13 sin : Seks itu nikmat
Terinspirasi dari film '13sin'
.
.
1st Sin :
Kiss & Touch
(5.000.000.idr)
.
Sentuhan lembut jemarinya, menyusuri tubuh bugilku, merayap dicelah
kedua payudaraku, bermain sebentar diputingku, lalu merayap keperut dan
terus turun menyentuh belahan selangkanganku, sentuhan yang membuatku
tak tahan untuk membuka mataku yang terpejam.. "selamat pagi sayang.."
sapa mas Aldi begitu aku membuka mata, "ehm..." aku berguman kutarik
lehernya dan kulumat bibirnya, untuk sesaat, kami terhanyut dalam
lumatan mesra.. "sudah.. Simpan buat nanti malam saja, sekarang cepat
bangun, katanya ada janji penting dikantor.." mas Aldi mengingatkanku,
pria yang sudah hampir setahun ini tinggal bersamaku, kami tinggal
bersama tanpa ikatan dan tanpa komitmen yang jelas, hanya berdasarkan
rasa saling cocok saja, lagipula mas Aldi yang orang jawa dan aku yang
chinese sangat sulit untuk bersatu dalam pernikahan. sebenarnya aku
ingin dipuaskan karena sentuhan nya tadi telah membuatku horny. Tapi
seperti yang mas Aldi ingatkan aku ada hal penting hari ini dikantor.
.
Namaku Stefany, umurku 23tahun, aku punya seorang ibu yang usianya 45
tahun dan adik perempuan Liana 20tahun yang sedang dirawat dipanti rehab
karena kecanduan narkoba, aku harus menanggung biaya hidup mama dan
juga biaya perawatan adikku. Untuk biaya perawatan saja hampir menguras
semua gaji bulananku, untunglah bekerja diperusahaan asuransi aku bisa
mendapat bonus tambahan, untuk setiap polis yang kujual dan dengan bonus
itu aku bisa mencukupi kebutuhanku dan mama, bahkan bulan lalu aku
mendapat sebuah mobil sebagai bonus.
.
Beberapa hari lalu atasan didivisi ku tiba-tiba mengundurkan diri,
sebagai yang paling senior aku merasa kesempatanku untuk menggantikan
nya lumayan besar, dan ketika diberitahu untuk menemui manager aku
semakin yakin akan mendapat posisi itu.
.
"apa pak.. Saya di pecat.." aku benar-benar tak mengira ini yang terjadi.
"maaf fany ini sudah keputusan rapat direksi, divisi kamu sekarang
ditutup, karena kasus korupsi nya begitu besar!" pak Ilham menjelaskan
kenapa atasanku tiba-tiba berhenti. Dan juga kenapa divisiku ditutup,
agar jadi pelajaran untuk divisi lain.
"tolonglah pak, saya ga masalah dipindah ke divisi lain asal jangan
dipecat, saya ada ibu dan adik yang menjadi tangungan saya pak.." aku
memohon, karena memang aku sangat membutuhkan pekerjaan ini, tapi
rupanya keputusan perusahaan sudah tidak berubah, aku tetap di pecat,
aku masih dapat pesangon sehingga masih ada uang untuk membayar tagihan
biaya perawatan lian, dan mobil yang kudapat dari bonus bulan lalu juga
tetap jadi milikku.
.
207.568 itulah jumlah rupiah yang tersisa direkeningku setelah
kutransfer untuk biaya perawatan liana dan pembayaran tagihan listrik
dan air rumah mama.
Hari masih cukup siang kuputuskan untuk mengunjungi Liana, tempat
rehabnya ada diluarkota, lumayan terpencil namun mempunyai udara yang
segar dan pemandangan yang indah.
'terus nanti biaya ku gimana ci.." Liana bertanya ketika ku ceritakan kalau aku sudah tidak bekerja,
"cici.. Bisa dapat kerja lagi kq, tenang aja, lagipula cici ada mobil
bisa dijual dulu'.. Kataku untuk membuat nya tidak khawatir.
.
"maafin lian ya ci.. Bikin susah terus.."..
Kupeluk badan nya dan kuyakinkan bahwa aku sangat menyayanginya.
Seperti biasa tiap kali kujenguk, Lian akan memintaku untuk menemani
sampai jam besuk habis sekitar jam 9malam. Letak tempat lokasi panti
rehab yang terpencil ini, membuat jalannya juga sepi, dan mobil ku
menjadi satu-satunya kendaraan yang berhenti ketika palang pintu
perlintasan kereta api itu tertutup. Dering telpon mengejutanku yang
sedang sedikit ketakutan karena sepinya suasana disini "halo.. " sapaku,
karena nomornya tidak kukenali.
"selamat malam nona stefany, selamat anda terpilih untuk menjadi peserta
games, berhadiah besar.." suara pria bernada aneh ditelpon.
.
"maaf ya, siapapun anda, tolong cari orang lain untuk di ganggu, saya sedang tidak dalam kondisi ingin bercanda." kataku ketus.
.
"kami tahu kondisi anda saat ini nona stefany, dengan hanya uang 200ribu
direkening anda, tanpa pekerjaan tentu anda sangat bingung sekarang.."
aku betul-betul heran bagaimana orang ini bisa tahu. " mungkin anda
masih tidak percaya, oke kami akan transfer 2juta rupiah ke rekening
anda jika, sekarang anda lepas celana dalam anda dan melemparnya
keluar.."
benar-benar gila orang pikirku.
"nona kesempatan ini hanya sampai kereta itu lewat.. Apakah anda ikut
dalam permainan" lanjut suara itu, bagaimana mungkin dia bisa tahu kalau
kereta sudah mau lewat, kusapukan pandanganku ke sekeliling, tetap
sepi, tapi akhirnya kutemukan dari mana ia bisa melihat, sebuah kamera
terpasang dibesi portal tiang perlintasan itu.
Ada apa denganku hari ini, dipecat tadi pagi, dan malam ini ditelpon orang asing untuk sebuah permainan aneh.
Dengan ragu kupelorotkan celana dalamku dari balik rok mini yang kukenakan, kubuka kaca samping dan kulemparkan.
Sambungan telpon itu terputus bersamaan dengan lewatnya kereta. Dan sebuah pesan tertampil di layar ponselku.
"mission complete
reward. 2.000.000.idr sent to your account." karena penasaran aku pun
mengecek rekeningku dan ternyata benar jumlahnya bertambah 2juta.
.
Kulanjutkan perjalananku dengan bingung, dan ketika akan memasuki jalan
tol, kembali telpon berdering, kupinggirkan mobil untuk menjawab telpon
itu.
"bagaimana nona sudah percaya, mau lanjut ke level2, namun untuk ke
level 2, anda harus memenangkan 5 juta, dan 3 juta akan anda dapatkan
jika anda mau mencium pria penyapu jalan di depan anda itu, dan
mengarahkan tangannya untuk menyentuh vagina anda selama lima menit.."
belum sempat aku menjawab telpon itu sudah terputus.
Diantara keraguan kulihat memang ada tukang sapu jalan didepanku, entah
apa yang ada dipikiranku, aku keluar dari mobil dan menghampiri orang
itu,
"ada apa bu.. " kata pria yang kutaksir usia nya sudah 40an itu, ketika melihatku menghampirinya.
.
Kutarik tangannya ke arah hamparan rumput disisi jalan itu, "bu.." pria
itu nampak kebingungan, tanpa bicara langsung kupeluk badannya, dan
bibirku langsung melumat bibir yang bau asap rokok itu, untuk sesaat
pria itu berusaha berontak namun karena aku terus memainkan lidahku di
rongga mulutnya akhir ia juga menikmatinya, termasuk ketika kuarahkan
tangan nya untuk menyelusup kebalik rok, jemarinya langsung bermain
mengorek lubang memekku. Ketika kurasakan sudah lima menit kulepaskan
tubuh pria itu, "terimakasih pak" kataku pada pria itu yang masih
berdiri terpaku karena bingung, aku langsung pergi kemobil, dan ketika
kulihat di hp ada pesan baru "level 1 complete"
.
Aku langsung pergi dari tempat itu dan sampai dirumah ku cek saldo rekeningku ternyata sudah bertambah jadi 5juta.
Kembali telpon berbunyi.
"selamat nona stefany, bersiap untuk level 2 besok" kata pria bersuara aneh itu.
2nd Sin : C.i.m
(reward 25.000.000idr)
.
Pria ditelepon terus berbicara memberi instruksi,
"namun ada beberapa peraturan yang harus anda taati dalam permainan ini jika anda memutuskan untuk terus lanjut,
ada 3 hal yang bisa mengakhiri permainan ini,
1. Anda gagal menyelesaikan tantangan.
2.anda memberitahu orang lain sedang dalam tantangan.
3.anda menyelidiki atau mencari tahu permainan ini."
.
" kenapa aku..?" tanyaku.
.
"semua akan terjawab pada waktu nya nanti, yang jelas sekarang anda
dalam tangga menuju kekayaan, dimana tangga pertama sudah ada lewati.
Jika anda setuju untuk lanjut tekan satu dan tekan dua jika anda
menolak.."
.
Untuk sesaat aku diam dan berfikir sejenak..
"kamu baru pulang say.." mas Aldi mengejutkanku ia baru saja keluar dari kamar mandi,
"iya mas.. !" jawab ku dan segera kekamar mandi untuk menghindari nya,
" gimana kabarnya lian..? Tanya nya lagi.
"baik..." jawabku dari balik pintu kamar mandi,
.
Akhir nya kutekan angka 1
"bagus, sekarang anda resmi dalam permainan, game ke-2, untuk 10juta
keluar dari kamar mandi, dan paksa teman pria mu untuk menjilati
vaginamu yang baru saja di pegang tangan si penyapu jalan tadi hingga
kamu orgasme, tapi jangan biarkan pria itu orgasme, ingat biarkan
jendela kamar tetap terbuka" perintah suara itu
.
Aku segera melepas semua pakaianku. Dan keluar kamar mandi dalam kondisi
bugil, "lho ga jadi mandi..?" tanya mas Aldi, yang saat itu masih duduk
di tepi ranjang dan masih mengenakan handuk.
"masih gerah mas" jawabku, sambil membuka jendela.
"ini udah malam lo say.."mas Aldi mengingatkan..
.
Kutatap wajahnya dan kuberikan senyum menggoda, dengan gaya jalan kubuat seseksi mungkin sambil kuberjalan menghampiri dia..
"horny ya.. Mandi dulu sana bau t.." kututup mulut mas Aldi dengan
lumatan bibirku, dan aku duduk di pangkuannya, lumatanku pun dibalasnya,
kudorong pelan tubuhnya hingga telentang, ku kangkangi kepalanya, dan
kugosok-gosokan memekku diseluruh wajah nya..
"akh..ahh..akh.." aku nikmati sentuhan wajahnya, setuhan bulu-bulu halus dikumis dan dagunya..
"akhhh,.. Iya mas, terus, jilaaat..." aku terus merintih ketika ujung
lidah nya mulai menjilat daging kecil di celah bibir memekku.
Sesekali ia menggunakan jarinya untuk membuka bibir memekku agar
lidahnya semakin leluasa.. "owkhh nikmattt..." aku terus melenguh,
membayangkan kondisiku yang sedang dioral, sementara diluar sana ada
yang sedang memperhatikan aku jadi merasakan sensasi tersendiri, dan
birahiku jadi semakin tinggi.
"akh..akh..eah.." teriakku sambil menggesek dan menekan selangkanganku lebih kuat ke mulut mas Aldi..
"akhh.. Masss.. Aku sampeee..." teriakku ketika orgasme menimpaku... .
Kendati masih lemas karena orgasme aku segera tinggalkan mas Aldi yang
protes karena belum dituntaskan, dan kuberlari kekamar mandi, dengan
membawa hp. Dan sebuah pesan sudah tercatat disana "mission success.
10.000.000 idr. Sent to your account."
.
.
Inilah hari pertamaku menjadi pengangguran, tadi sebelum berangkat kerja
mas Aldi berkata akan mencarikan lowongan untuk ku, selesai mandi dan
berdandan aku pun bermaksud kerumah mama, mumpung masih pagi.
.
Beberapa saat menjelang kawasan 3 in 1 telpon kembali berbunyi,
"selamat pagi nona Stefany, untuk ke level 3, anda perlu 25 juta dan
15juta akan anda dapatkan jika anda membawa 2joki 3 ini 1 didepan sana
kerumah mama anda dan memberikan blowjob terbaik yang anda bisa
disana.." jelas suara ditelepon.
"hey.. Jangan libatkan mamaku.." protesku
.
" ingat nona jika anda gagal permainan berakhir, dan semua uang yang
anda menangkan akan kami tarik kembali.." ancam nya dan memutuskan
telepon.
.
Kujalan pelan mobilku perlahan disisi kiri, kulewati beberapa joki yang
menjulurkan tangan, hingga akhirnya kudapati dua orang yang yang usianya
masih terlihat remaja, kubuka kaca dan kuberi kode untuk, satu didepan,
satu lagi dibelakang.
.
"siapa nama kalian..?" tanyaku
"saya Iwan ci, itu temen saya Rohman, dia bisu, gak bisa ngomong" jelas yang didepan.
.
"oh gitu... Kamu masih sekolah?"
.
" masih ci, tapi masuk siang!"
.
"sebentar lagi jam 3 in1 selesai, dan kamu juga sekolah, kalo cici kasih
kerjaan sebentar mau ga, nanti diantar lagi ketempat tadi " tawarku, si
Iwan memberi penjelasan pada si gagu dibelakang, "iya ci kami mau..!"
jawabnya.
.
Sepanjang perjalanan kucoba mengorek sedikit informasi tentang mereka,
ternyata Iwan masih sekolah kelas 2 smu, dan si bisu itu sudah tidak
sekolah lagi.
.
Tak sampai 30menit aku sudah tiba dirumah mama.
" loh kamu ga kerja fan..?" tanya mama ketika melihatku.
.
"nggak ma..! libur.." jawabku
.
"siapa mereka?" tanya mama ketika melihat 2 remaja tanggung dibelakangku.
.
"owh ini mereka mau fany suruh bersih-bersih di belakang kan udah berantakan banget mah.." jelasku beralasan.
Si mama kusuruh untuk mengawasi sibisu merapikan rumput ditaman depan, dan si iwan aku ajak merapikan gudang dibelakang rumah.
Telepon kembali berdering.
"ternyata anda memang pilihan yang tepat untuk permainan ini, anda tahu
dimana harus melakukan tantangan.." suara ditelpon itu, kuperhatikan
sekeliling dan kulihat disalah satu tiang listrik didekat pagar belakang
rumah ada kamera kecil, siapa mereka bisa begitu mengetahui semua hal
tentangku. "nona waktu anda 30menit untuk membuat kedua pemuda tanggung
itu ejakulasi dimulut anda..!" lanjutnya..
.
Masalah kecil pikirku, kuhampiri si Iwan yang sedang menumpuk
kardus-kardus yang berantakan, "sini.." kataku sambil menarik tangannya,
kusandarkan badannya ke tembok gudang, aku berlutut, dikakinya, "ci mau
ngapain.." tanya siIwan bingung, "diem aja, nikmati.." kataku dengan
sedikit membentak, kulepas celana jeans dan cd belel nya, kontolnya
tidak terlalu besar bersunat dan masih belum tegang, kugenggam
batangnya, kukocok sebentar sambil meremas kedua bijinya.. "akhhh.."
suara Iwan tertahan, kontolnya mulai mengeras, dan lidahku juga sudah
menjulur untuk menjilati ujung lubang kencingnya yang sudah mulai
mengeluarkan cairan itu.
Puas bermain diujungnya, lalu kujilati batangnya menyusuri urat yang
mulai mengeras itu, dan kembali keujung, memutari kepala kontolnya
dengan lidahku yang penuh liur, lalu melahap seluruhnya kedalam
mulutku..
Kepalaku mulai bergerak maju mundur, mengocok kontol itu dengan mulutku,
dan kurasakan Iwan juga menggerakan kontolnya mengimbangi gerakan
kepalaku. Dan gerakannya menjadi semakin cepat bersamaan dengan semakin
terasa kerasnya batang dimulutku ini.. "ciii..ahhhi.." teriaknya
berbarengan dengan semprotan cairan kental hangat di tenggorokanku.
Kutelan semua bahkan kubersihkan sisanya yang masih menempel dikontolnya.
"uu ak uu uu,.." suara tak jelas mengalihkan kami, ternyata sibisu sejak
tadi melihatku dan tangannya mengocok kontolnya sendiri, Iwan
memandangku panik, "sudah kamu kedepan aja dulu.." kataku dan memberi
tanda sibisu untuk mendekat, dengan sambil terus memegang kontol yang
ukurannya tidak jauh beda dengan punya Iwan tadi, tidak seperti Iwan
yang cenderung pasif, sibisu justru lebih aktif, mungkin ia sudah sangat
terangsang karena tadi sudah melihat aku dan temannya, kepalaku
dipegang dan ia menggerakan kontolnya di mulutku dengan lumayan cepat,
dengus nafasnya terdengar begitu memburu, kugerakan mulutku untuk
sekedar menggigit pelan kontolnya, tak sampai lama, kubisa merasakan
sibisu akan mengalami ejakulasi, dan benar saja, semburan cairan sperma
kembali membasahi rongga tenggorokanku.. Dan ketika selesai sebuah pesan
sudah tertampil di ponselku "Level 2 complete (reward 15.000.000)"
.
Sekitar jam 12 siang kuantarkan kembali kedua anak itu ketempat aku
menaikannya tadi, setelah kuberi masing-masing seratus ribu. Tiba-tiba
aku terpikir satu hal yang kulupakan ketika melihat logo atm, kenapa
tidak kuambil saja dulu uang yang sudah kumenangkan, segera kuparkirkan
mobilku disebuah komplek pertokoan, dan kumenuju ke deretan mesin atm
diujung pertokoan ini.
"kenapa ini.." tiga kali aku mencoba memasukan pin yang jelas-jelas
kuhapal diluar kepala tapi selalu tidak cocok.. Telponku kembali
berdering.
"anda pikir kami sebodoh itu, tidak memikirkan tindakan anda ini.." suara itu terkesan meledek.
"terus bagaimana aku memenuhi kebutuhanku..?" tanyaku,
"anda tidak perlu khawatir selama dalam permainan kebutuhan keuangan
anda kami yang tanggung, kami sudah kirim uang untuk anda, kami akan
kembalikan rekening anda setelah permainan selesai " jelas nya dan
mengakhiri percakapan.
.
Siapa orang ini bisa begitu jauh memasuki privacy ku, dan kemampuannya
menghack rekening bankku, untuk apa semua ini, dengan masih penasaran
aku kembali pulang, dan bertekad akan menyelidiki diam-diam semua ini.
======
3rd Sin:
======
Big Bang Penetration
(50.000.000idr)
.
Sesampainya dirumah kudapati sebuah bingkisan paket tergeletak didepan
pintuku, kulihat sekeliling ternyata sepi, namun kudapat melihat kamera
kecil disalah satu tiang telepon, kuangkat bingkisan paket itu ke arah
kamera, sebelum berlalu masuk kedalam rumah.
Ternyata didalam bingkisan itu ada sejumlah uang dan juga baju serta
aksesoris berupa anting2 yang bentuknya agak aneh dan jam tangan, juga
sebuah kalung dengan liontin berbentuk huruf 'S' dimana ada beberapa
permata kecil disepanjang garis hurufnya.
Dan kembali telpon berdering.
"siap untuk tantangan ke-3 nona Stefany..?"..
.
"aku baru saja menyelesaikan tantangan ke-2 tadi..!" protesku.
.
"bukankah lebih cepat menyelesaikan tantangan, lebih baik buat anda.." katanya yang kupikir memang benar juga.
"sekarang dengarkan yang jelas intruksi tantangannya." lanjut suara itu.
"nanti malam teman Pria anda akan mengajak anda untuk kepesta merayakan
keberhasilan perusahaannya memenangkan tender besar, gunakan pakaian
yang sudah kami kirimkan tadi, juga benda-benda yang kami sertakan, jam
tangan itu berfungsi sebagai handphone dan anting-anting itu merupakan
headset bluetooth, kalung yang kami berikan merupakan kamera yang online
melalui jam tangan yang kamu kenakan, jadi pastikan bagian permata
diliontinnya tidak terbalik.." jelas suara itu..
"lalu apa yang harus kulakukan.?" tanyaku.
"tantangan yang anda kali ini, anda harus bisa membuat atasan dari teman
pria anda menyetubuhi anda, dan jika berhasil hadiah nya 50juta..!"
perintahnya.
.
" apa..! Tapi bagaima..." belum selesai aku bicara sambungan telepon telah diputusnya.
.
Dan kembali teleponku berdering yang ternyata dari Mas Aldi, yang
mengajak aku untuk merayakan keberhasilannya memenangkan tender, dan
kami janjian untuk langsung ketemu ditempat acara, disebuah karaoke
didaerah kota.
.
Ini semua semakin aneh, semula aku sedikit menduga kalau orang yang
mengatur semua ini adalah orang memiliki hubungan dengan bank, mengingat
kemampuannya memblokir rekeningku, tapi kini ketika melibatkan
perusahaan mas Aldi yang jelas-jelas jauh sekali berhubungan dengan
dunia perbankan, kecurigaanku terhadap pihak bank menjadi sedikit pudar.
.
Tak ada pilihan buatku selain mengikuti terus permainan ini, sudah terlanjur juga kalau mundur.
Sesuai janji tadi aku menunju ketempat karaoke yang sudah disebutkan tadi, mengenakan baju yang tadi dikirim pria penelepon itu.
=

=
aku menggunakan taksi ketempat yang dibilang Mas Aldi, jam 8 aku sampai
ditempat yang dimaksud, sedikit bingung juga ketika sudah didepan tempat
karaoke itu, ku sms mas Aldi, dan tak lama ia keluar
"wow.. Seksi sekali kamu say.." katanya ketika melihat penampilanku.
"ini spesial buat kamu.." kataku menggoda,
"ayo masuk yang lain sudah pada kumpul.." katanya menggandengku memasuki
tempat karaoke itu dan kami menuju kelantai dua, memasuki salah satu
ruangan disitu.
.
Ada sekitar 15 orang didalam ruangan itu dimana semua rata-rata pria,
hanya ada 2 yang wanita.. Mereka semua langsung memandang ke arah kami,
ketika memasuki pintu..
.
"kenalin semua ini Stefany.." mas Aldi mengenalkanku kepada
teman-temannya, lalu mengajakku duduk disofa panjang yang berbentuk "L'
itu dengan meja yang penuh aneka minuman dan makanan..
"kenalkan ini Pak Simon, atasanku dikantor.." mas Aldi mengenalkan ku
pada bosnya dan akupun menyalami pria bertubuh tegap dan berkulit hitam
khas Indonesia timur itu..
.
Dan kamipun langsung larut dalam acara itu, menyanyi bergantian, minum
dan makan, ternyata perusahan konstruksi tempat Mas Aldi bekerja baru
saja memenangkan tender pembangunan bandara dikawasan timur. Dimana
divisi mas Aldi yang dipimpin pak Simon yang akan menjalankan proyeknya.
.
"sudah lama kenal Aldi..?" tanya pak Simon ketika mas Aldi mendapat giliran menyanyi didepan..
.
"lumayan pak, hampir 2tahun.." jawabku..
.
"Aldi beruntung sekali, kamu sangat cantik...!" katanya dengan pandangan seolah menelanjangiku.
Sebenernya akan jadi sangat mudah untuk misi kali ini, karena sejak tadi
aku sudah merasakan pandangan mesum dari pria ini, tapi keberadaan mas
Aldi membuatku menjadi sedikit kesulitan.
Aku hanya memberikan senyuman atas pernyataannya itu, sambil menaikan
satu kakiku kekaki lain, mengingat ketat nya pakaian yang kukenakan
otomatis pahaku langsung terpampang bebas, dan langsung disantap mata
pria hitam itu.
"tak hanya cantik, kamu juga sangat seksi..!" katanya lagi, semakin berani mendekatkan duduknya ke aku.
.
Sementara itu mas Aldi dan teman-temannya semakin larut, apalagi setelah
beberapa wanita datang bergabung, acara nyanyi pun berubah jadi joget
erotis. Bahkan sudah ada yang nekat saling bercumbu..
"nona malam semakin larut, anda harus cepat.." suara pria aneh yang tiba-tiba itu mengejutkanku.
.
Aku bangkit dari dudukku, bergesar sedikit dan mulai bergerak mengikuti
irama musik, dengan gerakan yang kubuat sesensual mungkin, dan pandangan
mata mengarah ke pak Simon, menggoda nya untuk bergabung. Sementara itu
mas Aldi juga sudah asyik dengan salah satu cewe yang sudah nyaris
bugil, ia memandangku seolah meminta persetujuan, dan kuberi persetujuan
dengan menganggukan kepala, dan iapun langsung membenamkan kepalanya
didada terbuka perempuan itu.
.
Pak Simon berdiri dihadapanku dan ikut bergoyang pelan, kami berdiri
berhadapan dengan kedua tangannya dipundakku, kubalikan tubuhku
membalakanginya dan kini pak Simon memelukku dari belakang, hidung nya
terasa mendengus di telingaku, aku terus bergoyang, dan kugesek-gesekan
pantat ku kebagian depan celananya.
.
Sambil menciumi leher belakangku tangan pak Simon memelorotkan bajuku,
dan karena tanpa bra langsung terpampanglah kedua payudaraku yang dengan
cepat ditangkap kedua tangannya.
.
"akhh.. Eah.." aku mendesah pelan menikmati remasan di dadaku dan
jilatan dibalik telingaku, sambil terus menggesek pantatku dicelana nya,
benda itu terasa cukup besar..
Pak Simon menarik tubuhku agar berhadapan, sekilas kulihat mas Aldi
sedang menikmati blowjob dari gadis berambut merah itu. Pak Simon
melumat bibirku, dan kubalas lumatannya, lidah kami bermain untuk
sesaat, tangannya menarik bagian bawah baju yang kukenakan keatas kini
bajuku hanya menutupi perut, jemarinya menyelusup dari bali G-stringku
dan mengorek lubang memekku yang mulai basah.
.
Pak Simon menekan pundakku untuk berlutut, aku tahu apa yang dia mau,
kubuka celananya sementara ia melepas kemeja nya, dan ketika celananya
kupelorotkan aku bener-benar tak menyangka kontolnya besar sekali, aku
hanya mampu menjilati saja, tak muat kontol itu dimulutku, tak lama
kemudian pak Simon menarikku berdiri, didorongnya tubuhku ke sofa hingga
telentang, ketika aku melirik kearah lain kulihat semua memperhatikan
kami termasuk mas Aldi, aku mereka penasaran apa aku mampu menghadapi
kontol super besar pak Simon.
.
Celana dalamku dilemparkannya dan sebelah kakiku dinaikan kepundaknya,
ia menggapai botol bir yang ada dimeja, dimasukan ujung botol itu
kememekku dan isinya yang tinggal setengah itu dituangkan kedalam
memekku, dingin rasanya.
.
Kontol besarnya diarahkan keujung bibir memekku yang sudah basah oleh bir dan cairan memekku sendiri.
.
Didorong-dorongnya pelan ujungnya hingga benar-benar bisa pas lubangku..
"waaaaa..akhhhh...akhhh...aaa..." aku berteriak sangat keras mengalahkan
suara musik diruang ini, ketika secara tiba-tiba ia menghujamkan
kontolnya.. Memek ku terasa robek, aku sangat yakin itu. Dia
mendiamkanku sebentar, lalu mulai bergerak perlahan.. Rasanya masih
sangat sakit, namun kupaksakan tersenyum kepada mas Aldi yang terlihat
khawatir, mengetahui aku tak apa-apa merekapun kembali melanjukan aksi
yang tadi
tertunda.
.
Seolah tak mau membuang kesempatan Pak Simon terus memompaku, suara
musik bersaing dengan suara desahan dan erangan birahi atau teriakan
puas orgasme dari semua yang ada diruang ini, dan pak Simon pun akhirnya
mencapai puncak nya juga, membanjiri rongga memekku dengan cairan
spermanya.
.
Aku tidak tahu jam berapa acara pesta seks itu berakhir, yang aku ingat
hanya aku harus dipapah untuk meninggalkan tempat itu, karena aku merasa
sakit sekali diselangkanganku hingga sulit berjalan.
.
Aku terbangun ditempat yang asing dan kurasakan juga aku tidak tidur
sendiri, ketika ku menoleh kesamping kulihat pak Simon yang masih
terlelap.
Kucoba untuk bangun tapi rasa nya sakit sekali di selangkanganku, ketika
kubuka selimut tubuhku bugil dan aku nyaris berteriak ketika melihat
bentuk memekku yang sudah berubah bahkan lubangnya pun nyaris terbuka
lebar.. "jangan khawatir dengan kemaluan anda, kami akan
merekomendasikan dokter spesialis untuk memperbaikinya." ujar suara itu
tiba-tiba ditelingaku, sialan nih orang, enak sekali bicara seperti itu
" sekarang selesaikan tantangan, di meja samping tempat tidur ada
laptop, download semua file dokumen yang ada dilaptop itu, ke jam tangan
yang anda pakai, cukup masukan kabel data keport usb yang ada disisi
jam itu." aku baru menyadari ternyata jam ini ada port usb nya.
.
Dengan jalan merangkak aku ambil laptop itu, dan ketika kubuka ternyata terkunci pasport.
"476545" suara itu memberitahukan kodenya, hanya ada 3 file dokumen
dilaptop ini dan ukurannya pun tidak besar tidak butuh waktu lama untuk
mendowloadnya.
"selamat tantangan ke-3 sukses 50juta rupiah sudah ditransfer kerekening
anda." suara itu memberitahukan, lalu terdengar nada putus.
.
Semula aku berniat untuk menutup laptop ini, tapi aku tertarik melihat file video yang kelihatannya baru saja disave.
Dan aku kembali mendapat kejutan ternyata ini video rekaman ruang karaoke tempat tadi pesta.
Video itu menyorot tubuhku yang tergolek bugil diatas sofa, salah satu
cewe yang ada disana mendekati tubuhku, dan mengeluarkan sesuatu dari
tas nya, sebuah alat suntik, dan disuntikan keleherku.. Kupegang leherku
ternyata memang sakit ditempat suntikan itu. Kembali kuperhatikan
gambar video itu. Aku tersadar, beberapa pria bugil membereskan meja
lalu tubuhku dibaringkan diatas meja itu, kamera menyorot mas Aldi
"teman-teman merayakan keberhasilan kita, kupersembahkan wanitaku untuk
kalian nikmati.." mas Aldi berkata hal yang sama sekali tidak pernah
kubayangkan.. Kamera kembali menyorot tubuhku yang tergeletak dimeja,
namun sekarang tubuhku mulai bergerak-gerak..
Seorang pria mendekatiku dan mengarahkan kontolnya kemulutku, dan akupun
langsung melahapnya, sementara pria lain memasukan kontolnya dimemekku.
.
Isi video itu benar-benar membuatku tercengang semua pria yang ada
disana mengauliku, bahkan beberapa yang memiliki ukuran kontol kecil,
memasukan kontolnya dianusku, karena memekku sudah terlalu lebar.. Tak
hanya itu, beberapa gadis disana juga memaksaku menjilati memeknya,
menjilati dubur nya, bahkan ada adegan dimana aku memohon untuk digauli,
tapi semua menolak dan aku melakukan mastrubasi dengan memasukan botol
bir kememekku.
.
Terlalu terpaku dengan adegan divideo itu aku tidak menyadari ketika tiba-tiba, rambutku dijambak dan dipaksa berdiri..
"siapa kamu bagaimana bisa membuka laptop itu..!" suara pak Simon yang tiba-tiba saja sudah ada dibelakangku.
"ampun pak.. Saya ga sengaja.." kataku memohon dilemparkannya tubuhku
kelantai, kucoba untuk berdiri tapi aku tidak bisa selangkanganku masih
terasa sakit. Kakinya kembali menendang tubuhku aku terjungkal.. Rupanya
ia tahu akan sakit diselangkanganku dan ia langsung menendang memekku
bertubi-tubi. "ahhhh..sakiit.. Sakit.. Ampun.. Sakit..." aku terus
berteriak sambil berusaha menghindar dengan berguling, "dasar perempuan
sial beraninya bermain dengan aku.." katanya sambil mengangkat tubuhku
dan menyeretku kekamar mandi, dilemparkannya tubuhku kebathtub dan diisi
penuh airnya "katakan siapa yang nyuruh.." teriaknya sambil membenamkan
kukedalam air. Tanganku berusaha menggapai sisi bathtub berusaha untuk
bangkit tapi tenaganya lebih kuat dariku, dan akhir nya akupun merasakan
tidak bisa bernafas kurasakan air memasuki rongga hidungku dan akhirnya
aku merasa gelap inikah akhir hidupku, jika aku mati hari ini bagaimana
dengan Mama dengan Lian....
=======
4th sin: Run Bitch Run
(Liana stories)
=======
.
.
Seperti malam-malam sebelum nya tidurku tidak pernah nyenyak. Selalu
terbangun tiba-tiba seperti malam ini. Tapi kenapa tiba-tiba aku begitu
kangen dengan ci Fany padahal baru beberapa hari dia kesini..
.
Namaku Liana, saat ini aku sedang menjalani rehabilitasi narkoba,
disebuah panti di kawasan bogor, kini sudah dalam tahap pemulihan
sekarang, namun aku belum bisa pulang, aku adalah anak kedua, dan
kakakku Stefany lah yang menanggung semua biaya perawatanku disini,
tekadku setelah keluar dari sini aku ingin membalas semua yang telah ia
lakukan kepadaku, aku tak ingin mengecewakan ci fany dan mama lagi.
.
"apa ini.." aku heran ketika melihat ada amplop coklat dimeja samping
tempat tidurku, didepan tertulis ditujukan padaku. Siapa yang menaruhnya
malam-malam gini, penasaran kubuka amplop itu, ternyata isi nya sebuah
handphone dan kertas kecil bertuliskan "aktifkan telpon ini jika anda,
ingin menyelamatkan kakak anda.." apa ini pikirku, dan menekan tombol
power di selpon itu, dan tak lama setelah aktif, sebuah kiriman gambar
masuk, gambar yang membuatku nyaris menjerit, ci fany tergeletak
dilantai, dalam kondisi bugil dan badan penuh lebam.
.
"tet..tet..tet.." ada panggilan masuk,
"selamat malam nona Liana, waktu anda tidak banyak, jika anda ingin
menolong kakak anda, sebaiknya cepat keluar dari tempat ini, waktu anda
tidak banyak.."..
.
"apa-apa'an ini, aku akan melaporkan semua ini..." teriakku.
.
"anda pikir ada yang percaya, dengan perkataan pecandu seperti anda.."
.
"akan ku tunjuk.." semula aku bermaksud menunjukan foto kiriman tadi, tapi entah kenapa foto itu hilang dilayar hp.
"siapa anda ?" tanyaku pada penelpon itu.
.
"pertanyaan anda bisa di ajukan lain waktu, sekarang anda harus
bergegas, kakak anda sedang meregang nyawa.." perkataan yang sungguh
membuatku bingung...
Tapi jika ini semua benar dan ci Fanny dalam bahaya, aku akan sangat
menyesal nanti, segera kubuka lemari kecil dibawah meja, mengambil
satu-satunya pakaian bebas yang ada disitu, sebuah celana pendek jeans
dan kaos putih, kulihat jam sudah menunjuk angka 1 lewat 5 menit, ruang
pemulihan terletak terpisah dari bangunan utama, dan pengawasannya pun
tidak seketat ruang perawatan, jarang sekali ada kontrol suster dimalam
hari. Apalagi sudah selarut ini, aku menyusuri selasar ke arah belakang,
tujuanku gudang penyimpanan barang, aku pernah melihat tangga disini..
Dan ternyata memang ada, lumayan berat tangga ini, tujuanku tembok
belakang, tapi tentu tidak mungkin aku membawa tangga melewati halaman
belakang, aku tahu ada cctv disana. Satu-satu nya cara ialah naik keatap
gudang ini, dan turun dari sisi kanan..
Naik ke atap gudang tidak masalah yang berat ialah mengangkat tangga dan
membawanya kesisi gudang untuk turun.. "ah sial ternyata sisi luar
gudang ini sebuah sungai kecil, untunglah sinarbulan lumayan terang
sehingga aku bisa melihatnya, ku taruh tangga berat itu disisi sungai,
perlahan aku turun, karena pijakan tanah di tempat tangga ini sangat
sempit, dua step lagi, dan "byuuur...." tanah tempat tangga itu longsor,
aku langsung tercebur kesungai kecil, dan untunglah tangganya jatuh
berlawanan arah tidak menimpaku. Takut ada yang mendengar, aku segera
bangkit, tanpa memperdulikan keadaanku yang basahkuyup, aku berlari
menyusuri pematang sawah, menjauh dari komplek panti rehab.
.
Untunglah telpon ini tidak mati terkena air, kuhubungi balik nomor tadi,
" aku sudah keluar dari panti, sekarang aku harus kemana?" tanyaku.
.
"anda harus bisa sampai jakarta, setelah disana kami akan arahkan anda harus kemana.." jawab orang ditelepon itu..
.
Bagaimana mungkin aku bisa sampai jakarta, ke tempat keramaian terdekat saja, aku tidak tahu kemana jalannya.
.
Kususuri pematang itu, hingga aku sampai di ladang bayam atau kangkung
entahlah aku tak jelas, tapi diseberang ladang sana ada cahaya dan juga
ada orang, aku mempercepat langkahku menuju tempat itu, ternyata itu
orang yang sedang memuat sayur ke mobil bak, dan mereka terkejut ketika
melihatku. "permisi pak boleh saya ikut..?" tanyaku dengan nafas
ngos-ngosan karena tadi sedikit berlari, mereka masih terdiam dan
menatapku lalu saling pandang.
Tiba-tiba orang ketiga datang..
"bukannya pada naek lagi eh..siapa nih" tanya orang yang seperti nya supir itu.
.
"ini mad, tau dari mana dateng nya si eneng mau ngikut.." kata pria yang paling tua diantara mereka bertiga itu.
.
"emang mau kemana neng..?" tanya si sopir
.
" mau ke jakarta pak, tapi kalau ga bisa ke terminal terdekat juga ga
apa.. Tolong pak saya butuh tumpangan.." kataku dengan nada sedikit
memohon..
.
"sebenernya kita juga mau ke Jakarta, ke pasar induk, tapi neng mau
dimana, ini udah bertiga, masa mau diatas tumpukan sayuran.." kata orang
yang paling tua itu..
.
"kecuali neng mau dipangku.." celetuk si sopir.
.
Gila aja pikirku dari sini ke Jakarta lebih dari dua jam, dipangku
abang- abang ini, tapi ini satu-satunya kesempatan yang ada sekarang.
"oke ga apa, yang penting saya boleh ikut."kataku menyanggupi.
"ayo kalo gitu,.." kata si sopir. Namun baru saja aku hendak naik
"tunggu-tunggu, lah si eneng basah-basah gini.. Nanti bisa ikutan basah
mamang neng.." protes si pria tua itu, "luh mau tong, mangku si eneng
basah-basah gini..?" lanjutnya bertanya pada si pemuda yang dari tadi
diam.. "ogah ah, dingin-dingin gini" jawab si pemuda itu..
.
"lalu saya harus gimana mang, saya ga bawa baju ganti..." kataku, andai
saja situasi lebih memihakku rasanya ingin segera ku pergi dari
orang-orang ini.
.
"gini aja, nih neng pake sarung mamang aja, baju dan celana neng diikat
di atas kap, tar juga kena angin kering pas sampe Jakarta.." si pria itu
berkata sambil menyerahkan kain sarung, "ayo mau ga, kita udah harus
berangkat, kalo ga mau, ya udah neng cari tumpangan lain.!" katanya lagi
ketika aku masih diam.. Sial pikirku kuambil sarung itu dan berjalan
kebelakang mobil bak itu, dan rupa nya ini memang bukan hariku, karena
baru kusadari, aku tidak mengenakan bra. "ayo cepetan neng.." suara pria
itu..
.
Sarung itu tidak mampu menutupi seluruh tubuhku, bagian atas menyisakan
sepertiga buah dada 34c ku, dan bawah hanya melewati sedikit pantatku
dan pahaku terbuka lebar, kendati ini gelap, namun senyum mesum penuh
kemenangan terlihat diwajah pria-pria itu.
"kasih si entong neng pakaiannya, biar di iket di atas kap.." kata
sipria tua itu, sambil menaiki mobil, "ayo sini neng.." panggilnya
sambil menepuk paha nya. Dan akupun naik, duduk dipangkuannya, tak lama
si entong pun naik, dan mobilpun berangkat.
.
Hari masih gelap jam dihp yang kupegang menunjukan pukul 2 pagi,.
"nama neng siapa..?" tanya si sopir..
.
"Lian pak.." jawabku
.
"saya Somad, dan ini mang Karta, nah itu si Entong, kenek saya, mang Karta yang punya sayuran ini.." katanya sambil mengemudi.
.
"neng Lian kabur dari panti ya..?" tanya mang Karta tiba-tiba,
"wah gawat neng, nanti kita bisa-bisa dituduh terlibat.." timpal pak Somad. .
"tolong pak, saya harus tiba segera di Jakarta..!" kataku.
.
"ini resikonya besar neng, kita bisa bantu tapi, ya si eneng ngertiin
kita juga lah.." mang karta berkata sambil tangannya memegang pundakku
yang terbuka, aku sudah tahu kemana arah pembicaraan ini.
.
"jangan mang.. Tolong.." aku berusaha menolak ketika tangannya berusaha
menurunkan sarung yang menutup bagian dadaku.. "ini mamang udah nolongin
neng kabur, sekarang giliran neng nolong mang Karta, emang mau
dianterin ke Panti lagi..?" ancamnya. Tak ada pilihan buatku, kubiarkan
tangan kasar nya itu menurunkan sarung penutup dadaku.
.
"montok banget teteknya nya neng..." kata pak somad,
.
"alus, lembut juga mad.." timpal mang Karta.
.
"iya mang.." lanjut pak Somad, sambil tangan kirinya memegang dada kananku..
.
"akhh." aku tersentak saat tangan-tangan itu meremas dadaku.
.
"udah pernah dikenyot belum nih tetek neng..?" tanya mang karta, aku
diam tak menjawab.. "ayo jawab..!" tanya nya lagi sambil meremas kencang
dadaku.
"iya.. Iya..!" jawabku.
"iya apa..?" remasannya semakin mencengkram dadaku.
"iya udah pernah.." jawabku. serentak mereka tertawa..
"dasar cewe kota, gede dikit langsung jadi lonte.." hina pak somad.
.
Kali ini mereka mulai menggerayangi bagian bawahku, mengelus pahaku
terus menelusup keselangkanganku. "cangcutnya lepas neng, cangcut basah
gini dipake, kasian tuh memek kedinginan." mang Karta memelorotkan
celana dalamku, tak hanya itu, kain sarung yang kupakaipun turut
dipelorotkan, kini aku telanjang bulat dipangku lelaki itu, dimana aku
mulai bisa merasakan tonjolan keras dicelana nya.
Kedua kakiku direnggangkan, kali ini si Entong yang sedari tadi diam
turut ambil bagian mengelus pahaku.. Merayap ke selangkanganku,
"jembutnya banyak banget mang." guman si Entong sambil, mengelus
bulu-bulu diatas memekku,
"tau nih, cewe kota tapi jembut nya, ga diurus" timpal mang Karta.
Sok tau banget tuh orang, orang lagi direhab mana mungkin ngurusin jembut, nahan rasa sakit karena sakau aja dah setengah mati .
.
"neng udah sering dikontolin ya?" tanya pak Somad.
.
"ya " jawabku singkat,
.
"cewe kota kaya gini mah, dah kenyang ngewe mad, paling jg kerjaan nya
tiap hari cuma mabok ma ngentot doang.." lanjut mang Karta.
.
Sial banget nih orang omongannya, tapi emang bener juga sih, hari-hariku
dulu seperti itu, bahkan sampai drop out dari kuliah, untunglah ada ci
Fany yang sabar menasehatiku dan rela bekerja keras untuk biaya rehabku.
.
"awww." lamunanku terhenti ketika kurasakan cubitan diklitorisku, "sakit tau'' protesku.
.
"habis itil nya neng kepanjangan seh, bikin mamang gemes" katanya sambil cengar-cengir.
.
"lah, lu ngapain berenti mad..?" protes Mang Karta ketika pak Somad menghentikan mobil.
"saya juga mau mang, ngerasain tuh memek, udah kita turun aja, mumpung
masih sepi, tong luh gelar tuh terpal, ayo neng turun.." ajak pak Somad.
.
"ini pinggir jalan pak, mau ngapain kita kesini, kalo ada orang gimana?" tanyaku
.
" ya mau ngewein eneng lah, mumpung jalan masih sepi neng makanya buruan
telentang sono, cepat!" perintah pak Somad aku sadar aku tidak bisa
menghindar dari hal ini, akhirnya kurebahkan tubuhku diterpal plastik
yang digelar diatas rumput itu, "tong lu jaga dulu sono.." perintah pak
Somad.
.
"gua dulu ya mad, ga sabar gua pengen jilatin memek nih amoy.." kata
mang Karta yang sudah melepas celana nya. Menampakan kontol nya yang
tampak sudah tegang itu " ya sono, makan tuh memek." jawab pak Somad.
.
Mang Karta memposisikan diri telungkup diantara kedua kakiku dimana
kepalanya tepat dikemaluanku, dan sesaat kemudian aku sudah bisa
merasakan sentuhan basah lidahnya menyusuri belahanku itu. "akkhh..."
aku mendesis lirih..
.
"ajib mad, memek nya enak.. Ga kaya punya bini gua, bau terasi..."
.
"puas-puasin dah mang, makan tuh memek sampe lepek.." timpal pak Somad.
.
Sentuhan lidah itu benar-benar membuatku lupa akan masalah lain,
birahiku semakin naik, ketika lidah nya mengulas klitorisku, menyelusup
kedalam rongga memekku, dan ketika cairan yang membasahi memekku
disruput nya habis, ah nikmat
.
"woi mang, udah masukin tuh kontol, jangan dijilatin mulu tuh memek.."
.
"ah luh mad ga bisa liat orang senang" ucapnya sambil bangkit dan
merubah posisi, menaruh ujung kontol nya di celah bibir memekku,
digesek-gesekan keatas kebawah dan "blesss.." ditekan semua
masuk.."akhh.." aku sedikit menjerit menerima hujaman itu.
.
"isep kontol gua neng.." kata pak Somad yang tanpa kusadari sudah ada
disebelahku dan menyodorkan batangnya tepat dimulutku, akupun langsung
membuka mulut dan batang itu langsung menerobos masuk mengisi rongga
mulutku, aku pun mulai menghisapnya dalam-dalam.
