berikan aku pisaumu itu...!" ujarku pada pengawalku.
.
"apa tidak sebaiknya saya ikut nyonya..?"
.
"kau berjaga saja disini, dan bersiap-siap untuk segera pergi.." pesanku padanya, sambil menyelipkan pisau belati pemberiannya dibalik jaketku..
.
Sebagai pengelola rumah Lotus selama bertahun-tahun, aku sudah beberapa kali keluar masuk tempat ini, untuk menjemput gadis-gadis keluarga yang habis dihukum, para penjaga tidak lagi melakukan pemeriksaan terhadapku.
.
Aku bergegas menuju ruangan Jessica dan tanpa mengetuk kubuka pintunya, ia sedang duduk dibalik mejanya dan langsung berdiri kaget.
.
"tante apa-apaan ini..gak sopan banget masuk ruangan orang tanpa permisi.." ujarnya berteriak
.
"dimana Fany..?" tanyaku.
.
"fany siapa...?" ia balik bertanya.
.
"kau tahu siapa yang kumaksud.."
.
"hahaha..tante luh tuh ga punya kekuasaan apa-apa ditempat ini..jangan sok.."
.
"plak..plak.." kutampar wajahnya, kutarik kerah bajunya dan kulemparkan tubuhnya kedinding.
.
"anjing lu tante..apa maksudnya ini.." ia berteriak.
.
"DIMANA FANY..?"tanyaku membentak sambil membenturkan kepalanya ketembok
.
"anjing lu tan, sakit kepala gua tau.. Si fany udah dimakan anak tuan Ming..." teriaknya.
.
"apa..BAJINGAAN KALIAAAN..." aku kalap kuambil pisau dari balik jaketku. Dan kutikam Jessica berkali-kali... 

(BERTHA STORIES)
.
MALANG 1991
.
"mami Bertha..mami Bertha.." teriak salah satu anak panti sambil berlari.
.
"ada apa, aduh sambil lari-lari lagi..." jawabku.
.
"ada orang yang bawa dede bayi tante..tante disuruh kepanti sama bunda" jawabnya.
.
"ya sudah nanti tante kesana, kamu duluan saja..!" jawabku.
.
Namaku Bertha aku adalah seorang bidan dipuskesmas, dan juga bidan untuk panti asuhan didekat rumahku, aku baru dikarunia seorang putri yang usianya baru satu tahun.
.
Ibu kepala panti memintaku memeriksa bayi yang baru saja diantarkan seseorang, bayi ini mirip sekali dengan putriku, dan sungguh diluar dugaanku ketika aku memandikannya, aku melihat tanda khas keluarga Jia divaginanya.
.
"bunda, bayi ini masih membutuhkan asi, bagaimana kalau saya bawa saja dulu kerumah saya, biar bisa tetap diberi asi.." ujarku kepada ibu kepala panti.
.
"jika tidak merepotkanmu itu bagus sekali.." jawab ibu kepala panti.. "ini pasangkan dulu gelang ini ditangannya.." lanjutnya sambil
menyerahkan gelang nama kepadaku.
.
"Bunda memberi nama anak ini Stefany..?" tanyaku.
.
"iya, anak ini sangat cantik, nama itu cocok untuknya.." jawab ibu kepala panti.
.
Sebagai keturunan keluarga Jia, aku tahu suatu saat anakku akan diambil oleh keluarga Ming, dan aku tidak rela jika anakku dijadikan budak oleh keluarga Ming. Aku akan menukar anak ini dengan anakku.
.
"kamu sudah gila Bertha, bagaimana mungkin kamu tega menukar anak kita.." protes suamiku ketika aku ungkapkan ide gilaku ini.
.
"lalu mas lebih tega jika anak kita jadi budak dikeluarga Ming.. Dua hari lalu ada seorang ibu muda yang ingin mengadopsi anak bayi, ibu itu terlihat sangat baik mas, aku akan menelponnya, anak kita pasti akan baik-baik saja.." ujarku meyakinkan suamiku.
.
Suamiku tidak bisa lagi berkata apa-apa dan membiarkan aku memindahkan gelang nama itu, ke tangan anakku, walau berat tapi ini lebih baik daripada nanti dia harus menjadi budak keluarga Ming.
.
Dua hari kemudian ibu Wiwie datang menjemput anakku, tanpa sepengetahuan ibu kepala panti aku memintanya untuk dikirimi secara rutin foto perkembangan anakku yang kini bernama Stefany, dan rupanya ibu Wiwie tidak masalah dengan hal itu, ia bersedia dan akan mengirimi foto-fotonya.
.
Kupandang wajah anak ini., benar seperti kata ibu kepala panti anak ini cantik sekali "maafkan aku bayi cantik, sekarang aku adalah mamamu dan namamu adalah Jessica.." aku berjanji pada diri sendiri akan memenuhi segala kebutuhannya dan memberikan yang terbaik yang kubisa sampai tiba waktunya dia dijemput keluarga Ming.
.
.
.
===SELESAI===
.



 .



 

 

 

 

 

 


 

 

 

 



 

 

1 komentar:

  1. [BIG MATCH] Bonus Bombastis Special Untuk Hari Ini

    Prediksi Skor Pertandingan Bola Sabtu, 08 April 2017 :

    1. Real Madrid 2-1 Atletico Madrid (Odds 2:3/4).
    2. Bayern Munchen 1-1 Borussia Dortmund (Odds 2:3/4).

    Daftar Dengan Kode Referall "BAVETJ02" Anda Deposit 70K Dapat Credit 100K
    ( Tidak Usah Cemas Ataupun Takut Berapapun Anda Menang, Pasti Akan Kami Bayar 100% Tanpa Ada Potongan !!!! )

    Hanya Di Agen Bavetlineoke.com

    ( Note : Syarat Dan Ketentuan Berlaku )

    Ayo Segera Bergabung Menjadi Salah Satu Bagian Dari Kami
    Dapatkan Bonus Promo SPECIAL Berlimpah Menanti Anda Hanya Di Agen Bavetlineoke.com

    Info Lebih Lanjut :

    Website Utama : Agen Bavetlineoke.com.
    Website Registrasi : Agen Bavetlineoke.com.
    Website Bonus : Agen Bavetlineoke.com.
    Website Panduan : Agen Bavetlineoke.com.
    Website Peraturan : Agen Bavetlineoke.com.
    Contact Person : 0855-1277-1128.
    Whtasapp : 0813-1666-1222.
    BBM : 55628DA2.
    Customer Service : (>> LiveChat <<)

    BalasHapus