.
"akhh.. Gila mang, isepannya, kalah dah lonte pasar induk.. Enak
banget.." guman pak somad, sial nih orang aku disamain sama lonte pasar,
kugigit sedikit batangnya "akh.." ia menjerit kecil,
.
Selama dirawat di panti, aku sudah tidak pernah merasakan seks lagi,
namun kini dua batang yang lumayan panjang dan besar sedang
menghujamiku, sungguh terasa nikmat sekali, sambil terus menghisap aku
menggerakan pinggulku sesekali mengimbangi sodokan kontol dimemekku,
gerakan mang Karta semakin cepat dan ia meremas dadaku dengan kuat
sebelum akhirnya berteriak "arggh.. Enak banget nih memek.. Ngecret
guaaa..." teriaknya bersamaan dengan muncratnya cairan hangat kental
dilubangku.
.
Mengetahui mang Karta sudah selesai, pak Somad langsung menggantikan
posisi nya, dan kontol nya langsung dibenamkan kememekku yang penuh
cairan pejuh mang Karta, gerakan nya sangat cepat, menimbulkan
suara-suara becek..
''akh..akh..akh.." suaranya diantara dengusan nafas yang memburu.
.
Dan akupun mulai merasakan puncak orgasmeku, tubuhku mengejang,
terangkat dan akhirnya sebuah sensasi nikmat menggapaiku.. "ah..ah.. Luh
dah ngecret moy.. Nih gua tambahin biar makin bajir memek luh.." teriak
pak Somad terus memompaku dan akhirnya kembali memekku disiram cairan
kental yang muncrat dari batangnya.. Kami terkapar dalam kelelahan.
.
"ayo mad jalan lagi dah mau pagi.." ajak mang Karta..
.
"lah saya belum mang.." Protes si entong.
.
"dah tar lu dimobil aja, dagangan gua bisa ga laku kalo kesiangan" jawab mang Karta.
Setelah bersih-bersih seadanya dengan menggunakan kain sarung yang tadi
kupakai, kami melanjutkan perjalanan, aku sudah memakai bajuku, namun
tetap tanpa celana, begitu juga sientong, aku duduk dipangkuan sientong
dimana kontolnya menusuk memekku..
.
"ayo neng, goyang naek turun.." pintanya..
.
"ga kuat saya lemes banget." kataku..
.
Namun rupanya si Entong ini lumayan kuat juga tenaganya, diangkatnya
pantatku agar sedikit nungging dan aku terpaksa menahan badanku dengan
kedua tanganku ke dashboard mobil, dalam posisi ini si entong bisa
menggerakan kontolnya keluar masuk dimemekku sementara kedua tangannya
menahan pantatku..
"ah..ah..ah..." suaranya..
.
"terus tong, hajar sampe lobeh.." teriak pak Somad menyemangati.
.
Posisi ini benar-benar membuatku pegal, untunglah si Entong tak bertahan
lama, tak sampai 10menit ia sudah keluar.. Segera kupakai celanaku
mencegah yang 2 lagi meminta nambah..
.
" tet..tet..tet.." telpon berbunyi ketika memasuki Jakarta.
"pagi nona liana, akhirnya anda berhasil mencapai jakarta, turunlah di
halte sebelum lampu merah.." orang itu memberi perintah, bagaimana ia
bisa tahu aku sudah sampai Jakarta..
.
Sesuai instruksi nya aku turun di halte itu..
"aku sudah dihalte.." kataku ditelpon.
.
"berjalanlah ke tempat parkir disebrang jalan, disana ada mobil berwarna
hitam dimana kunci nya juga ada disitu, gunakan mobil itu untuk
mencapai dimana kakak anda berada sekarang, gps di mobil akan menunjukan
arah yang harus anda lewati.." jelasnya
.
Kuseberangi jalan yang masih sepi ini, ternyata benar di area parkir
taman ini ada sebuah mobil yang cirinya sama dengan yang dibilang pria
penelpon tadi.
.
Sesuai petunjuk arah Gps dimobil, aku mengendarai mobil mengikuti arah
di layar gps itu yang menuntunku ke kawasan tengah kota, dan akhirnya
berakhir tepat didepan sebuah hotel.
.
Ya aku ingat di gambar semalam memang seperti dikamar hotel., tapi
kenapa banyak polisi didepan hotel ini, ada ambulan juga, lalu kulihat
ada yang menggotong tandu dari dalam hotel, jangan-jangan ci Fany.. Aku
segera berlari menerobos hadangan beberapa orang, dan polisi, ketika
sampai didepan tandu itu, langsung kubuka kain putih penutup itu...
======
5 Sin: Flirt
======
.
"aakh, .." teriakku sedikit terkejut aku, ternyata itu tubuh seorang
pria, bukan ci Fany.. Beberapa orang menarikku dari tandu itu, aku
melihat ada satu tandu lagi digotong keluar namun kali ada selang infus
yang terpasang ditubuh yang sedang dibawa itu.. "pak tolong pak
lepaskan.. Itu mungkin kakak saya..." aku berteriak meronta ingin
mendekati tandu yang sedang dimasukan kedalam mobil ambulan itu,
"tenang-tenang, kami akan lepaskan anda, tapi anda tenang.. dulu.. Ok."
teriak pria berseragam itu menenangkan aku.
Aku hanya mengangguk, kujalan mengikuti polisi itu kemobil ambulan tempat tandu itu dinaikan..
"ciciii...." aku teriak menangis langsung memeluk tubuh terbaring tak
bergerak itu, yang ternyata benar ci Fany, kembali beberapa orang
menarik tubuhku, melepaskan diriku yang memeluk ci Fany.. "anda
mengenali korban?_." tanya polisi itu.
.
"iya pak, ini kakak saya..." jawabku.
"kalau begitu anda ikut, dengan ambulan biar kakak anda bisa cepat dapat
pertolongan.." perintahnya, dan akupun langsung menaiki mobil itu.
...
Dua hari sudah ci Fany terbaring tanpa sadar, diagnosa dokter ci Fany
koma, karena paru-paru nya terlalu lama terendam air, dokter tidak tahu
kapan dia akan sadar butuh perawatan intensif dan juga waktu.
.
Dari laporan polisi menyebutkan, ci Fany dianiaya oleh kekasihnya karena
kedapatan selingkuh dengan bos dari pacarnya itu, dia menganiaya ci
Fany setelah terlebih dahulu membunuh bosnya itu, Jujur buatku
keterangan polisi agak aneh, tapi saat ini aku tidak mau berspekulasi
macam-macam, aku harus fokus bagaimana agar ci Fany bisa mendapat
perawatan terbaik agar cepat sadar, dan untuk itu semua butuh biaya yang
tidak sedikit, untuk itu aku setuju ketika mama memutuskan menjual
rumah, dan untunglah pelarianku dari panti rehab juga tidak menimbulkan
masalah berarti, karena mereka memahami kondisiku, aku hanya masih
diwajibkan kontrol sesekali.
.
Kini 2minggu sudah ci Fany koma, kendati sudah dipindah keruang perawatan, tapi belum ada tanda-tanda untuk kesembuhannya.
.
"gimana mah,. Tadi dokter bilang apa..? Tanyaku
sore itu dirumah sakit, karena hari ini seharian aku keluar mencari pekerjaan.
.
"masih sama saja, kamu sendiri gimana...?"
.
"tadi Lian udah coba ngelamar ke beberapa tempat, tapi belum ada lowongan.." jawabku.
.
"memang tidak bisa diharapkan, entah dosa apa aku punya anak sepertimu,
selalu nyusahin, selalu menjadi beban untuk cicimu, dan kini ketika dia
seperti ini, kamu tidak bisa membantu sedikitpun.." seperti biasa mama
selalu berkata sinis padaku.
.
"Maafin Lian mah, besok Lian akan coba lagi.." kataku pelan
.
"aku mau pulang, kamu jaga cicimu, jangan tidur terus, sekali-kali
jadilah berguna.." mama berkata " kenapa bukan kamu saja yang terbaring
disitu, pasti cicimu akan lebih bisa diandalkan.." lanjutnya sambil
berlalu keluar.
.
Kupandangi wajah cantik ci Fany, luka-luka lembamnya sudah sembuh, ia
kembali cantik.. Teringat dahulu ketika mama bersikap sinis seperti
tadi, aku akan langsung menangis dipelukan ci Fany, tapi kini aku tidak
boleh menangis, ku genggam tangannya, "Lian sayang cici.. Lian ga akan
nangis ci, Lian akan kuat, cici cepat bangun.." ucapku pelan aku yakin
disana ci Fany bisa mendengar..
.
Andai saja aku tidak terjerumus kedalam pergaulan yang salah, mungkin
tidak terlalu sulit buatku mencari kerja, tapi aku akan terus berusaha,
aku yakin aku pasti bisa dapat pekerjaan.
"ah lapar sekali perutku.." sejak tadi pagi aku hanya makan sepotong
roti saja, aku hanya punya 100 ribu rupiah, pemberian ci Fany terakhir
menjengukku dulu, yang harus kuhemat, agar aku punya ongkos mencari
kerja, karena aku tidak berani meminta ke mama.
.
"minum saja deh.." pikirku, tapi aku melihat ada bungkusan kertas nasi
didekat tempat minum, mungkin bekas mama, dan ternyata masih ada sisa
sedikit nasi lumayanlah walau sudah tidak ada lauknya tapi nasi ini
sudah disiram kuah kari, cukup untuk mengisi perutku malam ini, entah
kenapa sambil melahap nasi ini, airmata menetes dipipiku, aku ga boleh
nangis, ci Fany ga boleh liat aku nangis.
"Lian ga nangis ci.. Ini karena pedas.."
.~~
seperti biasa setiap malam aku selalu duduk dibangku, disamping
ranjang ci Fany sambil menggenggam tangannya, hingga aku juga tertidur,
berharap dimimpi nanti aku bisa bertemu dengan nya..
.
Pagi ini seperti biasa setelah mama datang untuk gantian jaga dirumah
sakit, akupun bergegas pulang kekontrakan, kami sengaja memilih
kontrakan yang dekat dengan rumah sakit.
Baru saja aku keluar dari pintu rumah sakit, handphone itu kembali didalam tas ku.
"selamat pagi nona,..".. Suara itu memberi salam.
.
"siapa sesungguhnya anda..?" tanyaku, karena kemarin-kemarin ketika aku menghubungi kembali nomor ini tidak aktif.
.
"lihat taksi didepan gerbang itu, naiklah dan anda akan menemukan jawaban atas pertanyaan anda itu" ucapnya lagi.
Berharap mendapat petunjuk akan apa yang sebenarnya terjadi pada ci
Fany, karena keterangan polisi sangat meragukan. akupun menuju taksi
berwarna silver yang terparkir didepan gerbang itu, taksi itu langsung
melaju begitu ku hempaskan tubuhku dijok belakang sebelah kiri.
Didalam taksi ini terdapat sebuah layar lcd yang tertempel dibelakang
kursi depan, dimana terdapat webcam juga, sopir yang berpakaian hitam,
dengan kacamata serta topi, seolah ingin menutupi wajahnya, serta sebuah
dus berwarna coklat, dikursi disebelah kananku.
.
"selamat datang nona.." suara dari tv lcd itu, bersamaan dengan munculnya gambar seperti grafik yang bergerak-gerak.
"sekarang jelaskan maksud dari semua ini, apa ada hubungannya dengan kakakku?" tanyaku.
.
"bisa ya dan bisa tidak, kami hanya ingin menawarkan sebuah kesempatan
pada anda, dimana anda bisa mendapatkan banyak uang yang bisa anda
gunakan untuk biaya perawatan kakak anda..!" jelas suara itu
.
"maksudnya ?" tanyaku
.
"kami tawarkan anda untuk ikut dalam sebuah permainan dimana terdiri
dari 10 bagian, setiap anda menyelesaikan 1 permainan anda akan
mendapatkan uang yang cukup besar, dan pelarian anda dari panti rehab
kami anggap sebagai game pertama, jadi hanya perlu 9 tantangan lagi yang
perlu anda selesaikan, tak hanya hadiah besar, setiap tantangan akan
membawa anda ke petunjuk mengenai yang terjadi pada kakak anda..
Jadi jika anda setuju untuk ikut tekan 1 atau 2 jika anda menolak" jelas
suara itu, dan gambar dilcd itupun berubah menjadi angka 1 dan 2. Tanpa
pikir panjang aku menekan angka 1 karena aku yakin dari awal pertama
kali mendapatkan telpon ini pasti berhubungan dengan kejadian yang
menimpa ci Fany.
.
"pilihan yang tepat, selamat bergabung nona Liana. Anda lihat disamping
anda, ada kotak disitu ada uang hadiah dari tantangan pertama anda dan
pakaian yang harus anda pakai untuk tantangan kedua silahkan dipakai
sekarang juga.." perintah suara itu.
.
Kuambil kotak itu, ketika kubuka terdapat amplop coklat yang berisi
uang, aku sungguh tak menyangka jumlah nya ternyata 50juta rupiah dan
sebuah tas, baju, juga sepatu, di tas itu terdapat hp, dan alat makeup.
.
"anda harus memakai pakaian itu.." suara itu lagi ketika aku hanya
terdiam ragu memegang nya, biarlah pikirku, aku lepas semua pakaian yang
kukenakan hingga bugil, karena pakaian yang ada dikotak itu, lengkap
dengan underwear, kupakai semua, cd warna hitam model g-string, rok mini
ketat warna hitam yang hanya setengah lutut, bra warna hitam, serta
blouse kuning, dan semuanya pas sesuai size ku.
.
Setelah kuselesai berpakaian juga make up, kembali suara itu memberi
perintah. "tantangan kedua ini anda harus bisa membuat pria digambar
ini, terlambat kembali ke kantor setelah jam makan siang, sebagai alasan
untuk anda bisa mendekatinya kami sudah siapakan beberapa brosur
asuransi, anda bisa berpura-pura sebagai sales asuransi, taksi ini akan
mengantarkan anda ke kantor tempat orang tersebut dimana janji temu
untuk anda sudah dibuat.." jelas suara itu panjang lebar, dan layar pun
menampilkan gambar seorang pria berusia 40an dimana tertulis namanya
Arifin.
"kita sudah sampai... Ini.." kata sisopir setelah menepikan mobil
disebuah gedung perkantoran di daerah Sudirman, sambil menyerah map
coklat, yang setelah kulihat isi nya brosur dan formulir asuransi dari
"healty insurance".
" tantangan ini bernilai 100juta, god luck.." suara dari speaker di lcd itu.
.
Kendati masih ada keraguan, kukuatkan diriku, turun dari taksi itu dan memasuki gedung bertingkat ini.
"tunggu sebentar ya mbak.." kata gadis berkacamata dimeja receptionis itu, setelah kuberitahukan tujuanku.
ternyata Pak Arifin adalah manager keuangan diperusahaan ini.
"silahkan mbak, langsung kelantai 7..!" seru wanita itu setelah
meletakan telpon. Akupun langsung menuju lift dan naik kelantai 7,
disana ada beberapa ruangan, dan aku diantar keruangan pak Arifin yang
berada dipojok kanan lantai ini.
"silahkan mbak, bapak sudah menunggu.!" skretaris pak Arifin langsung menyuruhku masuk..
.
"permisi pak.." ucapku.
.
"ya silahkan.." jawabnya sambil menunjuk kursi didepan mejanya. Akupun
langsung menuju tempat itu, "saya Liana pak, dari Healthy insurance.."
ucapku sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman.
.
"hhmm.. Iya iya.." pak Arifin berguman menjabat tanganku dan matanya
menatapi tubuhku dari atas kebawah seperti sedang meneliti tubuhku.
.
"oke.. Mana saya lihat aplikasi nya.." katanya kemudian, aku serahkan map itu, ia cukup seksama mengamati lembar demi lembarnya.
.
"cukup menarik, tapi saya tidak bisa mempelajari semua karena saya ada
janji keluar, kecuali kamu mau ikut, nanti kita lanjutkan lagi setelah
pertemuan saya selesai.." tawarnya sambil mengembalikan map itu
kepadaku.
.
"saya bersedia menunggu disini pak..!" kataku
.
"hari ini saya tidak akan kembali lagi kekantor, karena akan langsung keluar kota sore nanti.." ucapnya lagi.
.
"baiklah kalau begitu saya ikut bapak.." jawabku.
.
"nah itu pilihan yang tepat." katanya
Akupun akhirnya ikut dengannya, kami berangkat dengan Sekretaris nya
juga, nama nya Irene, mungkin usianya sama denganku, tapi tubuhnya
sangat seksi, apalagi dengan pakaian ketat yang membalut tubuhnya itu,
seolah menunjukan setiap bagian tubuh seksinya.
.
Pertemuan itu berlangsung disebuah rumah makan yang juga memiliki kamar
yang bisa disewakan, selama mereka melakukan pertemuan aku disuruh
menunggu dikamar yang mereka sewa.
.
Lumayan lama juga aku menunggu bahkan hingga aku selesai makan, makan
siang yang diantarkan pelayan, mereka belum selesai juga.
Sekitar 1jam lebih mereka baru datang..
"maaf ya agak lama nunggu.." kata pak Arifin sambil duduk dikursi disebelahku, sementara Irene langsung ketoilet.
.
"oke apa penawaran kamu agar saya menyetujui tawaran itu.?" tanya pak Arifin.
.
"maksud bapak?"
.
"ayolah masa tidak mengerti.. " ia berkata sambil melepas sepatu nya,
tak lama Irene keluar dari toilet, dan yang mengejutkan ia keluar hanya
memakai handuk..
.
"lakukan semua perintahku, puaskan aku, dan akan kutandatangani.. Berkas itu.." ujarnya..
.
"apa yang harus kulakukan..?" tanyaku.
.
"aku ingin melihatmu bercinta dengan Irene.." ucapnya sambil mengarahkan
mata kearah Irene yang duduk bersilang kaki ditempat tidur..
"apa..!" ini sudah gila pikirku.
.
Mungkin aku tidak terlalu keberatan jika harus ngeseks dengan pak Arifin
karena kendati sudah 40an, tampang dan badan nya lumayan goodlooking,
tapi jika harus bercinta dengan wanita, tak pernah kubayangkan.
.
Irene berdiri melepas handuknya ternyata ia tidak memakai apa-apa
dibalik handuk itu, ia menghampiriku menarikku untuk bangkit berdiri,
aku diam mengikuti, dan pasrah ketika seluruh baju yang kukenakan
dilucuti hingga bugil..
"akhh.." aku terkejut ketika Irene mendorongku hingga aku jatuh telentang dikasur.
.
Irene langsung menindihku dan menciumiku.. "nikmati aja, jangan ditolak,
aku juga bukan lesbi kq.." bisiknya ditelingaku.. Mungkin benar juga,
untuk 100juta tak ada salahnya aku melakukan ini. Kubalas lumatan Irene
bibir dan lidahkami saling bertautan, terasa lembut, akupun turut
membalas meremas payudara Irene, ketika ia juga melakukan hal yang sama
pada payudaraku. Irene begitu liar menjilati setiap lekuk ditubuhku.
.
Ternyata sensasi bermain sesama wanita cukup membuatku untuk ikut larut,
sentuhan kulit lembut dan aroma yang lembut, berbeda sekali ketika
bersetubuh dengan pria.
Kali ini kami berubah posisi, kali ini aku duduk diatas kasur, sementara
Irene berlutut, sehingga payudaranya tepat didepanku, "hisap tetekku.."
perintahnya sambil menekan kepalaku kedadanya.. Kumasukan putingnya
yang sudah mengeras itu, kujilat dan kuhisap, ternyata seperti ini
rasanya menghisap puting "ahh..ah. Terus .. Ah.."suara desahan Irene
menikmati hisapan dan remasanku dipayudaranya..
.
Kembali tubuhku direbahkan, kali ini gantian Irene yang menjilati dan
meremasi payudara, "ahhh.. "sentuhan kulit lembut hisapan lidah penuh
gairah, sungguh membuatku tak tahan untuk mendesah. Dan kini Irene mulai
menciumi bagian selangkanganku, sentuhan lidah nya terasa begitu lembut
menyentuh bibir memekku, " eah.. Akh.. Akh.." aku mengerang menahan
birahi, ketika klitorisku dimainkan lidahnya, aku mendesah,
menggelinjang dan meremasi dadaku sendiri, menikmati permainan lidah
Irene.. Puas memainkan memekku dengan lidahnya, Irene mengangkangiku,
"gantian jilati memekku.." pintanya, sambil menempatkan memeknya di
depanku, dan akupun langsung menjilatinya.. Aroma khas memek semerbak
dihidungku, aku jilati lubang yang yang sudah sangat basah itu. "akh..
Iya terus.. Jilat memekku.." desahnya.. Ternyata rasanya menjilati memek
tidak seburuk yang ada dipikiranku, apalagi daging kecil ditengahnya
itu, cukup enak untuk dijilati, kenyal seperti permen yupy..
.
"bagaimana jilatannya ren.?" tanya pak Arifin.
.
"ah..ah.. Enak banget bos..ah.." jerit Irene disela desahan nafasnya.
Aku terus menjilat, sambil tanpa sadar tanganku memainkan memekku
sendiri, "ahh..ah..ah.." suara desahan memenuhi kamar ini, kujulurkan
lidahku memasuki lubang basah Irene.. Dan sesekali kuhisap cairan yang
keluar tak henti dari dalam memeknya.
.
Tak berapa lama kemudian ia menarik tubuhnya, lalu memintaku duduk
berhadapan, dan kaki kami saling bersilangan, kaki kananku diatas kaki
kirinya, dan kaki kanan Irene diatas kaki kiriku, lalu kami mendekatkan
diri dimana tubuhku agak miring ke kanan dan tubuh Irene kekiri, lalu
kami maju menempelkan kelamin kami.
.
Kami mulai bergerak menggesek-gesekan kelamin kami.. Irene mamandangku
sambil tersenyum, seolah menanyakan apakah nikmat, kubalas dengan
anggukan, dan kami pun terus bergerak saling menggesek bibir vagina
kami. Yang sudah sangat basah dan lengket
"ah..ah..ah..ah.."
.
Suara desahan penuh birahi bersahutan diantara kami..
"luarbiasa.." kata pak Arifin yang menghampiri kami, "sekarang gunakan
ini.." ia memberikan sebuah dildo panjang berkepala dua. "masukan ini
dimemek kalian.." perintahnya.
Irene mengambil kontol palsu itu, dan memasukan ke memeknya, lalu ujung
satunya dimasukan ke memekku. Kali ini kami bergerak maju mundur,
menikmati gesekan kontol plastik itu, "ah..ah..yeah.." kendati tidak
seperti kelamin sungguhan, benda plastik cukup membawaku kearah
gelombang orgasme..
"yeah..akh.. Akh.." aku semakin cepat bergerak, begitu juga Irene..
"kenapa sayang enak..?" tanya pak Arifin yang sedari tadi memperhatikan kami..
"iya..ah..ah..!" jawabku..
.
"sudah mau keluarkah.." tanya nya lagi.
.
"ben..bentaar .. Lagi...!" jawabku
.
"nikmatilah, jangan ditahan.." katanya lagi, namun kali ini tangannya sambil meremas dadaku.
.
"ahhhh.. Akuuuh.. Ah.." aku menjerit takmampu lagi bertahan orgasmeku tiba, tubuh langsung terkulai.
.
Kulihat Pak Arifin memegang dildo itu dan mengeluar masukannya dimemek
Irene, dengan gerakan yang sangat cepat. "ah..ah..ah.. Pelan..pelaan
ah.." rintih Irene, namun tidak diperdulikan ia terus mengocok kemaluan
skretarisnya itu dengan sangat kasar.. "akhh aduuhh ahh.. Ah ga tahan
aduuuh.." teriak Irene, tubuhnya terangkat dan mengejang sebelum
akhirnya tak berdaya..
.
Kami terdiam untuk sesaat.. Kemudian pak Arifin berkata "ayo lekas
berpakaian, kita ada meeting lagi,." katanya pada Irene, tanpa
memperdulikan skretarisnya masih terkulai lemas karena orgasme, "dan kau
bisa kembali ke kantormu aku sudah tandatangi aplikasi penawaranmu."
lanjutnya padaku. .
Kulihat jam dinding yang menempel dikamar itu, jam 12:45, aku harus menahannya..
"kenapa buru-buru pak, bapak kan belum menikmati saya.." kataku sambil
menyandarkan tubuhku disandaran ranjang, lalu ku kangkangkan kakiku dan
ku sentuh memekku..
.
"kau ternyata cukup nakal juga ya.." ia berkata sambil mendekatiku..
.
"aku hanya ingin memberi bonus pada bapak.." kata lagi sambil meremas kontol nya dari luar celananya..
.
"baiklah,.." ia berkata sambil melepas kancing kemejanya. Akupun segera
bangkit dari tempat tidur, berlutut dikakinya dan melepas celana juga
celana dalam nya.. Ternyata ukuran kelaminnya tidak terlalu besar,
padahal sudah ereksi sempurna.. Lidahku menjulur menjilati ujung
kontolnya, sambil tangan kananku meremasi bijinya.
"akh.. Ya.. Terus.." ia berkata sambil menekan kepalaku. Kumasukan semua
kontolnya kemulutku, kuhisap kuat-kuat hingga dia merintih ku keluarkan
dan kumasukan lagi, sambil terus kuremas kedua bijinya. "arrghhh.. " ia
mengeram.. Ditariknya tubuhku untuk menungging diatas tempat tidur,
sementara dia tetap berdiri, "ayo pak masukan.. Rasakan jepitanku..."
godaku, sambil menggoyangkan pantatku.
.
Ia memegang pantatku, menempelkan ujung kontolnya dibibir memekku, dan langsung menekannya mendorong masuk kelubangku..
"akh..akh.. Terus pak..akh.. Masuki aku.. Ah.ah.." pancingku mendesah
dan bergoyang, sementara itu Irene yang sudah lepas dari rasa lelahnya,
merangkak dibawahku dan mengulum payudaraku yang tergantung bebas, .
Ternyata tak hanya ukurannya yang kurang memuaskan, daya tahan kontolnya
pun tak begitu kuat, "akkggghh.." Ia berteriak keras dan menyemburkan
mani nya di dalam memekku beberapa semprotan terasa menyiram lubangku..
Lalu ia pun ambruk dilantai, Irene berhenti memainkan dadaku, ia
berpindah ke memekku dan lidahnya menjilati cairan sperma bosnya yang
baru saja ditumpahkan dimemekku, dijilatinya hingga bersih, dan sentuhan
lidahnya itu kembali mengantarkanku kepuncak orgasme. Kulirik jam
dinding sudah 1:30, kurasa cukup untuk membuat telat..
.
Pak Arifin dan Irene pergi lebih dahulu, sementara aku belakangan.
Tiba-tiba telpon berbunyi "selamat nona, anda berhasil melewati
tantangan kedua. Uang 100juta akan diberikan ketika anda menjalankan
tantangan ke3 besok.." ucap orang ditelpon itu lalu memutus sambungan.
.
Akupun bergegas pulang, untuk mandi dan berganti pakaian, lalu segera kerumah sakit, biar mama bisa cepat pulang istirahat,.
.
Mama tidak menyadari kehadiranku, ia sedang duduk disamping ci fany
sambil membelai rambutnya.. Andai saja bisa aku rela koma selamanya demi
mendapat belaian kasih sayang mama seperti itu..
.
"mah.." panggilku pelan, ia sedikit kaget..
.
"sudah dapat kerja.?" tanya nya.
.
"ini mah.." aku serahkan amplop berisi uang 50 juta itu.
.
"darimana uang ini, melacur..? Tapi sudahlah aku tak peduli, yang
penting uang ini bisa membayar biaya rumah sakit.." ucap mama kembali
sinis seperti biasa
.
Biarlah apapun anggapan mamah, aku sendiri juga bingung jika minta menjelaskan asal uang itu.
.
Sore itu polisi datang kerumah sakit mengembalikan barang2 ci fany, tas,
aksesoris, dan jam tangan. sejak kecil aku tahu kalau ci fany tidak
suka memakai jam tangan dan ada yang aneh juga dengan jam tangan itu,
ada seperti port untuk kabel data di bagian samping nya, sebaiknya besok
kubawa saja jam ini ketempat temanku yang di Roxy, mungkin dia bisa
tahu tentang port usb di jam ini...
=====
6th Sin : free day
=====
.
Pagi ini penelpon aneh itu tidak menghubungi, jadi sepulang gantian
jaga dengan mama, aku mandi sebentar, lalu berdandan seadanya dan menuju
ketempat temanku, mudah2an saja tokonya belum pindah karena sejak
dirawat dipanti rehab, aku kehilangan kontak dengan semua temanku.
.
Sekitar jam 10 aku sampai dimall pusat penjualan ponsel itu, naik kelantai 3, dan menuju ke tempat toko temanku..
.
Untunglah toko nya masih ditempat yang sama. "cari apa ci.." Tanya gadis penjaga itu
"ga, cuma mau ketemu Jonathan aja, ada ga?." tanyaku..
"belum datang ci.. Tunggu aja mungkin sebentar lagi juga datang." jawab gadis itu,
.
Sekitar 15menit kemudian Jo datang, setelah kujelaskan maksudku ia memeriksa jam itu.
"ini sebenarnya cuma handphone berbentuk jam, smartwatch, biasanya ada
perangkat pendukung seperti headset bluetooth, bahkan kamera.. Lu ga
nemuin barang lain?" tanya nya.
.
"ada sih anting dan kalung.. Emang antingnya modelnya agak aneh.. Tapi gua ga bawa,." jawabku
.
"ya mungkin itu perangkat pendukungnya..." jelasnya sambil menyambungkan
kabel dari pc nya ke jam itu.. "apa yang lu mau cari dari jam ini..?"
.
"gua juga ga tau Jo, tapi gua ngerasa aja kalo jam ini ada hubungannya dengan kejadian yang menimpa ci Fany.!"..
.
"hanya ada 1 nomor yang pernah menghubungi kesini, tapi ada bekas
transfer data yang sudah dihapus, ehmm mungkin masih bisa dibuka..!" Jo
berkata sambil mengutak-atik komputernya, aku hanya terpaku memandang
layar komputer itu.
.
"aha, dapat, hanya 2 file,..!"
.
"file apa ini Jo.?" Tanyaku ketika file pertama terbuka, dan layar menampilkar garis-garis berbentuk kotak.
.
"semacam sketsa atau blueprint bangunan gitu.. Bukannya cici lu kerja di
asuransi, mungkin dia lagi urus asuransi gedung..!" jelas Jo beragumen.
.
"mungkin, coba file satunya Jo..!"
.
Dan ketika file kedua terbuka, ternyata datanya sejumlah nama dan jumlah uang..
"seperti data transfer.." gumanku..
.
"iya ini data transfer kebeberapa orang, lengkap dengan nomor dan nama rekening penerima dan tanggal transfer.." jawab Jo..
.
"wow..wow.. Lu liat nama-nama ini...!" tiba-tiba Jo berkata dengan terkejut.
.
"ini nama-nama pejabat dan politikus beberapa sering muncul di tv... Gawat Li jangan-jangan cici lu..!" Jo tidak meneruskan..
.
"apa Jo ?" tanyaku penasaran.
.
"ini bukti suap Li, jangan-jangan cici lu, karena tau tentang ini jadi seperti sekarang..!"
.
"dari awal gua juga ga terlalu percaya, kalo yang bikin ci Fany seperti sekarang itu mas Aldi, pasti ada hal lain...!"
.
"lu harus hati-hati Li, jangan kasih tau siapa-siapa dulu tentang hal ini..." saran Jo padaku.
.
"iya Jo thank's ya,."
.
Ini semakin terlihat aneh, jika karena data itu, kenapa mas Aldi mesti
berbuat sekejam itu pada ci fany, aku harus mencari cara agar bisa
menemui mas Aldi.
.
Siang itu, aku langsung ke kantor polisi, berharap bisa menemui mas
Aldi, ternyata dia sudah tidak ditahan disana tapi sudah dipindah ke
kejaksaan, untunglah penyidik yang menangani kasus nya, menyatakan mas
Aldi bisa di jenguk, aku juga diberi surat untuk menjenguk "ijin untuk
bisa menjenguk atau tidak, sepenuhnya ada dipihak kejaksaan, surat ini
hanya sekedar rekomendasi saja, semogga bisa memudahkan ijin disana."
jelas penyidik itu...
"terimakasih pak.." jawabku.
"tapi ingat laporkan pada kami informasi apapun yang anda dapat.. dan
bawalah makanan atau rokok seperti umumnya orang menjenguk tahanan.."
saran penyidik itu lagi.
.
Kubeli nasi kotak dan beberapa bungkus rokok, seperti saran polisi tadi,
aku sampai di kejaksaan itu sekitar jam 1 siang, setelah bertanya dan
menjelaskan maksud tujuanku dibagian informasi, ternyata tempat
penahanan mas Aldi berada digedung yang terpisah dari gedung utama, tapi
masih dalam satu komplek, aku diberitahu untuk kegedung "D", melewati
lapangan berumput seperti lapangan bola, dari gedung utama, jalan masuk
gedung ini terhalang pohon-pohon yang tertata rapi mengelilingi
lapangan rumput itu...
"mau kemana bu?" tanya satpam didepan pintu gedung itu.
.
"mau besuk pak!" jawabku..
.
"lewat samping sana bu, nanti ada gerbang yang jaga disana.." jelas satpam itu menunjuk ke arah pintu basement.
.
"makasih pak.." jawabku sambil berlalu menuju tempat yang ditunjukan,
basement dari gedung ini, ada dua petugas berseragam disana yang sedang
duduk dibalik meja, menjaga pintu masuk berjeruji besi..
.
"tunggu sebentar ya bu, saya laporan dulu.." ucap salah satu pria yang
berewokan dan bertubuh agak gemuk itu, diseragamnya tertera nama
Sugiman. Ia berlalu masuk kedalam ruangan yang berdinding kaca itu,
tampak ia menelpon, tak lama dengan masih nelpon, ia mengetuk kaca
memberi kode pada temannya..
"mari bu, pemeriksaan dulu.." ajak pria yang tag name nya bertuliskan
Sapto, aku pun mengikuti orang itu, masuk kesebuah ruangan yang
didalamnya hanya ada meja dan dua buah kursi.
"saya periksa bawaannya dulu bu..!" katanya meminta tas dan kantong yang kubawa..
.
Saat pak Sapto, memerika, pak Giman masuk.. "gimana to.. ?" tanya
"bersih pak.!" jawabnya.
.
"lanjutkan.."
.
"maaf bu, tapi saya harus memeriksa badan ibu.." kata pak Sapto sambil menghampiriku.
.
"Apa.. saya ga mau,.. Apa-apa'an.." protesku.
.
"ini prosedur keamanan bu.." kata pak Giman. "kalau ibu menolak, kami tidak bisa memberi ijin.." lanjutnya.
.
"oke kalau begitu saya minta petugas wanita.." kataku.
.
"seperti yang ibu lihat disini hanya ada kami berdua. Jika ibu ingin
petugas wanita, datanglah lagi besok." pria gempal itu berkata penuh
alasan..
Tidak ada pilihan lain jika harus menunggu besok aku takut penelpon aneh itu menghubungiku besok.
.
"Baiklah saya harus bagaimana?.. Tanyaku..
.
"kami harus menyentuh tubuh anda untuk melakukan pemeriksaan.." jelas Giman.
.
"ya sudah lakukan.!" kataku tak ada pilihan..
.
Pak Sapto mendekatiku, berdiri dibelakangku, "tangannya diangkat bu.."
pintanya, aku angkat tanganku, ia mulai menyentuh pundakku dengan kedua
tangannya, turun kebawah ketika, lalu maju kedepan menyentuh kedua
payudaraku, dan bukan hanya menyentuh ia juga meremas, lalu turun
keperut, kepantat dan selangkanganku, yang kembali juga diremasnya,
lalu turun hingga ujungkaki..
.
"bagaimana sudah selesai.?" tanyaku.
.
"maaf bu sepertinya ibu harus melepas semua pakaian, kami tidak bisa
seratus persen yakin dengan pemeriksaan tadi.." jawab Pak Sapto.
.
"apa, kalian mempermainkan saya.." protesku
.
"kami hanya menjalankan prosedur, bisa saja anda menyembunyikan barang
terlarang dibalik bh atau celana dalam..!" jawabnya mulai kurang aja..
.
Tak ada gunanya juga aku berdebat dengan mereka, kubuka kaosku, juga
celana panjang jeansku, "bh sama celana dalam juga." perintah pak Giman,
sambil berjalan kebelakang meja didepanku, dan akupun melepas dua kain
penutup terakhir dibadanku itu., "puas..!" kataku pada mereka.
.
Tapi bukan jawaban yang kudapat Pak Sapto yang sejak tadi berdiri
dibelakangku mendorong tubuhku ke meja. Aku yang tidak siap tak bisa
mengelak, tubuhku tersungkur diatas meja itu. Dan pak Giman langsung
memegang tanganku, aku tengkurap diatas meja tak berkutik, sementara
kedua kaki masih dilantai, pak Sapto menekan pantatku, " ini harus
diperiksa, mungkin saja ada yang disembunyikan disini.." ucapnya sambil
kurasakan sentuhan tangan kasar sedang membuka belahan pantatku..
.
"akkh.. Sakit lepaskan...ahh.."
teriakku ketika, lubang dianusku terasa dicolok oleh jemarinya. Aku
berusaha melepaskan diri, meronta-ronta namun pegangan kuat dikedua
lenganku menahan rontaanku dan yang ada aku malah kesakitan.
.
"lepaskan hentikan ahh,.." aku terus berteriak sementara pak Sapto mulai
mengaduk lubang anusku dengan jarinya... "diamlah kau hanya menyakiti
diri sendiri.." kata pak Giman sambil tetap memegang erat tanganku.
"bagaimana pak, ada yang disembunyikan disana..? Tanya nya pada pak Sapto.
.
"disini tak ada apa-apa pak Giman..!"
.
"coba lubang satu lagi pak..." teriak pak Giman ..
.
"akh..lepasin..tolong... Jangan ga mau.. Akh.." teriakku sambil terus meronta.
.
"percuma tidak akan ada yang mendengar teriakanmu.. Kau ingin ketemu si
pembunuh itu kan, jadi diam dan menurutlah, maka akan kami biarkan
kalian bertemu..! Ucap pak Giman sambil menjambak rambutku, dan
mengangkat wajahku tepat kedepan wajahnya, "kau pasti salah satu
lontenya si Aldi itu kan, aku tahu kalo dia suka piara lonte amoy
seperti kamu.." lanjut pak Giman, sambil menjulurkan lidahnya menjilat
wajahku.. "ehmmhh..." aku berusaha menghindari jilatan benda penuh liur
itu.. "hahahahaha.." pria itu terbahak penuh kepuasan..
.
Sementara itu kurasakan pak Sapto sudah mengeluarkan jarinya dari
anusku, dan menyusuri turun belahan pantatku, kearah celah
diselangkanganku dan langsung menyeruak masuk.. "arrghh.." erangku..
.
"cari yang teliti pak Sapto hahahaha..." teriak pak Giman.
.
Kugerakan pantatku berharap jemari itu dikeluarkan dari celah kelaminku.. "plak..plak...plak."
..."diam..." bentak pak Sapto sambil menampar kedua bokongku bergantian..
"ah..jangan.. Udah.." aku merintih memohon dihentikan, ketika kurasakan
jumlah jari yang diselipkan dimemekku itu bertambah, dan mengorek serta
sesekali mengocok kelaminku dengan sangat kasar..
.
"bagaimana pak..?" tanya pak Giman.
.
"susah dipastikan kan, sepertinya perlu alat khusus nih..!" jawab pak Sapto
.
"hahaha... Alat khusus berujung tumpul ya pak..!" timpal pak Giman..
.
Percuma juga pikirku terus meronta seperti, aku juga tak akan mampu
berlari melawan mereka berdua, akhirnya aku diam dan membiarkan tubuhku
dirabai mereka.
"Nah lebih baik seperti ini.. nikmati saja.." ujar pak Giman ketika aku sudah diam pasrah.
.
Pak Sapto mendorong tubuhku agar naik ke atas meja, aku telentang diatas
meja itu, pak Sapto yang berdiri diantara kakiku, mulai melepas
celananya dan langsung mengarahkan kontol gemuknya yang sudah mengacung
tegak kebibir memekku, "waktunya pemeriksaan..." katanya sambil kedua
tangannya membuka bibir kemaluanku dan dengan paksa kontolnya ditekan
masuk... "akhh.." jeritku pelan, karena memekku masih belum basah
sehingga terasa perih..
.
"wah pak Sapto ini, kesakitan tuh, dibasahi dulu lah memeknya..." ucap pak Giman,
.
"nanti juga basah sendiri pak, ga tahan liat nih, memek tembem banget.!" serunya sambil mendorong lebih dalam..
.
"akh..akh.." aku hanya bisa merintih ketika batangnya mulai bergerak
menggesek dinding kelaminku, sementara tangannya menjulur menggapai
kedua buah dadaku dan meremasinya.
.
"yang ini biar saya yang urus pak.!" ucap pak Giman yang tiba-tiba sudah
naik kemeja, dalam kondisi bugil, ia berjongkok tepat diatas wajahku,
duabuah biji yang mengantung dikemaluannya itu menempel dimuka ku, dan
bergerak seperti mengusap keatas-kebawah, ketika tangan pemiliknya
menggantikan tangan pak Sapto untuk meremasi dadaku.
.
"ehm.. Akh..emh.." erangku, birahiku mulai naik,
"emut biji gua.." pinta pak Giman menaruh kedua biji pelernya dimulutku,
kubuka mulutku dan kumasukan salahsatu nya, untuk kukulum-kulum seperti
mengulum permen.
.
"ah..ah.. Becek juga akhirnya nih memek akh..akh.." suara pak Sapto tersamar dengan dengusan nafas yang memburu.
.
"iya terus akh.. Emut biji gua.. Yah.. Yah.. Terruss akh..." pak Giman
meracau menikmati servis mulutku pada kedua bola kembarnya, dan
remasannya dipayudaraku juga semakin keras, ia menarik tubuhnya,
berbalik dan menyodorkan kontolnya "sekarang sepong kontol gua.."
katanya sambil mendorong batang kontolnya, memaksa masuk kemulutku..
.
"emmphh.." aku tak bisa apa2, dan kubiarkan mulutku dikontolin pria
ini.. Kontolnya keluar masuk dimulutku, sesekali dibiarkan nya terbenam,
dan langsung kuhisap kuat-kuat.. Selagi menservis kontol dengan mulut,
aku juga tak lupa dengan kontol satunya yang sedang mengaduk lubang
memekku, kuimbangi setiap sodokannya dengan gerakan menggoyang pinggul
atau mengangkatnya seolah menyambut sodokannya..
.
"akh..akh.. Gila ah enak banget neh memek akh ah..." ucapanya..
.
"mulutnya juga enak banget pak.. Akhh.. Lonte mahal kaya nya nih pak...
Akh..akh.," sambung pak Giman yang juga terus memompa kontolnya
dimulutku.
.
Aku tidak memperdulikan ocehan mereka, disamping aku juga sudah
terangsang, aku pun ingin segera mengakhiri ini semua, kugoyang terus
pantatku, dan gerakan dari kontol itu juga mulai terasa semakin cepat...
"ahk..ahkh..akh.." suaranya sambil tangannya mencengkram pahaku dengan
sangat kuat "ahhh... Ngecerettt.. Guaa,." teriaknya, dan terasa semburan
maninya menyemprot didalam rongga memekku..
.
"gantian pak juga udah tahan nih ngerasain memek amoy.." ucap pak Giman
yang langsung mencabut kontol nya dari mulutku dan memindahkan nya
kememekku "bodo amat ah ada pejuhnya juga, ga tahan gua.." katanya dan
langsung membenamkan batangnya kelubang memekku.
.
Pak Giman langsung bergerak maju mundur menggerakan kontolnya, kedua
tangannya memegang pahaku yang tertekuk dan dibentangkannya.
"ah..ah.. Akh.. Gila ada ya l0nte yang masih sempit gini,.."ceracaunya.
seperti yang kulakukan tadi, kali ini akupun menggerakan pantatku untuk
menyambut setiap sodokannya, dan tanganku tanpa sadar meremas payudaraku
sendiri.. "akh..akh.. Eah..ak.." aku mendesah terbawa birahi..
.
"kenapa.. Ah,ah.. Enak ya kontol gua..ah..ah..?" tanyanya sambil menyodok lebih kencang.
.
"ah..ah.. Iyah..ah.." gumanku dalam desahan...
.
Gerakannya semakin tak teratur, sementara aku juga mulai merasa akan
segera sampai... "akh..ahk..akh.. Terusss.. paaa... Akh... Akh.." ucapku
mengerang tak peduli..
Selang beberapa detik kemudian aku tak mampu bertahan lagi... "akhhhhh..." aku menjerit tertahan dihempas orgasme..
.
Pak Giman masih terus menggenjot beberapa kali sebelum kemudian ia
mencabut kontolnya, dan naik keatas meja mengangkangiku, mengocok kontol
nya yang belepotan sperma dan cairan memekku, tepat didepan mukaku.
.
"akhhh..makan nih pejuh gua..." teriaknya bersamaan dengan muncrat nya cairan kental putih itu dimulutku...
.
Ia bangkit dari atasku, dan betapa terkejutnya aku ketika melihat mas
Aldi sudah ada diruangan itu, rupanya tadi selesai mengerjaiku pak Sapto
langsung menjemput mas Aldi..
.
"lian..!" suara mas Aldi dengan wajah yang tak kalah terkejutnya melihatku...
"bajingan kalian.." teriaknya berusaha menyerang pak Giman, tapi rupanya
tangannya terborgol, pak Sapto langsung menghajarnya, begitu juga pak
Giman.
"jangan..jangan tolong hentikan.." teriakku tanpa memperdulikan tubuhku yang masih bugil dan belepotan sperma.
Pak Sapto menarik mas Aldi, mendudukannya dikursi, melepas sebelah borgolnya dan memasangkan nya kegagang kursi..
"waktu kalian dua jam.." kata pak Giman, lalu mereka keluar, meninggalkan kami berdua.
.
"kamu ga apa, ngapain kamu kesini..? Tanyanya.
.
"aku ga apa mas,.." jawabku sambil melap wajahku yang masih belepotan
sperma dengan celana dalam, karena ga mungkin dengan kaosku mau pakai
apa nanti aku, setelah wajah, ku lap memekku.. Mas Aldi termenung
memperhatikan..
"hehehe... Ga apa.." kataku melihat pandangan sayu nya, kutarik bangku
satu lagi, dan duduk didepannya masih dengan bugil, toh dia juga sudah
melihat semua pikirku.
.
"bagaimana fany..?tanyanya
.
"masih koma.."
.
"bukan aku yang melakukan itu.." katanya pelan.
.
"sebenarnya apa yang terjadi mas?" tanyaku.
.
"aku juga tidak mengira akan seperti ini jadinya, semua berawal dari
tender proyek., aku dijanjikan akan memenangkan tender proyek
pembangunan bandara, jika aku mau menyerahkan fany untuk dinikmati bos
dan rekan-rekan kerjaku.." jelasnya.
.
"apa... Lalu mas menyanggupi..." potongku.
.
"aku sangat butuh proyek itu, aku gelap mata dan menyetujuinya, tapi sumpah itu cuma seks.. Li.."
.
"lalu kenapa bisa sampai terjadi seperti sekarang..?" tanyaku lagi
.
"pak Simon masih belum puas, ia ingin menikmati fany semalaman, lalu aku
tidak tahu apa penyebabnya terjadi ribut-ribut, ketika aku masuk pak
Simon sedang menenggelamkan fany dibathtub, aku panik reflek kuambil
pisau buah dan kutikam pak Simon..!" jelasnya..
.
"kamu jahat mas, mas tahu pengorbanan ci Fany untuk mas..!"
.
"aku tahu Li, aku benar-benar bodoh...maafkan aku..!" ucapnya sambil menangis.
.
"kenapa mas mengarang cerita soal selingkuh, ga cerita sebenarnya ke polisi..?"
.
"karena kalau aku jujur, penelpon itu mengancam akan membunuh Fany..!" jawabnya.
.
"apa..? Penelpon.. Penelpon itu juga kah yang menjanjikan jika tender
mas sukses, mas harus serahkan ci Fany untuk bosnya mas..?" tanyaku
dengan terkejut.
.
" iya..!" jawabnya pelan..
.
"mas tahu siapa penelpon itu..?"
.
"aku ga tahu, tapi..." ia tampak ragu..
.
"tapi apa mas..?"
.
"itu bukan yang pertama, panti rehab tempat kamu dirawat juga
berdasarkan pesan dari penelpon itu, aku dapat 50juta jika bisa memaksa
fany merawat kamu disana...!" jelasnya.
.
"plak..plak.." emosi kutampar dia "keterlaluan kamu mas.." kataku.
.
"maaf aku li..." katanya lagi.
.
Semula aku berfikir akan menceritakan soal data yang kutemukan tadi siang, tapi mengetahui semua ini, kuurungkan niatku..
.
"aku curiga penelpon itu juga memberi perintah pada Fany..!" ucap mas Aldi lagi.
.
"maksud mas.?"
.
"sejak berhenti kerja ia bertingkah aneh, dan aku juga melihat bekas dia
cek saldo di komputer, ada transfer uang dengan jumlah besar
direkeningnya.." jawabnya
.
Aku semakin bingung dengan semua ini.. "apa cuma 2x mas mendapat telpon itu.?" tanyaku..
.
"iya..!" jawabnya.
.
"entah apa perasaan ci Fany, jika tahu semua ini..."kataku,
.
"aku benar-benar nyesel li..,"katanya " kamu jual rumahku saja Li..
Gunakan buat biaya fany.. Surat-suratnya ada dibrankas paswordnya ulang
tahun fany.. !" lanjutnya.
.
"rumah mama, sudah dijual untuk biaya ci Fany.."
.
"lalu kalian tinggal dimana.?' tanya nya.
.
"kami mengontrak dekat rumah sakit..!" jawabku,
.
"kalau begitu kalian pindah saja kesana.. Maafin aku li.." katanya lagi, sambil menggenggam tanganku..
"sudahlah mas..!" kataku, sambil bangkit dan memakai pakaianku.. "aku pulang,.." pamitku.
.
"iya, jika Fany sudah sadar, tolong katakan aku sangat menyesal.." pesannya sebelum aku pergi.
.
~
seperti malam-malam sebelumnya aku tidur dirumah sakit menjaga ci Fany,
tapi mama juga kali ini tidak pulang, entah kenapa ia diam saja sejak
tadi...
.
"ayo ikut.." mama menarik tanganku "mau kemana ma.? Tanyaku kaget, tapi
mama tidak menjawab, dia menarik ku keluar dari kamar ci Fany, membawaku
ke taman rumah sakit..
.
"katakan darimana uang yang kemarin..? Tanyanya..
.
Akhirnya kujelaskan semua pada mama, mulai dari aku lari dari panti hingga pertemuanku dengan mas Aldi tadi siang.
"anak tolol, kenapa tidak ceritakan hal ini dari awal.." bentak mama..
.
"maafin Lian mah, tapi lian cuma ingin bantu biaya pengobatan cici, lian rela lakuin apapun demi cici.." kataku..
.
"bagaimana bisa seperti ini, kenapa mereka masih tidak melepaskan keluargaku,.." ucap mama geram..
.
"mereka siapa mah, maksud mama apa.. Mama tahu siapa penelpon itu.?" tanyaku..
Mama hanya diam menatapku..
"mah.." panggilku.
.
"anak bodoh kenapa kau melakukan semua ini,." tanya kali ini dengan nada pelan..
.
"lian sayang cici, lian ingin bisa membalas semua yang udah cici buat untuk lian.."
.
"kamu ga iri, sama Fany.." tanya mama dengan mata berkaca-kaca.. Aku hanya menjawab dengan gelengan kepala.
.
" lian tahu, lian cuma bisa nyusahin keluarga, kalo dengan cara ini bisa menolong cici. Lian rela mah.." kataku..
.
"bodoh..."kata mama dan memelukku, inilah pertama kali aku merasakan pelukan mama, hal yang sekian lama sangat kuimpikan.
.
"kamu harus pergi, tinggalkan semua ini..pergi yang jauh!" kata mama.
.
" kenapa mah, lian ga mau, lian akan selesaikan semua permainan, lian akan dapat uang untuk biaya cici.!" kataku bingung.
.
Mama memegang wajahku menatapku tajam "permainan ini tidak akan pernah berakhir.." katanya.
.
"maksud mama.. Apa yang mama tahu tentang semua ini.?" tanyaku.
.
"mama pernah memainkannya.. Permainan yang tidak pernah bisa selesai,
dan seolah menjadi kutukan dikeluarga kita...." jelasnya semakin
membuatku bingung...
.
Ada apa dengan semua ini, apa yang mama maksud dengan kutukan..
7th sin : the Past.
.
Mama terdiam sejenak, pandangannya menatap kosong..
"kamu pernah dengar cerita tentang tante Lanlan..?" tanya nya kemudian..
"iya.. Adik mama Yang hilang itu kan, dulu oma pernah cerita.. Kenapa
mah?".. Tanyaku penasaran,.. karena aku tahu cerita tentang tante cuma
dari oma dulu, itupun cuma sekedar cerita kalau mama bukan anak tunggal
dan mempunyai adik perempuan yang hilang.. Sementara mama tidak pernah
sekalipun bercerita tentang hal itu, bahkan pernah sekali aku bertanya
justru omelan yang kudapat..
.
"sama seperti kamu sekarang, tante Lanlan juga bermain permainan
seperti ini karena tergiur uang besar, beberapa hari sekali tukang pos
datang mengirim surat tanpa alamat pengirim, yang berisi perintah
permainan, Dia tidak pernah memperdulikan darimana asalnya yang dia tahu
hanya setiap kali menyelesaikan satu permainan uang direkeningnya
bertambah, yang ada dipikirannya hanya uang yang didapat bisa membuatnya
kaya.. Tapi tidak pernah disadari olehnya, ternyata setiap permainan
itu mempunyai satu tujuan, untuk menghancurkan seseorang dan dia hanya
diperalat.."
mama berhenti sebentar, menarik nafas dalam-dalam..
.
Apakah kali ini penelpon itu sedang memperalat aku dan ci Fany, siapa
yang akan dijatuhkan, bukti suap itu, mungkinkah target sipenelpon itu
salah satu penerima suap itu,.
..
"kenapa,.?" tanya mama, melihatku juga terdiam.
.
"enggak.. Lalu bagaimana selanjutnya mah.?"
.
"orang yang jadi target untuk dihancurkan akhirnya mengetahui hal itu,
hingga suatu hari tante mu pergi dan tak pernah kembali, entah dia
hilang karena si pemberi perintah atau karena si target... Tapi Mamah
mendapat surat sebulan pasca hilangnya Lanlan, yang isinya jika ingin
Lanlan kembali mama harus melanjutkan sisa permainan sampai selesai,..."
.
"lalu mamah, melanjutkannya..?" tanyaku
.
"mamah sempat melanjutkannya.. Tapi baru 2kali, oma kamu keburu mengetahui, dan melarang mamah untuk melanjutkannya,.!"
.
"kenapa..?" tanyaku
.
"karena menurutnya, Lanlan tidak akan pernah kembali, dan tidak pernah
ada yang bisa menyelesaikan permainan ini.. Ini sudah berlangsung sejak
leluhur kita dulu.. Entahlah mama juga tidak mengerti, yang jelas
setelah kejadian itu kita sekeluarga pindah dari semarang ke Jakarta,
dan tak pernah ada lagi surat yang terkirim untuk permainan itu..!"
.
"lalu bagaimana nasib tante Lanlan?." tanyaku..
.
"tak pernah ada kabarnya lagi..!" jawab mama lirih.
.
"mungkinkah tante Lanlan dihilangkan oleh si pemberi pesan.?"
.
"mamah juga menduga seperti itu,. Maka dari itu kamu berhentilah menuruti segala macam permainan itu..." kata mama pelan.
.
Aku tahu tak akan mendapat cerita detail tentang ini semua dari mama,
tapi aku tahu jika ingin semua ini jelas aku harus terus bermain...
.
"sudahlah.. Tidak usah dibahas lagi, sudah jam 10, mama pulang dulu, kamu kembali sana kekamar cicimu.." perintah mama.
.
"iya mah,.." jawabku singkat.
.
Semalaman aku tidak bisa tidur, jika benar cerita mama tadi, mungkin
saat ini aku sedang menjadi pion yang digerakan oleh si penelpon untuk
menghancurkan, targetnya.
.
Seperti biasa ketika mama datang gantian aku yang pulang. Tapi kali ini
Taksi yang waktu itu menjemputku sudah ada didepan gerbang Rs. Aku tahu
pasti sedang menungguku. kurasa aku memang harus terus bermain, aku
membutuhkan uangnya juga ingin membongkar siapa dalang semua ini..
"selamat pagi nona Lian, siap untuk permainan ke tiga.." sambut suara dari monitor lcd ditaksi itu begitu aku didalam taksi.
.
"aku harus apa sekarang..?" tanyaku.
.
"kali ini misi anda adalah menjadi seorang yang direkomendasikan untuk
menemani anak dari direktur utama Pt. Cakra Propertindo. Direktur utama
perusahaan ini, punya seorang anak laki-laki bernama Mario usianya
sebaya dengan anda.." jelas suara itu sambil menampilkan foto seorang
pemuda.
.
"sudah setahun lebih Mario, mengalami depresi karena ditinggal
kekasihnya.. Dan ayahnya sudah berusaha mengobatinya tapi selalu gagal,
atas saran psikiater mungkin seseorang dengan wajah mirip kekasihnya
itu, bisa mengobati depresinya.." lanjutnya
.
"apakah aku mirip dengan kekasihnya.?"
.
"lihat saja sendiri.." jawabnya sambil dilayar menampilkan foto-foto
pemuda tadi dengan seorang gadis yang ternyata benar wajah dan fisiknya
mirip seperti aku
.
"misi kali ini bernilai 150 juta, dan akan bertambah 50juta perhari jika
pemuda itu menginginkan anda tetap datang, dan setiap hari yang anda
lalui dianggap 1 misi lagi sudah terselesaikan, Dikursi sebelah anda itu
ada amplop berisi uang tunai sebesar 100juta hadiah dari misi terakhir
anda.." katanya lagi, dan memang sejak tadi ada amplop disebelahku, ku
ambil dan kumasukan ke tas.
.
"kenapa berhenti disini?.." tanyaku ketika taksi itu berhenti disebuah salon.
.
"masuklah kesalon itu, semua sudah diatur untuk anda, perawatan dan pembersihan diri, juga pakaian.."
Aku mendapatkan pelayanan perawatan tubuh komplit disalon ini. Mulai
dari mandi susu, meni pedi, hingga wax dan bahkan bulu-bulu
kemaluankupun dirapikan, termasuk perawatan organ intim, juga perawatan
rambut..
.
Semula aku mengira akan diberi pakaian yang berbeda, atau gimana gitu,
tapi ternyata setelah selesai aku hanya diminta berganti pakaian dengan
rok dan tanktop hitam.
.
#
Jam 11 siang, Selesai dari Salon aku langsung diantarkan kesebuah rumah
yang sangat besar. Berpagar tinggi dan dijaga oleh beberapa orang..
Taksi hanya mengantarku sampai gerbang depan, lalu dengan diantar Satpam
aku dipertemukan dengan pemilik rumah..
.
"siapa nama kamu." tanya wanita paruhbaya itu.
.
"Liana bu.." jawabku..
.
"kamu sudah mendapat penjelasankan..?" tanyanya lagi dengan nada yang terkesan angkuh..
.
"iya bu.." jawabku.
.
"ya sudah ikuti pak Dayat, dia akan mengantarkan kamu.." katanya sambil menunjuk satpam yang sejak tadi berdiri disampingku.
"Mari mbak,.." katanya memintaku mengikuti..
.
Satpam itu membawaku kebelakang rumah. Ternyata ada sebuah rumah lagi disana, terpisah dari rumah utama..
"ini tempat den Mario.. Langsung masuk aja mbak, ga usah ketuk pintu,
percuma ga akan dibukain.." jelas si satpam, lalu bergegas pergi, aneh
sekali.
"non..tunggu sebentar.." sebuah suara menghentikan langkahku memasuki rumah itu. Ternyata seorang perempuan tua bertubuh gemuk.
"ini non, tolong sekalian bawakan makan siang untuk den Mario" katanya
sambil menyerahkan nampan berisi nasi dan minuman.. "kalo non juga mau
makan nanti kedapur aja minta sama mbok.." katanya lagi.
.
"iya makasih, saya Liana mbok, panggil aja Lian ga usah pake non.."
.
"ya nanti kalo lian perlu apa-apa, minta aja sama mbok,." katanya lagi.
"den Mario itu baik, mungkin mulutnya kasar tapi cuma mulut aja.."
lanjutnya.
.
Selesai mendengarkan soal si Mario dari pembantunya itu akupun masuk
kedalam rumah itu,. Sebuah ruangan kosong, aku masuk keruang tengah,
karena kudengar ada televisi menyala.. Disana ada sebuah televisi dan
sofa dengan meja yang berantakan oleh puntung rokok dan kaleng-kaleng
bekas bir..
"siapa itu..." sebuah suara keras terdengar dari dalam kamar yang ada
kiri ruang tengah ini, "saya Lian.. Mau nganter makan siang.." jawabku
agak terkejut.
.
"taruh aja disitu.. Cepat keluar..." bentaknya..
.
Kutaruh nampan itu diatas meja dan tetap diam berdiri mematung disitu..
Karena aku juga bingung harus ngapain, tak lama kemudian pria itu keluar
dari kamar, tanpa berpakaian hanya mengenakan celana boxer.. Tubuhnya
kurus, guratan tulang tampak menggaris jelas dibalik kulit putihnya..
Rambutnya acak2an dan matanya sayu, sebuah rokok yang mengepul terjepit
dijarinya.. . "siapa tadi nama luh..?" tanyanya kasar.
.
"liana." jawabku
.
"si tua bangka itu pikir dengan mengirim lonte, seperti lu, yang
wajahnya mirip Diah, bakal bikin gua lupain semua hah.." ia berkata
sambil mendekatiku memegang wajahku dan menekan tangannya kuat-kuat
dipipiku, lalu didorongnya aku, aku langsung terjatuh karena tidak
menyangka akan tindakannya itu.
Kulihat iapun sedikit terkejut melihatku jatuh, ia memandangku,
menyusuri tubuhku, ah ternyata rok ku tersingkap, aku bergegas bangkit
berdiri..
.
Ia mendekatiku, ada perubahan diwajahnya, dari yang terkesan marah, kini
berubah menjadi seperti orang bingung.. Kembali disentuhnya wajahku,
kali ini tidak kasar seperti tadi, tangannya merayapi wajahku,
rambutku.. "Diah... Aku kangen kamu.." ucapnya lirih...
Dan ia langsung memelukku.. "aku sangat merindukan aroma parfum ini .."
katanya sambil menarik nafas dalam-dalam ditelingaku.. Setelah memeluk
dengan cukup erat ia melepaskannya, namun tangannya tetap dibahuku.. Ia
menatapku untuk sesaat, dan kemudian mengecup keningku, lalu berpindah
kebibir, beberapa kali kecupan, lalu melumat bibirku, dan kubalas dengan
lumatan juga, sambil melumat tangannya bergerak dari bahuku, kedadaku,
dan memeremasnya.. Akupun menggerakan tanganku, menyentuh boxernya dan
dapat kurasakan batang yang sudah mulai mengeras, kupelorotkan boxer itu
dan kugenggam kontol nya, dengan mulut dan lidah kami tetap saling
mengulum.
.

.
Dilepaskan lumatannya dimulutku, diangkatnya tanganku agar
memudahkannya, melolosi tanktop hitamku, juga bra ku, diremas-remas
kedua buah dadaku itu, sesekali ditarik-tarik putingnya, lalu ia
menundukan kepala mengemut salah satunya sambil satu lagi tetap
diremasnya. "arrhhh..eah..ah.." aku mendesah menerima semua perlakuannya
itu. Bergantian kedua payudaraku itu diemut dan diremas olehnya,
sebelum akhirnya ia berjongkok dan melepas rok sekaligus celana dalamku.
"selalu rapi.." ucapnya sambil membelai rambut halus diatas kemaluanku...
Lalu ia membelai bibir memekku, menyusurinya dengan kedua tangannya,
lalu ia dekatkan wajahnya dan menarik nafas dalam-dalam..
"hmmmpphh...aroma kenikmatan.." ujarnya...
.
"kamu suka aroma memekku..?" tanyaku..
.
Ia menatapku, lalu "bug.." ia menonjok perutku dengan sangat kuat,
"aaahhk.. Sakiit.." teriakku, dan langsung berjongkok dengan tangan
memegangi perutku..
"jangan berkata seperti lonte, Diah tidak pernah mengucapkan kata-kata
kampungan seperti itu.." ucapnya dengan membentak sambil berdiri, lalu
Ia dengan kasar menjambak rambutku, dan menyeretku masuk kekamar. Sialan
sakit sekali, mataku sampai berkunang-kunang.
.
Tubuhku dilemparkan diatas ranjangnya... "mulut kotormu harus diberi
pelajaran..." ia berkata sambil mengangkangiku, "buka.." bentaknya
sambil menempelkan ujung kontolnya, akupun membuka mulutku dan
membiarkan batang nya mengisi tenggorokanku.. "rasakan ini mulut
lonte.." ucapnya dan langsung dengan kasar menggerakan kontol nya keluar
masuk, sambil sesekali tangannya menampari wajahku atau menjambak
rambutku untuk membentur-benturkan kepalaku ke kasur.. Orang ini
benar-benar sakit...
.
Karena gerakan dan tamparannya, sesekali gigiku mengenai kontolnya, dan
setiap itu terjadi ia menojok perutku.. "anjing kena gigi lagi, gua
rontokin gigi lu" bentaknya mengancam.
.
Dasar cowo sakit dia sendiri yang bikin kena gigi, malah yang disalahin aku..
Tiba-tiba ia berhenti, dan dengan enaknya duduk diatas kedua payudaraku.. "akhh.. Sakit.. Jangan disitu.." protesku..
"diam, mau muka lu yang gua duduki..!" katanya dengan nada masih membentak. Dasar pemabuk baru segitu aja udah ngos-ngos'an..
.
Tak lama kemudian ia bangkit, dan turun dari tempat tidur, mengambil
minuman yang tergeletak cukup banyak dimeja kecil dikamar itu, ia
menarik kursi didepan komputer duduk menghadapku yang masih telentang
diatas ranjang, sambil meminum bir kaleng ditangannyaitu.
"sini.. " panggilnya. Dengan sedikit malas akupun bangun dari ranjang, perut dan dadaku masih terasa sakit..
Kuhimpiri dia, "duduk sini.." perintahnya sambil menggerakan matanya ke
arah selangkangannya aku tahu apa yang dia mau, kukangkangkan kakiku
sambil kupegang kontol nya yang masih tegak dan berlumur liur bekas dari
mulutku tadi. Dengan satu tangan kuposisikan kontol itu tepat dibibir
memekku dan tanganku yang satu lagi kugunakan untuk membuka belahan
kemaluanku, ketika ujungnya sudah terasa terjepit diantara kedua bibir
itu, kuturunkan badanku, dan "jlesss..." batang itu terbenam sempurna
dia liangku, dimana posisiku duduk berhadapan dipangkuannya, kutaruh
tanganku di bahunya dan kugoyang-goyang pelan pantatku
.
"minum.." ujarnya menyodorkan kaleng bir itu kemulutku, dan terpaksa
langsung kuminum. Lumayan untuk menghilangkan bekas bau kontolnya dari
mulutku..
.
Dan kali ini, kembali raut muka si stress ini berubah, tidak lagi
seperti tadi, kini ia menatapku dengan pandangan yang sejuk oleh penuh
kasih, dan bahkan sesekali tersenyum, ketika goyanganku terasa terlalu
keras.. Ahh.. Si stress ini ganteng kalo tersenyum.. Andai saja ketemu
sebelum semua hal aneh ini terjadi, sepertinya kita bisa cocok..
sama-sama hoby mabuk, biarpun dia cinta bingit ma si Diah itu, tetap ja
aku lebih cantik.. Hihihi,..
.
"kenapa senyum- senyum..?" tanya nya.
.
Upps ga nyadar jadi senyum sendiri.. "ga apa.." jawabku singkat.
.
"masa sih kontol gua seenak itu sampe senyum-senyum gitu.." ucapnya
.
Ah anjrit nih si stres, tadi aku cuma nyebut memek aja sampe di tonjokin, sekarang dia enteng banget nyebut kontol..
.
Kutekan kepalanya kedadaku, dan akupun mulai bergerak naik turun diatas
nya, "akh.. Akh.. Akh.." desahku,. Sesekali kugerakan memutar dikontol
nya, "akh.. Iya teru..ss akh,akh.." suaranya dia antara mulutnya yang
terbekap, kedua daging kembarku.
.
"ahh..akh..kh.." suara desahanku ketika tangannya meremasi kedua dadaku
itu, dan akupun semakin cepat bergerak naik turun, dimana kali ini ia
pun turut bergerak menyodokan kontolnya dimemekku.. Birahi membawa kami
terbang, aku merasakan memekku terasa sudah begitu sangat basah, suara
kecipak dari pergesekan kelamin kami sesekali terdengar diantara
desahan..
.
Ia menarik tubuhku dari atasnya, kami sama-sama berdiri aku menghadap
kursi dengan satu kaki diatas kursi dan tangan bertumpu diatas sandaran
kursi, Ia kembali memasukan kontolnya sambil berdiri, kembali memekku
dihujami tusukan benda lunak nan keras, dan dengan sangat menikmatinya,
kusambut setiap tusukan itu dengan goyangan yang membuat si empunya
kontol mengelinjang dan meraung merasakan nikmat nya sensasi jepitan
lembut didalam celah hangat diselangkanganku ini...
.
"akh..aku.. Akhhh.." teriakku ketika orgasme itu sampai.. Namun aku juga
masih sempat merasakan denyutan dibatangnya sebelum akhirnya, cairan
kental hangat membasahi lobangku, menyusul orgasmeku.. Kami terjatuh
dilantai, dalam lelah nikmat birahi,..
"kenapa mau saja, melakukan ini..? " tanya nya ketika kami masih sama-sama terbaring dilantai..
.
"aku butuh uang nya.." jawabku
.
"untuk apa?.." tanyanya lagi.
.
"kakak yang lagi dirawat dirumah sakit..."
.
"klasik banget.." ucapnya
.
"bodo.. Emang kenyataannya gitu.." jawabku mulai bete dengan nada bicaranya.
.
Ia bangkit, keluar kamar, dan kembali lagi dengan membawa nampan nasi yang tadi kubawa.
Kembali duduk disisiku.. "makan yuk..!" katanya sambil menepuk badanku.
Akupun bangkit.. "nih.." dia menyodorkan sendok yang berisi nasi dan
lauknya ke depan mulutku... Dan bagai tersihir aku membuka mulutku
menerima suapannya.. "enak...?" tanyanya sambil tersenyum, sweet
maksimal bingit tuh smile...
.
Aku hanya mengangguk, dan kuambil minuman untuk menghilangkan haus dan
canggung, karena ini pertama kali aku disuapi cowo, walau dalam kondisi
bugil dan masih terasa sangat lengket diselangkangan akibat cairan
sperma yang belum sempat kubersihkan.. Kami makan satu piring berdua
sampai habis.. Setelah itu kami mandi bersama, saling membersihkan
diri...
.
Hari itu Mario bercerita tentang pacarnya si Diah itu. Ternyata pacarnya
meninggal karena kecelakaan, namun ia menduga kecelakaan itu rekayasa
ayahnya, yang tidak setuju akan hubungan mereka, dan yang mengejutkan
ternyata ayah si Mario ini, adalah Wicaksana Prawiro, nama yang sama
yang ada didaftar transfer ..
.
"sudah sore pulanglah...!" katanya padaku, "ehm..besok.. Aku datang lagi..?" tanyaku..
.
"datanglah lebih pagi.. Aku akan mengajak kamu, kesuatu tempat.." katanya..
.
~
.
" tunggu mbak.. Bapak mau ketemu.." pak Dayat satpam yang tadi mengantarku, mencegahku pulang..
Aku diantar masuk kerumah besar itu, kesebuah ruangan yang besar.. Seorang pria dengan tubuh gemuk besar duduk disofa,
.
"duduk.." katanya, sambil menepuk sofa disebelahnya. akupun duduk disamping nya.. "bagaimana apa dia memintamu datang lagi..?"
.
"iya pak.." jawabku.
.
"dia ada cerita sesuatu?.."
.
"cuma soal pacarnya.." jawabku lagi.
.
"hmmm..." ia menarik nafas dalam-dalam " pasti dia menyalahkan aku kan.." ucapnya
.
Aku hanya mengangguk,
"tolong ikuti semua maunya, aku akan jamin hidupmu dan keluargamu, aku
tahu kalau kau ada kakak yang sedang koma, akan kubiayai sampai
sembuh.." ucapnya.. kalau dilihat tampaknya pak wicaksana ini, sangat
menyayangi anaknya, jika aku bisa mendampingi anaknya mungkin aku bisa
menjadikannya sebagai jalan keluar untuk lepas dari penelpon itu.
.
.
Supir pak Wicaksana mengantarkanku kekontrakan, ternyata mama sudah ada disana..
"mama ada disini.." tanyaku.
.
"kamu benar-benar tidak pernah mau mendengar apa yang dibilang orang tua.." bentaknya.
.
"maaf mah.. Tapi kali ini Lian yakin, Lian bisa membuat kita lepas dari permainan ini.." jawabku berusaha meyakinkan..
.
"beberapa generasi keluarga Lau, tidak pernah bisa terlepas dari ini.
Memang kamu bisa apa, yang kamu bisa selama ini cuma mabuk dan
hura-hura" katanya keras..
.
"dari cerita mama jika permainan ini tidak dilanjutkan akan ada korban,
Lian ga mau mah salah satu dari kita jadi korban atau tiba-tiba
hilang."..
.
"pokoknya mama tidak mau tahu. Kamu harus berhenti..." bentaknya
.
"Lian ga mau.. Lian akan terus.." kataku sambil kembali pergi, karena
jika salah satu dari kami tidak pergi keributan ini tidak akan pernah
selesai.
.
Aku langsung kerumah sakit, dan mencurahkan keluh kesahku kepada Ci Fany, yang terbaring diam tak berdaya.
..
"lagi ada masalah..?" tanya Suster Evi, yang sedang memeriksa infus di ci Fany..
Aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaannya itu, memang kami sudah
cukup akrab tapi tetap tidak mungkin aku cerita tentang masalahku....
.
Dan tanpa menghiraukan larang mama, aku kembali datang ketempat Mario,
dengan diantar Taksi itu.. Belum ada perintah aneh yang harus kulakukan,
ia hanya memintaku untuk sebisa mungkin menjalin hubungan yang erat
dengan Mario.
Hari itu Mario mengajakku untuk keluar. Mengunjungi tempat-tempat yang
biasa dikunjungi dengan Diah, Mario sangat bersemangat menceritakan
kisahnya. Sangat membosankan buatku.
.
Dan sorenya pak Wicaksana kembali menanyakan segala hal tentang yang
kulakukan bersama Mario tadi, namun kali ini dikantornya, sopirnya
membawaku ke kantornya sebelum pulang..
.
Aku merasa ini kesempatanku setelah melihat ia cukup puas dengan perkembangan Mario..
.
"Darimana kamu dapat ini...?" tanyanya sambil melihat kertas yang berisi
bukti transfer, namun tidak nampak keterkejutan diwajahnya.
.
"dari tempat cici Saya.." jawabku
.
"jelaskan dari awal sejelas-sejelasnya.." kata Dia lagi.
.
Dan akupun menjelaskan semuanya, tapi tentu saja tidak kuceritakan tentang seks yang harus kulakukan demi misi-misi itu..
"transaksi yang kau gagalkan itu, adalah tender ulang untuk menggantikan perusahaan pak Simon.." jelasnya.
.
"jadi semua ini, berhubungan...?"
tanyaku
.
"iya, dan target yang ingin dihancurkan adalah aku...!" jelasnya
"kecelakaan Diah, untuk membuat depresi Mario juga oleh mereka.."
.
"mereka itu siapa..?" tanyaku
.
"sebuah kelompok yang sudah ada sejak dahulu, seperti sebuah sekte, mereka menguasai hampir 80% ekonomi di Asia.." jelasnya.
.
"tapi kenapa keluarga saya terus yang dipaksa melakukan ini..?"
.
"entahlah, yang kutahu tidak sampai sejauh itu.. Untuk sementara ikuti
saja permainan mereka.. Tapi Kamu harus segera memindahkan kakakmu,
usahakan jauh dari Jakarta, aku tidak bisa bantu karena mereka
mengawasiku sangat ketat.." jelasnya..
.
Memindahkan ci Fany bagaimana mungkin, mama pasti tidak setuju, tapi
jika tidak kulakukan aku takut nyawanya terancam, jika dengan orang
sekelas pak Wicaksana saja mereka bisa seperti itu, apalagi dengan
keluargaku..
==============
8th Sin : the slave
======
.
(Stefany stories)
.
Arrgh dimana ini, aku terbangun disuatu tempat keramaian yang sangat
aneh, seperti kota atau pasar dimasa lalu, bangunannya, cara berpakaian
orang-orangnya, ini mengingatkanku akan situasi pada film-film silat
mandarin.. Tapi kenapa aku bisa sampai disini, apa yang terjadi, dan
oh tidak,. aku ternyata tidak memakai sehelai benangpun, tubuhku bugil..
Tapi orang-orang ini seperti tidak melihatku.. Apakah sekarang aku
menjadi hantu, apa yang terjadi ini...
.
"tolong.. Tolong.. " suara teriakan minta tolong dari seorang wanita,
wanita itu berlari kearahku, dibelakangnya sekelompok orang berpakaian
hitam menunggang kuda mengejarnya, gadis itu menorobos kerumunan orang,
sambil terus berteriak meminta tolong, dan ketika beberapa langkah lagi,
wajahnya, tubuhnya.. Kenapa begitu persis dengan aku..
.
"akrrrqhhh..," apa ini, aku seolah tersedot masuk dalam tubuh wanita
itu, dan kenapa kini jadi aku yang dikejar oleh mereka, aku terjerembab
dan sedetik kemudian tubuhku langsung terlilit oleh tali-tali yang
dilemparkan oleh para penunggang kuda itu, masih dalam kepanikan dan
bingung akan semua yang terjadi, aku terus meronta berusaha melepaskan
diri...
..
. ##
==============
(Liana stories)
.
Tubuh ci Fany bergerak-gerak, nafasnya terkesan memburu, aku memencet
tombol untuk memanggil suster, tak lama suster Evi datang.
"ada apa..?" tanya nya..
.
"tubuh cici, tadi seperti bergerak..!"
.
Suster Evi, segera menghampiri ci Fany, ia memegang tangan nya memeriksa denyut nadi. Lalu mengecek monitor jantung..
"bagaimana sus..?" tanyaku khawatir.
.
"tidak apa-apa, semua sudah kembali stabil..!" jelas suster Evi
.
"kenapa bisa seperti itu..?" tanyaku lagi.
.
Suster Evi tidak langsung menjawab, ia membimbingku untuk duduk disofa, kami duduk bersebelahan,.
"sama seperti orang yang sedang tidur terkadang kita bermimpi, mungkin
tadi cici juga bermimpi, atau mengalami kejadian dialam bawah
sadarnya.." suster Evi menjelaskan kemungkinan yang terjadi.
"dan gerakan dari tubuhnya tadi, menunjukan respon sensor motorik antara
otak dan tubuhnya masih berfungsi baik.." lanjutnya memberi penjelasan.
.
"suster, sampai kapan ci Fany bisa sadar...?"
.
"sabar... Kakakmu pasti akan sadar, hanya butuh waktu..!" jawab Suster
Evi sambil merangkul tangannya kepundakku, dan membelai rambutku, sebuah
hal kecil yang begitu nyaman buatku.
.
"aku seperti pernah melihat simbol seperti ini..!" seru suster Evi
tiba-tiba.. sambil mengambil handphone yang kupegang karena panik tanpa
sadar kupegang sejak tadi, memang sebelum suster Evi datang, aku sempat
ingin menelpon mama, tapi aku salah ambil ponsel dari tasku, ternyata
ponsel dari si pemberi permainan yang kuambil..
.
"simbol...?" aku baru menyadari, ternyata diponsel yang kudapat dari
penelpon itu, memiliki simbol aneh, yang terlihat jika posisinya
terbalik. "seperti mata..!" gumanku.
.
"yah.. Aku pernah melihat lambang seperti ini, semula aku berpikir itu
hanya grafiti biasa, tapi entah kenapa setiap kali melihatnya seolah ada
suatu misteri didalamnya, aku bahkan saking penasarannya sempat mencari
info tentang simbol itu di internet .." jelas Suster Evi.
.
Aku ingat smartwatch ci Fany masih ada di tasku, segera kuambil, dan
dugaanku benar disisi belakangnya juga terdapat gambar yang sama.
"lihat ini sus,..!" kataku, sambil menunjukan simbol dibalik smartwatch itu.
.

.
"darimana kamu mendapatkan ini.?" tanyanya
.
"seseorang mengirimkannya padaku.. Suster sendiri dimana melihat simbol seperti ini...?" tanyaku balik.
.
"dirumah salah satu pasien,.." jawabnya
.
"suster Evi tahu arti dari simbol ini..?"
.
"aku sempat mencari informasi tentang simbol mata ini di internet, tapi
entahlah tak ada informasi yang jelas, simbol ini sering disebut sebagai
"Eye of Horus",.." jelasnya.
.
"aneh.. Ehm memang dimana suster melihat simbol ini..?"
.
"dirumah salah seorang pasien, belum lama ini dia menjalani operasi
dirumah sakit ini, pasca operasi saya ditugaskan setiap hari kesana
untuk mengganti perban.." jelas suster Evi, "kenapa kamu tertarik sekali
sepertinya..?"
.
"ga apa, .. Eh cuma penasaran aja.." jawabku mengelak.
.
"jangan bermain dengan hal-hal seperti ini, mungkin ini hanya sebuah
mitos, tapi bisa juga memang benar-benar ada.." kata Suster Evi seolah
berpesan.
.
"bagaimana jika sudah terlanjur terlibat..?" ucapku lirih.
.
"maksud kamu..?" tanya suster Evi dengan wajah bingung....
============
(Stef stories)
.
Aku terbangun disebuah kamar yang benar-benar mirip seperti difilm-film
silat, dinding kayu dan kertas, tempat tidur dengan hiasan kain-kain
berwarna cerah yang begitu halus dan lembut, dan meja dan kursi dari
kayu.
"sreek.." pintu terbuka, seorang gadis muda datang masuk " nona sudah sadar." sapanya..
.
"dimana ini..?" tanyaku.
.
"nona berada di Wisma Teratai.." jawabnya
.
"Wisma Teratai, tempat apa ini, kenapa aku bisa ada disini..?" tanyaku kembali.
.
"sebaiknya nona mandi dulu, nanti saya antar ke ny. Liu,..!" jawabnya.
.
"siapa Ny.Liu..?!
.
"pemilik dari tempat ini..!" jawabnya lagi.
.
Gadis itu membawaku, keluar kamar, menuju kamar disebelahnya, ternyata
kamar mandi, sebuah bak mandi terbuat dari kayu, dengan air yang tampak
mengepulkan uap, dan penuh bunga-bunga dengan Aroma yang begitu terasa
nyaman, tak lama kemudian datang dua orang gadis yang sebaya dengan
gadis itu, mereka tidak mengenakan busana sama sekali, "mereka yang akan
membantu nona mandi." jelasnya seolah menyadari kebingunganku akan
mereka, "saya keluar dulu nona." lanjutnya, meninggalkanku dengan dua
gadis bugil ini.
.
"aku bisa mandi sendiri..!" protesku ketika kedua gadis itu ingin
melepas pakaianku.. "maaf nona ini perintah Ny.Liu.." kata salah satu
gadis itu dan mereka terus melucuti pakaianku.. Aku dibimbingnya masuk
ke bak kayu itu, airnya hangat dan wangi. Satu gadis bugil ikut masuk
kedalam bak yang tingginya sepinggang itu. Sementara yang satu lagi
tetap berdiri disisi bak sambil menambahkan air yang disendoknya dari
ember-ember kayu yang seperti nya sudah dipersiapkan untuk mengontrol
suhu air dibak yang kumasuki ini.
.
Gadis yang naik ke bak mandi bersamaku, mulai menggosoki tubuhku,
menggunakan bunga-bunga yang bertebaran diair itu, seluruh tubuhku
digosoki oleh tangan-tangan lembut mereka, nyaris tak ada bagian yang
terlewat, termasuk lubang vagina dan anuspun tak luput dibersihkan,
sekitar setengah jam aku menikmati mandi air hangat, dan setelah selesai
mereka memakaikan aku pakaian berbentuk kimono, dari bahan sutera
halus, berwarna merah muda dan sangat transpran apalagi aku sama sekali
tidak mengenakan pakaian dalam, seperti didalam film, aku dibawa
kesebuah ruangan besar yang penuh tiang-tiang besar penopang atap,
seorang wanita tampak duduk anggun diujung sana..
.

(ny. Liu)
.
"selamat datang nona. Jia.." ucapnya menyambut kedatanganku, "kau tahu kenapa kau dibawa kesini.?''tanyanya.
.
"tidak..! apa maksud dari semua, namaku bukan Jia.." ucapku.
.
"hahahaha.. Kau adalah nona dari keluarga Jia, keluarga yang sejak turun
temurun dilahirkan untuk menjadi budak keluarga Ming.." jelasnya.
.
"apa maksudmu aku bukan marga Jia.."
.
"keluargamu boleh lari, boleh mengganti marga tapi tak akan pernah bisa
lari dari takdir, para nona dari keluarga Jia sudah ditakdirkan menjadi
budak dari keluarga Ming sampai akhir jaman." jelasnya lagi.
.
Aku sungguh tidak mengerti akan semua ini, apakah sekarang aku sedang
kembali lalu, apakah benar aku dari keluarga yang ditakdirkan untuk
menjadi budak ..
.
Ny.Liu berjalan mendekatiku, aku bisa melihat jelas wajahnya, dan sepintas wajahnya terasa begitu mirip dengan mama.
"keluar.." perintahnya kepada dua pelayan yang sejak tadi berdiri disisiku.
"nanti malam, tuan muda ke 13 dari keluarga Ming, akan datang dan kau
akan menerima kehormatan untuk diperawani oleh pewaris mahkota keluarga
Ming.."ucapnya sambil tangannya membelai wajahku
menyusuri leher, dada, dan melepas tali kimono dipinggangku kini tubuh
bagian depanku terbuka dihadapannya.. "benar-benar calon pelacur yang
sempurna.." gumannya sambil tiba-tiba tangannya menyentuh
selangkanganku, refleks aku mendorongnya "aku bukan pelacur.." teriakku.
.
"plak..plak.." dua kali ny.Liu menamparku, "budak kurang ajar.." bentaknya.
"pelayan bawa budak ini.." teriaknya lagi, dan dua orang pelayan tadi
menyeretku dengan kasar dari ruangan itu, aku berusaha meronta karena
perlakuan kasar mereka.
.
==============
(Liana Stories)
.
.
"suster lihat, tubuhnya bergerak-gerak lagi..." kataku pada Suster Evi,
sambil bangkit dari kursi menuju ranjang ci Fany, suster Evi juga
mengikutiku.
Ia memegang tangan ci Fany, memeriksa nadinya.. "mungkin kakakmu sedang mengalami sesuatu di alam bawah sadarnya.!"
.
"apakah itu wajar sus..?" tanyaku.
.
Suster Evi memandangku dan tersenyum.. "kamu sayang sekali ya sama
kakakmu, ga apa itu wajar, hal biasa untuk orang yang sedang koma, saat
ini mereka seolah sedang mengalami kehidupan lain,." jelasnya.
.
Apa yang sedang kamu alami disana ci, apapun itu cepat kembali ci, cepat
bangun dari tidurmu. kugenggam tangannya, berharap dia bisa merasakan
bahwa ada adiknya disini, yang menunggu dan berharap dia cepat kembali
...
###
==============
.
(Stefany stories)
.
Aku dibawa kembali kekamar tempat pertama kali aku sadar tadi, tak lama
pelayan muda tadi menyusul masuk kamar, membawa nampan berisi
makanan..=a
"nona, silahkan makan dulu.." ucapnya sambil menaruh nampan makanan itu dimeja.
.
"siapa nama kamu.?" tanyaku
.
" nama saya Siao-ti.. nona..!" jawabnya.
.
"marga mu..?"
.
"Jia.. "jawabnya lagi, agak terkejut juga aku mendengarnya, "semua yang
ada di wisma Teratai ini dari pelayan hingga bahkan ny.Liu bermarga Jia,
dan kami semua yang disini juga pernah mengalami apa yang akan nona
alami malam ini.." lanjutnya.
.
"apa.." aku sungguh tak percaya mendengar semua ini "jika dia memang
bermarga Jia juga, kenapa dia begitu tega menyerahkan gadis Jia, untuk
jadi budak.." ucapku geram.
.
"ini takdir nona.." jawabnya.
.
"lalu kenapa kau sekarang menjadi pelayan ditempat ini..?" tanyaku lagi.
.
"setelah keluarga Ming mengambil kesucian kami, gadis-gadis dari
keluarga Jia biasanya akan diberikan kepada para pedagang asing, yang
berniaga dengan keluarga Ming, entah akan dibawa kemana, tapi dimanapun
mereka berada, mereka tetap, budak dari keluarga Ming, beberapa ada yang
bernasib lebih baik karena bisa tetap tinggal wisma Teratai ini,
walaupun harus rela menjalani hidup sebagai pelacur.." jelas nya..
.
"apakah tidak pernah mencoba berontak melawan.?
.
"bukankah keluarga nona yang mencoba melawan, dengan cara kabur dan
mengganti marga ketika nona akan berusia 13tahun, karena diusia itulah
gadis keluarga Jia harus diserahkan kepada keluarga Ming. Tapi akhirnya
nona juga tertangkap dan berakhir seperti sekarang. kerajaanpun tidak
ada yang mampu melawan kekuasaan keluarga Ming.." jelasnya panjang
lebar.
.
"jika kita sama-sama senasib kenapa kau masih memanggilku nona..!"
.
"karena sampai kesucian anda direnggut, anda masih seorang nona dari keluarga Jia.. " jawabnya.
.
Kesucian apakah tubuh ini masih suci, aku berjalan menuju cermin disisi
kanan kamar itu, kulepas jubah tipis ini, kutatap tubuh ini dicermin,
masih terlihat begitu bagus, buah dada yang masih membulat, dan kemaluan
yang masih begitu rapat, seperti tubuhku beberapa tahun lalu.
.
Aku percaya sesuatu terjadi karena ada tujuan dan alasan, kuputuskan
untuk menjalani ini, mungkin ada jawaban yang bisa kutemukan, untuk
segala keanehan ini, aku menurut saja ketika Siao-ti mengajakku melihat
kegiatan hubungan seks disalah satu kamar di wisma yang ternyata tempat
pelacuran ini, biar tidak kaget nanti katanya..
.
Menjelang malam suasana tempat ini berubah ramai, "sudah waktunya
nona.." kata Siao-ti, "tuan muda dari keluarga Ming sudah datang, nona
bersiaplah.."
.
"aku sudah siap,." jawabku..
.
Sejak tadi sore pelayan dari wisma ini sudah merias dan menata rambutku,
serta memakaikan perhiasan, namun baju yang kukenakan tetap sama
jenisnya dengan yang tadi, hanya warnanya saja yang lebih mencolok, tak
lama kemudian seorang pria masuk dengan diantar ny.Liu, dan seorang
pelayan membawa nampan berisi sebuah gelas perak.
"ini Tuan Muda Wen dari keluarga Ming, layani beliau dengan baik.."
kata ny.Liu, mengenalkan pemuda itu, lalu tangannya memberi isyarat
kepada pelayan sipembawa nampan untuk mendekat "minum itu.." perintahnya
padaku sambil menunjuk gelas perak dinampan itu, tanpa banyak bicara
kuminum air digelas itu rasanya sangat manis lebih manis dari syrup.
.
"tuan muda sekarang budak ini sudah bisa anda nikmati." ucap ny.Liu
sambil menarik tali pengikat gaun yang kukenakan yang membuat gaun itu
melorot seketika dan tubuh bugilku langsung terpampang bebas, seolah
tubuh ini hanya sebuah hidangan yang dibuka bungkusnya untuk dihidangkan
pada tamu..
.
Aku masih berdiri ketika ny.Liu sudah meninggalkanku berdua saja dengan pria yang disebut sebagai tuan muda ini.
"siapa namamu..?" tanyanya sambil berjalan mengitariku dengan mata menjelajahi sekujur tubuh bugilku.
.
"fany..!" jawabku
.
"nama yang aneh.." gumannya. .
Aku merasakan tubuhku panas tiba-tiba, pria itu menyentuh punggung
telanjangku, dan tubuhku seolah merespon dengan begitu cepat, kenapa
seperti ini, minuman tadi pasti semacam obat perangsang..
.
Aku dibaringkan diranjang, sementara ia melucuti pakaiannya sendiri,
setelah bugil ia naik keranjang memposisikan diri disampingku, sambil
membawa gelas.. "pejamkan matamu.." perintahnya, dan langsung kuturuti.
.
Dingin tetesan air terasa menyentuh dahiku, hidung dan mulut, ketika
dimulut air menetes lebih banyak menggenangi celah bibirku, ada sedikit
rasa manis terasa dilidah, lalu terus keleher dada, kedua putingku dan
juga perutku ditetesi nya..
Aku dapat mendengar suara gelas yang diletakan dimeja, sedetik kemudian
bisa kurasakan dahiku yang tadi ditetesi air mulai dijilati, lidah
basahnya menyusuri titik-tik air didahi dan hidungku, dan ketika sampai
dibibir, kurasakan hisapan kuat nya, dan pengaruh minuman perangsang
tadi benar-benar membangkitkan birahiku.
Aku tak kuasa lagi untuk menutup mulut, mulutku terbuka dan kami
langsung saling lumat, saling hisap, berpagutan beradu lidah dalam
balutan birahi.
"kau sangat liar.. Kucing betina." ucapnya ketika mulut kami sudah
saling terlepas, dan kembali lidah nya menyusuri tubuhku mengikuti jejak
dari tetesan air tadi, menyusuri leher, bulatan dada dan juga puting,
sementara tangannya bergerak lembut diselangkanganku, dengan jemari yang
mengitari bibir kewanitaanku.
.
"akhh..argh..yeah..ahh.." aku mendesah, menikmati hisapan bergantian, di
kedua putingku, dan sentuhan jemarinya bibir kelaminku.. "apakah kau
menikmatinya..? Kucing liar..!" tanya nya sambil menatapku dengan senyum
mesum.. "arrghhh.." aku mendesah ketika jarinya ditekankan lebih keras
diselangkanganku, "hahahahaha.." ia tertawa dan kembali menunduk
menjilati leherku, aku bergerak menggelinjang, kakinya dinaikan kekaki
aku, dan kurasakan pahaku menyentuh batang hangat di pangkal pahanya.
.

.
Kembali tubuhku menjadi sasaran permainan lidah dan belaian serta
remasan tangan dari Tuan muda ini, yang nampaknya sangat piawai bermain
birahi.
.
"akhh..eakh..akh.. Akh.." erangku semakin menjadi ketika giliran rongga
sempit diselangkanganku ditembus ujung lidahnya.. Aku benar-benar
terbang keatas puncak nafsu, tubuhku bergerak menikmati jilatan lembut
benda basah berliur itu, yang terasa begitu nikmat menggelitik liang
senggamaku..
.
Dia berhenti, lalu mengangkat wajahnya dari celah kakiku, "saatnya
kunikmati darah sucimu, gadis marga Jia.." ucapnya, sambil menekuk kedua
kakiku, dan mengarahkan ujung kontolnya kedepan celah kelaminku, yang
sudah basah oleh cairan birahiku dan liurnya tadi, Ia
menggesek-gesekkannya diantara celah itu.
"nikmatilah saat-saat takdir resmi menjadikanmu budak keluarga Ming.."
katanya sambil mendorong masuk ujung tumpul batang kontolnya..
.
"arrrghh..." teriakku ketika kurasakan sakit, saat batang itu membobol
selangkanganku.. Ia mencabut batang nya, dan menyentuh kemaluanku.
"lihat ini darah kesucianmu.. Dan kini kau sudah resmi menjadi budak.."
katanya sambil menunjukan jemarinya yang bernoda darah, lalu ia menjilat
darah itu menjijikan sekali, tapi ternyata aku masih perawan disini,
bagaimana bisa apakah ini memang bukan tubuhku.
.
Tuan muda keluarga Ming ini kembali memasukan batang kontolnya, kecelah
sempit kemaluanku, dan mulai bergerak memompa keluar masuk batangnya,
menggagahiku dengan penuh nafsu.. Akupun terbawa kembali kedalam lautan
birahi.. "ah..ah..ah,.." suara desahan mengiringi laju perjalanan birahi
kami.
"akh..nikmat .. Sekali... Akh.. Lubang para gadis dari keluarga Jia
memang luarbiasa, tak salah jika keluarga Ming, menjadikan kalian budak
nafsu..akh.. Akhh.. Rasakanlah ini, pelacur... Akkh...arghah." ucapnya
dengan nada menghina, dan sambil terus bergerak naik turun dengan
gerakan yang semakin cepat..
.
"nikmatilah.. Tuan muda akh..akh.. Tunjukan keperkasaanmu kepada budakmu
ini.." Ucapku, sambil menggerakan pinggulku dan sesekali
kukonsentrasikan untuk mengerakan otot didalam kemaluanku, agar
kontolnya terasa dijepit... "akhhh... Akhrgg,.." ia berteriak dan
gerakannya semakin cepat.. "kenapa Tuan Muda.. Apakah kau sudah tak
mampu bertahan lagi.." kataku, karena aku mengetahui sebentar lagi ia
akan mencapai puncak..
.
"kamu terlalu banyak bicara, budak..." ucapnya, lalu melumat bibirku, dan kubalas lumatannya dengan tak kalah bernafsu.
.
Posisi berciuman ini membuat tubuhnya sejajar menindihku denganku,
kupeluk badannya karena ukurannya tidak terlalu besar dengan cepat
kugerakan tubuhku dan berguling, berhasil kini aku yang menindihnya..
.

.
"sekarang giliran budakmu ini melayanimu Tuan muda.." ucapku dengan
mendesah, dan ku langsung merubah posisi menjadi duduk dengan kontolnya
tetap tertancap dikemaluanku.. Aku bergerak naik turun, kuraih kedua
tangannya dan kuletakan didadaku, ia langsung meremasinya, sementara aku
bergerak cepat naik turun dan sesekali berputar..
.
"akh..akh.. Nikmat sekali.. Aku tak kuat lagi.. Akh..akh.." teriak nya.
.
"bertahanlah Tuan.. Akh..akh.. Apakahh.. Kau.. Ti..tidaak maluuu..
Dikalahkann.. Budak..mu..iiniii.. Akh..akh.." ucapku bermaksud
menjatuhkannya, walau akupun sudah tak kuat lebih lama lagi.
Kuhentikan gerakan naik turunku, kubiarkan kontolnya terbenam semua
ditelan kemaluanku, dan ketika kurasakan denyutan tanda akan orgasme,
kugerakan pantatku berputar, perlahan -lahan, dengan batangnya tetap
terbenam semua.
"akkkkhhh..akh." ia berteriak dan sebelum benar-benar meledak, aku
dengan cepat kembali bergerak naik turun, ia meremas payudaraku dengan
sangat kuat.. "akrr..ahhhh..ahh..ah." aku menjerit diantara rasa sakit
dan gelombang orgasme, semprotan hangat cairan kental itu disambut
dengan lelehan cairan kenikmatanku, tubuhku ambruk diatas, nafas kami
saling memburu, kupejamkan mataku untuk sesaat menikmati kenikmatan
ini...
..
Entah berapa lama aku tertidur tapi ketika terbangun tuan muda dari
keluarga Ming itu sudah bangun terlebih dahulu dan terdengar seperti
sedang berbicara dengan seseorang.
.
Gila pikirku, orang ini benar-benar tidak menganggap aku sebagai
manusia, dengan seenaknya mengundang seseorang masuk kamar, disaat ada
seorang wanita yang baru saja disetubuhinya tergolek bugil diranjang
tanpa penutup apapun.
.
"ahkhirnya sikucing liar bangun juga.." ucapnya ketika melihatku bangun,
tak kuperdulikan ucapannya, juga tak kuambil pusing dengan tatapan mata
mesum pria gendut yang jadi teman bicaranya, aku memungut gaun yang
tergeletak dilantai itu, dan segera memakainya.
.
"bagaimana Tuan Wong, cantikkah kucing liar ini..?" Tanyanya pada pria Gendut itu.
.
"cantik sekali.. Tuan.."
.
"gadis keluarga Jia tidak hanya terkenal karena kecantikannya tuan Wong,
tapi mereka juga pelacur yang hebat.." ucap Tuan muda itu begitu
merendahkan.
.
"anda memang hebat mencari pemuas nafsu tuan muda.." timpal pria itu.
.
"Nah tuan Wong, karena aku menghargai keputusanmu untuk menjual semua
hasil rempah-rempah dari tanah Jawa, hanya kepada keluarga kami, maka
aku berikan kucing liar ini untuk menemani pelayaranmu ke Jawa Dwipa.."
ucapnya.
.
Sungguh bejat keluarga Ming ini bagaimana mungkin dengan seenaknya menyerahkanku pada orang lain.
.
"hahahaha.. Ternyata berita tentang kebaikan keluarga Ming bukanlah
cerita belaka, kini aku mengalaminya sendiri.." ucap pria gendut itu
terbahak-bahak.
.
"keluarga Ming akan selalu baik dan selalu menjaga teman-temannya, tuan
Wong. Tapi ingat keluarga Ming tidak pernah memaafkan orang yang
menghianatinya.."
.
" Tuan muda, aku pertaruhkan kepalaku untuk kesetiaanku pada keluarga Ming.."
.
"bagus..bagus.. Tuan Wong, sekarang silahkan kau bawa budak ini, sebagai
penghangatmu dikapal nanti.." katanya sambil menunjuk kearahku.
.
"aku tidak mau pergi..." ucapku.
.
"kau hanya seorang budak tidak penting apa yang kau mau atau tidak kau
mau.. Tuan wong silahkan lakukan yang kau perlu untuk membawanya.." Tuan
muda Ming itu berkata sambil berlalu pergi.
.
"hahaha.. Budak sudah dengar sendirikan, sekarang tinggal pilih mau
jalan sendiri, atau perlu kupanggil pengawalku untuk menyeretmu..
Hahahaha.." pria gendut itu berkata sambil terbahak-bahak seolah baru
saja memenangkan hadiah besar.
Beginikah nasib keluarga Jia hanya sebagai budak pemuas nafsu.
.
##
==============
.
(Liana Stories)
.
"ayolah suster ajak aku ketempat itu.." bujukku pada suster Evi, setelah
tadi dia cerita bahwa besok pagi-pagi sekali jadwalnya untuk datang
ketempat pasien dimana ia pernah melihat simbol aneh itu.
.
"bukannya saya tidak ingin mengajakmu, tapi tempat itu.." suster Evi terlihat ragu.
.
"tempat itu kenapa suster..?" desakku.
.
Dia masih terdiam, kutatap dia dengan pandangan penuh harap "tempat itu rumah bordil." ucapnya pelan.
.
"ga apa sus, aku tetap mau ikut. Aku penasaran dengan simbol itu.." ucapku memaksa.
.
"kamu ini, ya sudah besok jam 5 dari sini.." katanya,
.
"makasih suster.." ucapku sambil memeluknya.
.
"sudah..sudah, saya tinggal dulu ya, mau cek pasien lain." katanya sambil keluar dari kamar ini.
.
Suster Evi menepati janjinya mengajakku ketempat pasien nya, "ini rumah
bordil.." gumanku ketika sampai disebuah rumah mewah nan besar, "the
Lotus inn" sebuah tulisan dengan gambar bunga teratai sebagai logo..
.
"ssst.." suster Evi memberi tanda agar aku tidak berisik. Aku hanya
mengangguk.. "kamu tunggu disini.." ucapnya, ketika kami sudah masuk
kedalam rumah itu, dengan mata mengarah kederetan lukisan didalam
ruangan ini, aku mengerti maksudnya, sementara suster Evi berjalan ke
bagian dalam rumah ini, aku berpura-pura melihat lukisan didinding
ruangan tamu yang besar ini.. ternyata benar gambar di lukisan ini
memiliki simbol aneh tersebut.
"kamu siapa." suara seorang perempuan mengagetkanku tiba-tiba.
.
"eh anu.. Eh. Saya sama suster Evi.." jawabku.
.
"oh sama suster Evi.." gumannya dan berlalu.
.
"cklik." suara pintu disamping tempatku berdiri, refleks aku menoleh.
Dan alangkah terkejutnya aku ketika melihat siapa yang keluar dari kamar
itu.
.
"mama.." ucapku dengan suara tertahan.
==============
9th Sin : Dilema
.
.
==============
(suster Evi's stories)
.
Gadis itu tampak senang sekali, ketika aku berkata akan mengajaknya
besok, dia tidak menyadari skenario apa yang sedang dirancang untuknya,
apakah ini adil menjadikan satu keluarga sebagai budak turun-temurun,
entah seberapa besar kebencian Liana nanti jika tahu bahwa aku adalah
menantu keluarga Ming, keluarga yang saat ini sedang memperbudak
keluarganya, walau sesungguhnya menjadi menantu keluarga Ming nasibnya
tidak jauh beda, sama-sama diperbudak demi mencapai tujuan keluarga
Ming.
.
.
(suster Evi)
.
"bagaimana, apakah kau berhasil memancing gadis itu, untuk ikut ke Lotus
Inn..?" tanya Anton, setelah aku keluar dari kamar Stefany.
.
"iya.." jawabku singkat, karena jujur aku setengah hati melakukan ini,
aku terlanjur menyukai Lian, senyumnya, cara bicaranya, seolah seperti
melihat diriku ketika seusianya.
.
"Jangan terlalu dipikirkan mereka memang sudah ditakdirkan menjadi budak sejak leluhur mereka,.."
.
"kita sudah terlalu jauh, padahal sebagai dokter dari kakaknya kamu bisa
melakukan tindakan medis, yang bisa mempercepat kesadaran fany, tapi
kamu malah membiarkannya terus terbaring koma, tidak cukupkah 1 orang
keluarga Jia saja yang jadi korban perbudakan ini, kenapa kini adiknya
juga.?" tanyaku.
.
"mereka yang memulai, berusaha lari dari takdir, seolah tak pernah
belajar dari leluhur mereka yang tidak pernah bisa lari. sehingga ini
jadi lebih berat buat mereka dibanding keluarga Jia yang
lain..."jawabnya
.
"apa memangnya yang mereka lakukan..?"
.
"nanti juga kau akan mengetahuinya, ayolah sekarang kamu seperti biasa
temui pak Paul, jerat dia agar semakin tergila-gila padamu .." katanya
sambil menarik tanganku, agar aku bangkit dari duduk.
.
"apa..! Sampai kapan kau akan memperlakukan aku seperti pelacur begini
ton, aku ini istrimu.." kataku sedikit marah, sambil mengibas tangannya.
.
.
"karena kamu istriku jadi kamu harus menuruti semua perintahku, apakah
kamu tidak ingin nanti suamimu ini akan jadi direktur dari rumah sakit
ini.. Jangan membantah, ingat berapa banyak sudah yang diberi keluargaku
pada keluargamu..!" katanya, menggunakan kata-kata yang sama setiap
kali aku menolak perintahnya.
.
3tahun sudah aku menikah dengannya, kami bertemu dirumah sakit ini,
awalnya aku melihat Anton sebagai pribadi yang sangat menyenangkan,
kendati usianya masih muda, ia sudah menjadi dokter spesialis papan
atas, dan sikapnya yang ramah langsung membuatku jatuh hati, apalagi
ketika keluargaku dalam kesulitan finasial ia membantunya dengan jumlah
uang yang luarbiasa, sejak awal aku sudah menduga kalau Anton adalah
orang kaya, tapi setelah menikah aku baru sadar kalau keluarga Anton
bukan hanya sekedar kaya, tapi sangat kaya, namun perlakuan mereka
terhadap menantu sangatlah jauh dari perlakuan orang terhadap menantu
pada umumnya, seperti padaku yang saat jadi suster dirumah sakit ini,
tapi kadang harus melakukan hal-hal yang bertolak belakang dari tugas
seorang perawat.
.
Dan kini, Anton juga memaksaku menjalin affair dengan pak Paul, direktur
dirumah sakit ini, dan aku tak mampu menolak, aku diharuskan menjalin
hubungan perselingkuhan dengan pak Paul, pria yang terkenal kerap
memaksa perawat-perawat muda untuk melayani nafsunya, dan karena Pak
Paul sudah cukup lama menyukaiku, tak terlalu sulit buatku menggoda pria
paruh baya ini, sudah 2 kali aku ditidurinya.
.
"ah.. Evi sayang, apakah suamimu sudah pulang." ucap pak Paul saat aku memasuki ruangan kantornya.
.
"sudah pak..!" jawabku pelan sambil duduk disofa yang ada didepan meja kerjanya,.
.
"baguslah, malam ini kita bersenang-senang sepuasnya.." ujar pak Paul,
seraya bangkit dari kursi meja kerjanya dan berjalan kearah sofa dimana
aku duduk.
.

(pak Paul)
.
"seandainya saja dulu kau memilihku, kita tidak perlu sembunyi-sembunyi
seperti ini.." ucapnya, penuh percaya diri, dia tidak sadar kalau
sebenarnya ini perangkap, dan seandainya dalam kondisi normalpun aku
juga tak akan mau menjalin hubungan dengannya.
.
Pak Paul langsung berlutut diantara kedua kakiku, lalu kedua pahaku
dibentangkannya, rok span putih ku pun tertarik keatas memperlihatkan
pahaku.
"ehmm..tak sabar aku untuk melahapnya.." ujarnya seraya kedua tangannya
menyelusup kedalam rok putihku, dan menarik celana dalamku, hingga
terlepas, kubiarkan ia melakukan itu, kurelakan vaginaku menjadi
santapan matanya dan seperti biasa sebentar lagi pasti akan jadi
santapan mulutnya..
.
"lembab sekali.." ia berkata sambil jemarinya menyelusup kecelah
vaginaku.. Menembusnya dan memainkannya bergerak-gerak didalam organ
paling intim ditubuhku ini.
".Ahhhrghh..." desahku, ketika jemari itu menyentuh titik g-spotku..
"enaak..?" tanya nya.
"iyaahh..!" jawabku, karena ku tahu, pria ini suka jika merasa bisa membuatku menikmati permainannya...
Sambil terus menggerakan jarinya, tangan satunya mencopoti kancingku satu persatu..
Lalu meremasi payudaraku, aku hanya diam memandang ke langit-langit
ruang anini, "akhhh..." desahku, aku tak peduli, jika ini yang suamiku
mau, aku akan nikmati perlakuan pria ini, kubiarkan kelaminku
dipermainkan jemarinya, dan kedua bulatan didadaku jadi sasaran remasan
birahinya.
.
"akhh..ah..." aku kembali mendesah, aku bisa merasakan cairan nafsu sudah membasahi celah vaginaku..
"akh..basah juga.." ujarnya, sambil mempercepat gerakan jemarinya seolah
mengocok celah vaginaku, dan menimbulkan bunyi kecipak akibat
pergerakan itu.
Selang beberapa saat kemudian dia mencabut jemarinya, kedua tangannya
menguak pahaku, lalu ia menundukan kepalanya, diantara kedua pahaku,
bibirnya langsung mencucup belahan vagina yang kuyakin terbuka merekah,
kerena kakiku dikuakan begitu lebar, "hhhmm aroma yang menggoda."
ujarnya sesaat setelah menghirup aroma vaginaku.
.
Bibirnya, menjepit bibir kelaminku dan menarik-nariknya, sesekali
berganti dengan ujung lidah yang berusaha menerobos masuk celah sempit
nan basah itu.
.

.
Kedua tangannya kini berpindah menguak kedua bibir vaginaku, dan jilatannya semakin dalam menembus rongga vaginaku.
"akh..arghh..ahh.." desisku terbawa arus birahi dari permainan lidah pak
Paul divaginaku, "arrgh..akh.." aku semakin tak mampu bertahan saat
klitorisku turut menjadi sasaran sentuhan lidahnya..
.
Aku seperti tidak sadar jika saat ini kami berada dikantor, dirumah
sakit, pak Paul terus mempermainkan vaginaku dengan lidahnya, aku hanya
duduk pasrah menikmatinya, sesekali kubergerak agak maju, seperti ingin
lidahnya menembus lebih dalam celah vagina yang sudah sangat becek itu.
.
Puas bermain divaginaku pak Paul berdiri, lalu melepas semua pakaiannya,
aku pun melakukan hal sama melucuti pakaianku sendiri, setelah bugil,
gantian aku yang berlutut dikaki pak.Paul yang masih berdiri, penisnya
sudah tegang maksimal, aku pegang, ku kocok-kocok sebentar, lalu
kujilati ujungnya sambil meremasi kedua buah zakar yang menggantung
dipangkal kemaluannya itu.
"iya..ah..ah. Hisap terus.. Akhh..nikmati batangku yang pastinya lebih
besar dari punya suamimu...yah..ah." ucapnya sambil menekan-nekan
kepalaku, agar aku segera memasukan seluruh batang penisnya kedalam
mulutku.
.
Aku masih menjilati batangnya, menyusuri urat-urat itu dengan ujung
lidahku, memperbaikan lubang kecil diujung kepalanya, dan sesekali
sambil menatapnya untuk melihat seringai kenikmatan diwajahnya.
.

.
"Akh..akh..nikmat sekali hisapanmu cantik..akh..." ucapnya sambil terus
menjambaki rambutku, akhirnya kumasukan semua batang itu kedalam rongga
mulutku, dan untuk sesaat pak Paul menahan kepalaku agar penisnya tetap
terkulum olehku. Lalu perlahan ia menggerakan kepalaku maju mundur,
mulutku menyusuri batang penisnya, mengikuti gerakannya.
.
"yah..akh, nikmatilah kejantananku ini dengan mulutmu yang mungil itu
sayang.." ujarnya sambil terus menjambaki rambutku, disaat batangnya itu
keluar masuk, aku pun menggunakan lidahku untuk mengulas lembut batang
itu, cukup lama batang penis Pak Paul mengagahi mulutku, sebelum
akhirnya ia mengangkat tubuhku dan memposisikan diriku menungging dengan
tangan bertumpu pada sadaran sofa, sementara, kedua kaki terkangkang
menapak lantai, aku yakin vaginaku terekspos bebas dihadapan pak Paul,
yang berdiri tepat dibelakangku.
.
Aku merasakan gesekan ujung kepala penisnya dicelah bibir vaginaku,
"siap sayang..akhhh..." ujarnya seraya menekan penisnya menembus lubang
vaginaku.
''arggh,.akhh.." desahku ketika menerima sodokan penisnya.
.
"ahhh..sempit sekali..akhh..akh.." ujar Pak Paul, sambil bergerak maju mundur, mengocok lubang vaginaku dengan penisnya..
.
Kudiamkan tubuhku membiarkan batang penis itu bergerak keluar masuk
dengan perlahan, menikmati setiap pergesekan urat-uratnya dengan dinding
lembut bagian dalam vaginaku.. "ahhihh..akhh.." erangku terbawa birahi
yang semakin meninggi. "plak..plak.." pak Paul memukul pantatku,
"goyanglah jangan diam saja.." perintahnya, dengan nafas yang
ngos-ngosan..
.
Aku gerakan pantatku kekiri kekanan setiap kali menerima sodokan penisnya.
"ya.. Seperti itu.. Akhhh...terus akh.." katanya, disertai gerakan yang
semakin cepat, sementara aku juga merasakan, vaginaku semakin basah,
suara kecipak dari cairan kelaminku terdengar menyertai gerakan
menghujam penis Pak Paul, kedalam vaginaku.
Disela-sela konsistensi gerakan penisnya, menyodoki vaginaku tangang pak
Paul juga tak diam, terkadang meremasi bokongku, menguak celah anusku,
dan menekan-nekan lubangnya, "akhhrggh,.." membuatku sesekali dipaksa
menjerit, atau tangannya merabai punggungku, menyusuri sisi tubuhku,
meraih kedua daging kembar yang tergantung bebas didadaku, dan semua itu
dilakukannya tanpa mengurangi intensitas gerakan penis..
.
"akh..akh.. Akh.." suara desahan memenuhi ruangan ini, dan gerakan kami
juga semakin cepat, puncak orgasme segera menghampiri kami, pak Paul,
menepuk pantatku memintaku berubah posisi. Aku segera berbalik, dan
kembali berjongkok dikakinya, kupegang penis yang sudah berlumuran
cairan dari vaginaku itu, kukocok-kocok sebentar, dan kembali kumasukan
kemulutku, aroma vaginaku terasa menempel dibelakang itu, sambil
mengulum penisnya, dan meremasi testisnya, satu tanganku yang lain
memainkan vaginaku sendiri.
.
Aku merasakan denyutan diseluruh batang nya, kukeluarkan penis itu dari
mulutku, kembali kukocok-kocok, dan terasa denyutannya semakin menguat
ditanganku.. "akhhh...aku.. Keluaarr..." teriak pak Paul, dan tanpa
berusaha mengelak, kubiarkan semburan cairan kental dari penisnya
membasahi wajahku, aku tahu inilah momen kesukaan pak Paul, melihat
cairan spermanya menjadi masker diwajahku..
Aku tidak memperdulikan itu, karena aku sendiri sedang diambang gerbang
orgasme, bahkan aku tetap memegang penisnya, sementara tanganku yang
satunya mengocoki vaginaku sendiri.
.
gelombang orgasmeku tiba.. "arrrggghhhh..." erangku bersamaan dengan
rasa nikmat yang melandaku.... Aku duduk tak berdaya dilantai, lemas dan
lelah.
.
####
==============
(Mom's stories)
.
Akhirnya aku tak dapat menghindar lagi, aku kembali ketempat ini, sebuah
rumah mewah yang juga tempat bordil, tempat dimana keluarga Ming,
menyalurkan nafsu birahinya kepada gadis-gadis keluarga Jia, tempat
dimana aku habiskan masa mudaku dulu.. Mungkin bangunan ini sudah
berubah menjadi lebih mewah, tapi kebusukan didalam sana tidak pernah
berubah..
.
"cari siapa bu..?" tanya satpam didepan gerbang.
.
"saya mau ketemu ibu Anie.." kataku.
.
"maaf ibu siapa.?"
.
"katakan saja, Wiwi ingin ketemu.." jawabku..
Si satpam itu masuk kedalam posnya, tak lama ia kembali, "silahkan bu langsung masuk saja..." katanya mempersilahkan..
.
Seorang gadis muda sebaya Lian mengantarku ke lantai 3 rumah besar ini,
"silahkan tante, ibu Anie didalam sudah menunggu.." katanya ramah.
.
"masuklah wi..." nada suaranya terdengar masih sama seperti dulu, ci
Anie sedang duduk disofa, kendati fisiknya sudah terlihat sangat tua,
tapi masih terlihat begitu fresh.. "duduklah sini.." katanya, menunjuk
tempat disebelahnya..
.
"wi..wi.. Andai saja waktu itu kau turuti saranku dan tidak egois.. Sekarang apa tujuanmu kesini.?" tanya ci Anie.
.
"aku ga tau ci, aku kesini justru ingin meminta saran cici, aku sudah ga kuat, dan tak tahu harus bagaimana.." jelasku.
.
Ci Anie terdiam, sama sepertiku ci Anie juga keturunan keluarga Jia,
tapi dia memutuskan untuk tidak menikah, memilih memutus garis keturunan
dari keluarganya, dan memilih menjadi pengurus dirumah bordil ini., hal
yang sama yang pernah disarankannya padaku..
.
"mereka sekarang sedang menghukummu, tidakkah kau sadari, kematian
suamimu, anakmu yang kini terbaring tak berdaya, dan aku juga yakin apa
sedang dilakukan putri bungsu mu sekarang, kau pasti mengetahuinya,
cepat atau lambat nasibnya akan sama,.!" katanya menjelaskan,
"lalu aku harus bagaimana..?"
.
"serahkan salah satu anakmu, seperti dulu yang dilakukan oleh adikmu,
demi melindungi kamu.. Dan aku rasa tidak terlalu sulit, aku tahu salah
satu dari mereka itu kan cuma anak angkat tapi keluarga Ming tidak
mengetahuinya.." ucap ci Anie setengah berbisik..
.
Ya salah satu dari kedua putriku adalah anak angkat, dan sejak awal
ketika mengangkatnya aku juga sudah berpikiran akan menggunakannya untuk
saat seperti ini, tapi setelah aku mengurusnya dan membesarkannya
sendiri, rasa sayangku terhadap mereka berdua sama besarnya, aku tidak
rela menyerahkan salah satunya..
.
"kenapa, merasa berat..?" Ucap ci Anie melihat aku yang terdiam..
.
"aku ga bisa ci..!" jawabku.
.
"cepat atau lambat mereka akan membuatmu memilih.. Sudahlah malam ini
kau tidur disini, besok pagi kita bicara lagi, aku selalu menganggapmu
adik, jika ada jalan lain aku juga tidak akan menyarankan hal ini,
pikirkan baik-baik selagi masih sempat.." katanya lagi, entahlah aku
harus bagaimana.
.
Semalaman ini aku benar-benar tidak bisa tidur, apa yang dikatakan ci
Anie memang benar jika kuserahkan fany atau Lian pasti salah satunya
akan selamat, tapi aku tidak tega, mereka anak-anakku, walau salah
satunya bukan terlahir dari rahimku.
==============
(suster Evi's stories)
.
"kamu tunggu disini..!" kataku pada Lian sambil mengerakan pandanganku
kearah beberapa lukisan yang tertempel didinding ruangan ini..
Kutinggalkan Lian dan naik kelantai atas, menuju salah satu kamar disana,.. Kuketuk pintunya,
cukuplama aku menunggu sampai akhirnya seorang gadis remaja tanpa busana
membuka pintu "nyonya.." ucapnya.. Tanpa kujawab aku langsung masuk
kekamar itu, "dimana dia..?" tanyaku ketika tak mendapati orang yang
kucari, "dikamar mandi.." jawab gadis itu, tak lama seorang pria tua,
keluar dari kamar mandi, dengan dituntun seorang gadis muda yang seusia
dengan yang membuka pintu tadi, dan dalam kondisi bugil juga.
.
"aku sudah membawa gadis itu, dia ada dibawah.." kataku langsung pada Pria tua itu, yang juga mertuaku.
.
"akhirnya berguna juga kau..baiklah mari kita temui.." ucapnya.
.
###
==============
(Liana stories)
.
.
Mama terdiam, dan bukannya menjawab pertanyaanku, ia malah balik bertanya "kenapa kamu bisa kesini?"
.
"aku bersama suster Evi, mama sendiri..?" tanyaku lagi,
.
"bukan urusanmu, cepat pergi dari sini.." katanya mengusirku..
.
"biarkan saja dia disini, saatnya dia tahu apa yang sebenarnya..!"
tiba-tiba seorang pria tua renta berkata sambil berjalan menggunakan
tongkat mendekati kami, sementara suster Evi mengikutinya dibelakang..
.
"tuan tolong biarkan dia pergi, dia tidak perlu tahu apapun.." ucap mama
tiba-tiba, dan yang paling mengejukan mama mengatakan itu sambil
berlutut dihadapan pria tua itu.
.
"dia perlu tahu takdirnya sebagai keluarga Jia.." kata Pria itu.
.
"dia bukan keluarga Jia tuan, dia cuma anak pungut..!"
.
Aku bagai terkena pukulan telak mendengar ucapan mama, aku anak pungut, apa maksud semua ini.
.
###
========
(fany stories)
.
Sungguh tak bisa kuduga aku benar-benar dibawa oleh tuan Wong, "awww.."
teriakku ketika dua orang pengawal Tuan Wong mendorong tubuhku kedalam
salah satu ruang dikapal ini, diluar aku mendengar hiruk pikuk awak
kapal yang mempersiapkan keberangkatan., apa yang sebenarnya terjadi
ini, jika ini mimpi kenapa lama sekali untukku terbangun..
.
Kapal terasa mulai bergerak, terombang ambing oleh ombak, ruangan ini seperti kamar dengan banyak tumpukan kotak-kotak kayu..
Bau pengap begitu terasa diruangan ini,
"kreek.." suara derit pintu terbuka, tn.Wong sipria gendut yang tadi membawaku dari wisma teratai, masuk sambil cengar-cengir..
"hahaha.. Saatnya giliranku menikmati tubuhmu manis.." ucapnya sambil,
mendekatiku, dan menyentuh leherku, kutepis tangannya, dan "cuih.."
kuludahi mukanya..
"plakkk.." tuan Wong menampar wajahku.." kurang ajar, pelacur tak tak tahu diuntung." bentak nya.
.
"kapal ini sudah menuju ketengah laut, jangan macam-macam atau kau ingin
seluruh anak buahku memperkosamu." katanya lagi mengancam.
Aku tahu tak ada pilihan, melihat tadi dengan mudahnya aku diserahkan ke
pria ini, maka aku yakin pria ini pun tidak akan ragu untuk menyerahkan
aku ke anak buahnya.
.
Aku terduduk disebuah kotak kayu, menunggu apa yang akan dilakukan pria itu,
"buka pakaian mu, cepat, atau kurobek-robek,.." perintahnya, ini
satu-satunya pakaian yang kubawa, jika dirobek bisa-bisa aku telanjang
selama dikapal, dengan segera kulepas semua pakaian yang menempel
ditubuhku, aku berdiri mematung memperhatikan si Tuan Wong itu melucuti
pakaiannya.
Perut berlemak itu tampak begitu besar, dan bagian kemaluannya rimbun
dengan bulu-bulu jembut, sementara kontol nya yang tidak terlalu besar
itu sudah terlihat menegang, "jangan diam saja pelacur,.. Jilati
kontolku ini. Bukankah gadis keluarga Jia selalu mengisi mulutnya dengan
batang kontol...hahaha.." ia berkata penuh hinaan.. "tunggu..
Merangkaklah menuju kesini..."
.
Akupun menurutinya, merangkak dilantai kayu kapal ini, "hahaha.. Budak
yang penurut.." ia terbahak penuh kepuasaan "sini, jilatilah ini,
makanan kesukaanmu.." ujarnya sambil memegang kontolnya dan
menggerak-gerakkannya, ketika tepat didepannya, kugerakan kepalaku
kearah selangkangannya, dan kujulurkan lidahku menjilati dua bola yang
tergantung dipangkal kontolnya, dengan posisi aku tetap merangkak,
"yah..terus.. Ahkh kau memang luar biasa, pantas saja tuan Ming
memanggilmu kucing liar..." ujarnya sambil turut menggerakan biji
pelernya itu dilidahku.
.
Kukulum dan kupermainkan kedua biji itu dimulutku, dan lalu jilatanku
berjalan kearah batang kontolnya menjilatinya dan akhirnya memasukan
semua kemulutku. Kuhisap dengan kuat hingga si pemiliknya meraung
"arrrggh.." geramnya ketika kuhisap batang kontolnya... "hentikan.. Aku
tidak cepat keluar, sebelum merasakan lubang memekmu..berbaringlah
disana.." perintahnya sambil menujuk ranjang berkasur kumal disudut
ruangan.
Aku telentang dikasur kumal itu, dengan posisi kedua kaki ditekuk dan
terkangkang, tuan Wong menatap selangkanganku untuk beberapa saat,
"sungguh mengundang birahi.."gumannya. kemudian Ia mendekatiku, memegang
kontolnya, dan ditempelkan dibibir memekku, sambil ditekan-tekan pelan,
mencari celah untuk menembusnya. tuan Wong tampak kesulitan memasukan
batang kontolnya, karena perutnya yang terlalu besar lumayan
menghalangi, "akhh..." teriaknya ketika akhirnya berhasil menembus
memekku, "masih sempit sekali.." gumannya, dan mulai bergerak maju
mundur..
'akh..akh..akh." akupun mendesah menikmati sodokan kontolnya, kontol
Tuan Wong memang tidak terlalu besar, tapi karena sempitnya lubang
memekku, setiap gesekannya terasa langsung menyentuh titik birahiku.
Seolah berirama setiap dia membenamkan kontolnya, aku menggerakan
pantatku, dan ketika dia bergerak keluar masuk aku yang gantian diam,
birahi telah membuatku lupa, bahwa kini aku sedang disetubuhi oleh orang
yang sama sekali tak kukenal.
.
"ternyata memang benar, memek keluarga Jia sangat enak.. Akhh..akh...
Memek pelacuuur..akhh.." ucap nya diantara deru nafas memburu,.
.
"katakan apakah tadi pertama kalinya kau dipakai tuan Ming..?" tanyanya sambil terus bergerak memompaku..
.
"iyahh.." jawabku pelan.. "Akh.." aku sedikit tersentak ketika ia mencabut kontolnya dari memekku..
"berbalik lah.. Menungging.." perintahnya..
.
"akh..akh.." desahku ketika kurasakan lubang anusku dijilatinya.
Sementara beberapa jemarinya bermain dimemekku, aku bener-benar terbuai,
menikmati sensasi jilatan lidah dianusku itu, "sekarang akan kuperawani
lubang mu yang ini.." ujarnya sambil menempelkan ujung kepala kontolnya
dicelah anusku yang baru saja dijilatinya tadi..
.
"akhhh..akh.,sakiit..pelan..pelaaan.." teriakku ketika anusku ditembus
kontolnya, aku berusaha bergerak untuk melepaskan diri, tapi kedua
tangan nya menahan pinggulku, tidak seperti saat mengerjaiku dimemek,
kini gerakan sangat kencang dan kasar, mungkin posisi aku yang
menungging ini memudahkan gerakannya.
.
"udaah..akh..akh..pelan..akh..sakit akh.."rintihku karena memang terasa begitu menyakitkan..
.
"diam kau pelacur akh..ah..ini..lebih sempit dari memekmu akhh.. Akh...nikmat sekali...akh.."
.
Dia terus menyodoki lubang anusku tanpa memperdulikan rintihan kesakitan
aku, beberapa aku nyaris ambruk tapi ia menahanku, dan akhirnya
beberapa saat kemudian ia berteriak-teriak..
"akhhh...rasakan pejuhku akhh.." triaknya klimaks dianusku, pegangannya
di pinggulku dilepas aku ambruk dan kontolnya terlepas dari anusku..
"hahaha.. Aku dapat juga merasakan perawan pantatmu... Lihatlah ini
pejuhku bercampur dengan darah dari pantat mu..." ujarnya sambil
membalikan dengan kasar tubuhku agar telentang.. "makan ini rasakan
pejuhku yang bercampur darah pantat mu.." katanya sambil menyodorkan
jemarinya yang belepotan cairan sperma dan darah itu, aku menutup rapat
mulutku menolak nya.
"buka mulut mu.." bentaknya sambil tangan satunya meremas keras
payudaraku "akhwawh.." dan ketika mulutku terbuka karena teriakan
kesakitanku, jemarinya langsung menerobos masuk kemulutku, aroma sperma
dari anusku itu benar-benar membuat mual, aku sampai meneteskan air mata
menahan mual.
.
"hahahahaha..." ia tertawa terbahak-bahak, seperti sangat puas melihatku tersiksa.
.
"ehm... aku ingin membuktikan satu desas desus, tentang tanda lahir di
keluarga Jia...buka kaki mu" bentaknya, sambil mengambil kain kecil ia
melap memekku, dan dengan kasarnya membuka kedua bibir memekku..
.
"hahaha.. Ternyata benar.. Dasar keturunan pelacur, bahkan para dewa
sudah menandai memek kalian..hahaha.." ucapnya. Aku tidak mengerti tanda
apa yang dimaksud pria ini.
.
###
=============
(mom's stories)
.
Lian terlihat sangat bingung, matanya menatapku penuh tanya..
.
"jangan mempermainkan aku wi.." ucap pria tua itu.
.
"tidak tn.Ming. dia memang anak angkat.." jawabku sambil menunjuk Lian,
maafkan mama sayang mama hanya ingin yang terbaik untukmu..
.
"baiklah seperti sama-sama kita ketahui, setiap gadis keluarga Jia
mempunyai tanda lahir, jika tanda lahir itu tak ada ditubuhnya maka dia
akan bebas.." ujarnya.
.
Bagaimana ini kenapa aku sama sekali melupakan soal tanda lahir itu...
==============
==INTERMEZO==
==============
.
Sebuah cerita pendek yang tercecer dari chapter 9, cerita ini tidak
memberi pengaruh apapun bagi jalan cerita 13sin, sekedar selingan aja,
sebelum chapter 10, dan untuk membedakan, sudut pandang cerita ini dari
seorang pria dengan gaya bahasa yang saya usahakan seberbeda mungkin
dengan 13SIN. Semogga terhibur.
.
(Juki's stories)
.
Ini cerita tentang seorang Pria paruhbaya yang diusianya udah nyaris
setengah abad, tapi semangat mesumnya masih abegeh bingitz deh..
.
Namanya Badrun, tapi disini dia lebih sering dipanggil Babeh, nah si
Babeh ini udah kerja dirumah sakit ini dari sejak peletakan batu
pertama, dengan jabatan sebagai tukang aduk pasir, sampai sekarang jadi
kepala bagian maintenace, yang punya kantor tepat disebelah kamar
mayat, dan ane sendiri bisa kerja dirumah sakit ini juga karena diajak
si Babeh, walau ane tau banget si Babeh nawarin ane kerjaan ini cuma
agar ane tutup mulut, karena ane mergokin dia pas keluar dari kontrakan
po Encung, subuh-subuh buta, padahal po Encung yang terkenal IGO paling
bohay di rt 3 ini, bini mudanya Mad Rois jawara yang kesohor dari pasar
Kemis sampe pasar Senen, yang juga ketua Lsm Pemuda, ada-ada aje emang
orang kalo udah konak, ga sadar demi sebuah jepitan dan goyangan,
nyawanya dipertaruhkan.
.
Oke sebelum lanjut ke cerita, ijinkan ane memperkenalkan diri dulu, nama
ane Zulkifli Marzuki, dengan panggilan sayang dari bini ane Kipli, dan
panggilan formal ditempat kerja Juki, umur ane 25, bini atu, anak dalam
proses, ane baru setahun merid. Dirumah sakit ini ane kerja jadi anak
buah Babeh, yang ngurusin segala macam masalah teknik, spesialis ane
diservis ac, maklum tadinya ane owner dari "Berkah Ac" di daerah
Mampang, sebelum akhirnya showroom ane yang terletak di Green Line kena
gusur proyek MRT.
.
Malam ini kebagian shift malam, bareng babeh, dan satu temen ane Tomo,
anak tegal yang seumuran ama ane, nih anak over pede banget, selalu
menyebut namanya Tomy, gak nyadar kalo penampakannya lebih mirip tomcat,
hobby banget godain suster-suster, dan yang ane ga habis pikir tuh
suster-suster pada senang-senang aja di godain si tomcat, ane curiga neh
anak punya pelet atau emang tuh suster dah terlatih menghadapi berbagai
jenis orang dari yang normal sampe ga normal.
.
"juk, babeh mana?." tanyanya begitu datang,
.
"tuh tidur dibalik meja.." jawab ane menunjuk meja besar disudut, dibawah meja itu ada kasur yang biasa dipakai tidur si Babeh,
.
"bangunin gih Juk.!"
.
"mau ngapain, lu bangunin aja sendiri.." jawab ane menolak, bangunin Babeh, bisa-bisa ane kena gebok.
.
"ah elu Juk, ini urusan suster evi, tadi gu.."
.
"suster Evi, ada apa..!" bagai mendengar alarm belum juga si tomo
selesai ngomong, sibabeh yang tadi lagi mode 0ff, langsung 0n mendengar
nama suster Evi, suster yang berada dalam puncak klasemen sebagai yang
paling sering diimajinasikan oleh para karyawan macam ane, dan ane rasa
dokter-dokter disini juga...
.
"malah diem, kenapa suster Evi.?" tanya Babeh sambil menoyor kepala si Tomo.
.
"selama ini Babeh ga percayakan, cerita saya, kalau suster Evi, sering
ke kantor pak Paul kalau lg shift malam, nah barusan saya lihat, dia
baru aja masuk ruang pak Paul.." jelas si Tomo.
.
"sumpeh lo..?" tanya si babeh dengan gaya alay alamaknya.
"ciyus beh, miyabi dah..!" jawab si Tomo tak kalah alay.
.
Babeh mengalihkan pandangannya ke Ane, ane ngerti maksudnya, sejak
pertama kali mendapat kabar tentang suster Evi dan Pak Paul, ane telah
mendapat instruksi untuk membuat celah intip, jika kejadian itu
benar-benar terjadi, dan malam ini saatnya, ane acungkan jempol tanda
oke.
.
"bagus, mari kita meluncur ke TKP..!" katanya dan kami pun meluncur kesana..
TKP yang dimaksud adalah ruang kosong disebelah kantor pak Paul, dimana
aku telah memodifikasi, saluran pipa ac, sehingga ada ruang untuk
mengintip kekantor pak Paul.
.
"tinggi banget Juk, mana lu ga sediain tangga.." kata Babeh melihat posisi dari titik point lubang intip itu,
.
"ya namanya juga lubang ac beh, pasti tinggilah, yang pendek mah lubang wc..!" jawab ane ngasal.
.
"pletak...' suara dari benturan tangan sibabeh yang berhias batu cincin
itu ketika menyentuh jidat aneh.. "ngelujak luh.." katanya
.
"suruh si tomtom masuk, buat jadi tangga luh.." lanjutnya.
.
"kan dia jaga didepan beh, bahaya kalo ga ada yang jaga,.."
.
"ya udah kalo gitu lu yang jadi tangga gua.!" katanya lagi..
.
"emang babeh bisa masang kamera nya.." kata ane beralasan, gile aje ane
gendong si Babeh yang punya body Doraemon size gitu, ringsek tulang
ane..
.
"jadi gua yang jadi tangga buat lu..?" tanya nya,
.
"kalo ngambil tangga dulu tar keburu selesai beh.."
.
"ya udah cepet, lu naek pundak gua, buka dulu sepatu lu.." ujarnya tak punya pilihan.
.
Hahaha.. Akhirnya ane naek ke pundak si Babeh, kuat juga ternyata dia, "ngapain lu nginjek kepala gua.." protesnya.
"ga nyampe beh.." kata Ane.. Malam ini ane puas banget ngerjain sibabeh..
.
Dengan handphone murah namun dilengkapi memory yang lumayan besar, mampu
merekam video hingga 2 jam, kami berhasil mengabadikan adegan seks
antara suster Evi dan Pak Paul.
Kami terus menunggu dikamar itu, sampai salah satu dari mereka keluar,
sambil melihat hasil rekaman tadi, "gila akhirnya kesampaian gua,
ngentotin bol nya suster evi.." guman si Babeh sambil melototin rekaman
video di hp dengan mimik wajah, seperti bayi yang lagi mimi cucu..
.
"tok..tok.." ketukan dipintu, tanda dari Tomo, kami segera keluar..
.
"pak Paul udah pergi, suster Evi masih didalam.." Tomo melaporkan situasi.
.
"sempurna.." kata si Babeh sambil menjentikan jari.
Tak lama kemudian suster Evi keluar, dan tampak terkejut melihat kami
bertiga, si Babeh langsung menunjukan video tadi, dan mengancam
menyebarkan kalau suster Evi menolak permintaannya.. Haduh jadul banget
trik si babeh ini, tapi untunglah walau diawal sempat menolak dan
menawarkan uang tapi akhirnya suster Evi mau juga ikut, kalau ane sih
mending minta uang aje, secara dr.Anton suami suster Evi orang kaya,
dasar si Babeh ga bisa liat pantat bulat dikit.
.
"masa disini..!" protes suster Evi, ketika Babeh mengajaknya masuk kekamar mayat.
.
"yah sus, masa takut ama mayat, disini paling aman, ga akan ada orang
laen, emang mau nambah makin banyak orang tahu.." kata si Babeh, untuk
kali ini ane akuin kalo jurus ngeles si Babeh ini udah nyampe level
sopir bajaj.
.
Akhirnya kami berempat masuk kekamar mayat.
"cuci dulu memeklu disitu, geli gua bekas pejuh si Paul..." kata si
Babeh, sambil menunjuk pojokan tempat biasa mandiin mayat dan sepertinya
suster Evi juga sudah tidak mau banyak cakap lagi, ia melepas semua
pakaiannya hingga bugil, lalu mengambil selang air, dan membasuh
memeknya, gila ane langsung konak ngeliatnya.
.
"sekarang mau gimana satu-satu, atau sekaligus..!" ujar suster Evi
menantang, sambil naik ke meja keramik yang biasa dipakai mandiin mayat
dan dengan cueknya duduk diatas meja itu.
"eh kupret ngapain masih pada bengong, udah kerjain sono..." kata si
Babeh, lah aneh nya keluar lagi nih aki-aki, tadi dia yang ngebet
banget, tapi bodo amat lah, seperti satu hati, ane si Tomtom langsung
melucuti pakaian ane, dan menyerbu suster Evi.
.
Suster Evi ane baringkan teletang, Tomtom langsung menyerbu
selangkangkannya, Ane sendiri berbaring disamping suster Evi, melumat
bibirnya sambil remes-remes toketnya, suster Evi membalas lumatan bibir
ane, adu lidah dan saling transfer liur, puas saling kulum ane ganti
sasaran ke kedua toketnya yang bulat, ane emutin pentil,
"akhh..eakh..akh.." suara desahan keluar dari mulut suster, ane juga
ngerasa kontol ane diremes-remes, "akh..terus.. Akh.." suster Evi
merintih, sambil mulai ngocokin kontol ane, sementara si Tomtom terus
asik ngejilatin memeknya.
Ane udah konak berat, segera ane bangun trus kangkangin suster Evi, sambil sodorin kontol ane kemulut mungil suster amoy ini.
.
Dia julurin lidahnya, jilat-jilat ujungnya, akh ane merinding keenakan,
apalagi pas tangan-tangan mungil nan halus itu ikut mijitin kedua biji
kembar ane "akh ea sus.. Akh enak banget akh..." guman ane ke'enakan,
sementara si Tomtom juga udah mulai masukin ujung kontie nya kememek
suster ayu, yang super tembem itu, kontol ane juga diemut-emut dalam
mulut suster Evi.
.
"enak banget juk.. Akhh peret banget memeknya.." ujar si Tomtom sambil
mempercet sodokannya dimemek suster Evi, yang tak ayal membuat tubuhnya
bergerak-gerak, otomatis ane juga keenakan karena goncangan dimulutnya.
.
Sedang asik-asiknya tiba-tiba sibabeh melakukan intercept, "woy, berenti dulu gua juga mau.." ujarnya,
dan raut kekecewaan langsung menghias muka ane, tomtom dan juga suster evi yang tampaknya sudah dalam birahi..
.
"GILAAA..gede banget beh.." teriak ane ketika ngeliat kontol si babeh
yang ukurannya segede botol bir, suster Evi yang lagi telentangpun
beringsut duduk, dengan mimik wajah ketakutan, jujur ane juga ga tega
memek mungil suster Evi dimasukin botol segede gitu, dan yang pasti kalo
ane kebagian sisanya bakal los kontie ane..
.
"ayo nungging..." bentak si Babeh..
.
"ga mau, besar sekali itu.." jawab Suster Evi, sambil menggelengkan kepala.
.
"Ahh..banyak omong lu.." kata siBabeh tidak sabaran dan menarik kedua
kaki Suster Evi, kontan sisuster kembali telentang, "pegangin juk
tangannya.." katanya, dan ane pun langsung megangin tangannya.
"balikin.." kini tubuh suster Evi tengkurap, dan sibabeh dengan kasar
mendorong kedua kakinya, hingga kini posisi suster Evi jadi nungging.
.
Kedua tangan si Babeh membuka belahan pantat suster Evi, lalu langsung
menjilati nya. Sementara suster Evi sendiri masih meronta berusaha
melepaskan diri, "lah elu ngapa bengong tom, pegangin badannya sambil
remesin teteknya.." kata si Babeh ketika proses jilatannya dilubang
pantat suster Evi, mengalami kesulitan karena suster Evi yang tak
berhenti bergerak..
.
Dan dengan sigap si Tomtom pun memegang punggung suster Evi, sambil satu
tangan meremasi teteknya, siBabe kembali melanjutkan aktifitas nya,
selang beberapa menit ane ngerasa gerakan suster Evi sudah berubah dari
meronta jadi menggelinjang, seperti kembali bernafsu, ketika ane
perhatikan ternyata si Babeh tak hanya menjilati lubang dubur, tapi
tangan nya juga merojoki memek si suster.
Melihat situasi yang kondusif ane memutuskan untuk melepaskan pegangan
tangan suster Evi, dan mengambil posisi duduk tepat didepannya. Dan
dugaan ane tepat suster Evi lagi terangsang hebat. Kontol ane langsung
dicaplok nya... "akhhh... Enak banget..." sementara si Tomtom juga sudah
menyodorkan kepalanya dibawah suster dan mulai menyedot pentil susunya.
.
Cukup lama kami dalam posisi itu, sampai akhirnya si Babeh memberi kode
lewat pandangan mata, agar aku kembali memegangi suster Evi..
.
Entah karena nafsu atau memang sudah pasrah, suster Evi diam saja ketika
ujung kontol si Babeh yang super besar itu mulai menekan-nekan lubang
pantat nya..
.
"rapet banget susah,.." guman sibabeh, dan dasar si babeh jorok, dengan
santainya dia ngambil sabun bekas mandiin mayat yang tergeletak disitu,
disemprotnya kontol besarnya dengan air dari selang, lalu digosoknya
sabun itu dikontolnya, tak hanya itu sabun yang sudah berbusa banyak itu
juga ditempel dan digosok-gosokan dilubang anus suster Evi.
.
Sambil duduk didepan muka suster Evi, menikmati pijatan mulutnya
dikontol ane, kembali ane pegangin bahunya, dan si Babeh kembali mencoba
menjebol anus suster Evi, dengan kontol yang sudah penuh busa itu,
sekali, duakali masih meleset, untunglah yang ketiga berhasil, kalo
gagal bisa-bisa kembali lagi kelevel 1.
"akhh..sakiiittt, akhhh,..ampuun..akh..akh.." teriak suster Evi
kesakitan, namun si Babeh terus membenamkan kontolnya sampai ambles..
"akhhh..aduh,.aduuh...aduuh.." kali ini giliran ane yang teriak.
.
"kenapa jadi gantian lu yang tereak..?" tanya si Babeh..
.
"haduh..lepas..lepas sakiitt.. Kontol ane digigit.. Aduh.." teriak ane
sambil melupakan pegangan ane dipundak suster Evi, dan tangan ane
menampar-nampar pipi suster Evi agar melepaskan kontol ane, rupanya
untuk menahan sakit ia mengatupkan gigi, dan kontol ane berada ditempat
dan waktu yang tidak tepat.
Untunglah suster Evi segera membuka mulut dan ane segera mengamankan
perabotan paling berharga ane itu, dan disinilah rasa kesetiakawanan itu
terlihat, ketika dua teman seperjuangan ane itu justru malah tertawa
terbahak-bahak, dan semakin menjadi ironi ketika suster Evi juga turut
tertawa.. "maaf.. Habis sakiitt banget.." katanya dengan nada manja,
yang langsung membuat ane luluh.
.
Kali ini ane dan Tomtom berada disisi kiri dan kanan memegangi suster
Evi, sementara si Babeh mulai bergerak memompa kontol nya di anus suster
cantik itu.
" aduuh..aduhh.. Udah aduhh akh.. Akh sakit.." rintih suster Evi sambil
bergerak, dia ga sadar justru gerakannya malah bikin si Babeh ke
enakan..
" udah tanggung sus, dah jebol ini, tar juga enak.." kata si Babeh dengan cueknya dan terus ngentotin pantat suster Evi,
" akh.. Akh.. Eargh.. Akh..pelaan..pelan..akh,.." Suster Evi terus
merintih, sementara si Babeh mulai intens bergerak dengan kecepatan
teratur..
"akh..ah.. Gila.. Enak banget.. Akh.." guman si Babeh keenakan, dan
sepertinya suster Evi pun mulai keenakan, "akh..eakh..." desahnya, ane
dan tomtom berbagi saling satu meremasi kedua gunung kembarnya yang
menggantung.
.
"akh..akh..akh.." suara suster Evi mendesah tiada henti dan Babeh pun tampaknya mulai mempercepat gerakan nya..
"gimana sus, enak ga bol luh gua entot.. Ah..ah.." tanya si Babeh, sambil terus mempercepat gerakannya..
" iya.. Ah..ah.. Sakiit ah..ah.. Enak.. Besar..akh.. Akh..." suara
suster Evi tidak jelas, dan Babeh sendiri terus bergerak semakin cepat,
"akhh.. Gua ga kuuatt.. Akhh.." teriaknya, dan ia mengejang dengan tubuh
bergidik, kami semua terdiam sejenak, sampai akhirnya si Babeh
mengeluarkan kontolnya dari anus Suster Evi, dan meninggalkan lubang
bulat menganga di anus suster cantik itu.
Tak mau membuang kesempatan, ane langsung membalik tubuh suster Evi menjadi kembali tidur telentang..
.
Ane langsung masukin kontol ane kememek suster Evi yang udah becek banget itu, karena ane nafsu banget dari tadi.
Sementara si Tomtom minta disepongin sama suster Evi, suster Evi kembali
merintih, menggeliat dan mendesah menikmati dua batang kontol yang
sedang menghujami tubuhnya.
.
Sekitar 15menit kemudian ane ngerasa denyut-denyut didinding memek
suster Evi, dan tak lama kemudian memeknya terasa banjir dia mencapai
orgasme, bersamaan dengan si Tomtom yang juga ngecret diwajahnya.
Ane mempercepat gerakan ane, dan akhirnya ane pun ga kuat, dan crot dimemek suster Evi yang tembem itu.
.
Ane terkapar tak berdaya, si Babeh tampak udah ngaceng lagi di mendekati
suster Evi, sambil memegang kontolnya yang segede botol itu.
.
Tapi seperti kata pepatah, malang tak dapat ditolak untung tak dapat
diraih, beberapa centi lagi ia sampai ke suster Evi, pintu dibuka orang.
.
"what are you doing... Apa-apaan ini.." bentak dokter bule bernama Fahey itu, dokter forensik penguasa kamar mayat ini.
.
"sangat memalukan.." katanya, kami semua diam. Babeh mungkin senior tapi
tetap aje dokter punya level lebih tinggi dirumah sakit ini.
.
"kalian akan mendapat masalah jika saya laporkan ini.." katanya.
.
"tolonglah dok kami hanya senang-senang.." kata Babeh.
.
"senang-senang ehm.." dr.Fahey berguman, dan memandangi kami satu
persatu, yang aneh tak sekalipun dia memandang suster Evi, cuma orang ga
normal yang ga tertarik sama suster..
.
"well.. Saya tidak akan laporkan, asal saya juga bisa ikut senang- senang.. Kalian bertiga keluar.. Babeh tetap disini..
.
Ane, Tomtom dan suster Evi emang berdiri bertiga, tanpa banyak bicara
kami langsung berpakaian bahkan suster Evi sampai lupa menyeka wajah dan
memeknya yang penuh sperma.
.
"mau ngapain ya si bule sama Babeh..?" tanya si Tomtom, kami bertiga
saling pandang, dan seakan sehati, kami naek kebangku panjang untuk
mengintip kedalam, melalui celah kaca diatas.
.
Kami bisa melihat jelas kejadian didalam, si dokter bule bercakap-cakap
dengan babeh, lalu melepas celana nya dan naik ketempat tadi kami
ngerjain suster Evi, si babeh menyusul naik dan memposisikan diri
seperti tadi saat dia ngerjain suster Evi, namun kali ini pantat
dr.Fahey yang dihadapannya.
.
Kembali kami bertatapan dan kembali kami satu hati untuk segera pergi,
samar-samar terdengar teriakan si bule "oh yes..fill..my.. Ass..!!!"
.
Selesai
10th SIN : Awake
.
(Liana stories)
.
Mama masih terdiam, tak memberi jawaban atas pertanyaanku, dan pria tua
renta itu terus saja berguman tentang hal yang tak kumengerti, tak lama
kemudian seorang perempuan paruhbaya yang usianya sedikit lebih tua dari
mama datang, ia berkata pada pria tua itu akan membereskan semua, pria
tua itu pergi sambil terlebih dahulu mengancam mama untuk tidak
macam-macam, wanita tua yang bernama Anie itu juga menyuruh mama untuk
menunggu dan mengatakan bahwa ia yang akan menjelaskan semua kepadaku.
Aku lalu dibawa kesebuah kamar dan suster Evi juga turut menemani, tante
Anie menjelaskan tentang silsilah keluarga Jia dan Ming, juga tentang
perbudakan yang abadi ini.
.
"aku sungguh tidak mengerti, bagaimana bisa ada hal semacam ini bisa
turun temurun, lintas generasi, sampai kapan keturunan keluarga Jia
harus menjadi budak keluarga Ming..?" tanyaku.
.
"Semua berawal di ribuan tahun lalu, dimana tiongkok masih berbentuk kerjaan. Dan dinasti Ming yang memerintah..!" jelasnya.
.
"jadi keluarga Ming keturunan raja, lalu keluarga Jia..?" tanyaku.
.
"di jaman dahulu, dikerajaan ada yang namanya dayang. Salah satu anak
gadis keluarga Jia ada yang menjadi dayang kesayangan permaisuri,
namanya Jia-er, Selain pandai dan rajin, Jia-er juga sangat cantik,
bahkan ketika anaknya sang putera mahkota menyukai Jia-er, permaisuri
pun tidak melarangnya.. Namun tanpa sepengetahuan Permaisuri, Jia-er
juga disukai oleh Raja, dan sering kali ditiduri oleh Raja.
.
Yang namanya kebusukan lama-lama tercium juga, begitu juga skandal
Jia-er dan Raja, permaisuri dan pangeran. murka dan ingin menghukum
pancung seluruh keluarga Jia, namun Raja memberi pengampunan dengan
syarat, di setiap satu keluarga Jia harus menyerahkan seorang anak gadis
nya ketika berusia 13tahun, untuk jadi budak Permaisuri. Jika lalai
seluruh keluarganya akan dibantai.. Dan permaisuri yang sangat membenci
keluarga Jia, selalu mengirimkan gadis-gadis itu kerumah bordil.."
.
"bukankah dinasty Ming, runtuh oleh Han, kenapa perbudakan itu terus berlanjut..?" tanya suster Evi.
.
"Ming mungkin tidak memiliki kerajaan, tapi kekuasaan dan pengikutnya
tetap tak berubah, Ming mulai menguasai perdagangan, jalur sutera dan
pelayaran, dan tetap memperbudak keluarga Jia, untuk memuluskan
rencananya.." lanjut tante Anie.
.
"lalu lambang illuminati yang banyak terpampang dilukisan-lukisan dirumah ini..?"tanya suster Evi lagi.
.
"dunia sudah berubah, tapi selalu ada kekuatan besar yang mengontrolnya,
keluarga Ming sangat berpengaruh di Asia, namun dunia tidak hanya Asia,
untuk itulah mereka bergabung dengan Freemason yang bisa membantu
penyebaran kekuasaan mereka didunia barat, dan sebagai imbal balik,
keluarga Ming akan membantu memuluskan kepentingan Illuminati di asia.."
jelas tante Anie.
.
"kamu jangan berpikir macam-macam tentang mama kamu, kendati kamu anak
angkat, dia sangat menyayangi kamu, tante sudah kenal lama dengan
mamamu.." ujar tante Anie sambil membelai bahuku.
.
"jadi benar aku bukan anak kandung mama..?''tanyaku,
.
"disetiap keluarga Jia anggota keluarganya pasti ada yang mempunyai tanda lahir.."jawab tante Anie.
.
"tanda lahir..?" tanyaku
.
"ya garis-garis urat punggung yang berbeda..., dan untuk memastikan
bahwa mamamu tidak berbohong aku minta kau melepas bajumu agar aku bisa
memeriksanya..!" ujarnya.
.
Garis urat yang berbeda, aneh sekali, kubuka bajuku, perempuan tua itu
berpindah kebelakangku, dan menyentuh punggungku, merabainya dengan
tangannya..
"hmmm...kau memang bukan keluarga Jia..." gumannya..
~~
.
"jika memang sejak awal mama memungut aku, untuk mengantikan ci Fany,
kenapa memeberitahukan kebenaran kepada mereka..?" tanyaku, pada mama
saat kami sudah didalam taksi menuju rumah sakit..
.
"karena jika mereka mengetahuinya terlebih dahulu, maka mereka akan membunuh Fany..!" jawab mama
.
"dan sekarang setelah mengetahuinya, mereka akan memperbudak cici.."
.
"mereka memang sudah mengetahui nya, karena sejak awal cici mu lah yang
mereka incar..yang terpenting sekarang mereka sudah tahu dan mereka
pasti akan segera menyembuhkan Fany, karena mereka mempunyai kemampuan
untuk itu..!" jelas mama, seolah tanpa beban, padahal aku saja tidak
sanggup membayangkan, jika ci Fany harus menjalani hidupnya sebagai
budak dan dimanfaatkan untuk kepentingan keluarga Ming.
.
"kasian cici.." gumanku.
.
"sudahlah, jangan pikir macam-macam, yang terpenting fany bisa sadar
dulu,..kamu turun disini, pulang dan tidur, biar mama yang kerumah
sakit.."ujar mama, dan meminta sopir taksi untuk menepi, dan akupun
menurut saja, karena aku sendiri bingung entah apa yang harus kulakuan,
apakah ci fany tahu kalau aku cuma adik tiri, apakah nanti dia akan
menyesal jika adik yang selama ini dibela nya, dan yang membuat dia
harus kerja keras, ternyata cuma adik tiri, apakah nanti setelah ci Fany
siuman dan mengetahui aku bukan adik kandungnya dia tidak akan sayang
lagi padaku.
Dan perlakuan mama selama ini padaku, apakah karena aku anak pungut, aku
benar-benar merasa sangat bersalah, mengingat kelakuanku dimasa lalu,
aku begitu tak tahu diri menyusahkan keluarga yang telah membesarkanku.
.
"hey, jalan sambil melamun..dari tadi dipanggil-panggil diam saja,." suara seorang Pria sambil menepuk bahuku,
"oh pakTatang.." gumanku sedikit kaget, pak Tatang adalah sopir Pak Wicaksana.
.
"maaf non, Bapak mau ketemu, beliau sedang menunggu dimobil.." ujarnya.
.
"baiklah.."jawabku dan mengikuti langkah pak Tatang, menuju depan gang, dimana mobil pak Wicaksana menunggu.
.
"apa kabar Lian..?" tanyanya, ketika aku sudah didalam mobil.
.
"baik pak.." jawabku..
.
"tidak keberatankan jika kita berbicara sambil mobilnya berjalan.?" tanya nya, dan kujawab dengan anggukan
"jalan pak.." ucapnya lagi memerintahkan sopirnya untuk jalan.
.
"kamu tidak diperintahkan untuk mendekati Mario lagi..?tanya nya lagi,
memang sudah beberapa hari ini aku tidak datang kerumah Mario,
"kamu tahu kenapa.?"tanyanya lagi tanpa menunggu jawabanku.
.
"engga tahu pak!" jawabku. Memang aku ga tahu, tapi mungkin karena aku
bukan keluarga Jia, atau hal lain, tapi aku memutuskan untuk tidak
menceritakan hal ini.
.
"proyek yang mereka incar dibatalkan, dan kini bahkan mereka sudah
memberikan file bukti korupsi seperti yang kamu miliki dulu ke KPK.
Tinggal menunggu waktu saja, nama saya akan muncul disurat kabar sebagai
tersangka korupsi.." ujar pak Wicaksana, ia menarik nafas sebentar,
raut kecemasan tergores jelas diwajahnya.
"saya butuh bantuan kamu.." lanjutnya.
.
"bantuan apa.?" tanyaku.
.
"sayalah yang menjadi penyebab dibatalkannya mega proyek ini, saya yakin
mereka juga akan mengincar Mario untuk balas dendam kepada saya.. Saya
butuh bantuan kamu, untuk membawa pergi Mario, pergilah ketempat yang
jauh dinegeri ini, saya sudah siapkan semua, uang, dan segala nya, kamu
bawa juga kakak dan ibumu.." ujarnya..
.
"apakah mereka tidak akan mengetahuinya..?" tanyaku, mungkin ide ini bisa menolong mama dan ci Fany.
"mereka tidak pernah tertarik dengan hal-hal yang tidak memberi
keuntungan pada mereka, semakin jauh kepelosok kalian pergi, maka
semakin aman kalian dari mereka.." jelasnya."aku yakin jika kamu yang
membujuk Mario mau.. Jadi tolonglah bantu saya, dan kamu juga membantu
kamu dan keluargamu, karena bukan tidak mungkin dilain hari, mereka akan
memberimu tugas lain lagi.." pak wicaksana berkata membujukku, tapi apa
yang dikatakannya mungkin ada benarnya juga.
.
"saya tidak tahu pak, apakah mama mau apalagi kondisi kakak saya juga masih koma.." ujarku.
.
"tolong diusahakan dulu,!" pintanya.
.
"saya akan mencobanya.." jawabku.
Setelah menjelaskan maksudnya menemuiku dan juga mendapat jawaban, aku kembali diantar pulang.
Ketika tiba dirumah, aku dapat sms dari mama untuk segera kerumah sakit.
.
=============
.
(Stefany stories)
.
Aku merasakan tubuhku diguncang dan ada benda dingin menempel dileherku..
"bangun..hey bangun..." suara seorang pria dan gerakan kasar
mengoyang-goyang tubuhku, ketika aku membuka mata, seorang pria bertubuh
hitam besar berdiri disampingku, sementara seorang lagi yang
berperawakan agak muda, sedang menempelkan sebilah golok dileherku.
"cepat bangun, pakai baju, dan ikuti kami.." ucapnya membentak memberi perintah.
Kupakai baju seadanya dan segera bangkit mengikuti, apalagi yang terjadi ini.
.
"awwrh.." aku tak kuasa menahan kaget, mayat-mayat bergelimpang, bahkan beberapa ada yang kepalanya putus..
"diam..! Cepat Jalan..!" bentak pria besar itu, mendorong tubuhku berjalan, melangkahi mayat-mayat abk dikapal ini.
.
"cepat, atau mau kulempar kedasar laut.." kembali pria itu memaki,
ketika sampai diujung kapal, aku tahu dia ingin aku naik kesisi kapal,
dan menyeberang ke kapal yang ada disebelah, menggunakan selembar papan
sebagai jembatan.
Mengerikan sekali, tapi aku mencobanya juga, karena sipria itu mendorong-dorong tubuhku dengan senjata.
.
Jaraknya tidak jauh, melintasi papan tipis diatas laut, benar-benar
mendebarkan, sementara di ujung sana orang-orang tampak begitu lincah
bergerak, memindahkan barang-barang dari kapal yang kunaiki tadi,
kekapal mereka, mungkin mereka perompak.
.
"tuan, lihatlah, harta lain yang tak kalah mulus dari keramik dan guci
yang rampok.." ujar pria besar itu, kepada pria tua yang duduk diatas
geladak kapal,.
.
"hahaha.. Bonso kau memang anak buah yang paling bisa diandalkan, bawa
dia keruanganku, sudah lama aku ingin mencicipi, kenikmatan wanita
berkulit kuning yang tersohor itu.. Hahaha.." ujar Pria itu.
"siap kapten..." jawab si Pria besar yang dipanggil Bonso itu, ternyata pria tua itu kapten dari kapal perompak ini.
.
Aku dibawa masuk kebagian dalam kapal ini, sama seperti kapal yang tadi,
kali ini pun kondisinya tak kalah berantakan, lagi-lagi aku dilemparkan
masuk dan dikunci didalam sebuah kamar, namun tidak seperti kamar yang
tadi.
Kamar dikapal ini lebih bersih dan terdapat ranjang, cermin juga meja
yang penuh dengan deretan botol-botol yang berjejer, kuambil salah satu
botol itu tidak perduli isinya apa, tenggorokanku sudah sangat kering.
"akhhh.." rasanya begitu pahit, namun terasa hangat diseluruh tubuh, dan
pandanganku juga jadi terasa sedikit jelas, lumayan juga efek dari
minuman keras ini, aku bisa sedikit berfikir lebih jernih untuk
menganalisa kondisi yang ku alami saat ini.
.
Aku sudah dapat memperkirakan, bahwa sekarang aku berada dalam kapal
perompak, dan mereka menghabisi semua awak kapal tadi, apakah mereka
akan menghabisiku, sebersit ketakutan menghantuiku, tidak aku tidak
boleh menyerah, aku harus memberikan alasan agar mereka tidak
membunuhku, aku harus menunjukan kalau aku berguna untuk mereka, dan aku
tahu aku punya senjata untuk itu, tubuhku.
.
Suara terompet dan riuh rendah gemuruh teriakan orang-orang menyertai
kapal yang mulai bergerak.. Selang beberapa saat si Pria tua yang
merupakan kapten kapal memasuki kamar. Aku diam duduk ditepi ranjang,
membalas tatapan tajam matanya.
.
"ehm..mempunyai keberanian.." katanya sambil mencengkram kuat daguku,
dan mengangkat hingga aku turut bangkit berdiri. Ia terus mencengkram
daguku, mendekatkan mulutku ke wajahnya yang brewokan itu, dan sekejap
ia sudah melumat bibirku, pegangan kerasnya didaguku membuatku kesulitan
untuk membalas ciumannya, kugerakan kedua tanganku kebahu nya dan
kugenggan bahunya, memberi isyarat aku tak menolak kulumannya, dan
berhasil ia melepas cengkraman didaguku, dan kini aku menjadi semakin
leluasa membalas kulumannya, lidah kami menjadi saling bertautan, dan
iapun menaruh tangannya diatas kedua bulatan kembar didadaku,
meremasnya, dan terus meremas sambil menikmati kehangatan pertautan
lidah kami.
.
"wow..ternyata kau cukup liar..!" ucapnya sambil mendorong tubuhku.
"siapa kau, dan kenapa kau bisa ada dikapal itu..?tanyanya.
.
"saya hanya seorang pelacur yang dibawa untuk memuaskan nafsu, dan
karena sekarang saya berada dikapal Tuan, maka sekarang saya adalah
pelacur dari anda..." kataku, sambil menatap matanya.
.
"hahahaha...baiklah pelacur, apakah kau yakin dapat memuaskanku.?"
.
"aku tidak akan mengecewakan anda kapten.." ucapku sambil menarik dua
tali pengikat gaun dibahu, dan gaun yang kupakai langsung melorot
kebawah, tubuh telanjangku, langsung terekspos jelas dihadapan pria
paruh baya, dengan rambut panjang dan kulit hitam ini, kapten dari kapal
perompak ini.
.
"mulus sekali tubuhmu pelacur.." ujarnya sambil memutariku, "bokong yang sekal." lanjutnya sambil meremas pantatku.
.
Ia bergerak kesamping, dengan satu tangannya yang kasar terus menempel
menyusuri tubuhku, dan ketika kembali berhadapan, kini ia menggunakan
kedua tangannya untuk meremasi, dan sesekali menarik puting susuku,
kupejam mata "akhhhh'' dan sedikit mendesah seolah aku menikmati ketika
tangannya mengerjai payudaraku.
.
"akh.. kau menikmati ketika dipermainkan seperti ini.. pelacur..?" tanyanya.
.
"iyaah..akh.." jawabku, mendesah..
.
"hahaha..ternyata pelacur kulit kuning begitu mudah dirangsang" ucapnya
sambil tertawa, "bagaimana kalau kusentuh disini..?" lanjutnya lagi
sambil memindahkan satu tangannya dari dadaku dan menyusuri perutku,
lalu berhenti tepat diselangkanganku, jemarinya bergerak menyusuri
belahan diantara selangkanganku itu..
.
"auggh..akh..akh.." aku mendesah dan mengelinjang ketika jemarinya
menembus celahku, dan bermain disana, mengaduk-aduk lendir yang mulai
membasah didalam sana.
.
"akh..ah..ah.." desahku dengan mata terpejam dan kedua tangan bertumpu
dibahunya.. "hahahaha...nikmati ini manis..becek sekali
memekmu..haha..biarkan jariku mengerjaimu." ujarnya sambil terus
bergerak dan membuatku terlonjak.
.
Dikerjai dengan jari dalam posisi berdiri sungguh membuatku sulit
mengatur kesimbangan, dan tanpa sadar tubuhku sudah semakin menempel
dengannya, "akh..akhhh..eakhghh akh.." aku terus mendesah, apalagi kini
dua jarinya sudah masuk keliang kelaminku, dan bergerak.. Menyodok
keluar masuk,..
.
"Eakh,..akh..eakh.."
.
"nikmatilah pelacur, mendesahlah jangan ditahan..tunjukan betapa
binalnya kau ini.." ujarnya ditelingaku, karena kini posisi kami sudah
benar-benar berpelukan.
.

.
Ia semakin mempercepat gerakannya, dan mulutnya juga mulai menciumi
leherku, menjilatinya terus keatas hingga kekuping, dan aku semakin tak
tahan ketika jemarinya mengocok memekku dan ujung lidahnya menjilati
kupingku...
.
"aukh..ahhh..akh..akh...aku..gaa..akh..gakuatttt.. ahh..." teriakku
bersamaan dengan sensasi nikmat orgasme yang kudapat, aku memeluk nya
erat, sementara tangannya masih tetap terselip dijepitan memekku.
Perlahan ia menarik jemarinya dari kemaluanku, dan menyodorkan jemari
yang penuh cairan memekku itu kemulutku, aroma memek menyertai cairan
itu, aku membuka mulutku, membiarkan jemari itu masuk, ku hisap dan
kujilati cairan yang menempel dijemari itu hingga bersih..
"hahahaha.. Benar-benar pelacur..." ucapnya kutatap matanya, dan
kutunjukan gerakan lidahku menjilati pinggir bibirku, lalu aku langsung
berjongkok dikakinya, dan melepas celananya, kontol yang hitam dan besar
penuh urat itu langsung tegak mengacung kedepan wajahku.
"besar sekali..." ucapku sambil memegang batangnya.."keras.." ucapku lagi.
.
"hahaha..dasar pelacur...ga bisa lihat kontol gede.." ujarnya..
.
Kugenggam batang itu dengan kedua tanganku dan hanya menyisakan ujungnya
saja, kuremas erat, dan kujulurkan lidahku untuk menjilat cairan yang
muncul diujung lubang kencing nya..
"ehmmm..." ia menggeram ketika ujung lidahku menyentuh lembut ujung kontolnya.
.
Aku gerakan lidahku berputar ujung kontol nya, sambil kedua tanganku tetap menggenggam batangnya yang besar itu,..
"akh..eakh..akh.." erang pria paruhbaya kapten dari kapal perompak ini..
Setelah kepala kontolnya basah semua terkena jilatanku, kulepaskan
genggamanku, kini kedua tanganku menggenggam pahanya, kubuka mulutku
selebar mungkin, dan kumasukan kontol berukuran besar dan panjang itu
kedalam mulut, ternyata hanya muat sedikit saja, dan itupun sudah
membuat rahangku sakit.
.
Kepalaku mulai bergerak maju mundur, mengeluarmasukan batang itu,
"akh..yeah,akh terus akh..akh.." suara geramannya sambil tangannya
memegang kepalaku, dan menjambaki rambutku... Ukuran kontolnya terlalu
besar untuk mulutku, rahangku sangat sakit sekali, untunglah tak lama
kemudian ia menarik tubuhku, walau kemudian dengan kasarnya mendorongku
hingga jatuh telentang diranjang..
.
"sekarang giliran memekmu merasakan kontolku.." ujarnya sambil berdiri
diantara kakiku yang ditekuknya, ia memegang kontolnya, mengocok-ngocok
dengan tangannya dan menempatkannya dibibir memekku.
.
"rasakan ini.." ujarnya sambil mendorong kontolnya untuk menembus,
lubang memekku, beberapa kali gagal, karena seperti mulutku tadi,
rupanya lubang memek ku juga terlalu kecil untuk kontolnya.
.
"hah.." ia mendengus kesal, dan dengan kasar tangannya masuk kedalam memekku.
.
"akh..sakit..akh.. Hentikan..sakit..." teriakku sambil meronta. Ketika jemari kasar itu menguak lubang kelaminku.
.
"diam..pelacur.!!" bentaknya sambil menekan lebih kuat tangannya dimemekku..
.
"akh..sakit..aduuh.,.." namun dia tidak peduli dengan rintihanku, ia
terus mengaduk lubang memekku dengan tangannya, perih sekali.
.
Aku sedikit lega ketika ia mencabut tangannya, namun aku tahu kalau itu
hanya sesaat, karena ia kembali menempelkan ujung kontolnya yang besar
itu, dan mengesek-gesekannya dibibir kemaluanku, "akkhhhhhh waaaaaa..."
aku berteriak keras ketika batang itu menyeruak masuk kedalam lubang
memekku, sakit sekali rasanya seperti robek memekku, ini lebih sakit
dari diperawani pertama kali..
.
"hahaha..rasakan pelacur..robek memekmu..." ujarnya seolah begitu menikmati rintihan kesakitanku.
Tanpa memberi jeda dengan kasarnya ia langsung bergerak maju mundur, mengentotiku dengan kontol besarnya.
"akh..akh..ampuun..akh..ahh..ampuuunn..sakitt..sak iit..
Ah..aduuh..akh.." aku terus meronta dan merintih namun ia seolah sangat
menikmatinya, melihatku yang merintih kesakitan, kini kedua tangannya
juga tak tinggal diam meremasi kedua payudaraku..
.
Cairan birahi yang mulai mebasahi rongga dalam memekku, sedikit
mengurangi sakitku, karena menjadi pelumas buat pergerakan kontol besar
itu.
.
"bagaimana kau bisa menjadi pelacurku, jika tak sanggup menerima kontolku.."ujarnya diantara desahan nafas yang berat..
.
"akuu..ah..ah..aku..kuatt...aku bisaa.. Akh.." rintihku, berusaha
menunjukan aku mampu mampu mengimbanginya, kupaksakan untuk sesekali
bergoyang menyambut setiap sodokannya..
"yeah..yah..bagus..yah..seperti..itu.. Akh..akh..terus goyang akh..." ia berkata sambil terus mempercepat gerakan..
"ahk..akh...enak..banget... memek kulit kuning... Ah..ah..ah..." ia
terus berkata dan gerakan nya semakin menunjukan tanda-tanda akan sampai
pada puncaknya...
.
Ia membungkukkan dirinya, tangannya yang tadi mencengkram payudaraku,
kini berpindah keleherku.. "ehmmphhh..." aku langsung merasa sesak
nafas.. Ia masih terus bergerak, nafasnya semakin terasa memburu,
sementara aku merasa nafasku semakin hilang, dan semakin tidak bisa
merasakan gesekan kontolnya dimemekku..
"akhhhhh...." aku masih sempat mendengar samar teriakan orgasmenya,
bersamaan dengan kurasakan cekikan yang semakin kuat dileherku,
pandanganku perlahan menjadi gelap, rasa dingin menyelusup sekujur
tubuhku, dan akhirnya hening tanpa ada suara, hanya gelap...
~~~
"bip..bip..bip..bip.." suara yang terdengar ditelingaku, aku merasakan
hangat disekujur tubuhku, telingaku mulai menangkap berbagai macam
suara.. Tapi aku masih sulit untuk membuka mata.. "jangan
dipaksakan..pelan...pelan.." suara seorang pria, memberitahuku,
kukedip-kedipkan pelan mataku, aku mulai bisa merasakan cahaya menembus
kelopak mataku...
"akhh..." aku kembali menutup mata, sakit sekali rasanya terkena cahaya..
"coba sekali lagi, perlahan.." Ujar suara itu membimbing, kuikuti
anjurannya, masih terasa sakit tapi tidak seperti tadi, aku melihat
ruangan putih.. Kugerakan mataku kesamping ada beberapa orang berpakaian
jubah putih.. Kucoba menggerakan mata kesisi lain.. "mama..." ucapku
ketika melihat sosoknya, berdiri disisiku dan berusaha tersenyum
menatapku, walau jelas terlihat matanya berkaca-kaca..
.
"iya sayang..kamu sudah sadar sekarang.." ucapnya dengan suara parau dan wajah berlinang airmata.
Aku merasa begitu kangen dengan suaranya, seperti sudah lama sekali tidak mendengarnya.
.
.
===========
(suster Evi's stories)
.
"apakah tidak terlalu beresiko berbohong seperti itu, mungkin mudah
membohongi Lian tapi keluarga Ming pasti tidak percaya begitu saja,
mereka pasti akan melakukan tes DNA..?" tanyaku pada tante Anie, setelah
Lian dan Mama nya pergi. Aku tahu kalo tante Anie berbohong soal tanda
lahir itu.
.
"ya aku sudah memikirkan itu, dan itu jadi tugas kamu untuk mengurus
masalah tes Dna itu, dan juga memberi tanda pada vagina Fany.." jawab
tante Anie.
.
Aku memang sudah terlanjur menyayangi Lian, aku tidak ingin Lian menjadi
budak keluarga Ming, tapi aku juga tidak tega jika harus mengorbankan
Fany, benar-benar dilema buatku, andai saja bisa aku tidak ingin
terlibat semua ini, tapi aku tidak bisa menolak perintah tante Anie, dia
memegang rahasiaku...!
======
11th SIN : Escape Plan
===
.
(FANY STORIES)
.
Dua hari sudah aku tersadar, aku mulai dapat mengumpulkan
kepingan-kepingan memory yang bertebaran dan mulai merangkainya,
cerita-cerita dari Lian dan mama sangat membantuku dalam menggabungkan
semua kenangan itu, tentang mas Aldi dan juga tentang penelpon aneh yang
memberiku uang untuk suatu misi permainan.
.
"mah..kapan aku bisa pulang?" tanyaku sore itu, ketika mama sedang duduk disisiku, sambil membelai rambutku.
.
"dokter bilang dua hari lagi..!" jawabnya.
.
Ada satu hal yang mengganjal dipikiranku, yang begitu ingin kutanyakan
pada mama tentang mimpi yang kualami ketika koma, tentang keluarga Jia
yang harus menjadi budak keluarga Ming. Apakah itu hanya mimpi atau
kenyataan.
.
"mah..!"
.
"iya sayang..." jawabnya lembut.
Aku sedikit bingung untuk mencari kata yang pas,
"mah..ehmm..benarkah keluarga kita budak keluarga Ming..?" tanyaku.
.
"apa..!..kamu.. Darimana tahu hal ini..?"mama terlihat terkejut.
.
Melihat ekspresi mama yang begitu, hatiku langsung berdesir, aku sudah
bisa merasakan jika itu semua memang benar, jika semua kejadian yang
kualami ketika koma memang benar.
"ketika aku koma, aku seperti bermimpi, aku menjadi seorang anak
keluarga Jia, dan menjadi budak Keluarga Ming.." jelasku menjawab
pertanyaan mama.
.
"kenapa mama begitu terkejut, itu bukan hanya mimpikan mah?" tanyaku lagi.
Mama masih terdiam dan raut kebingungan tergores diwajahnya..
.
=============
(Mom's stories)
.
Aku tidak mengerti bagaimana bisa seorang yang sedang koma mengalami
kejadian yang selama ini sama sekali tidak pernah diketahuinya, apakah
ini takdir?.
.
Mungkin memang ini saatnya Fany tahu semua, wajahnya mendadak memucat
ketika mendengar penjelasanku, tetang dirinya yang harus menjadi
pengganti Lian, dan juga soal kenyataan bahwa sesungguhnya dia adalah
anak angkat.
.
"maafin mama sayang, mama bingung, tidak tahu lagi, mama menyayangimu
seperti anak sendiri.." ujarku dalam derai airmata, aku benar-benar
bingung, aku takut Fany mengira aku tidak menyayanginya, aku sayang Fany
seperti juga kepada Lian.
.
"mah..fany ngerti mah..justru Fany akan marah jika, mama memilih
Lian.."ujarnya, anakini benar-benar tabah, sejak kecil selalu melindungi
dan mengalah kepada Lian, aku tahu ucapannya itu tulus.
.
"maafkan mama sayang, kamu yang harus berkorban..jika bisa mama akan memilih mama yang menggantikan." ujarku sambil memeluknya.
.
"ini bukan berkorban mah, ini balas budi fany untuk mama, seandainya
fany juga anak kandungpun, Fany yang akan mengambil tanggung jawab ini,
fany ga mau Lian kenapa-kenapa.." kata-kata yang membuatku semakin
merasa sesak didada, aku tak mampu lagi berkata, hanya bisa memeluknya
semakin erat dalam dekapanku.
.
Aku semakin tidak rela menyerahkan Fany kepada mereka, apalagi Lian
dengan segala rencananya yang terus membujukku untuk lari, apakah
memang aku harus lari, aku hanya memiliki mereka berdua, aku juga tidak
yakin apakah niatku mengelabui mereka akan berhasil, sungguh sulit
untukku memilih.
.
Masih terbayang jelas di ingatanku kejadian 25tahun lalu, ketika kedua
orang tua, mengantarkanku kesebuah rumah besar berpagar tinggi, yang
menurutku sangat menyeramkan apalagi halamannya yang tampak tidak
terawat, dengan kolam yang penuh bunga teratai. mereka berpesan jangan
pernah melawan dan turuti semua kemauan orang-orang disana, aku saat itu
tidak mengerti apa yang mereka maksud, dan hanya menurut saja ketika
seorang perempuan tua membawaku kesebuah ruangan di bagian tengah
bangunan itu, dimana terdapat banyak kursi mengelilingi sebuah ranjang
berukuran besar yang diletakan ditengah-tengah ruangan itu.
.
"kamu tunggulah disitu bersama dia.."ujar perempuantua menunjuk sebuah
kursi disebelah gadis gemuk. Akupun menurut dan duduk disamping gadis
itu.
.
"marga Jia..?" tanyanya, setelah perempuan tua itu pergi.
.
" iyah.. Aku Wiwie.. Cici marga apa ?" jawabku sambil memperkenalkan diri,
.

(wiwie)
.
"Anie... Aku juga marga Jia, dan karena marga sialan itulah kita jadi
harus berada ditempat ini sekarang!" jawabnya pelan namun penuh amarah..
"masih perawan?." tanyanya lagi.
.
"Maksudnya..?" aku balik bertanya menegaskan maksud dari pertanyaan nya tadi.
.
"masih perawan atau tidak.. Pernah ngewe.?" tanyanya vulgar.
.

(Anie)
.
"tidak ci..aku belum pernah melakukan hal itu.." jawabku canggung.
"bruuuk.." suara pintu yang dibuka paksa mengalihkan perhatian kami.
"lepaskan...bajingan kalian..akh.. Lepaskan aku tidak mau.." teriak
seorang gadis sambil meronta, yang sedang diseret oleh seorang pria dan
diikuti oleh permpuan tua yang tadi mengantarkanku. Gadis itu
dilemparkan kedepan kami.
.
"berhentilah bertingkah bodoh, pikirkan keluargamu yang lain, kau ingin
pergi.. Pergilah dan kami akan membawa adikmu sebagai pengganti.." kata
perempuan tua itu mengancam.
.
"biadab kalian...!" teriak gadis itu sambil berusaha menerjang
siperempuan tua. Tapi dengan sigap ci Anie menahan tubuh gadis itu, dan
refleks aku juga turut membantu memegang gadis ini.
.
"kalian jaga dia.." ujar wanita itu pada kami, "dan kau, belajarlah pada
mereka yang bisa menerima takdirnya.." lanjut wanita itu sambil
menunjuk si Gadis yang tengah kami pegangi, lalu berlalu meninggalkan
kami bertiga terkunci diruangan ini.
.
"siapa nama kamu.?" tanyaku ketika ia tampak mulai bisa tenang.
.

.
(Linda)
.
"Linda.." jawabnya.
.
"aku wiwi, itu ci Anie.."
.
"aku takut wi..aku ga mau jadi pelacur..." ujarnya.
.
"jadi pelacur.." ulangku sambil menatap ci Anie.
.
"ya dan bukan hanya itu, kita juga jadi budak mereka, yang harus
menuruti semua perintah mereka..dan jangan berfikir untuk lari, karena
jika kita lari, mereka akan mengambil anggota keluarga kita yang lain
untuk menggantikan" jelas ci Anie.
.
Ditempat itu kami bertiga menunggu beberapa hari untuk ritual, selama
itu kami menjalani perawatan tubuh dan juga dipaksa untuk menyaksikan
adegan hubungan seks, dan mempelajari gaya-gayanya, namun sebagai gadis
yang belum pernah secara langsung melakukan hubungan intim, kami semua
sangat tegang, ketika saatnya tiba, tak terkecuali ci Anie, rumah ini
sudah penuhi oleh orang, mereka duduk dibangku-bangku yang berjejer itu,
seperti akan menyaksikan sebuah pertunjukan.
.
Kami berjalan beiringan, dengan tubuh hanya terbalut kimono tipis nan
trasparan, menuju hamparan kasur yang terletak ditengah-tengah ruangan
itu, diantara deretan kursi yang kini terisi oleh orang-orang yang
semuanya memandang kami.
.
Kami terdiam ketika seorang pria berdiri kedepan.
Pria itu berbicara dalam bahasa yang tidak kumengerti seperti memberi
sambutan, setelah selesai, jubah yang kami kenakan dilepas paksa, kini
kami bertiga berdiri bugil dihadapan banyak orang.
.
"kamu..!" pria yang tadi memberi sambutan menunjukku "kemarilah..!" perintahnya
.
Aku berjalan mendekatinya, ia menatapi tubuh bugilku,
"buka mulutmu.." perintahnya.
Aku membuka mulutku, ia memasukan jarinya, "hisaplah jariku..!"
.
Aku menghisap jemari pria tua itu, jemari yang bermain didalam mulutku,
"hahaha..pelacur yang penurut..." ujarnya, lalu menarik jemarinya dari
dalam mulutku, dan mendorong tubuhku ke tempat tidur.
.
"gendut..sekarang kamu kesini,..!" tunjuknya pada ci Anie.
.
"badanmu benar-benar seperti babi.." ujarnya ketika ci Anie mendekat..
Dan orang-orang yang sedang duduk menyaksikan kami turut tertawa, raut
kekesalan tergambar diwajah ci Anie.
.
"plak..plak.." pria itu menampar dua bulatan pantat Ci Anie dengan
sangat keras, lalu meremas keras kedua payudaranya.. "awwkhhhh..."
teriak ci Anie.
.
"babi sekarang kau jilati memek dia,."ujarnya memerintah.. Ci Anie
langsung mendekatiku yang terduduk ditempat tidur, "ci....!" seruku..
"sudah, diam saja, berbaringlah.." ujarnya, akupun menurut dan pasrah
ketika ci Anie menekuk kedua kakiku lalu menguakannya lebar agar dia
bisa menempatkan kepalanya didepan selangkanganku, "akhhh..."erangku
ketika merasakan hangatnya setuhan hangat berlendir lidahnya, dibibir
kemaluanku inilah pertamakali nya ada benda asing menyentuh memekku.."
akh..ci..akhhh.." aku takkuasa menerimanya rasanya sungguh geli, mataku
sampai terpejam berusaha menahan untuk tidak terlalu keras mengerang...
.
Disaat mataku terpejam menikmati jilatan lidah ci Anie dicelah
selangkanganku, aku merasakan ada sentuhan dipayudara kiriku dan kuluman
dipayudara kanan, kubuka mataku ternyata Linda yang sedang menjilati
dan meremasi kedua payudaraku.
.
Gairah birahi telah mulai berkecamuk didalam diriku, dan aku baru
menyadari ada seorang pria bugil yang sudah bergabung dengan kami,
ketika aku merasakan ada yang melumat bibirku, "ehmph..ehmph.." aku
kembali memejamkan mata dan membalas lumatan itu, aku sudah tak perduli
lagi, suara-suara riuh dari orang-orang itu, ini akan jadi persetubuhan
pertamaku dan aku akan menikmatinya.
.
Aku tidak merasakan lagi sentuhan dimemek dan juga payudaraku,
satu-satunya yang kurasakan sedang menyentuh dan merabai tubuhku
hanyalah tangan pria yang sedang berpagutan bibir denganku ini.
'emphhuaach..!" ia melepas kuluman dibibirku, kulirikan pandanganku
kesamping untuk melihat dimana kedua temanku, ternyata ci Anie kini
sedang dalam posisi nungging menjilati memek Linda, ekspresi Linda
sendiri terlihat begitu tersiksa entah karena birahi atau hal lain.
.
"biarkan mereka yang sedang asyik, kini saatnya kau merasakan kenikmatan
yang sesungguhnya.." ujar pria itu, kualihkan pandanganku menatap
wajahnya yang tepat diatas tubuhku, usianya mungkin 40an, tapi wajahnya
lumayan tampan dan bersih, tak ada kumis atau jenggot,.. "kenapa?.."
tanya nya, aku hanya menjawab dengan gelengan kepala.
"kamu cantik.." ujarnya lalu mencium keningku, aku terdiam ada sedikit
rasa tersanjung ketika dipuji seperti itu, kupejamkan mata menikmati
setiap kecupannya, dikening, dimata, dihidung, juga ditelingaku,
"ehmhhh.." desisku ketika, ujung lidahnya terasa menyentuh daun
telingaku, menyusuri seluruhnya hingga terasa basah oleh liurnya.
.
"akhakh..akh.." erangku, ketika merasakan kedua putingku dipilin oleh jemarinya.
Ciumannya kini mulai menyerang leherku, sesekali digigitnya pelan.. Ia
menyusuri pundakku, kedua tanganku diangkatnya, dan menyelusupkan
kepalanya diketiakku, ia melakukan hal sama diketiakku seperti
ditelingaku tadi, ia menjilati ketiakku yang bersih tanpa bulu itu,
selama beberapa hari disini kami menjalani perawatan tubuh termasuk bulu
ketiak juga bulu kemaluan yang dicukur bersih..
.
"emhh..ikh.." aku mendesis antara nikmat dan rasa geli. Bergantian kedua
ketiakku, menerima permainan lidahnya, sebelum akhirnya sentuhan
lidahnya berpindah keselangkanganku dan mulai mengorek-ngorek lipatan
rapat bibir memekku.
"bersiaplah saatnya kau merasakan keperkasaan tuanmu..." ujarnya sambil
mengarahkan batang kontolnya kememekku yang sudah becek karena baru saja
dilumuri liurnya.
.
Dengan dipegangi sambil digerakan keatas kebawah, Ia menggesek-gesek
celah memekku lalu mendorong perlahan ujung kontolnya, berusaha
menerobos lubang perawanku, sedikit demi sedikit aku bisa merasakan
ujung kepala kontol itu membelah memekku..
.
Kedua tanganku mencengrkam sprei, dan gigiku menggigit bibir bawahku,
rasa sakit dan juga rasa berdebar, bercampur aduk didiriku, "awwkhhhh.."
aku berteriak karena pria itu langsung membenamkan semua kontolnya yang
tersisa.
"ahh..memek..yang begitu sempit.." gumannya sambil mendiamkan sejenak kontolnya yang amblas terbenam dimemekku..
"ehhh..aikkh..."aku merintih, merasakan perih yang teramat sangat
diselangkanganku. Ia mulai bergerak perlahan menarik kontolnya, lalu
membenamkannya lagi, "akhhh..sakiiittt..awkhh...sakitt.." rintihku,
sambil menggerakan kedua tanganku keperutnya berusaha menahan
penetrasinya, walau ku tahu itu percuma, ia terus menggerakan batangnya
keluar masuk, bahkan kini dengan kasar kedua tangannya meremasi
payudaraku.
.
"AKRGHHHHHH..AAKHHH,..." teriak keras dari ci Anie membuatku menoleh
kearahnya, ternyata seorang pria botak bertubuh besar, baru saja
menembus memeknya, ci Anie yang dalam posisi nungging itu menjerit-jerit
sementara sibotak itu tidak perduli sama sekali ia terus menyetubuhi ci
Anie, dengan seolah sedang naik kuda dan menarik rambutnya sebagai tali
kekang, ci Anie berteriak-teriak kesakitan, dan aku bisa melihat kenapa
teriakannya tak kunjung henti, ketika sekilas kulihat kontol yang
sedang keluar masuk dimemeknya itu mempunyai ukuran yang sangat besar,
hampir tiga kali lipat dari ukuran kontol yang sekarang sedang keluar
masuk dimemekku, sesekali kulihat darah menetes dari memeknya, ia masih
terus menjerit, dan sibotak itu terus bergerak terus menjambak rambutnya
dan sesekali menampar bokongnya.
.
Sementara Linda nampak sedang berlutut dilantai, dengan dikelilingi
pria-pria telanjang mulutnya ternganga, sibuk melayani kontol-kontol
pria itu, dengan airmata berurai membasahi wajahnya.
Linda terlihat begitu tersiksa, mereka menarik dan menjambaki rambutnya,
menjejali paksa kontol kedalam mulutnya. Aku tak bisa lebih lama
melihat Linda, ketika sebuah tangan memalingkan wajahku, dan ketika
kuberpaling sebuah kontol sudah mengacung tepat didepan mulutku, dan
didorong-dorongkan ingin memasuki mulutku, aku buka mulutku, "jilati.."
ujar sipemiliknya, dan kujulurkan lidahku menjilati ujungnya, yang
tampak sudah mengeluarkan cairan, aku sedikit merasa mual mencium aroma
nya, tapi ia memegang kepalaku dan menekannya, agar kontolnya terus
menempel dimulutku.
.
Puas menikmati jilatan lidahku, pria itu mendorong kontolnya, dan masuk
kemulutku, kubuka mulutku selebar mungkin, membiarkan kontol dari pria
yang sama sekali tak kukenal itu, keluar masuk dimulutku, dan kerap
membuatku nyaris tersedak.
Perlahan rasa sakit dan perih dimemekku, berangsur mulai hilang dan
berganti dengan rasa nikmat, dan semakin nikmat ketika diimbangi dengan
remasan dikedua payudaraku, akupun bergerak menggoyangkan pantatku
menyambut setiap sodokan kontol itu, yang terasa bergerak semakin cepat,
namun terasa semakin nikmat, dan hisapan mulutku juga semakin menjadi.
.
"emphh..emph.." suara erangan dari mulutku yang tersumpal kontol, aku
mulai merasakan serangan seperti ingin buang air dikemaluanku, rasanya
nikmat, sekujur tubuhku bergetar, rasa itu semakin tak tertahan.
"arhmmhkhhh.." aku menggeram, dan rasa didalam tubuhku tak mampu kutahan
lagi.."akh... akhh.." Tubuhku mengejang sesaat dan langsung melemas
nikmat sekali.. Untuk sesaat aku tak berdaya, tubuhku terguncang akibat
sodokan diselangkanganku, dan kemudian pria itupun menggeram
"akhhhhh...." ia berteriak, dan kurasakan semburan hangat dimemekku,
baru beberapa detik aku merasakan kehangatannya, tiba-tiba kontol yang
sedang keluar masuk dimulutku juga terasa berdenyut, dan refleks aku
justru semakin kuat menghisapnya, dan tenggorokanku disemprot cairan dan
kental, sebagian langsung tertelan, sebagian meleleh keluar dari
sela-sela mulutku. Sementara ci Anie pun tampaknya selesai dikerjai,
para pria itu meninggalkan kami, tubuhnya telungkup bermandi keringat,
aku berguling kesebelahnya, nafasnya masih begitu menderu.
"cici ga apa..?" tanyaku pelan dan ia hanya mengangguk..
.
"bruuuk..." suara tubuh Linda Yang dibanting kekasur disebelah kami.
Gadis itu tampaknya masih belum mau menyerah, ia langsung bangun,
beringsut duduk, pria yang membantingnya segera naik, dan "plak..plak.."
dua tamparan mendarat dipipinya, "aku ga mau...ga..a..ga mau.." teriak
linda dalam tangis,gadis ini belum dapat menerima semua kejadian ini.
.
"kurang ajar.., tak tahu diri..." bentak pria itu sambil mengangkat tangan hendak memukul Linda lagi.
.
"tunggu tuan biar aku membujuknya.." ci Anie bergegas bangkit menahan
tangan pria itu, "lakukan dengan cepat.." perintahnya, sambil turun dari
kasur lalu kembali, bergabung dengan teman-temannya.
.
"sudahlah, tak ada gunanya melawan, mereka sangat banyak, jangan
bodoh.." ujar ci Anie menasehati, aku mendekap Linda menyandarkan
tubuhnya ketubuhku, "aku ga mau ci..aku ga mau..." ujarnya terisak.
"mereka tidak akan memperdulikan apa yang kau mau...diam dan terima saja.." ujar ci Anie lagi.
.
"aku takut ci.. Aku ga mau.."
.
"kami akan menemani, sudah menurut, lepaskan dan biarkan mengalir.." ci
Anie berkata, sambil menyentuh tubuh Linda, membelai dadanya, mengelus
perutnya.." terima saja, tadi mulutmu juga tidak bisa menerima nya, tapi
setelah dicoba kamu bisa memuaskan kontol-kontol itu.." ci Anie berkata
sambil jemarinya bermain dicelah memek Linda..
"ugghh..ci..akh..akh..janga..an..akh.." rintihan kecil dari mulut Linda.
.
"tidak apa sayang.. Jangan ditahan...biarkan.." ujarku, sambil membelai
sisa tetes air mata dipipinya, kupegang dagunya, dan kulumat bibirnya.
Aroma sperma masih sangat tercium dimulut, "emmph jangan wi.."erangnya,
dan berusaha menghindari kulumanku..
"ga apa sayang, pejamkan matamu dan nikmatilah..." bujukku dan kembali
kulumat bibirnya, ia tidak meronta namun masih tidak merespon, hanya
diam, kucoba untuk terus memainkan lidahku didalam rongga mulut,
memjilati dinding kerongkongannya atau menempelkan lidahku dilidahnya,
dan berhasil ia mulai membalas, kami saling lumat saling hisap, bertukar
liur, tanganku juga sudah mulai membelai gundukan daging dipayudaranya.
Sesekali terdengar lenguhan yang tertahan.
.
Linda masih terlihat takut ketika pria yang tadi kembali mendekat sambil
memegangi batang kontolnya, "ga apa sayang.." ujarku ditelinganya.
Kubaringkan Linda hingga telentang
dan aku sendiri berbaring menyamping disisinya.. Kami berpandangan
kuberi senyuman untuk menenangkannya, sementara Ci Anie tampak sedang
menjilati batang kontol pria itu, melumuri dengan ludahnya, hingga
batang itu terlihat begitu basah.
.
Pria itu menempelkan ujung kontolnya dibibir memeknya, Linda memandangku
dengan tatapan yang seperti ketakutan, "ga apa.!" kataku sambil
mengecup keningnya, dan kuciumi lehernya sambil terus mempermainkan
puting payudaranya, dan disana ci Anie mulai membantu mengarahkan batang
itu agar tepat didepan belahan memek Linda, "akhh..akh.." Linda
merintih ketika perlahan liang perawannya mulai ditembus perlahan, "akhh
eakh..akh.." ia terus merintih, kujulurkan tanganku keatas memeknya,
kutekan-tekan bagian itu agar membantu menghilangkan rasa sakitnya.
.
''akhhh..akh..sakit..akhh.." Linda mengerang dan menangis ketika
keperawannya terbobol dan batang itu amblas menghujam seluruhnya.
.
Dan teriakan serta rintihannya semakin menjadi ketika kontol itu sudah
bergerak keluar masuk dilubang memeknya yang sudah basah oleh cairan
birahi bercampur darah perawan Linda.
"akh..eakh.. Ukhh..akh...yeah.." pria itu mendesah keenakan dan terus
bergerak memompa kemaluan Linda, sesekali ia mencabut seluruh kontolnya
dari kemaluan Linda, dan langsung dikulum oleh ci Anie untuk kemudian
dimasukan lagi kememek Linda.
.
"akh..ah.. Eakh.." suara erangan Linda mulai berubah dari kesakitan
menjadi rintihan kenikmatan..."nikmati saja sayang.." bisikku..
"eakh..akh.." erangnya dengan wajah bersemu merah.. Kukecup pelan
bibirnya, pria itu membalikan tubuh Linda, menarik pinggulnya agar
menungging, kembali ia memasukan kontolnya, Linda kembali mendesah
sementara tangan pria itu menarik kepala ci Anie, dan menyuruhnya
menjilati lubang anus Linda, erangan Linda semakin jadi, pria itu juga
menyuruhku telentang dibawahnya, kini wajahku tepat diantara
selangkangan Linda, dibawah memeknya yang sedang dirojoki batang kontol,
cipratan cairan dari memeknya membasahi wajahku, aku julurkan lidahku
menjilati kedua bola kembar dikontol yang sedang bergerak keluar masuk
dicelah kemaluan Linda itu.
Tiba-tiba pria itu mencabut kontolnya dari memek Linda, dan langsung
memindahkannya kelubang anus Linda
"akh..jangan..jangan..ga..mau..disitu." suara Linda menolak tubuhnya
berontak, namun tidak dapat berbuat banyak pria itu terus memaksakan
menembus Anusnya.. Dan dengan bantuan ci Anie, akhirnya kontol itu
berhasil menjebol anus Linda, gadis itu meraung-raung menangis
kesakitan, sementara orang-orang yang menyaksikan justrus
berteriak-teriak kegirangan seolah mendapat pertujukan seru. Linda terus
menangis dan merintih kesakitan namun pria itu tidak perduli, ia tetap
memompa dengan kasar, aku jilati memek Linda berharap bisa memberi
rangsangan agar bisa mengurangi sakit, dan ternyata cukup berhasil, ia
mulai diam, dan rupanya sudah mulai kembali terangsang..
"akh..wi..akh.. Teruus wi.. Akhh.." teriaknya.. Aku bisa merasakan pria
itu bergerak semakin cepat, tubuh Linda juga semakin bergetar hebat, dan
tak lama kemudian pria itu berteriak mencapai puncaknya, kemudian
disusul oleh Linda yang juga mengalami orgasme, wajahku belepotan cairan
orgasme Linda dan juga sperma yang meleleh dari anus Linda
.
Rupanya ada tradisi dikeluarga Ming, bahwa hanya yang terpilihlah yang
bisa memerawani gadis-gadis keluarga Jia, setelah beristirahat sejenak ,
kami bertiga dibaringkan berjejer telentang dengan kaki yang terbuka
lebar dan pinggang diganjal bantal, pria-pria itu mulai berbaris dan
menggauli kami bertiga bergantian.. Aku tidak tahu berapa jumlahnya, dan
tak hanya mengauli memek kami, beberapa diantara mereka juga ada yang
menggauli kami dianus, rasanya sakit sekali, namun akhirnya kami bisa
menikmatinya juga.
.
Setelah kejadian itu keesokan hari nya kami bertiga tak ada yang bisa
jalan, seluruh badan terasa sakit, terutama dibagian memek dan anus. Dua
hari kemudian beberapa orang datang membawa Linda, ia berteriak-teriak
menolak, namun semua sia-sia, aku sempat memberinya sebuah bros
kupu-kupu berwarna biru..
.
Entah dibawa kemana Linda oleh mereka, tapi aku dan ci Anie dikembalikan
ke keluarga kami, aku tak pernah mendengar lagi kabar tentang Linda,
sementara dengan ci Anie, aku kembali bertemu 3tahun kemudian, karena
keluarga Ming memanggil kami untuk suatu tugas saat itu, selesai tugas
ci Anie memilih untuk tetap tinggal dengan keluarga Ming, karena tidak
ingin jika ia kembali kekeluarganya, lalu menikah, maka anaknya akan
jadi budak keluarga Ming. tetapi aku memilih kembali kekeluargaku dan
menikah, namun aku tidak pernah lepas dari kewajiban untuk menjadi budak
dari keluarga Ming sampai akhirnya aku tidak kuat dan memutuskan untuk
lari.
.
Ci Anie sempat melarangku, karena menurutnya mereka pasti akan bisa
menemukanku, namun aku tetap bersikeras, dan untuk berjaga-jaga jika
nanti aku ditemukan, akupun mengadopsi Fany.
.
Aku mengurus Fany dari sejak masih bayi, dan kini kejadian yang
kutakutkan akhirnya terjadi juga, memang Fany sudah rela dan menerima
untuk jadi pengganti Lian, tapi aku tidak bisa merelakannya, aku tidak
ingin Fany menjadi budak mereka, aku menyayanginya seperti aku
menyayangi Lian. Sepertinya aku memang harus mengikuti saran Lian,
paling tidak aku tidak berpasrah diri, aku akan berusaha menyelamatkan
anak-anakku, jika perlu akan kukorban nyawaku untuk mereka.
========
(LIANA STORIES)
====
.
Dengan sedikit berusaha lebih keras, akhirnya aku berhasil memberi
penjelasan pada Mario soal keadaan yang terjadi pada ayahnya, juga soal
penyebab kematian kekasihnya dulu, yang kemungkinan perbuatan
orang-orang yang ingin menjatuhkan ayahnya, Mario bersedia untuk pergi
denganku.
.
Aku tak akan menyerah aku harus bisa meyakinkan mama untuk lari saja,
daripada menyerahkan ci Fany kepada mereka, tapi bagaimana caranya
membujuk mama.
.
"hey kenapa masih seperti orang bingung, bukankah sudah kukatakan aku
akan ikut.." tegur Mario yang baru saja keluar dari kamar mandi.
.
"sedang memikirkan suatu rencana...!" jawabku,
"rencana pelarian?" tanya nya lagi
"bukan..rencana untuk membuatku tidak bisa jauh dariku..!"jawabku
menggoda, sambil bangkit dari kursi tempatku duduk, dan mendekati mario
yang sedang berdiri.
.
"apakah kau sudah mandi dengan bersih..?" Tanyaku sambil menarik lepas handuk yang melingkar dipinggangnya.
.
"Aku rasa sudah cukup bersih..!"
.
"oh ya.. Ehm tapi aku tidak yakin.. Berbaringlah disana, aku akan memandikanmu sekali lagi.." ujarku memberi perintah.
.
"sejak kapan mandi diatas kasur..?" gumannya.
.
"ini mandi spesial, cepatlah berbaring atau kau akan menyesal melewatkan kesempatan ini..".
"baiklah..aku tidak mau menyesal..!" ujarnya, dan segera naik keatas ranjang memposisikan diri telentang.
.
"bagus..!" ujarku, sambil melucuti pakaianku sendiri hingga bugil,
kudekati Mario, "bagaimana kalau bagian kaki ini dulu yang kubersihkan
lagi.." ujarku, sambil membungkukan kepala, dan menjulurkan lidahku
mejilat jempol kakinya, membasahinya dengan liurku, menyusuri setiap
celah diantara jarinya, bergantian kiri dan kanan.
.
Setelah itu lidahku merayap dikakinya, menyusuri hingga paha dan juga
bagian atas kelaminnya bulu-bulu jembutnya, tak luput kubasahi dengan
ludahku, dan aku kembali bergerak menjilati bagian perutnya, terus
kedadanya yang berbulu, lehernya..
"bagaimana rasanya...?"tanyaku
.
"ehm luarbiasa..tapi sepertinya ada bagian yang terlewat.." ujarnya
.
"bagian yang itu harus menggunakan alat khusus.."jawabku. Aku kecup
lidahnya. Dan ia menahan kepalaku, lalu melumat bibirku, lidah kami
saling lumat untuk sesaat..
" saatnya yang spesial.." ujarku sambil melepas kulumannya, kukangkangi
badannya, dengan posisi memekku tepat diatas ujung kontolnya...
.
"kau punya sesuatu yang besar disini.." ujarku sambil menggenggamnya
.
"aku menjaganya tetap besar, agar kau selalu kembali kesini..!" jawabnya.
.
Kupegang kontolnya, dan kuturunkan pantatku, kontol yang tegang itu menembus lubang memekku, aku diamkan sesaat..
.
"ehmm..kau punya alat yang sangat nikmat untuk memandikan bagian yang itu.." ujarnya.
.
"kau akan bisa menikmatinya setiap saat nanti ditempat baru kita..."
kataku dan mulai bergerak naik turun, menggerakan memekku dikontolnya.
"akh,..akh.. Yeah.. Terus say akh.." teriaknya sambil terus bergerak,
dan mengimbangi setiapkan gerakanku dengan sodokan kontolnya, aku bisa
merasakan ujungnya menyentuh ujung dalam kemaluanku.
.
"nikmatilah sayang, rasakan kenikmatan memekku.." ujarku sambil terus
bergerak naik turun dan sesekali bergerak berputar, sementara mario
merem melek menikmatinya.
.
Mario membalikan posisi, kali ini dia yang diatas mengontrol permainan,
nafasnya memburu, dan gerakannya semakin tidak teraktur, "aakhh.. Aku
keluaaarr akhh..." teriaknya dan ambruk menindihku..
.
Kusingkirkan tubuh Mario dari atasku, dia masih terlelap, aku segera
membasuh tubuhku dikamar mandi, dan segera berpakaian, lalu bermaksud
pulang, didepan pak Wicaksana sudah menungguku. "bagaimana..?" tanyanya.
"Mario sudah setuju untuk ikut.." jawabku. Ia terlihat senang mendengar jawaban itu,
.
"terimakasih Lian, saya sudah mengatur semua untuk kalian.." ujarnya.
Satu jalan sudah terbuka, kini tinggal membujuk mama.
.
=============
(mom's stories)
.
Terkadang aku kagum dengan kegigihan anak ini ia tidak pernah menyerah
untuk memaksakan kehendaknya, dan kini dihadapanku dan Fany ia
menjelaskan dengan sangat detail soal rencana nya untuk lari.
.
"apakah kamu tidak sadar jika rumah sakit ini milik mereka, mereka pasti
mengawasi dengan ketat.. Dan dalam rencanamu tidak ada rencana
bagaimana keluar dari tempat ini,.." ujarku, anak ini langsung terdiam
raut kebingungan langsung tersirat diwajahnya.
.
"ckreek.." suara pintu terbuka, suster Evi ternyata.
Ia kembali mengunci pintu, lalu menghampiri kami.
"aku tahu apa yang kalian rencanakan.." ujarnya mengejutkan kami.. Ia
lalu berjalan kesudut ruangan mengambil sesuatu dibalik pot bunga,
"akulah yang mereka tugaskan untuk mengawasi kalian, dan ini adalah alat
penyadap, segala pembicaraan kalian aku bisa dengar dari sini, tapi
tidak usah khawatir tidak ada orang lain yang tahu hal ini selain aku.."
ujarnya ia diam sesaat, menatap kami satu persatu.."aku akan membantu
kalian keluar dari rumah sakit ini.." lanjutnya.
.
"bagaimana caranya, suster akan membantu kami..?" tanya Lian
.
"besok pagi Fany akan menjalani CTscan, terakhir sebelum dinyatakan
benar-benar fit dan karena alat dirumah sakit ini sedang rusak, maka dia
akan dirujuk kerumah sakit lain. Dan dirumah sakit itu mereka tidak
bisa mengawasi, hanya ada aku yang akan jadi suster pendampingnya.."
ujarnya menjelaskan.
.
"kenapa kami harus percaya rencana mu ini, apakah kamu ingin menjebak
kami, bukankah kau juga bagian dari keluarga Ming?" tanyaku meragukan
maksud dari suster yang juga menantu keluarga Ming ini.
.
"mungkin ini bisa menghilangkan kecurigaan tante pada saya..." ucapnya
sambil mengambil sesuatu dikantongnya, dan menunjukan sebuah benda
dikepalannya yang
aku benar-benar terkejut melihatnya.
''darimana kamu dapatkan bros ini..? Siapa kamu..?" tanyaku. itu bros
kupu-kupu biru yang dulu pernah kuberikan pada Linda, kenapa bisa ada
padanya...
12th SIN : Double Cross
.
=====
(LINDA STORIES)
=====
.
Aku terus menggenggam bros kupu-kupu pemberian wiwi ini, karena
walaupun hanya kenal sebentar, aku sudah merasa sangat dekat dengan wiwi
dan ci Anie, aku tahu mungkin tidak akan bisa bertemu dengan mereka
berdua lagi, tapi aku tidak akan pernah melupakan mereka.
Aku dibawa ke Jakarta, dan diserahkan kepada seorang pria bernama om
Hengky, yang belakangan aku ketahui merupakan seorang Germo kelas atas
yang juga masih keturunan keluarga Ming.
.
"ehm wajah sendu dan berkulit putih seperti ini yang selalu disukai, terkesan lugu.." ujarnya ketika melihatku.
.
Aku tidak merespon sedikit pun ucapannya, yang kulakukan hanya diam membiarkannya memperhatikan seluruh tubuhku.
.
"sepertinya aku harus mencicipimu dahulu, untuk merasakan senikmat apa
dirimu.." ujarnya sambil menarik tanganku memasuki salah satu kamar
dirumah mewah itu.
.
Sesampainya dikamar aku langsung ditelanjangi, dan dia pun menelanjangi dirinya sendiri.
"kau benar-benar memiliki aset yang menakjubkan.." ujarnya sambil memandang tubuhku dengan mata nanar.
Ia berjalan mendekatiku mata menatapnya begitu terlihat jelas menyeleksi setia jengkal bagian tubuhku.
Kami saling berhadapan dalam kondisi bugil, tubuhnya lebih tinggi dari
aku, aku hanya sebatas dadanya. Diraihnya daguku dan diangkat
menghadapnya, "cantik sekali.." ujarnya dan langsung melumat bibirku,
aku tetap mengatupkan mulutku menolak membalas kulumannya, tapi ia
menekan lebih keras cengkraman didaguku, yang mebuatku terpaksa membuka
mulut, dan ketika mulutku terbuka lidahnya langsung masuk dan beradu
dengan lidahku, kendati aku tidak melakukan apapun, lidahnya terus
bergerak, menjilati dinding dalam mulutku.
.
Tangannya yang memegang daguku mulai dilepaskan, namun tangan satunya
yang dipinggang belakangku semakin ditekankan, tubuhku semakin menempel
ketubuhnya, aku bisa merasakan penis tegangnya menyentuh-nyentuh pahaku.
Kendati tidak mendapat respon dariku ia tetap melumat bibirku, memainkan
lidahnya dan menyeruput liur yang keluar dari mulutku, aku merasakan
sentuhan jari dibelakang leherku, menempel tipis, bergerak-bergak
menyusuri leherku, kepunggungku, kembali keleher, kuping.. Auouch..
Sentuhan itu membuatku berdesir, dan tanpa sadar, bibirku bergerak,
lidahku merespons setiap lumatannya, kupejamkan mata, antara rasa malu
karena terpancing oleh birahi dan juga keinginan dalam tubuhku untuk
lebih menikmatinya.
.
Ia melepaskan kuluman dimulutku, nafasku terengah-engah, belum sempat
kumengambil nafas, iasudah berlutut dikakiku, dinaikan satu kakiku
dipundaknya, dan ia menyelusupkan kepalanya diantara selangkanganku,
"akhhhh...." desahku ketika benda lembut basah itu menjilati vaginaku..
Rasa berdesir menjalari seluruh tubuhku, ketika ujung lidahnya berusaha
membuka lipatan bibir kelaminku, "eahm..akhh..argh, argh.." aku merintih
tertahan, aku bisa merasakan jika cairan kewanitanku sudah mulai
membasahi seluruh rongga kemaluanku, dan aku semakin tak bisa
mengendalikan diri, tubuhku merasakan sensasi yang luar biasa ketika
mulutnya menyeruput cairanku itu. Aku tak kuasa menahan diri, ketika
lidahnya juga turut memainkan klitorisku, daging kecil itu sangat nikmat
sekali rasanya ketika disentuh oleh ujung lidahnya.
.
Sukses membuatku menggelinjang dan merintih hebat akibat permainannya lidahnya, ia bangkit berdiri,
"kau menyukainya kan.." ujarnya sambil menatapku dengan senyum penuh kepuasan.
Aku tak memberi jawaban nafasku masih tersenggal.
.
Kembali sebelah kakiku diangkat kepinggangnya, sebelah tangannya
memegang penisnya yang sudah sangat tegak itu, digesek-gesekan penisnya
diantara celah lipatan kemaluanku, sambil ditekan-tekan pelan..
"Akkhhhh..." jeritku ketika dengan cepat ia memendamkan seluruh penisnya
kedalam vaginaku, rasanya sedikit perih namun terasa hangat dan batang
berdenyut itu juga terasa begitu penuh mengisi lubang vaginaku.
dan ia kembali menarik sebelah kakiku lagi, kini aku dalam posisi
digendong olehnya, penisnya terasa menusuk semakin dalam dikemaluanku.
"akh..akh..akh." rintihku ketika ia mulai menyentak-nyentakan kelaminnya.
Tak hanya itu ia juga menggerakan aku maju mundur digendongannya sehingga penisnya jadi bergerak keluar masuk di vaginaku.
.
"eugh..akh..akh.. Yeakh..akh..." aku terus merintih, gesekan urat-urat
dipenis nya, terasa begitu enak sekali, apalagi disaat klitorisku juga
ikut tergesek.
.
Ia membawaku keranjang, pria paruh baya ini memang mempuanyai tubuh yang
gagah dan kuat, terlihat tidak masalah sama sekali baginya untuk
menggendongku.
Kami tetap bersetubuh dengan cara seperti itu, bergerak dari sisi yang
satu kesisi yang lain dikamar itu, sampai akhirnya dia duduk diranjang,
berada dalam posisi yang seperti itu, membuatku yang sudah terbalut
dalam nafsu birahi tidak ingin kehilangan momen begitu saja, aku
langsung bergerak naik turun, diatas pangkuannya, tak hanya itu, aku
juga sengaja menyentuhkan kedua payudaraku kewajahnya.
.
"akh..akh..yeah..okhh..akh..yeah..oh..oh..oh.. " desahku dengan irama nafas menderu.
.
Om Hengky menahan tubuhku untuk tidak bergerak, ia mengangkat kakinya
dan memutar tubuhnya, kini kami sudah diatas ranjang, didorongnya pelan
tubuhku hingga telentang, dengan kedua tangannya tetap menahan pahaku,
mencegah agar pertautan kelamin kami tidak terlepas.
.
Kali ini om Hengky yang aktif bergerak aku hanya diam menikmati, sambil
sesekali ikut menggoyang atau mengangkat pinggul menyambut setiap
tusukan penisnya.
.
Permainan birahi ini membuatku lupa akan statusku, yang ada hanyalah hasrat untuk segera menuntaskan siksa birahi ini..
.
"oukh..akh..akh..kau menikmatinya pelacur kecil nya.. Akh... Eakh...!" desahnya diantara deru nafas yang semakin memburu.
Keringat membasahi seluruh tubuh kami, panasnya gelora birahi dalam
tubuh kami tidak mampu diredakan oleh pendingin ruangan dikamar ini.
.
"akh..ah..akh.ah..ahhh....!" aku hanya bisa mendesah, aku merasakan
dorongan kuat didalam diriku yang tak bisa kutahan lagi.. Tubuhku serasa
bergetar dan sesuatu terasa lepas dari dalam diriku.. "arggggh..akh..."
aku mengerang, tubuhku mengejang dan melemas bersama rasa nikmat yang
tiada tara.
Tubuhku masih terguncang akibat gerakan memompa om Hengky yang semakin
cepat, dan ia pun berteriak.. "akkkkhhhh...." aku merasakan beberapa
kali semprotan dikemaluanku terasa hangat, vaginaku terasa penuh aku
bisa merasakan sebagian cairan hangat itu meleleh keluar dari sela-sela
vaginaku yang masih tersumpal penis om Hengky yang sudah ambruk
menindihku.
.
"kau sangat luarbiasa.. Kenikmatan yang tak bisa ditandingi , gadis
keluarga Jia benar-benar pelacur sejati.." ujarnya, kata-kata yang
begitu menyayat ditelingaku, segera momen kenikmatanku langsung hilang
berganti menjadi kepada pria ini, kepada seluruh keluarga Ming mereka
adalah neraka buat keluarga Jia, kudorong tubuh pria ini dari atasku,
kubalikan badanku membelakanginya, tapi om Hengky malah memelukku dari
belakang, dan menggesek-gesekan penisnya yang masih terasa basah dan
lengket itu kepantatku.
"sepertinya aku harus mencoba bagian yang ini juga.." ujarnya
ditelingaku, sambil menekan penisnya dibelahan pantatku, aku tidak
menghiraukan ucapannya, kupejamkan mata berharap cepat tertidur dan
karena hanya dalam tidur aku dapat melupakan semua ini walau hanya untuk
sesaat.
.
"Hey..bangunlah kau bukan putri yang bisa tidur sesuka hatimu.. Cepatlah bangun.." suara keras om Hengky membangunkanku.
"cepatlah mandi.." perintahnya.
.
Tubuhku masih terasa lemas akibat persetubuhan semalam tapi aku juga
tiba-tiba merasa jijik ketika aku mengingat kejadian semalam dengan pria
ini, aku segera beranjak dari tempat tidur, dan langsung kekamar mandi
yang ada dikamar ini, kuguyur tubuhku di shower dengan air dingin,
kusabuni setiap jengkal tubuhku, agar bisa menghilangkan sisa-sisa dari
pria itu.
.
"pakailah baju itu, dan isilah formulir itu juga.." ujar om Hengky yang rupanya menungguku selesai mandi.
.
"formulir apa..?" tanyaku
.
"formulir masuk kuliah. Kau bebas memilih jurusan yang kau sukai..!" jawabnya.
.
"untuk apa aku kuliah, bukankah aku disini untuk dijadikan pelacur..!" kataku.
.
"hahaha.. Kau tahu pelacur yang berprofesi sebagai mahasiswi itu. Sangat
mahal tarifnya, jadi cepatlah jangan banyak protes, kau bukan
satu-satunya gadis yang harus ku urus..!" ia berkata sambil
meninggalkanku.
.
Aku memang dikuliahkan, aku dibebaskan kuliah sesuai dengan jurusan
pilihanku sendiri, dan aku juga mendapat fasilitas yang menurut ukuranku
luarbiasa, mobil untuk kuliah dan juga uang jajan yang cukup besar,
ternyata om Hengky tidak menjadikanku pelacur, tapi lebih sebagai
simpanan nya, seiring dengan berjalannya waktu, aku mulai merasakan
benih-benih kasih terhadap om Hengky, aku mulai merasa rindu jika
beberapa hari saja tidak bertemu, kendati usia kami berbeda jauh, namun
rasa itu terus tumbuh.
Aku selalu berusaha menghilangkan rasa dihati ini, menjaganya agar tidak
terus tumbuh, mulai dari melakukan hal-hal yang tidak disukainya, atau
menantangnya untuk segera membawaku ke rumah bordil, tapi om Hengky
tidak pernah menggubris itu, ia tetap memperlakukan aku spesial, dan aku
jadi seperti merasa menghianati seluruh keluarga Jia, karena aku
ternyata sudah jatuh hati dengan pria dari keluarga Ming.
.
Tak berapa lama akupun hamil anak om Hengky, tapi dikeluarga Ming ada
larangan untuk mempunyai anak dari perempuan keluarga Jia, jika sampai
ada keluarga Jia yang hamil oleh keluarga Ming, maka harus cepat
digugurkan.
Sebenarnya saat itu aku sudah pasrah jika harus menggugurkan kandungan.
Tapi om Hengky ingin membesarkan anak itu, karena ingin mempunyai
keturunan.
.
Maka diaturlah sebuah rencana dimana jika anak ini lahir maka akan
diurus oleh orang kepercayaan om Hengky, saat itu aku setuju saja karena
itu satu-satunya alasan paling rasional untuk menyelamatkan anak ini,
dan aku juga percaya orang ini akan menjaga anakku dengan baik.
Aku hanya bisa merasakan sekali menyusui anakku, karena setelah
melahirkan om Hengky langsung membawaku pindah ke Tiongkok, aku semula
menolak untuk pindah kesana karena darisanalah asal mula semua ini, tapi
om Hengky mengatakan bahwa tempat yang paling berbahaya justru tempat
yang paling aman untuk bersembunyi. Kendati sudah berada jauh namun aku
selalu mengawasi setiap perkembangan anaku, dari kecil hingga menjadi
seorang gadis cantik dan juga pintar bahkan telah menjadi seorang
suster, selain itu keluarga angkatnya juga selalu mengirimi kabar
tentang perkembangannya dan juga foto-foto dirinya.
.
Om Hengky sudah meninggal sejak bertahun-tahun lalu, namun uang deposito
dan juga usaha penginapannya cukup untuk membiayai hidupku disini, tapi
tetap saja aku merasa kesepian sendiri dinegeri orang, ketika mendapat
kabar Evie sudah menemukan jodohnya, seorang dokter muda yang brilian,
aku sangat senang sekali dan nekad kembali ke Indonesia, untuk
menghadiri pernikahannya.
.
Ternyata kepulanganku membongkar semua rahasia tentang Evie, calon suami
Evie adalah putra dari keluarga Ming, dan di pesta pernikahan itu ci
Anie ada diantara rombongan mempelai pria.
.
Untunglah ci Anie mau merahasiakan semuanya, namun aku juga harus membuka semua kepada Evie, agar dia bisa menjaga diri.
.
Masih terbayang jelas wajah kagetnya dibenakku, ketika Evie mengetahui
semua, ia terlihat sangat shock, tapi juga cukup dewasa untuk menerima
semuanya, aku yakin om Hengky akan sangat bangga disana melihat sikap
dewasa putrinya ini.
.
Setelah merasa Evie bisa menerima kenyataan ini. kuputuskan untuk
kembali ke Tiongkok, sebelum pergi aku memberikan bros kupu-kupu
pemberian wiwi dulu sambil berpesan " jika ada kesempatan membantu
seorang keluarga Jia, maka bantulah karena sekecil apapun bantuan itu,
artinya akan sangat besar untuk orang yang dibantu.." pesanku, sambil
memeluknya erat, entah kapan aku bisa memeluk anakku lagi, jika bisa aku
tidak ingin berpisah lagi dengannya, tapi aku tahu keberadaan aku
disini justru bisa menyulitkan dan membahayakan hidupnya. Kutitipkan
Evie kepada ci Anie, seraya berpesan kepadanya jika nanti bertemu wiwi,
tolong katakan bahwa aku juga merindukannya.
.
~
.
======
(Fany stories)
======
.
Aku tidak begitu mengenal siapa suster Evie ini, walau mama dan Lian tampak begitu akrab, aku merasa tetap harus berhati-hati.
.
"semua sudah siap..ambulan sudah menunggu diluar" ujar lian yang muncul tiba-tiba.
.
"baiklah mari kita berangkat, fany kamu sebaiknya tetap menggunakan kursi roda.." ujar suster Evie.
.
"baiklah.." jawabku.
.
Akupun duduk dikursi roda dengan didorong suster Evi, dan di ikuti oleh mama dan Lian.
Entah siapa yang dikenal oleh Lian, sampai anak ini bisa mendapatkan
ambulan palsu ini, dan tanpa kecurigaan kamipun dapat meninggalkan rumah
sakit ini dengan lancar.
.
"kemana tujuan kita..?" tanyaku
.
"kita akan menyebrang ke Bakauheni, tapi sebelumnya kita ganti kendaraan
dulu, Mario sudah menunggu dengan kendaraan yang lain..." jawab Lian.
.
"aku turun disini saja.." sela suster Evi.
.
"kamu tidak ikut dengan kami..?" tanya Mama.
.
"Aku tidak bisa, aku hanya bisa membantu sampai disini, waktu kalian
tidak banyak jadi bergeraklah yang cepat..!" kata suster Evi.
.
"tapi nanti apa yang mereka perbuat pada kamu jika mengetahui kamu
membantu kami melarikan diri.." mama berkata penuh kekhawatiran.
.
"aku bisa mengarang suatu alasan.. tante berhati-hati saja selama diperjalanan,.." ujarnya.
.
Suster Evi turun di tengah jalan, sementara kami melanjutkan perjalan,
mobil ambulan ini berjalan memasuki komplek pergudangan dikawasan
pelabuhan.
.
"apa kamu yakin disini tempat temanmu itu menunggumu..?" tanyaku.
.@>
"iya ci, Mario sudah menyiapkan segalanya.. cici tenang aja.." jawab Lian.
Dari sela-sela tirai dikaca mobil ini aku bisa melihat susana jalan yang
sepi dan ketika mobil berbelok masuk kesalah satu gudang di sisi jalan
ini, firasatku sangat tidak enak, aku merasa janggal tempat ini terlalu
sepi untuk sebuah komplek pergudangan.
.
"apa ini Lian..?" tanyaku begitu kami turun dari mobil ambulan ini
ternyata sudah ada beberapa orang pria yang menunggu kami didalam gudang
ini.
.
"Mario kenapa kamu membawa begitu banyak orang..?"tanya Lian kepada
salah seorang diantara mereka, Aku bisa melihat raut kebingungan di
wajah Lian.
.
"maafkan aku Lian, keluargaku hanya tinggal Papaku seorang, seperti kamu
yang ingin menyelamatkan keluargamu, aku juga ingin menyelamatkan
Papaku.." jawab Pria yang dipanggil Lian, mario itu.
.
"maksudmu apa?" Lian terlihat makin kebingungan.
.
"aku akan menukar kalian demi kebebasan Papaku.. Maafkan aku Lian. aku
hanya ingin menyelamatkan nya dia sudah tua dan sakit-sakit'an aku tak
tega jika ia harus mendekam dipenjara.." kata Mario.
.
"Bajingan kamu Mario..." teriak Lian sambil mengambil potongan besi yang
banyak berserakan dilantai gudang ini, dan lalu berlari menuju Mario,
tanpa sempat kucegah...
"bajingaaan.. kau Mario..." teriaknya sambil menerjang ke arah Mario.
13 SIN : UNTOLD STORIES (part 1)
.
(fany flashback)
.
=
.
Bekerja sebagai sales asuransi seperti ini adalah pekerjaan pertamaku,
begitu lulus D3, aku langsung melamar kerja di perusahaan ini, yang saat
itu sedang melakukan perekrutan pegawai, insentifnya lumayan dan setiap
bulan ada gaji tetap juga, lumayanlah untuk aku walau setiap hari aku
harus berkeliling mal-mal atau kantor menawarkan berbagai macam polis
asuransi, dan ternyata tidak mudah karena 2 minggu kerja aku belum
menjual satupun, padahal aku diberi target dari perusahaan minimal harus
bisa menjual 2polis dalam bulan pertama kerja.
.
"ci..aku minggu depan terpilih mewakili perkumpulan untuk kompetisi di
singapur..! Nanti kalau cici dah gajian aku bagi aku yah buat uang jajan
disana.." ujar Lian suatu malam dikamarku.
.
"wow hebat yah, adikku ini..tapi bukankah kalau kompetisi itu semua
ditanggung panita.. Kok masih minta uang jajan sih.!" ujarku menggodanya
.
"ikhh.. cici gitu deh aku kan mau beli oleh-oleh.. Untuk cici dan mama...!"
.
"yey mau beli oleh-oleh tapi uangnya minta dulu, sama aja aku yang nitip itu sih."
.
"ah cici.. Pokoknya aku ga mau tau cici harus kasih aku uang jajan..pliiz.." ujarnya merajuk.
.
"iya..iya.." jawabku
.
"nah gitu dong, itu baru ciciku..!" ia berkata sambil memelukku.
.
"katanya mau ikut kompetisi beladiri internasional, tapi masih manja seperti ini..." godaku.
.
"ah cici ga asik.. Aku kan cuma bisa peluk cici, mama mana mau dipeluk
sama aku..tadi waktu aku bilang soal ini saja mama cuek.." ujarnya
terlihat perubahan diwajahnya yang tadi ceria menjadi muram.
.
"iya..deh..sini." kataku sambil merangkul tubuhnya.
.
Sejak kecil Lian sudah aktif di perkumpulan gerak badan yang ada
disebuah klenteng didekat rumah, dan dia sangat berbakat dalam seni
beladiri kungfu, beberapa kompetisi pernah dimenangkannya kendati hanya
dalam skala daerah, dan akupun menyadari kalau menjadi wakil di
kompetisi ke luar negeri ini sebuah hal yang luarbiasa untuknya.
.
Aku harus berusaha paling tidak hari ini bisa mendapatkan 1 pelanggan,
malah kalau bisa lebih, sejak pagi aku sudah menuju sebuah komplek
perumahan mewah, semalam Lian mengatakan kalau orang tua salah satu
teman kuliahnya ingin membeli asuransi, memang sejak aku kerja, Lian
juga kerap membantu menawarkan polis kepada teman-teman kuliahnya.
.
Jalan "flamboyan 15a" Aku sudah ada didepan gerbang sebuah rumah mewah
berarsitektur eropa dan cukup mencolok karena lebih besar dari
rumah-rumah disekitarnya. Ini adalah alamat rumah temannya Lian, yang ia
berikan padaku.
.
"permisi pak !" sapaku pada seorang satpam yang berada dipos satpam disamping gerbang.
.
"ya..! Ada yang bisa dibantu mbak.?" kata pria berkumis tebal itu, lumayan ramah untuk ukuran seorang satpam.
.
"saya mau bertemu bapak William.." jawabku.
.
"mbak siapa,.? Sudah ada janji bel.."
.
"tiiit.." suara klakson dari sebuah mobil sport berwarna merah..
memotong ucapan si satpam. Dia langsung bergegas membuka gerbang bercat
biru itu, mobil itu berhenti disampingku, dan kaca mobilnya diturunkan.
.
"ci Fany yah, cici nya Lian." sapa pemuda dari balik kemudi mobil itu.
.
"iya..!" jawabku
.
"saya Rio teman kuliah nya Lian, mau nawarin asuransi kan, langsung
masuk aja ci, papah ada didalam." ujar pemuda yang cukup tampan itu.
.
Setelah memberitahu pada satpamnya, Rio langsung berangkat, dan si
satpam itu mengantarkan aku masuk kerumah besar itu. Seorang pria
paruhbaya muncul dari dalam rumah mengenakan pakaian rapi seperti orang
yang hendak
berangkat kekantor.
.
"selamat pagi pak saya Fany.." ujarku seraya menyalaminya
.
"pagi..! Ehmm.. Temannya Rio yang dari asuransi ya..?"
.
"iya pak,.!" jawabku
.
"tidak usah formal panggil pak, panggil om saja seperti teman-teman Rio
yang lain." ujarnya sambil memandangku dari atas kebawah.
.
"Om sudah pelajari penawaran yang diberikan, dan cukup menarik dibeli
beberapa, maka dari itu om ingin mengetahui lebih jelas dan langsung
dari kamu.." ujarnya.
.
"baik om, saya siap memberikan penjelasan yang masih om butuhkan."
kataku tanpa dapat menyembunyikan kegembiraanku karena ini mungkin akan
jadi konsumen pertamaku.
.
"baiklah, tidak keberatankan, jika kita bicara dimobil, karena om harus segera kekantor..!"
.
"iya om.." kataku menyetujuinya.
.
Akhirnya akupun ikut naik mobil si om, diperjalanan kekantornya aku
memberikan penjelasan tentang penawaran dan tanggungan yang ada di
asuransi yang kutawarkan, tapi si om seolah tak memperhatikan, apa yang
kujelaskan, aku bisa merasakan kalo dia justru sedang memandangiku
dengan pandangan yang membuatku risih.
.
"om...!" panggilku ketika setelah selesai ku menerangkan, tapi si om masih tetap memandangku aneh.
.
"oh..iya..iya..!" jawabnya agak kaget ketika kupanggil.. " kamu sudah berapa lama jadi sales asuransi seperti ini..?" lanjutnya
.
"satu bulan om..!" jawabku.
.
" lalu sampai saat ini sudah mendapatkan klien berapa orang?" tanyanya.
.
"belum ada satupun om, maka dari itu saya sangat berharap om mau mengambil paling tidak satu saja om..!" ucapku
.
"hahaha.. Om bisa ambil 10 untuk pertama, dan mungkin akan bertambah,
karena om ingin mengasuransikan pegawai om.." ujarnya, aku nyaris tak
percaya mendengarnya.
.
"beneran om..?" tanyaku meyakinkan.
.
"iya.." jawabnya.
.
Senang sekali rasanya mendengar itu, dengan menjual 10 polis saja aku
akan mendapatkan bonus yang sangat lumayan, cukup untuk uang saku Lian
ke kompetisi bela diri diluar negeri.
.
"om akan beli 10 untuk awalnya dan kemudian 10 lagi berikutnya, asal
kamu nanti malam datang kerumah dan temani om.." ujarnya, sebuah
perkataan yang membuatku terbanting ketika beberapa saat lalu terasa
terbang.
.
"maksud om apa.?" tanyaku emosi.
.
"kamu sudah cukup dewasa untuk mengartikan maksud om tadi kan.."
jawabnya dengan mimik wajah yang begitu memuakan untuk dilihat, aku
merasa begitu dilecehkan.
.
"maaf om saya turun disini saja.. Saya menjual polis asuransi, bukan
menjual diri.." ujarku sambil berusaha terlihat tidak terpengaruh
ucapannya tadi.
.
"baiklah, tapi ini kesempatan untukmu, mengingat sampai saat ini kamu
belum mendapatkan satupun klien, jadi cantik, om tetap menunggu, jika
kamu berubah pikiran datanglah kerumah nanti sore.." ujarnya dengan
senyum yang terlihat begitu menyebalkan
.
"makasih..." jawabku sambil turun dari mobilnya, dan kubanting pintu mobilnya dengan sangat keras, melampiaskan kekesalanku.
.
Aku memilih untuk pulang saja, walau hari ini belum berjalan
setengahnya, tapi aku sudah tak berniat untuk melanjutkan mencari klien
lain, aku benar-benar merasa terlecehkan dengan perkataan om William
tadi, pria itu sungguh kurang ajar, aku hanya ingin bekerja, membantu
mama dan Lian, begitu sulitkah jalan sebuah pekerjaan untukku....
.
Rumah terlihat sepi, pintu pagar depan tertutup, juga pintu rumah,
apakah mama belum pulang dari pasar, tapi ini sudah cukup siang pasar
pasti sudah sepi, dan biasanya juga kue-kue yang mama jual sudah habis.
Aku berjalan kesamping rumah jalan kecil diantara rumah dan tembok
pembatas, bermaksud masuk lewat pintu dapur. karena pintu depan
terkunci, dan ketika melewati kamar mama, sebuah hal yang tak pernah
terbesit didalam hatiku, tergambar jelas didepan mataku lewat gorden
jendela yang sedikit tersingkap di kamar mama, kenapa hari ini begitu
banyak hal yang tak terduga terjadi dihidupku.
.
Mama sedang berlutut dihadapan seorang pria yang mungkin usianya sedikit
lebih tua dari mama, pria itu duduk diatas ranjang masih mengenakan
baju
namun celananya telah terbuka, karena kontolnya kini sedang dijilati
mama yang berlutut diantara kakinya dengan tubuh sudah bugil tanpa
sehelai benangpun. Aku melihat jelas bagaimana lidah mama menjulur-julur
menjilati batang tumpul, diantara celah paha pria itu, karena posisi
kaca jendela ini berada disamping dari posisi tempat tidur.
Mama sudah tidak lagi menjilati. Tapi kini semua batang pria itu, sudah
keluar masuk dimulutnya, kepalanya bergerak-gerak, dan pria itu terlihat
sangat menikmati servis oral mama, kepalanya terdongak keatas,
"akhh..yeah..wi..akh.." kendati tidak terlalu jelas aku bisa mendengar
desahan pria itu.
.
Setelah beberapa waktu menjilati dan mengulum kontol pria itu, mama
berdiri, diikuti oleh pria itu, mereka saling berhadapan dan berciuman,
tangan mama menggenggam batang pria itu dan bergerak mengocok, sementara
tangan si pria juga mengelus selangkangan mama.
Mama lalu berbaring telentang diranjang, pria itu masih berdiri sambil
melepas baju, setelah bugil langsung naik kesebelah mama, dengan posisi
menyamping, pria itu menatap mama, mereka saling tersenyum, seperti
sudah lama saling kenal, siapa pria itu, dan apa hubungan mereka kenapa
bisa sampai sejauh ini.
.
Tangan pria itu menyentuh payudaranya meremasinya "akh..pelan..pelan.." erang mama ketika putingnya ditarik pria itu.
."habis kamu gemesin sih.. Montok.." ujar pria itu seraya membenamkan
kepalanya dikedua bulatan payudara mama, dan tangannya bergerak
menyusuri perut mama, terus kebawah menyentuh rimbunnya bulu-bulu lebat
diselangkangkan mama. "arggghhh.." mama melenguh sepertinya jemari pria
itu sudah menyentuh kemaluannya, aku bisa melihat tangan pria itu
bergerak-gerak diantar jepitan kedua paha mama, dan tubuh mama juga
sudah menggelinjang disertai rintihan kecil sesekali.
.
Pria itu terus mempermainkan birahi mama, mulutnya bergantian menghisap
kedua puting susu mama, sementara jemarinya semakin aktif bergerak
dimemek mama.
.
"akh,akh..." suara desahan mama, yang mendesah dan mengelinjang, pria
terus melakukan aktifitasnya, tanpa memperdulikan erangan mama.
.
Selang beberapa menit kemudian pria itu mengubah posisinya berdiri dan
pindah diantara kedua kaki mama yang masih terlentang, diganjalnya
punggung mama dengan bantal, dan sambil memegangi kontolnya yang sudah
sangat tegak itu, ditaruhnya tepat dibelahan memek mama, yang dihiasi
jembut lebat itu.
Dengan gerakan perlahan kontol itu masuk menembus kemaluan mama, wajah mamah tampak meringis dan menggigit bibir.
"akhh..mmph..jepitan memekmu memang luarbiasa..akhh.." ujar
pria itu, sambil mulai bergerak maju mundur, mengeluar masukan kontolnya, menggenjot memek mama.
.
"akh..ekmh..emh..akh.. Memek..akh.. Memek muu.. Enak ..akh..yeakh.."
erang pria itu sambil terus mempercepat sodokan kontolnya di memek
mama..
.
"akhh..akhh..akh..emph.." mama hanya mendesah pantatnya mulai bergerak
bergoyang menyambut sodokan pria itu, suara erangan birahi terdengar
memenuhi kamar itu.
Pria itu semakin mempercepat gerakannya.. Dan tangannya menarik kedua
tangan mama agar bangkit, dan posisi mereka berubah, kali ini mereka
berhadapan, dan mama jadi seperti dipangku, tetek mama yang besar itu
bergerak-gerak didepan wajah pria itu, karena kini yang aktif bergerak
adalah mama.
.
Diantara rasa bingung akan apa yang terjadi didepan mataku, tanpa sadar
aku juga sudah terpancing birahi, tanganku sudah sejak tadi menyelusup
kedalam celana dalamku, jariku sudah terjepit diantara lipatan bibir
memekku yang sudah basah, aku mainkan klitorisku dengan jariku sendiri
tanpa melepas pandangan dari pergumulan birahi mama dan pria asing itu.
Kali ini mereka kembali keposisi semula, mama telentang dan lelaki itu
mengaulinya dari atas, gerakannya sudah semakin cepat, bahkan tubuh mama
ikut terguncang menerima sodokan pria itu, "akkhhhh..." pria itu
bersamaan dengan jatuhnya tubuh dia ke atas mama yang tampak tergolek
lemas.
.
Aku tidak lagi memperhatikan mereka, aku terduduk ditembok samping kamar
mama, aku percepat gerakan jariku mengocok memekku sendiri, memekku
sudah sangat basah, dan tidak tahan untuk dituntaskan, desakan gelombang
birahi akibat masturbasiku terasa sudah hampir diujung puncak klimaks,
akh..ough..Aku tak kuat lagi aku berusaha menahan agar tidak mendesah,
aku mempercepat gerakan jariku yang keluar masuk dilubang basah
kemaluanku... Akhhh,. Akhirnya orgasme itu tiba juga, jemariku terasa
hangat terkena cairan kenikmatanku sendiri, tubuhku melemas, samar
kudengar percakapan mama dan pria itu dikamar.
.
"bagaimana soal permintaanku..apakah kau membawanya.?" sebuah pertanyaan dari mama kepada pria itu.
.
"ada di tas, untuk apa uang itu, apakah ada keperluan mendadak..?"
.
"Anakku mau ikut kompetisi keluar negeri..aku butuh untuk uang sakunya.!" jawab mama.
Ternyata mama memikirkan Lian juga, walau selalu memarahinya, aku juga
heran kenapa mama selalu judes kepada Lian, padahal Lian anak bungsu
yang biasanya selalu jadi anak kesayangan.
.
#
.
"sejak kapan kamu pulang..?" tanya mama, ketika dia baru mengantar pria itu kedepan dan melihatku muncul dari samping.
.
"siapa pria itu, kenapa mama lakukan hal itu.?" aku balik bertanya.
.
"bukan urusan kamu..kenapa pula jam segini sudah pulang, bukannya kerja.." ujarnya sambil berlalu masuk kerumah.
.
"nih..nanti kasih Lian buat ongkos dia.."ujarnya sambil menyerahkan amplop berwarna coklat.
.
"mama mau kasih Lian uang dari hasil jual diri.." kataku.
.
"plak..plak.." mama menampar wajahku "kurang ajar kamu..aku juga tidak
perlu seperti ini jika kamu bisa cari uang..aku melakukan ini demi
anakku, tidak seperti kamu yang mau saja dibodohi lelaki untuk ditiduri,
tolol.." bentak mama, lalu masuk kekamarnya dan membanting pintu dengan
sangat keras.
.
Aku tak dapat menahan tangis, aku berlari menuju kamar, kenapa mama
mengungkit hal itu, aku memang pernah dituduri pacarku dan kepergok
mama, tapi saat itu aku melakukannya karena dia pacarku, dan sampai
sekarang aku masih menyesalinya.
.
Ini yang tidak kusukai dari mama, jika tidak ada Lian mama akan bersikap
ketus dan kerap memaki aku dengan kata- kata kasar, tapi didepan Lian
mama selalu baik padaku dan ketus kepada Lian, aku jadi selalu merasa
bersalah karena kadang Lian terlihat iri denganku, oleh karena itu aku
selalu berusaha menyenangkan Lian.
.
Pikiranku kalut, benarkah ini karena aku tidak mampu mencari uang mama
jadi harus seperti itu, mama tadi melakukan itu untuk Lian, jika mama
bisa, kenapa aku tidak penawaran dari om William tadi, akan menghasilkan
insentif besar untukku, mungkin memang harus kulakukan toh aku juga
bukan seorang perawan.
~~
.
Dengan beralasan akan kerumah teman aku kembali ketempat om William, si
satpam yang tadi pagi masih mengenaliku dan aku langsung disuruh masuk,
aku menunggu dibangku diterasnya hari yang mulai gelap dan lampu taman
yang serasi dengan rimbunan pohon benar-benar terasa nyaman, aku nyaris
lupa dan tak menyadari kedatangan si om yang ternyata sudah berdiri
diteras.
.
"ehem..akhirnya kamu datang juga cantik, keputusan yang tepat.." ujarnya.
.
Aku terdiam, kuambil formulir pendaftaran untuk 20 polis, yang juga
tertulis jumlah yang harus dibayar si 0m dan no.rek untuk transfer,
kuberikan formulir itu padanya, yang langsung ia ambil dan baca.
.
"wow apa ini, kenapa jadi 20, tadi sudah dibilang ambil 10dulu.." katanya memprotes.
"aku minta 20, dan transfer uangnya sekarang. Dan aku akan melakukan apapun yang om mau..." ujarku memberi penawaran.
.
Si om terdiam dan matanya memandangi tubuhku dari atas kebawah..
"hahaha..kau cukup pandai jg bernegosiasi cantik..." katanya "tunggu
sebentar.."ujarnya lalu masuk kedalam rumah sambil membawa lembaran
formulir yang kuberikan tadi.
.
Tak lama ia kembali lagi dan menyerahkan formulir yang tadi kuberikan, yang ternyata sudah diisinya
.
"om sudah mentransfer juga uangnya.." ucapnya.
.
Aku langsung mengeceknya lewat phone banking dan ternyata memang uang nya sudah ditransfer.
.
"bagaimana cantik..cukup..?" tanya nya.
.
"iya makasih.. "jawabku
.
"oke cantik sekarang kamu harus menuruti perintahku.." ujarnya.
.
"apa yang harus kulakukan..?" tanyaku.
.
"buka semua pakaianmu.." ujarnya.
.
"apa..! Disini..?" tanyaku kaget,
.
"iya..cepat.. Ingat yang kau janjikan tadi, om sudah melakukan bagian
om, sekarang giliran kamu cantik, lakukan bagianmu.." ujarnya.
.
Damn... aku tidak mengira pria mesum ini akan memintaku melakukan hal aneh seperti ini.. Freak..
.
Aku bangkit dari kursi, aku tidak ada pilihan, kulepas bajuku, lalu
celana jeansku, "semuanya." ujarnya ketika melihatku terdiam disaat
tinggal underwear yang menempel ditubuhku.. Sudah terlanjur pikirku
akhirnya kulepaskan juga bra dan cd ku, kini aku bugil diteras rumah
dihadapan seorang pria paruh baya yang sedang memandangku dengan tatapan
mesum, untunglah pagar rumah ini cukup tinggi jadi aku tidak perlu
khawatir akan orang diluar, satu-satunya kekhawatiranku adalah si satpam
di depan gerbang tadi.
.
"sekarang titipkan semua baju dan tas mu pada si Juned satpam didepan." ujarnya.
.
"apa, aku tidak mau aneh-aneh seperti ini..!" ujarku menolak..
.
Si om bangkit dari duduknya, mendekatiku, dan tanpa diduga, tangannya
mencengkram leherku dan mendorong tubuhku hingga tersadar kepilar
diteras itu,
.
"jangan mempermainkanku, aku bisa menghancurkanmu disini..!" katanya
dengan sorot mata mengancam, dan tetap mencengkram leherku hingga ku
sulit bernafas, tangannya sangat kuat aku tak mampu melepaskan
cekikannya..
.
"uhuukk..uhukkkhh." aku terbatuk ketika dia melepaskan cengkraman
dileherku, mataku berair karena beberapa saat tadi tidak dapat bernafas.
.
"cepat lakukan perintahku.." bentaknya.
.
Tanpa menjawab segera kuambil pakaianku dan tas lalu kubawa ke si satpam
didepan dengan telanjang bulat, satpam bernama Juned itu tersenyum
melihatku yang mendatanginya dalam kondisi bugil
.
"ada apa mbak..?" tanya dengan mata jelas tertuju keselangkanganku.
.
"saya mau titip ini" kataku sambil menunjukan pakaian yang ada ditanganku,
.
"taruh aja disitu mbak.." ujarnya menunjuk bangku kayu yang ada disudut didalam posnya.
Ketika aku hendak masuk dan melewati. Ia yang berdiri dipintu tidak mau menyingkir, karena pintunya
kecil aku harus memiringkan badan untuk melewatinya, dan itupun masih
membuat badanku bergesekan dengannya, rupanya ini siasat dia karena
ketika aku keluar dia tetap diposisi tadi, dan kembali tubuh bugilku
bergesekan dengan nya.
.
"hati..hati robek mbak..kontol bapak jumbo..!" ujarnya seraya mengacungkan lengannya.
.
Aku tidak memperdulikan ucapannya, dan terus berjalan kembali keteras
rumah besar ini, pria paruh baya yang rambutnya sudah banyak uban itu
masih duduk dikursi tadi, aku berdiri disampingnya.
.
"duduk,..!" perintahnya, sambil menunjuk meja didepannya, akupun
menurutinya duduk menghadapnya di atas meja yang terbuat dari akar pohon
yang besar,
.
"naikan kaki mu kesini.." ujarnya sambil menepuk dua sandaran kayu disisi kursi yang didudukinya.
Akupun menurutinya, kini posisiku duduk menghadapnya dengan kedua kaki terkangkang memamerkan selangkanganku didepannya.
.
Sungguh tak dapat kubayangkan betapa malunya aku jika ada yang melihat
apa yang sedang kulakukan sekarang, duduk telanjang diteras yang
terbuka, dengan posisi duduk yang seperti ini.
.
"memek yang cantik sekali, secantik orang nya.." ujarnya, karena dengan
posisiku yang seperti ini, selangkanganku terpampang jelas didepannya.
.
''apakah sudah ada yang pernah memasukinya..?" Tanyanya lagi.
Aku hanya mengangguk.
.
"melihat tubuhmu yang seperti ini, siapa yang tidak tahan untuk
mencobloskan kontolnya, kememekmu..katakan sudah berapa kontol yang
masuk kememekmu ini..?" tanyanya sambil menyentuh memekku.
.
"satuu..akh.." jawabku sedikit mendesah karena jemarinya. Mengelus belahan diselangkanganku.
"apakah kau menikmatinya disentuh seperti ini.." ujarnya sambil lebih
menekan jarinya, aku bisa merasakan bibir kemaluanku terbuka oleh
tekanan jemari nya.
"oughhh..." erangku..
Ia mengangkat kedua lututku, otomatis membuatku jadi terlentang diatas
meja kayu itu, Om William merundukan kepalanya mendekat diantara
selangkanganku, dengusan nafasnya terasa menyentuh bulu-bulu diatas
memekku.
Ia menaruh kedua kedua kakiku dipundaknya, kurasakan memekku dikuaknya
dengan jari. Dan sebuah jilatan langsung mendarat disana, menjilati dan
membasahi memekku dengan lidahnya yang terasa begitu berliur.
.
"augghhh,..emmphh ..akh.."aku merintih menikmati rasa itu.
seks itu nikmat dan aku tidak akan menolak kenikmatan ini, toh walaupun aku menolak untuk menikmati pria ini akan tetap menyetubuhiku..
"emmphh..akkrghh..akh.." aku mendesah kepalaku bergerak kekiri dan
kekanan menahan rasa akibat aksi lidah si om dimemekku, aku sepintas
bisa melihat bayangan seseorang dibalik rimbunnya tanaman di ujung
taman, aku yakin itu si satpam yang sedang mengintip. Entah kenapa
bukannya merasa malu aku merasa ada sensasi yang begitu aneh, tergeletak
bugil diatas meja, dengan kepala seorang pria diselangkanganku di teras
yang dikelilingi taman berpohon rimbun, dan sedang diintip seseorang..
.
"apakah memekmu pernah terluka?.." tanya si om, "tidakkhh.." jawabku,
lalu si om kembali menjulurkan lidahnya, menjilati bagian dalam, dan
sesekali menyentuh klitorisku..
.
"iyahh..akh..disituuh ..akh.ter..us..emph....!" rintihku tanpa merasa
malu karena memang nikmat sekali, rasanya ketika klitorisku disentuh
oleh lidah basahnya.
.
Si om menghentikan jilatannya, ia bangkit berdiri, bergerak kesampingku,
lalu meletakan tangannya dibawah lutut dan satu dibawah leher, dan
dengan entengnya dia mengangkat tubuhku, semula aku mengira dia akan
membawaku kedalam rumah, ternyata ia membawaku kehalaman samping
rumahnya. Sesaat aku memperhatikan wajah si om, tampan juga dan tubuhnya
terlihat begitu kekar.
.
Aku dibawa menyusuri sisi rumah yang dikelilingi taman ini, ternyata aku
dibawa ke kolam renang, kendati hari sudah gelap suasana kolam itu
terang oleh lampu-lampu, yang menambah indah suasana disini.
Ia terus berjalan membopong tubuku ke pinggir kolam..
.
"kamu suka bermain di air..." tanyanya,
.
aku hanya tersenyum memandangannya, dan "byuuuuurr.." tubuhku
dilemparkan nya kekolam, karena sudah menduga akan hal ini, aku jadi
tidak gugup dan bisa menguasai keadaan, si om melepas semua pakaiannya
dan duduk disisi kolam. Ternyata kontolnya besar sekali. Ia menggapaikan
lengannya memanggilku untuk mendekatinya, akupun berenang mendekatinya,
bertumpu di kedua pahanya dengan kedua tanganku, dan kakiku terus
bergerak agar tetap mengambang, kontolnya sudah tegak berdiri, dan dalam
posisi duduk ditepi kolam dengan kedua kaki yang masuk keair dan
terbuka, kontol itu terlihat jelas menantang.
.
Aku majukan badanku sedikit lagi sambil kumiringkan kepalaku, dan
langsung kubuka mulutku dan kucaplok dua buah kembar dipangkal
kontolnya, kukulum-kulum benda itu seperti mengulum permen. Sesekali
kutarik-tarik, aku tidak bisa melihat ekspresi siom, tapi aku bisa
merasakan tubuhnya bergerak., puas memainka buah kembar itu, aku
mengarahkan mulutku kebatangnya, kujulurkan lidahku, menjilati batangnya
yang cukup besar itu, lidahku maju mundur, menjilati setiap tonjolan
urat yang menghiasai batang itu, aku merubah posisi lagi kali ini, aku
berdiri diantara kedua kakinya, kontolnya tepat didepanku.
.
Kubasahi batang itu dengan air kolam dan lalu kukocok-kocok.
"emmph..bagaimana dengan kontolku..lebih besar mana dengan yang pernah
memasuki memekmu.." tanyanya
.
"Besar punya om" jawabku.
.
"masukan kemulutmu..." ujarnya
.
"ga muat..." jawabku
.
"muat, buka mulut mu.." ujarnya, sambil menekan kepalaku agar menempel
ke ujung kontolnya, dengan terpaksa kubuka mulut lebar-lebar berhasil
masuk sebagian, "hisap saja yang kuat.." katanya menahan kepalaku untuk
tidak bergerak, kuhisap kuat batang besar, "argh..akhh..terusss
akh.,,hissaap yanggg..kuuaaat.."teriaknya sambil menahan kepalaku agar
tidak bergerak, mulutku sudah terasa sakit menghisap kontol besar si om
yang sedang menyumpal mulutku ini.
.
Akhirnya si om melepaskan kepalaku, dan dia juga menceburkan diri ke
kolam, tubuhku dipeluknya, dan disandarkan didinding kolam, ia melumat
bibirku, aku pun membalasnya kubuka mulut dan kubiarkan lidahnya beradu
dengan lidahku, saling menyentuh dan berbagi liur, sambil tetap
berkuluman ia menggeser tubuh kami kesisi kiri menuju tangga kolam,
setelah sampai diarahkan aku untuk bersandar ditangga besi itu dengan
kedua tanganku berpegangan disisi pegangan tangga.
.
Si om mundur sedikit lalu mengangkat pahaku, kini aju jadi mengambang
dalam posisi telentang diatas air, si om mengatur posisi agar
selangkanganku tepat diujung kontolnya.
Aku bisa merasakan batang itu sangat keras, dan sedang disodok-sodokan dibibir memekku berusaha menembusnya.
Entah lubangku yang terlalu sempit atau kontol si om yang terlalu besar
ia terlihat kesulitan mendorong kontolnya untuk menembus masuk, diangkat
satu kakiku ke bahunya dan "akrrggh..." aku menjerit lirih ketika
tiba-tiba ia memasukan jarinya kelubang memekku, dan digerak-gerakan
memutar, seolah sedang membuat celah untuk memasukan batang kontolnya,
lalu ia memegang kontol besarnya, dan ditempelkan dicelah memekku, ia
bergerak maju mundur pelan, aku bisa merasakan ujung nya mulai memasuki
aku, membelah perlahan lubang memekku...
"akhhh..pelann..pelan..omm..akh..." rintihku, namun siom terus mendorong
pelan, rasanya sedikit nyeri seperti ada yang robek...
.

.
Ia diam sejenak, dan tanpa sempat kusadari ia mendorong seluruh batang nya menembus ke dalam lubang memekku.
.
"akkhhhhhh..akhh..sakiiittt..." aku berteriak kencang dan berusaha
menggerakan kakiku agar dia mencabut kontolnya, namun dia begitu kuat
usahaku tak ada artinya, aku juga tak bisa menggunakan tanganku, karena
jika aku melepas peganganku, maka bisa-bisa kepalaku membentur tembok
kolam ini.
.
Ia berdiam sejenak membiarkan batangnya didalam lubangku, namun tetap saja rasa perih masih terasa..
.
"akhhh...sempit sekali..." ujarnya sambil menarik keluar kontolnya, namun tetap menyisakan ujung kontol..
.
"ampuun om.. Lepass dulu..akh..sakit banget..om.." rintihku memohon.
.
"apa yang dilepas..apa yang sakit.?"
.
"ini..memek..ku..om..ahkh..aduuh..memekku.. sakit..banget om..lepasin kontol om.." jawabku karena memang sakit sekali rasanya.
.
"akh..enak begini kok sakit...akh.." ujarnya sambil mendorong kembali kontolnya terbenam didalam memekku.
.
"akh..aduuh,..akh..sakit..sakit..udah..ampuuun akhh..." teriakku namun
tidak diperdulikan nya, ia mulai bergerak menggesek lubang memekku,
dengan kontolnya, "akhhakh...eakh..akh..nikmat sekali" ujarnya.
Gerakan yang pelan itu lama-lama berubah jadi semakin cepat, dinginnya
air kolam sedikit meradakan nyeri dimemekku, karena setiap dia menarik
kontolnya lalu memasukannya lagi ada airkolam yang ikut masuk kememekku.
.
"akhh..owkh..okh..okh.." aku terus merintih, namun si om tidak perduli,
ia terus menyodok memekku, dan sesekali ia mendiamkan kontolnya, lalu
giliran pinggulku yang digoyang dan digerakan memutar jadi memekku
memutari kontolnya.
"bluub..bluub..blub..." suara dari gelembung air yang keluar dari pergesekan kelamin, terdengar lucu buatku.
.
"ehm..kenapa..senyum..enak....?" tanya nya..
.
"ga..akh..sakit.." jawabku berbohong karena sebenarnya aku sudah bisa
menikmatinya, karena besar dan kerasnya batang itu, setiap gerakan
keluar masuknya, juga turut menggesek klitorisku, ouughh nikmat sekali..
.
"akh..oh..akh..akh..yeakh.." suara rintihanku diantara kecipak air
kolam.. Sodokan si om mulai semakin cepat..
"akh..akh,enak...akh..terus..om..akh" ujarku sambil merintih keenakan,
dan tidak lagi merasa malu mengucapkannya.
.
"eh..eh..apa..yang..enak..sayaang..?" tanyanya
.
"kon..kontol..om..enak..terus om..akh.."
.
"akhrgg,..terus..apa..akh..."
.
"teruss..entott..entotin..fanyy.." kataku dengan kata yang membangkitkan birahinya.
.
Tak kenal lelah si om mengerjaiku dikolam, aku sudah tak merasakan sakit lagi, tapi sudah bisa menikmati..
.
"pluup.." ia mencabut kontol nya, "kita ke atas,.!" serunya dan dengan
tanpa kesulitan tubuhku diangkatnya ke tepi kolam, dan aku pun
memposisikan diri menungging menunggunya naik.
.
"gadis yang pandai.." ujar nya. "plak..plak.." sambil menepuk pantaku..
.
Aku kembali merasakan sentuh ujung kontolnya dimemekku, tidak seperti
tadi, kali ini aku tidak merasakan sakit dimemekku, kontol itu kembali
mengisi rongga memekku, dan kembali aku merasakan nikmat dari kontol si
om, ditempat terbuka, dengan tubuh basah ough sensasi yang luar biasa.
.
Pergesekan kelamin kali ini, benar-benar membuat aku terlena, kendati
kontol besar itu tadi sudah menyakitiku, namun kali ini memberiku
kenikmatan yang luar biasa.
.
Kali ini kami berganti posisi aku ditelentangkan diubin sisi kolam, dan
kembali aku disetubuhi, olehnya dengan posisi ini, ia juga bisa meremasi
kedua buah dadaku, "akh..akh..yeakh..akh..terus ..akh.." teriakku,
kami saling bergantian memuaskan, disaat ia menyodokan kontolnya aku
diam menerima nya, disaat ia membenamkannya didalam rongga memekku, aku
goyangkan pantatku, bergantian terus seperti itu.
.
Akhirnya saat itu pun tiba, aku mulai merasakan akan mendekati puncak
orgasme, syaraf-syarafku menegang, dan "akhhh...om..akhhh.." erangku,
bersamaan dengan rasa nikmat yang luarbiasa, si om masih bergerak
menggenjotku dengan sangat cepat sebelum akhirnya dia pun menjerit dan
menyemprotkan maninya dimemekku, kami terkapar bersebelahan, lemas
karena terlalu nikmat.
"Om..aku..boleh mandi dulu..? Tanyaku, karena sudah merasa dingin diluar seperti,
.
"masuk saja.. Sana.." ujar si om yang masih terbaring.
.
akupun segera bangkit, lalu menujuk pintu samping itu, saat berjalan aku
bisa merasakan sperma si om keluar dari memekku menetes dipahaku.
.
Ternyata ini pintu dapur, aku masuk kedalam, mencari dimana letak kamar mandi..
.
"wow ci..memeklu sampe gt.." ujar Rio yang kehadirannya tidak kusadari,
dalam keterkejutan aku melihat juga memekku, ternyata kondisinya sudah
tidak seperti sebelumnya, tidak lagi rapat, melainkan sudah terbuka,
dengan cairan sperma si om tampak memenuhinya.
.
"udah tenang aja nanti juga rapet lagi.." ujarnya sok tahu.
.
Rio berjalan mendekatiku, mengamati tubuhku, dari depan kebelakang.
.
"wah, sepertinya yang ini belum dipakai, bisa gua coba dulu nih.." gumannya.
.
"mau ngapain kamu..?" tanyaku, ketika kedua tangannya memegang bahuku.
.
"gua kan pengen nyobain lu juga ci.." jawabnya
.
"ga mau...lepasin.."aku meronta berusaha melepaskan tangannya dari bahuku.
.
"udah diem aja, lu mau rekaman lu lagi dientot tadi gua tunjukin Lian.."
ancamnya sambil mendorong tubuhku telungkup diatas meja didapur ini.
.
Ia meremas-meremas pantatku, lalu membuka belahan nya, "akhhh.." erangku ketika jemarinya kurasakan menyentuh anusku..
Dari bayangan dikaca aku bisa melihat om William memasuki dapur, aku berharap ia menegur kelakuan anaknya ini.
.
"hey..jangan sampai rusak ya.. Papa belum nyobain yang itu..!" ujarnya
.
"siap bos.." jawab Rio
.
Ah hilanglah harapanku ternyata ayah dan anak sama saja.
.
"cantik kamu layani baik-baik anakku ya.." ucap nya sambil menepuk kepalaku dan berlalu.
Aku bisa merasakan benda tumpul hangat yang kuyakin adalah kontol Rio sedang diselipkan dicelah pantatku didepan anusku..
...
13th Sin: Untold Stories part 2
.
(Fany stories)
.
Dua tangannya kurasakan membuka belahan pantatku, dan benda panjang
tumpul masih bergerak menekan tepat dilubang pantatku, dan berusaha
memasukinya.
Aku mencengkram erat kedua sisi meja itu, gigiku mengigit bibirku
sendiri. Ujung kepala kontol Rio terasa sudah menembus lubang anusku,
namun tampaknya ia masih kesulitan untuk membenamkan seluruh batang
kontolnya..
.
"sempit banget bool lu ci..susah.." ujarnya, "plak.." sambil menepuk
pantatku.. Ia meninggalkanku menuju lemari dapur didepanku, aku bisa
melihat kontol memang tidak sebesar si om, tapi tetap dalam ukuran
besar..
.
"kita pakai ini..!"ujarnya sambil menunjukan botol berisi minyak kearahku, yang masih telungkup diatas meja.
.
Tangan Rio membuka belahan pantatku, dan aku merasakan lengketnya cairan
minyak itu tertumpah celah anusku, menetes diantara kedua pahaku,
jemari tangannya bergerak meratakan minyak itu, keseluruh celah
pantatku, "argkhhh.." aku tersentak karena Rio memasukan jarinya yang
berlumur minyak itu kelubang anusku..
.
"kali ini udah licin..pasti bisa..!" guman Rio bersamaan dengan kurasakan kembali sentuhan ujung kontolnya dibibir anusku.
.
Kepala kontolnya memasuki anusku bergerak maju mundur perlahan, pelicin
dari minyak itu cukup memberikan efek untukku anusku tidak terlalu
sakit, atau mungkin juga karena yang bergerak keluar masuk baru hanya
bagian kepalanya saja. ''eakh..ah..ah.." suara dari desahan nafasnya.
.
"arggghhkhh..." erangku, ketika seluruh batang kontol itu amblas tertelan lubang anusku...
"akhirnya..gua..perawanin juga..bol..lu..ci.." ujar Rio sambil
menggerakan kontolnya keluar masuk, tanpa memperdulikan aku yang kembali
merintih kesakitan.
.

.
"akhhh..enak..akh.,..akh..akh.."
suara Rio diantara desah nafas dan derit meja tempat Rio mengenjot lubang pantatku..
.
"untung..gua.. Masih..sempet..ngerasain bol lu ci.. Sebelum keduluan
bokap... Kalo dah kena kontol bokap, bisa dower kaya memek lu ini.."
ujar Rio seraya tangannya yang sejak tadi dibokongku berpindah untuk
meremas memekku, dan entah kenapa kendati remasannya begitu kasar, tapi
aku justru menyukainya.
.
"akh..eakh..akh..akh..akhhh..mmphh..akrgh..eak h.." erangku penuh birahi, tubuhku sangat ingin dipuaskan.
.
"ah..kenap..a..ci.. Lu..ke..enakaan..ya..dianal..sambil.. Dikobel-kobeel..gini..!"
.
"yakh..akh..akh..ter..akh..teruss.." aku tidak perduli lagi, tidak juga
memikirkan malu, ini nikmat sekali, birahi ku ingin dipuaskan..
.
"arkhh..akh..eakh.." teriakku merintih dan mendesah, dengan tanganku
mencengkram semakin kuat tepian meja yang berada didapur ini..
.
"akh..gilaa..gua..ah..gu..akh..ga ku..kuaat...,aaaahkh.."teriak Rio dan
tiba-tiba bergerak cepat sekali, sebelum akhirnya ambruk menindihku, dan
disaat yang sama aku juga mencapai orgasmeku.
.
"bravo..bravo..permainan yang luar biasa..." suara dari si 0m yang tidak
kuketahui, ternyata menyaksikan kami, aku sempat melihat handycam
ditangannya, apakah dia merekam adegan aku dan anaknya, aku terlalu
lelah untuk memikirkannya, mataku terpejam aku merasa sangat lelah.
.
~
kendati aku harus melayani nafsu seks ayah dan anak itu, aku cukup
senang ketika melihat senyum Lian begitu menerima uang dariku untuk
bekalnya nanti.
.
Tapi cerita tidak berlanjut indah, ternyata dikampus Rio menunjukan
video rekaman adegan aku, dan hal itu sampai ketelinga Lian, Lian yang
murka menghajar Rio sampai babak belur, dan konsekuensi tindakannya itu
Lian pun ditahan oleh polisi.
Untunglah kepala polisi ditempat Lian masih bersimpati padanya dan
memahami tindakan Lian, dengan mengancam akan memparnjang kasus
penyebaran video, om William yang pengusaha terkenal tentu tidak mau
karena hal itu akan merusak nama baiknya, jadilah kasus itu tidak
diperpanjang, namun dengan pengaruhnya dia berhasil membuat Lian
dikeluarkan dari kampus, dan juga gagal membuatnya jadi wakil
dikompetisi beladiri.
.
Lian begitu terpuruk, apalagi sikap mama yang selalu sinis dan
menyalahkannya, Lian mulai jarang pulang, dan bergaul dengan kehidupan
malam hingga akhirnya terjerumus dalam lingkaran obat terlarang.
Andai saja jika waktu itu aku tidak menerima tawaran itu, mungkin Lian
tidak akan seperti itu, akulah penyebab semua yang terjadi pada Lian dan
kini aku harus bisa mengembalikan Lian, menjadi seperti Lian yang dulu
yang selalu ceria dan mempunyai mimpi.
13th SIN Untold Stories
.
(Anie's Stories)
.
Kini hanya aku sendiri, Wiwie dan Linda sudah pergi, dan tempat ini menjadi sepi, hanya tinggal aku dan si Encim.
.
"lu mesti pergi nie,dsini tidak ada apa2, jika waktu nya nanti tiba,
mereka akan menjemput lu, dan pada saat itu lu ga akan punya waktu untuk
dirilu sendiri.." ujar si encim. (*encim = tante)
.
Mungkin ada benarnya juga ucapan si encim, akhirnya kuputuskan pergi,
tapi aku bingung harus kemana, kembali kerumah aku tidak ingin, aku
hanya ingin pergi ketempat dimana orang tidak mengenalku.
.
Sejak tadi aku berdiri dihalte ini aku sudah merasakan pandangan tidak
enak dari dua orang pria dengan penampilan yang semerawut disudut kiri
dari tempatku berdiri.
Tanpa rasa takut sedikitpun aku tatap dua orang itu, salah satunya kemudian menghampiriku sambil cengar cengir.
"lu ani kan...?" ujarnya tiba-tiba mengejukan juga ternyata dia mengenalku.
"gua Wiji.. Masa lu lupa.!" ujarnya melihatku masih bingung.
.
"wiji anak nya bu Nur yang..." aku baru menyadari siapa pemuda kurus ini.
.
"ya wiji anak bu Nur yang kabur karena nyuri kotak amal,.." ujarnya melanjutkan.
.
"hahahaha..." aku tidak dapat menahan tawa, ketika melihat ekspresi
wajahnya saat berkata, ya aku ingat siapa Wiji ini, anak paling nakal
dikampung dulu, yang selalu mengganggu anak-anak sebayanya. dimana ada
anak yang nangis atau berkelahi pasti akan ada keterlibatan dari si
Wiji, dan satu-satunya anak yang ditakuti oleh Wiji adalah aku karena
sejak kecil aku sudah berbadan besar, dan aku bisa dengan mudah melempar
tubuh kurus wiji, kendati anak itu cukup tahan banting juga.
.
"lu makin semok aja ni.." ujarnya sambil menatap tubuhku dari atas kebawah.
.

.
"lu ju masih kerempeng aja." balasku.
.
"eh ngapain lo ada disini,..?" tanyanya.
.
"panjang ceritanya, lu ada tempat buat ngobrol ga..? Sekalian pengen istirahat gua..!"
.
"kekontrakan gua aja.. Deket kq dari sini...!" ajaknya.
.
"oke.." jawabku setuju.
.
Ternyata tempat kontrakan Wiji memang tidak terlalu jauh, kendati tidak
terlalu besar tapi lumayanlah aku ada tempat beristirahat.
Kami bercerita tentang nostalgia diwaktu kanak-kanak dulu, tentang
kenakalan Wiji dan juga kemana dia kabur setelah mencuri kotak amal
dimesjid.
Akupun mengarang cerita kalau aku kabur dari rumah karena ribut dengan
orang tua dan ingin menenangkan diri dulu, Wiji menawarkan tempatnya
untukku tinggal sementara.
.
"beneran nih gua, ga apa disini..?" tanyaku.
.
"ga pa, lu tenang aja, disini bebas, cuma ya gini tempatnya.." jawabnya
.
"thank's ya.. Eh dah sore .. Gua pengen mandi dulu nih, dimana kamar mandinya..?"
.
"lu masuk aja dibelakang, tuh keluar pintu dapur..!" Wiji menunjukan.
.
Kamar mandi dikontrakan Wiji, terpisah dibelakang, selesai membasuh
seluruh tubuh dan merasa segar kembali, uppss..! ternyata tadi aku hanya
membawa handuk, tanpa membawa baju ganti, tengok kiri kanan, suasana
sepi, akhirnya kubergegas jalan ke pintu dapur, dengan hanya berbalut
handuk yang ukurannya sangat tidak mencukupi untuk menutupi tubuhku yang
besar ini, langsung kututup pintu itu begitu ku didalam,
.
"wow.. Kau punya barang super gini disimpan sendiri aja ji..!" sebuah
suara tiba-tiba dan ketika kuberpaling ternyata disitu sudah ada
beberapa orang.
Aku terpaku tidak tahu harus apa, mau bersembunyi pun tidak ada tempat,
karena kontrakkan ini hanya terdiri dari sebuah ruangan dan dapur kecil.
.
"siapa dia.. Kau punya pacar kah ... Pantas saja kau betah dirumah, tak
mau kerja cari uang buat bayar utang.." ujar pria berambut kribo itu.
.
"itu teman saya bang, dia cuma numpang istirahat aja..!" jawab Wiji dengan tampang yang terlihat sangat ketakutan.
.
"ah..alasan saja kau, bilang saja tak mau bagi-bagi, dengan abangmu
ini.." ujar si Kribo itu, lalu mendekatiku, memandang tubuhku yang hanya
berbalut handuk.."hey..montok..kau ini teman atau pacarnya si
Wiji..?"tanyanya padaku.
.
"teman.!" jawabku.
.
"owh teman..kuberitahu kau temen kau ini, punya hutang sama
aku..gimana kalau kalau kau bayari saja hutangnya dia..." ujar siKribo
itu.
.
"Bang Ramon, dia ga tau apa2..saya akan cari uangnya bang.." ujar Wiji, kepada si Kribo yang ternyata bernama Ramon ini..
.
"berapa hutangnya..?" tanyaku, karena memang aku membawa cukup uang
pemberian si Encim, tapi aku juga bisa menduga si Ramon kribo ini punya
maksud lain, sorot matanya menyiratkan pandangan penuh nafsu memandang
tubuhku.
.
"tenang saja montok..tak perlulah memikirkan uang, pembayarannya cukup
dengan kau layanin saja abang Ramon ini, badan kau itu benar-benar bikin
kontol abang ngaceng.." ujarnya.
.
"oke..." jawabku sambil melepas handukku, kini aku berdiri bugil
dihadapan empat orang pria, yang memandang dengan mata penuh nafsu.
"jangan bang, nanti pasti saya bayar..nie jangan.." ucap Wiji.
.
"berisik kali kau ini, dia nya saja tidak keberatan.. " ujar Ramon
sambil menghampiri Wiji. "kau tunggulah diluar, kalian jaga jangan sampe
dia macam-macam"lanjutnya memerintah.
Sementara si Ramon kribo itu sibuk menutup gordyn dan pintu, akupun merebahkan diri dikasur yang ada dilantai itu.
.

.
Melihatku yang sudah tergolek telentang dilantai, Ramon melucuti
pakaiannya, tubuhnya tegap, hitam, kontolnya panjang mengacung..
.
"siapa nama kau..?"
.
"Anie..!" jawabku.
.
"anie kau punya badan luarbiasa montok..tak tahanlah aku ingin segera
mencicipinya.." ujarnya sambil mendekati aku lalu duduk bersimbuh disisi
kananku.
.
"besar kali kau punya tetek hah.. Empuk juga.." dia berkata sambil
tangannya meremasi kedua payudaraku, diremas dengan begitu kasar..
.
Tak puas hanya dengan tangan, kini mulutnya juga mulai bermain dihisap
dan dikulum-kulumnya putingku, sementara satu tangannya, mengelusi
selangkanganku.
.
"arggghhh..." erangku ketika merasakan ada jemari yang diselipkan masuk dimemek.
.
Ramon membenamkan dan menguselkan kepalanya dipayudaraku, sementara jemarinyapun terus mengocoki lubang diselangkanganku.
.
"empuk kali kau punya tetek, betahlah aku disini.." ujarnya dan kembali
membenamkan kepalanya. Mengemuti kedua putingku bergantian.
Kali ini ia merubah posisi, dikangkanginya tubuhku, dan ia lalu meletakan kontolnya diantara kedua payudaraku
.
"akh..hhh.. Bakalan enak.." katanya sambil memegang kedua buah pepayaku dan digunakan untuk menjepit kontolnya.
.
"hey montok, kau jilat-jilatlah, ujung kontolku ini..julurkan lidah
kau.." perintahnya sambil menggerakan maju mundur kontolnya yang
terjepit dibelahan tetekku.
.

.
"akh..ya..akh..akh."
suara desahannya ketika lidahku memoles kepala kontolnya, ia terlihat
sangat menikmatinya, lenguhannya bergetar setiap kali lidahku menjilat
lubang kecil diujung kepala kontolnya, kedua tangannya yang mencengkram
kedua payudaraku dan juga kontolnya yang bergerak menggesek diantara
kedua tetekku memberi efek rangsangan birahi pada dariku.
Beberapa saat kemudian ia kembali berganti posisi, menyeruakkan
kepalanya diantara selangkanganku, dan langsung menjilati memekku..
"akhhh..sedap kali meme kau ini.."
teriaknya dan kembali celah lembabku menjadi sasaran jilatan lidahnya.
.
"akrghh..emphh..." aku mengerang ketika lidahnya mengenai titik paling
sensitif dikemaluanku. Dan akupun mulai diselimuti birahi. Tanganku
bergerak meremasi dadaku sendiri, pahaku menekuk, dan menjepit kepala
Ramon agar jangan pergi dari selangkanganku, pengalaman dengan keluarga
Ming, membuat birahiku jadi mudah dibangkitkan dan aku pun menjadi tidak
malu lagi mendesah dan mengerang mengekspresikan birahiku.
.
"akh..emmphh..ya..yah.akh...ya..ter..teruuus..yah. .en..enaa..akk..ji..laat..ter..uuusss..."
aku tidak perduli jika Wiji dan teman-temannya Ramon diluar mendengar
teriakanku, aku sedang menikmati ini dan tak ingin memikirkan yang lain.
.
Ramon mulai mengarahkan batangnya kebibir memekku..
"tembem kali memek kau..empuk rasanya menjepit kontolku..!" ucapnya
serasa mendorong seluruh batangnya perlahan namun terus terbenam hingga
terasa mentok dirahimku.
"uuggghhh.." desahku menahan nafas dan menggigit bibirku sendiri, ketika
seluruh batang berurat itu mengisi dan memenuhi rongga sempit nan basah
diselangkanganku, aku bisa merasakan urat-urat dibatang itu, berdenyut
diantara himpitan memekku.
.
Dengan posisi diatasku Ramon bergerang menggenjot memekku, sesekali
tangannya yang bertumpu disisi kanan dan kiriku, bergerak ke dadaku, dan
menjadikan dadaku sebagai tempat bertumpu tangannya, rasanya sakit tapi
juga nikmat.
.
"ahh..ah..ah..kenyal..kali...mantaab..ah.." ucapnya dengan nafas begitu berat..
.
"akh..yeah..montok..enak..kan..kontol..abang..ramo n..ini...?" tanya nya.
.
"iyaaa..enak..teru..ter..teruss...bang..ah..akh..a kh,.."
.
"terus..terus...apakhh..hah..ah.."
.
"ter..terusss..en..entot..ter..ruus..akh..ah..ento tin..akh..akhu..."
mulutku mengeluarkan kata-kata kotor yang semakin membuat Ramon,
bersemangat mencucupkan kontolnya dimemekku. Kendati kontolnya tidak
terlalu besar, namun ukurannya lumayan panjang, setiap sodokannya,
terasa langsung menyentuh dasar terdalam rahimku.
.
Beberapa menit kemudian gerakan nya mulai tak beraturan dan semakin
cepat aku tahu sebentar lagi puncak birahi akan menyentuhnya, seperti
juga yang sedang kualami..
"akrrggggh...guaaa..ngecreeeth..." teriaknya dan membenamkan seluruh
batangnya, aku yang juga sudah tinggal setitik lagi mencapai orgasme,
tak mau kehilangan momen, kendati dia sudah terdiam aku tetap
menggerakan pantatku dan akhirnya "aruggh.."aku juga mendapat orgasmeku.
.
"hey benarkah kau bukan pacar si Wiji.." tanya Ramon yang masih
terbaring lelah, sambil tangannya bermain dimemekku yang basah oleh
cairan lengket hasil pertempuran birahi tadi.
.
"iya bang..aku hanya temannya dikampung.."
.
"kalau begitu kau ikutlah saja, denganku..aku suka kali dengan perempuan macam kau ini..!" ajaknya.
.
"ehm..gimana yah, jawabku ragu..
.
"ayolah..lebih enak dengan abang..kuanggap lunaslah hutang kawan kau si Wiji itu.." ujarnya membujuk.
.
Sebenar aku juga cukup tertarik dengan tawaran ini, daripada aku bingung mau kemana.
.
"baiklah...!" jawabku menyetujui.
.
"baguslah.. Sekarang menungginglah..kontol abang sudah ngaceng lagi..tak
sabar menyodok memek kau ini" ujarnya sambil meremas bokongku.
.
Sejak tadi aku memang mulai kembali terangsang, jemari Ramon yang terus
bermain dimemekku. Membangkitkan birahiku, dan tanpa menunggu lama aku
pun menungging dan Ramon kembali menyumpal lubang memekku dari belakang
dengan batang kontol. Dan kembali untuk kedua kalinya aku mengalami
orgasme dari pria ini.
.
Raut muka Wiji terlihat begitu bersalah ketika aku mengatakan akan ikut
dengan Ramon, walaupun aku sudah mengatakan ini tidak ada hubungannya
dengan masalah dia.
.
Ramon adalah seorang ketua geng yang menguasai terminal, yang memiliki
banyak anak buah yang tinggal dengan nya dan selama aku tinggal
dengannya selain menjadi pelayan seks Ramon, aku juga melayani anak buah
Ramon tanpa sepengetahuannya.
.
Setiap kali berhubungan dengan Ramon atau anak buah nya aku tidak pernah
sekalipun menggunakan pengaman, akhirnya aku hamil, bersamaan dengan
kehamilanku, Ramon juga mengetahui kalau selama ini aku juga kerap
ditiduri oleh anakbuah nya. Ramon murka tidak mau mengakui anak yang
kukandung dan mengusirku.
.
Setelah itu aku kembali ke tempat Wiji dan tinggal dengan nya hingga
melahirkan, aku melahirkan seorang bayi perempuan yang sempat kurawat
hingga usia 1 tahun lalu aku meminta Wiji untuk menitipkan anakku ini ke
panti asuhan, dan wiji jangan pernah memberitahuku dimana panti asuhan
tempat dia akan menitipkan anakku nanti. Setelah itu aku tidak pernah
lagi bertemu Wiji dan juga tidak pernah berusaha mencari dimana anak
perempuanku sekarang berada, aku sadar semakin aku tidak tahu semakin
aman untuk anak itu.
13th Sin : Final Chapter
.
akan ada beberapa kali perpindahan pov dalam cerita ini
.
(Fany stories)
.
Lian berlari menerjang mereka, dengan dua tangannya memegang potongan pipa besi.
.
Dua orang pria langsung berlari menghadangnya, namun dengan sigap Lian
berlutut dengan kedua tangan yang memegang pipa besi itu terbentang dan
mengenai lutut kedua orang itu, mereka langsung terjungkal, terlihat
mereka semua terpana akan kejadian itu.
.
Seorang lagi datang dengan berlari menuju Lian, namun sungguh diluar
dugaan Lian melemparkan salah satu besi yang dipegangnya dan tepat
mengenai leher orang, darah memancar dari lehernya, beberapa temannya
tampak tercengang, mereka langsung mengelilingi Lian dengan pipa besi
ditangan masing-masing.
.
.
Mereka menyerang serempak, Lian langsung bergerak memiringkan badan,
menghajar salah satu yang terdekat dengannya, lalu menggunakannya
sebagai pijakan untuk meloncat dan menggunakan kesempatan itu untuk
memukul kepala salah seorang dari mereka, rupanya Lian bermaksud keluar
dari kepungan mereka, setelah berhasil Lian langsung mengejar Mario,
pemuda itu berlari menuju sisi gudang tapi karena begitu banyak kardus
dan kotak yang menghalangi, Lian berhasil mengejar dan menghajar
kepalanya hingga berdarah, beberapa orang bawaan Mario yang tadi
berusaha menahan Lian namun Lian bergerak lebih cepat, dan kembali
mengangkat pipa besi itu, kembali hendak memukul kepala Mario..
.
"DOORRRRR...!"
.
Semua yang ada ditempat ini langsung terdiam, dan serentak menoleh kearah sumber suara letusan itu.
Seorang pria paruhbaya yang entah darimana datangnya, berdiri didepan
pintu masuk gudang ini dengan sebuah pistol yang ditujukan kedepan.
Mataku langsung menyusuri arah dari moncong senjata itu.
.
"MAMAAAAA....!" aku langsung berteriak histeris dan berlari
menghampirinya, rupanya tanpa kusadari mama sudah tidak lagi
disebelahku, ia menghadang peluru yang ditembakan ke arah Lian oleh pria
tua itu..
.
"mama..mama.." aku dan Lian berteriak memanggilnya, dan memeluk tubuhnya
yang ambruk, mama meringis kesakitan dengan tangan memegangi bagian
perutnya yang berlumuran darah.
.
"mama..mama.." kami memeluknya erat dan tidak mampu menahan tangis akan kondisinya ini.
.
"kalian..kalian..harus..la...ri..." ujar mama terbata-bata sementara dari mulutnya juga sudah mengeluarkan darah.
.
"gak ma.. Kita sama-sama lari..mama harus kuat, mama pasti bisa
bertahan...ma.." liat berkata sambil memeluk dan menyandarkan tubuh mama
ke tubuhnya.
.
.
"dor..dor..dor..." entah darimana mereka datang tiba-tiba saja begitu
banyak orang, suara tembakan dan orang-orang berlarian serta menjerit
kesakitan, aku hanya memeluk erat mama dan Lian, hingga akhirnya setelah
beberapa saat kemudian tempat ini kembali hening, dan orang-orang
berpakaian hitam-hitam mengelilingi kami.
Sedetik kemudian aku merasa ada yang menarik tubuhku menjauh dari mama
dan Lian, aku sempat melihat suster Evi yang berlari dari belakang
barisan orang-orang ini, mendekati mama yang sedang dipeluk Lian, aku
terus meronta sekuat tenaga agar bisa melepaskan diri, berteriak-teriak
memanggil mama, aku masih sempat melihat Lian yang berusaha menolongku
namun dipegangi oleh dua orang, sementara orang yang menyeretku mulai
menarik tubuhku meninggalkan tempat ini, rontaanku sia-sia karena mereka
lebih kuat.
."mamaa....!"teriakku, sebelum orang-orang itu menarik tubuhku dan
membawaku dengan mobil meninggalkan tempat ini, ya Tuhan tolong lindungi
mama dan Lian... .
==
(LIANA STORIES)
==
.
Aku sudah tidak terlalu memperdulikan penjelasan suster Evi tentang
bagaimana ia bisa sampai kesana, karena melihat ada yang mengikuti kami
dan juga bagaimana ia terpaksa menelpon tante Anie yang akhirnya
mengirimkan orang, semua sudah terlambat, Mario bajingan itu sudah
berkhianat dan pak Wicaksana juga menembak mama, mereka berdua kini
sudah tewas ketika berusaha lari dari orang-orang suruhan tante Anie,
tapi itu semua tidak mengubah keadaan karena kondisi mama sangat kritis,
kini aku hanya bisa berharap agar operasinya berhasil, aku juga
berharap agar tidak terjadi apa-apa pada ci Fany yang dibawa oleh
orang-orang suruhan tante Anie.
.
"Lian.." suster Evi membuyarkan lamunanku."operasinya sudah selesai.." ujarnya
.
Aku segera menghampiri dokter yang baru saja keluar dari pintu ruang operasi..
.
"bagaimana mama saya..dok..?"
.
Dokter itu tidak langsung menjawab pertanyaanku, ia terdiam sejenak lalu menarik nafas dalam-dalam...
.
"pasien kehilangan banyak darah, dan terlalu lama dibawa kesini.. Peluru
mengenai jantung, kami tidak bisa mengangkatnya. Maaf kami sudah
berusaha semampu kami.." jelas dokter itu.
.
"tidaaaak..mamaa..." aku panik dan berteriak histeris suster Evi langsung memelukku.
.
Aku tidak pernah membayangkan semua ini terjadi pada mama, aku tidak sanggup ditinggal sendiri..
.
"kondisi pasien sekarang sadar, tapi waktunya tidak lama, anda bisa masuk sekarang.." lanjut dokter.
Aku langsung masuk, mama masih terbaring kugenggam tangannya.
"Liaan..!" ujarnya lirih
.
"mama..mama..!" aku tidak bisa lagi menahan tangisku, aku ga mau kehilangan mama.. "mama..lian..sayang..mama..!"
.
"Li..lian.." mama seperti kesulitan untuk bicara, aku mendekatkan
wajahku ke wajahnya.. "lari..lar..ri..yang ja..jauh...!" ujarnya lirih
disertai hembusan nafas diwajahku..
.
"mamaaa..jangan pergi maa..mama..jangan tinggalin Lian ma..!"aku
langsung kalap mengguncang-guncang tubuh mama berharap dia sadar
kembali, suster Evi berusaha menenangkanku, tapi aku terus meronta,
hingga akhirnya beberapa suster yang ada disitu juga turut memegangiku.
.
Aku hanya bisa meratapi ketika tubuh mama dibawa keluar dari ruang
operasi itu, tante Anie juga sudah datang dan berkata dia yang akan
mengurus semua pemakaman mama, mama akan dimakamkan di kota kelahirannya
di Malang.
.
"lalu cici bagaimana tante?..dimana dia sekarang?"..
.
"tante tidak tahu, mereka membawa Fany kemana, tapi kamu tidak perlu
khawatir, keluarga Ming selalu menjaga asetnya, untuk sementara dia
aman, sekarang kalian berdua lah yang tidak aman, sekarang konsentrasi
mereka sedang terfokus untuk merekayasa kejadian digudang itu, apalagi
wicaksana adalah pejabat dinegeri ini.. Dan setelah membereskan semua
itu, kalian berdua pasti akan jadi target mereka selanjutnya.!" jelasnya
kepada aku dan suster Evi.
.
"apa yang harus kami lakukan..?" tanya suster Evi.
.
"kalian berdua harus lari,." jawab tante Anie.
.
"aku tidak mau, aku mau menyelamatkan ci Fany.." aku menolak saran tante Anie.
.
"kau pikir kau bisa melawan keluarga Ming...jangan bodoh..!"
.
"tolong tante..aku sudah kehilangan mama..apa aku harus kehilangan ci
fany juga..aku ga sanggup tante, pasti ada cara untuk menolong
nya..tolong cici tante.." ujarku memohon, aku gak mau lagi kehilangan,
ci Fany satu-satunya keluargaku yang tersisa, tapi aku bahkan tidak tahu
dimana ia kini berada.
.
"apakah kehilangan mamamu tidak membuatmu mengerti juga, jangan bodoh
jika kau tetap bersikeras yang ada malah akan semakin menyusahkan
fany..kau mau fany bernasib seperti mamamu, karena keegoisanmu..!" tante
Anie berkata agak keras..
.
Mungkin benar apa yang dikatakannya, jika saja aku tidak terus membujuk
mama untuk kabur dari keluarga Ming mungkin saat ini mama masih hidup
ini semua salahku, aku selalu saja menjadi bencana untuk mama dan cici,
kenapa bukan aku saja yang menggantikan cici. Maafin Lian mah.. Maafin
Lian ci...
===
(FANY STORIES)
===
.
Mereka membawaku kesebuah pulau dikepulauan seribu, dimana terdapat
sebuah bangunan tembok besar, aku tidak tahu tempat apa ini, banyak
penjaga yang menjaga disetiap sudut.
seluruh pakaian yang kukenakan dilucuti, lalu aku dikurung dalam sebuah
ruangan berbentuk penjara tanpa apa-apa didalamnya hanya dinding dan
lantai ubin dengan penerangan cahaya yang begitu minim dari celah jeruji
kecil, tubuh telanjangku sesekali menggigil akibat dinginnya diruang
ini.
.
Aku tidak lagi berteriak untuk minta dilepaskan seperti yang kulakukan
sejak pertama kali aku dibawa kesini, karena aku sadar semua itu
sia-sia, aku sangat menghawatirkan mama dan Lian, bagaimana mereka
sekarang, mama apakah mama baik-baik saja...
.
"sreeeek..." jeruji besi yang merupakan pintu diruangan ini terbuka,
seorang wanita yang usianya mungkin sama denganku memakai baju rapi
berwarna putih. berdiri didepan dengan dua orang pria berbaju hitam di
belakangnya.
.
"sudah selesai berteriak nya.. Jika masih belum puas silahkan lakukan
hal tidak berguna itu kami punya banyak waktu..tapi aku tidak yakin
apakah kau punya waktu sebanyak itu.." ucapnya datar.
.
"apa maksudnya..siapa kau kenapa aku dibawa kesini, dimana ini...?" tanyaku.
.
"namaku Jessica dan kau berada dipenjara keluarga Ming,.. Kau harus
menjalani hukuman karena usahamu untuk lari..jika kau menolak hukuman
maka adikmu yang akan menggantikan.." ancamnya.
.
"bajingan kalian.." teriakku.
.
"semakin cepat kau menjalani hukuman semakin cepat kau bisa bertemu kembali keluargamu.." ujarnya lagi.
.
Aku tahu posisiku sudah tidak bisa berbuat banyak, jika memang ini bisa menyelamatkan mama dan Lian, aku akan melakukannya.
.
"apa yang kau inginkan.?" tanyaku lagi.
.
"ikutlah denganku..! Ujarnya sambil berbalik, akupun mengikutinya.
Menyusuri lorong gelap dimana disisi kiri dan kanannya ada sel-sel kecil
seperti tempat aku dikurung tadi, beberapa ada penghuninya, wanita yang
rata-rata tergolek lemah tanpa busana, sungguh biadab kekejaman
keluarga Ming ini, aku yakin wanita-wanita ini adalah keturunan keluarga
Jia entah apa yang mereka lakukan..
"mereka adalah orang-orang yang melakukan kebodohan sama seperti
kamu..berusaha untuk lari..dari takdir.." ucap wanita itu seolah tahu
apa yang kupikirkan.
.
"masuklah ke kamar itu, jika kau mampu bertahan melayani pria disana,
maka kau bisa bertemu keluarga mu, ingat kau tidak diijinkan untuk
melakukan penolakan atau perlawanan sedikitpun..!" ujarnya, menunjuk
sebuah pintu berwarna putih diujung lorong. "masuklah dan tunggu
disana!"
.
Ruangan ini kondisinya sangat kontras dengan dilorong tadi, semua serba
putih dan bersih, juga sangat terang namun begitu sejuk. sebuah matras
yang juga berwarna putih tergeletak tepat ditengah ruangan ini dan
sebuah jam dinding disalah satu dindingnya.
.
Pintu terbuka, dan wanita tadi masuk dengan seorang pria berprilaku
aneh, tubuhnya sedikit bungkuk dan badannya seperti tak pernah berhenti
bergetar, matanya menatapku nanar, mulutnya terus berguman sesuatu yang
tidak jelas.
.
"selamat bersenang-senang tuan muda.." ujar Jessica pada pria aneh itu,
lalu meninggalkan aku hanya berdua dengannya diruangan ini.
.
"tiiduurr...sana..ti..tidur..." katanya padaku tergagap sambil menunjuk matras dilantai itu,
aku menuruti perintahnya, kubaringkan tubuhku telentang, sambil menatap
pria ini lebih seksama, tubuhnya begitu kurus tonjolan tulang dan
urat-urat tercetak jelas ditubuhnya, bagian kelaminnya juga penuh dengan
urat yang menonjol, ukurannya tidak besar namun panjang menjuntai.
.
Ia menghampiriku, bersimpuh disebelahku. Ia membungkuk wajahnya tepat
berhadapan dengan wajahku, dan ia menyentuhkan hidungnya keningku, ia
menarik nafas dalam-dalam lalu dihembuskannya dengan hidung tetap
menempel dikeningku, pria aneh ini terus melakukan hal serupa mengendusi
seluruh tubuhku dari wajah, leher dada, terus kebawah..
"akrghhh..." erangku pelan ketika ia menarik nafas dalam-dalam tepat dicelah memekku, lalu menghembuskannya.
.
Setelah mengendus, kali ia mulai menjilati, dari ujung kaki terus
keseluruh tubuh, liurnya terasa begitu banyak, aku hanya memejamkan mata
ketika lidah penuh liurnya mejulur menjilati sekaligus melumuri seluruh
wajahku, serta menebarkan aroma yang tidak sedap.
.
Pria itu kini menduduki tubuhku yang masih telentang tepat diperutku
dengan posisi membelakangiku, tubuh orang ini seperti tidak mempunyai
daging, aku bisa melihat dengan jelas barisan tulang belakangnya yang
agak bongkok itu.
.
Diduduki diperut seperti ini membuatku sulit bernafas, namun aku
berusaha untuk menahannya, kaki kiriku diangkatnya hingga menyentuh
dadanya, sedikit sakit karena ia memaksakannya, tangannya
mengelus-mengelus paha bawahku, sementara tangan satunya memegang kuat
bagian ujung mata kakiku, dan aku merasakan ia menarik ujung kakiku,
tapi menahan bagian dengkul berlawanan arah.
"akhh..sakit..sakiittt.." teriakku kesakitan sambil tanganku mencengkram
erat matras, tapi pria ini terus mendorong berlawanan arah tumit dan
dengkulku, tanpa memperdulikan teriakan kesakitanku.
.
"sudah..ampuun..sakiit..ampuun..sakit..sakit..saki tt sekali..lepas..."
aku terus berteriak dan berusaha meronta, ia justru semakin menekan
tubuhnya, aku memukuli punggungnya, bahkan mencakarnya hingga membekas
dan berdarah, tapi pria ini tidak bergeming.
.
"craaack...!"
.
"AAAKRGHHHH..WAAAA....!" aku berteriak bersamaan dengan suara itu, sakit
sekali aku yakin pria ini mematahkan kakiku, luarbiasa sakitnya..
.
"sakiit..akhh..ahhg..sakiit...aduuh...tolong..aduh
h..ampun,..sakit...." aku terus meronta sakit sekali, tapi rontaanku
seakan tidak ada artinya, pria itu tidak perduli dengan pukulan dan
cakaranku dipunggungnya, ia kini berpindah kekaki kananku.
.
"tolong..jangan..tolong..sudah....ampun..ampuun..h entikan
sudah..sakiit ..." aku memohon karena aku bisa menduga apa yang akan
dilakukannya karena ia menempatkan tangannya seperti dikaki kiriku tadi.
.
"craaaackk...!"
kembali pria aneh ini dengan tanpa perasaan mematahkan kakiku..
.
''arghkhhhh...awwwkhhh..." aku berteriak keras, sangat sakit sekali,
mataku sampai berkunang-kunang, sakit yang tadi belum juga hilang kini
sudah bertambah lagi, hatiku bergetar perasaan takut berkecamuk, aku
sudah lumpuhkah, kedua kakiku sudah dipatahkannya.
.
"akhhwwk..sakiit..tolong..tolong..sakittt..mama..t olong.. Fany mahh..sakiit ampun..ampun..."
.
Diantara rasa sakit yang teramat aku terus meronta, berusaha agar bisa melepaskan diri dari monster ini.
.
"tolong..tolong..aku..ga..kuaa..tt.." teriakku ketika pintu terbuka, dan
gadis yang bernama Jessica tadi masuk bersama 2 orang pria, si pria
aneh yang baru saja mematahkan kedua kakiku tadi langsung turun dari
tubuhku..
.
"sudah kubilang kau harus bertahan, sekarang tidak ada jalan kembali,
tapi tenang saja aku akan membantumu, ini adalah suntikan penahan sakit,
akan efektif selama 30 menit.. Jadi kamu harus memuaskannya sebelum
waktumu habis dan itu juga waktu maksimal untuk dapat menyambungkan
kembali tulang-tulang kakimu yang patah ini...!" jelasnya sambil
mempersiapkan alat suntik, sementara kedua pria bertubuh tegap itu
memegangi tubuhku
.
"arkh.." jeritku ketika jarum itu disuntikan di kedua lututku, rasanya
sangat dingin seperti membeku seluruh darahku, namun rasa sakit yang
mendera kedua lututku berangsur lenyap.
.
"dan ini adalah serum pembangkit andrenalin yang akan membuatmu tetap
terjaga..'' ujar gadis itu sambil menunjukan satu suntikan lagi. Aku
berusaha menghindar dengan cara bergerak-gerak, namun kedua pria itu
memegangi tubuhku dengan kuat.
.
"tenang tidak apa-apa.." ujarnya, sambil menyuntikannya dileherku,
ternyata suntikan penahan sakit tadi benar-benar bekerja aku tidak
merasakan apa-apa ketika jarum itu menembus leherku.
.
"jika ingin selamat jangan macam-macam puaskanlah orang itu secepat
mungkin, ingat jika tidak menurut adikmu yang akan menggantikan.."
bisiknya ditelingaku.
.
"ehg..akgh egh.." kenapa ini, lidahku kelu, tenggorokanku seperti tercekat, aku tidak dapat berbicara apa yang terjadi ini.
.
"oh satu hal yang harus kau tahu, efek samping dari suntikan tadi adalah
kau tidak akan bisa bicara, tapi jangan khawatir itu hanya
sementara..." ujarnya sambil berlalu dan kembali meninggalkan aku berdua
dengan pria gila ini.
.
Pria ini kembali mengangkangiku, kontolnya yang panjang itu diacungkan
kedepan wajahku ditempelkan dimulut serta didorong-dorongnya, aku masih
mengatupkan rapat-rapat kedua bibirku.
.
"buka..buka..buka...buka.." ucapnya seperti anak kecil yang menginginkan sesuatu.
.
Pria ini sungguh tidak normal, kubuka mulutku dan membiarkan batang
kontolnya menerobos masuk, batangnya menembus hingga tenggorokanku dan
ia membiarkannya terbenam untuk beberapa saat hingga aku begitu susah
untuk bernafas.
.
"uphh..ughh.." aku mulai tidak bisa bernafas, dan berusaha mendorong
tubuhnya agar kontolnya segera dicabut dari mulutku, tapi ia tidak
bergeming.
.
"hehe..hehe.." pria ini tertawa seperti sangat menikmati melihat aku, yang sedang meronta-ronta tersiksa.
.
mataku mulai berair, aku sudah tidak bisa lagi bernafas namun pria ini
sepertinya tidak perduli, ia justru menekan semakin kuat, namun kemudian
dengan sangat cepat ia menarik keluar semua batangnya dari mulutku.
.
"ukhuukk..ukhuhk..." aku terbatuk dan mulutku terbuka berusaha mengambil udara sebanyak mungkin.
.
Tanpa memperdulikan aku yang masih kekurangan udara, pria ini
mensejajarkan tubuhnya diatasku, batang kontolnya dipegangnya dan
ditaruh diantara celah bibir memekku, aku bisa melihat batang kontol itu
mulai terbenam dimemekku dan dia mulai bergerak naik turun memompa
kontolnya dimemekku, tapi aku tidak merasakan apapun, obat penahan sakit
ini begitu kuat hingga aku tidak merasakan apapun.
Kucoba untuk menggerakan pinggul berharap agar dia cepat ejakulasi, tapi
pria ini sepertinya tidak menyukai hal itu, ia menahan pinggangku agar
aku tetap diam, selang beberapa saat ia menjatuhkan dirinya didadaku,
tubuhku tidak bisa merasakan apapun tapi aku tahu pria ini sedang
mengemuti puting payudaraku, aku hanya memejamkan mata berharap semua
ini cepat selesai.
.
Kali ini ia berganti posisi, tubuhku ditengkurapkan, dan ia menindihku
kembali, obat penghilang rasa sakit ini mulai berkurang, aku bisa
sedikit merasakan ketika lubang pantatku dibuka dan dimasuki kontol pria
ini, aku juga mulai bisa merasakan nyeri dikedua lututku, kembali aku
disetubuhi kali ini lewat ini, hentakan-hentakan tubuhnya begitu kasar,
sesekali tangannya menyelinap untuk meremas kedua payudaraku.
.
"ehm..emhmph..empmphh..." suaranya berguman, nafasnya terdengar begitu
memburu, aku berharap ini tanda ia akan segera sampai puncak, karena
gerakannya semakin cepat.
.
Tangannya yang tadi dipayudaraku kini berpindah kekiri dan kanan
wajahku, dan menggerakan kekiri dan kekanan, sesekali diangkatnya paksa
kepalaku, lalu dibenamkan dan kemudian dipaksa menengok kekiri, aku
yakin jika tidak karena pengaruh suntikan tadi rasanya pasti lumayan
sakit.
Sambil terus mengerjai anusku, Pria itu menggerakan kepalaku kekanan dan
kiri dan kemudian ia menahan kekanan agak lama. Lalu memutar kepalaku
kekiri dan kemudian membalikan dengan cepat kekanan dan "craackk.." aku
bisa mendengar suara patah dileherku sebelum semua akhirnya berubah
dalam sekejap semua menjadi langsung gelap dan hening...
.
.

.
.
==============
.
(ANIE STORIES)
.
Begitu sulitkah untuk belajar dari kejadian-kejadian
sebelumnya, ketika satu cara tidak berhasil untuk melawan kekuatan besar
masih pantaskah cara-cara seperti digunakan, entah bodoh atau terlalu
naif, tapi kini semua sudah terlambat, ajal telah menjemputmu, satu
anakmu entah dimana sekarang, dan satu lagi entah bisa berhasil atau
tidak, lindungi mereka dari sana Wie. Selamat jalan sahabat
sependeritaan, sampai bertemu lagi ditempat dimana kita bukan lagi budak
dari seseorang.
.
"nie..sudah sore sebaiknya kau segera kembali.." suara Wiji mengingatkanku untuk segera meninggalkan pemakaman ini.
.
"iya.. Bagaimana mereka ji.. Sudah sampai...?" tanyaku.
.
"mereka sudah menyebrang ke Malaysia... Nanti akan ada yang mengantar
langsung ke airport... Kenapa mesti susah-susah dari Malaysia padahal
dari Jakarta juga bisa langsung terbang kesana...?" tanyanya.
.
"mereka akan lebih aman jika berangkat dari sana Ji..Terimakasih Ji atas
semua bantuanmu, dan tolong jaga dan rawat makam wiwie.." pintaku.
.
"iya nie.. Gua bakal jaga..!"
.
"ya sudah aku pulang dulu, nanti jika ada waktu aku kembali kesini..!" pamitku.
.
"nie..!" panggil wiji ketika aku hendak menuju mobil.
.
"kenapa Ji..?"
.
Wiji menghampiriku dan mengeluarkan sebuah amplop coklat dari jaketnya
"kemarin waktu lu hubungin gua, gua kira lu mau tanya soal anak itu, gua
cari info soal anak itu ke panti asuhan tempat gua nitipin dulu,
ternyata orang tua asuhnya rutin mengirimi foto perkembangan nya, dan
foto terakhir yang mereka terima ini, setahun lalu.." ujar Wiji sambil
menyerahkan amplop coklat itu.
.
"ya..makasih.." ujarku sambil mengambil amplop itu.
.
Aku menghubungi wiji memintanya untuk mencarikan tempat pemakaman buat
Wiwie karena aku ingin memakamkanya di tempat kelahirannya seperti juga
keinginanku jika aku mati nanti, dan aku juga meminta Wiji mencarikan
orang yang bisa mengantarkan Lian dan Evie ke Malaysia, agar bisa
terbang ke China, dimana sudah ada Linda yang menunggu mereka disana,
terbang dari Malaysia lebih aman buat mereka karena pengaruh keluarga
Ming sangat sedikit disana.
.
Aku tidak mengira ternyata Wiji juga mencari info tentang anak itu, anak yang sudah sekian lama aku lupakan.
.
Sepanjang perjalanan kutatap amplop ini ragu untuk melihat foto yang ada
didalam amplop ini, dengan ragu kubuka amplop berwarna coklat ini.. Dan
" ya Tuhan.. Ini...ini..kenapa bisa seperti ini..." aku sungguh tidak
bisa percaya apakah benar dia anakku.
.
"pak cepat pak..." perintahku pada sopir, aku harus segera kembali,
bagaimana ini bisa terjadi, bagaimana mungkin anak angkat wiwie adalah
anakku, dan aku ternyata telah membiarkan anakku untuk dibawa kepulau
itu, pulau tempat keluarga Ming menghukum orang-orang yang melawannya.
aku harus segera sampai disana dan menghentikannya.
.
Aku tahu disana ada anak keluarga Ming yang sakit jiwa yang hanya bisa
merasakan kepuasan seks jika pasangannya sampai meninggal, mereka tidak
boleh menyerahkan Fany pada dia, aku tidak akan bisa memaafkan diriku
sendiri jika anak ku sampai jadi korbannya.!
===
(LIANA STORIES)
.
"kalian tunggulah disini, tidak perlu takut, mereka akan menjaga kalian
tidak akan macam-macam, mereka juga sama pendatang ilegal disini, pakcik
akan ambil pesanan paspor dan juga tiket untuk kalian.." ujar Pria itu,
pria yang membawa aku dan suster Evie menyebrang lewat jalur
penyelundupan Tki dipelabuhan tikus dikepulauan Riau.
.
Setelah hampir 2 hari perjalanan dari Jakarta, akhirnya kami sampai juga
disini, ini adalah sebuah flat lantai 3, dikuala lumpur orang yang
membawa kami meminta kami menunggu disini, bersama dengan 3orang pria
yang merupakan tki ilegal, karena dari tempat ini jarak ke bandara
tidaklah terlalu jauh.
.
"ci..." panggilku pada suster Evi.
.
"iya sayang.." jawabnya lembut.
.
"apakah kita bisa kembali nanti, apakah ci Fany bisa ditemukan..?"
.
"pasti bisa, sesampainya disana nanti kita akan cari cara, dan
percayalah tante Anie pasti akan melakukan yang terbaik untuk menolong
Fany..! Ujarnya menenangkanku.
.
"ini semua salahku, jika saja aku tidak memaksa untuk kabur, dan tidak
begitu saja percaya pada Mario semua ini ga akan terjadi..!" sesalku.
.
"semua sudah terjadi..mungkin sudah seharusnya seperti ini...!" ujar ci
Evie sambil menyandarkan kepalaku kebahunya, dan membelai lembut
rambutku.
.
"ci..aku takuut.." kataku,
.
Ci Evie merubah posisinya, kami duduk dilantai berhadapan.."semua pasti
baik-baik saja sayang.." ujarnya sambil menyeka airmata dipipiku..
.
"cup..'' ci Evi mengecup bibirku, sambil tersenyum, yang membuatku tak ayal tersenyum juga.
.
"nah gitu kan cantik kalau senyum..!" ujar ci Evie sambil membelai
pipiku, kami saling tatap dan entah siapa yang memulai kami semakin
mendekat dan bibir kami saling mengecup..
.
"ci..mereka liatin kita..!" kataku menyadari kini tiga pria itu sedang memperhatikan kami.
.
"biar saja..." jawab ci Evie, dan kembali melumat bibirku. Aku memejamkan mata menikmati lumatan lembut bibir ci Evie.
.
Ci Evie berpindah dari mulutku, kini ia menciumi leherku, aku hanya diam
menikmati, "berani yang lebih..?" tanyanya berbisik ditelingaku.
.
"siapa takuut..!" jawabku .
.
"nakal..." ucapnya sambil menjilat telingaku.
.
"cici yang mulai...nakal duluan."
.
Ci Evie menatapku sambil tersenyum, tangannya memegang kedua sisi
kaosku, dan mengangkatnya, akupun mengangkat tanganku dan membiarkan
kaosku dilepasnya, akupun melakukan hal yang sama, membuka bajunya dan
juga branya.
.
"besar.." ucapku ketika melihat kedua tetek ci Evie.
.
Ci Evie pun melepas bra hitamku, "bulat sekali.." ujarnya sambil meremas kedua bukit kembar didadaku.
Akupun melakukan hal yang sama kedua tanganku bermain dipayudaranya, memainkan putingnya..
.
"apa yang mereka lakukan..?" tanya ci Evi, karena memang posisinya membelakangi ketiga orang itu.
.
"memperhatikan sambil memainkan tangan dicelana masing-masing!" jawabku..
.
"berdirilah..!" perintahnya..
.
Akupun tak banyak bertanya dan langsung berdiri bersandar kedinding, ci
Evie berjongkok di bawahku, dan melepas celana beserta celana dalamku,
melemparkannya begitu, ketiga pria itu benar-benar mendapat tontonan
gratis, matanya melotot menatap tubuh bugilku, sementara ci Evi menaruh
satu kakikku dipundaknya, dan menempatkan kepalanya tepat didepan
selangkanganku.
.
"ehnhmmph..ci..akhh.." aku mendesah takkala lidahnya menjilati memekku yang dikuakan dengan kedua tangannya.
.
Aku hanya mendesah dan memejamkan mata menikmati sentuhan lidahnya disela bibir memekku.
.
"akh..kaliaann.." aku terkejut ketika membuka mata ternyata ketiga pria
tadi sudah berdiri didekat kami dan dalam kondisi bugil, ci Evi yang
mendengar jeritanku menghentikan servis mulutnya dimemekku, dan bangkit
berdiri,
.
"kamu bermain dengan yang ini saja ya sayang, yang dua biar aku urus..!"
ujarnya sambil tersenyum dan mendorong pria yang disebelah kirinya
kearahku, sementara ia menarik dua pria yang lain sedikit menjauh.
.
"ci..tapi.." belum sempat aku menyelesaikan ucapkanku pria itu sudah
menerjangku, mendorong tubuhku semakin menempel didinding, dan mulai
menciumi wajahku, leherku, dan dengan rakusnya melumat kedua tetekku
bergantian, sesekali kontolnya yang sudah sangat tegang itu
menyenggol-nyenggol pahaku. Memberi sensasi sendiri buatku.
.
Didepanku ci Evi sudah bugil, satu pria sedang mengangkangi wajahnya,
dan menikmati kontolnya dikulum oleh mulut Ci Evie, sementara pria satu
asyik menikmati lubang memek ci Evie yang begitu tembem seperti bakpao.
.
Pria yang bersamaku mendorong tubuhku kebawah agar berjongkok
didepannya, dan menyodorkan kontol bersunatnya kedepan mulutku,
kujilat-jilat sebentar bagian kepalanya, sebelum akhirnya kubiarkan
masuk semua kedalam rongga mulutku, dan sambil memegang kepalaku dengan
kedua tangannya, pria ini menggerakan kontolnya dimulut keluar masuk.
Puas menyetubuhi mulutku dengan kontolnya, pria bertubuh hitam legam dan
sudah dipenuhi keringat ini. Memintaku untuk berbaring telentang
dilantai, kedua kakiku ditekuknya, dan dikuakkan lebar, ia menempatkan
kepala kontolnya didepan memekku dan perlahan mulai mendorongnya masuk..
.
"akhh..emmphk..akh.." aku mendesah menikmati setiap sodokan kontol itu,
aku bisa melihat ci Anie juga mulai dikontolin oleh kedua pria yang
bersamanya, di mulut dan memeknya.
.
Pria ini kembali merubah posisiku dan memintaku menungging, dan ia
mendoggyku dengan begitu kuat.. "akh..yah..ahkh
nikmat..sekali..memek..mu.." ujarnya berteriak dan mendesah diantara
gerakannya yang semakin cepat, aku sendiri sudah hampir mendekati puncak
orgasme, organ-organ kenikmatanku terasa bergerak menujuk titik
tertinggi dan tak mampu kutahan lagi..
.
"akhhhh...."teriakku bersamaan dengan meledaknya orgasmeku, tubuhku
ambruk namun si Tki illegal ini masih menahan pinggulku agar tetap
menungging dan terus mengenjot lubangku untuk beberapa saat sebelum ia
juga mencapai puncak, menyemprotkan cairan hangat dimemekku yang sangat
banyak hingga terasa meluber keluar dari memek dan meleleh dipahaku.
Aku melihat ci Evi masih telentang namun hanya tinggal satu pria yang
menyetubuhinya, aku teramat lelah dan langsung memejamkan mata,
menikmati rasa puas orgasmeku tadi.
~~
menjelang tengah malam pakcik yang mengantar kami sejak dari Indonesia
tadi, membawa aku dan ci Evie ke bandara internasional Kuala Lumpur.
.
"pakcik apakah ini aman..?" Tanya ci Evie menanyakan paspor yang diberikan oleh pakcik tadi.
.
"tidak apa, ini aman airport di Malaysia tidak terlalu ketat dalam
pemeriksaan paspor..cepatlah sikit, pesawat ini yang terakhir berangkat
malam ini, jika telat harus menunggu esok." ujarnya.
.
"terimakasih pakcik.." ucapku bersamaan dengan ci Evie sambil menyalaminya.
.
"sama-sama, pakcik tak tahu masalah apa yang mengejar kalian, pakcik
doakan kalian selamat dan bisa menyelesaikan semua.." ujarnya, "masuklah
pakcik akan tunggu disini sampai pesawat kalian benar-benar take off.."
lanjutnya, dan kami berduapun langsung masuk kedalam komplek Bandara,
dan menuju ke counter boarding pass.
.
"oke semua lengkap, ini tiket anda miss, penerbangan langsung ke China
dengan Malaysian air MH 370 pada pukul 00:41.. " ujar petugas maskapai
ini cukup ramah.
.
"baiklah sayang mari kita pergi, semogga penerbangan ini, menjadi jalan
terang buat kita.." ujar ci Evie, sambil menuntunku berjalan menuju
pintu keberangkatan.
.
.
.
=========
(ANIE STORIES)
.
Akhirnya aku sampai juga dipulau ini, "tetap nyalakan mesin perahu ini..dan berikan aku pisaumu itu...!" ujarku pada pengawalku.
.
"apa tidak sebaiknya saya ikut nyonya..?"
.
"kau berjaga saja disini, dan bersiap-siap untuk segera pergi.." pesanku
padanya, sambil menyelipkan pisau belati pemberiannya dibalik jaketku..
.
Sebagai pengelola rumah Lotus selama bertahun-tahun, aku sudah beberapa
kali keluar masuk tempat ini, untuk menjemput gadis-gadis keluarga yang
habis dihukum, para penjaga tidak lagi melakukan pemeriksaan terhadapku.
.
Aku bergegas menuju ruangan Jessica dan tanpa mengetuk kubuka pintunya,
ia sedang duduk dibalik mejanya dan langsung berdiri kaget.
.
"tante apa-apaan ini..gak sopan banget masuk ruangan orang tanpa permisi.." ujarnya berteriak
.
"dimana Fany..?" tanyaku.
.
"fany siapa...?" ia balik bertanya.
.
"kau tahu siapa yang kumaksud.."
.
"hahaha..tante luh tuh ga punya kekuasaan apa-apa ditempat ini..jangan sok.."
.
"plak..plak.." kutampar wajahnya, kutarik kerah bajunya dan kulemparkan tubuhnya kedinding.
.
"anjing lu tante..apa maksudnya ini.." ia berteriak.
.
"DIMANA FANY..?"tanyaku membentak sambil membenturkan kepalanya ketembok
.
"anjing lu tan, sakit kepala gua tau.. Si fany udah dimakan anak tuan Ming..." teriaknya.
.
"apa..BAJINGAAN KALIAAAN..." aku kalap kuambil pisau dari balik jaketku. Dan kutikam Jessica berkali-kali...
(BERTHA STORIES)
.
MALANG 1991
.
"mami Bertha..mami Bertha.." teriak salah satu anak panti sambil berlari.
.
"ada apa, aduh sambil lari-lari lagi..." jawabku.
.
"ada orang yang bawa dede bayi tante..tante disuruh kepanti sama bunda" jawabnya.
.
"ya sudah nanti tante kesana, kamu duluan saja..!" jawabku.
.
Namaku Bertha aku adalah seorang bidan dipuskesmas, dan juga bidan untuk
panti asuhan didekat rumahku, aku baru dikarunia seorang putri yang
usianya baru satu tahun.
.
Ibu kepala panti memintaku memeriksa bayi yang baru saja diantarkan
seseorang, bayi ini mirip sekali dengan putriku, dan sungguh diluar
dugaanku ketika aku memandikannya, aku melihat tanda khas keluarga Jia
divaginanya.
.
"bunda, bayi ini masih membutuhkan asi, bagaimana kalau saya bawa saja
dulu kerumah saya, biar bisa tetap diberi asi.." ujarku kepada ibu
kepala panti.
.
"jika tidak merepotkanmu itu bagus sekali.." jawab ibu kepala panti..
"ini pasangkan dulu gelang ini ditangannya.." lanjutnya sambil
menyerahkan gelang nama kepadaku.
.
"Bunda memberi nama anak ini Stefany..?" tanyaku.
.
"iya, anak ini sangat cantik, nama itu cocok untuknya.." jawab ibu kepala panti.
.
Sebagai keturunan keluarga Jia, aku tahu suatu saat anakku akan diambil
oleh keluarga Ming, dan aku tidak rela jika anakku dijadikan budak oleh
keluarga Ming. Aku akan menukar anak ini dengan anakku.
.
"kamu sudah gila Bertha, bagaimana mungkin kamu tega menukar anak kita.." protes suamiku ketika aku ungkapkan ide gilaku ini.
.
"lalu mas lebih tega jika anak kita jadi budak dikeluarga Ming.. Dua
hari lalu ada seorang ibu muda yang ingin mengadopsi anak bayi, ibu itu
terlihat sangat baik mas, aku akan menelponnya, anak kita pasti akan
baik-baik saja.." ujarku meyakinkan suamiku.
.
Suamiku tidak bisa lagi berkata apa-apa dan membiarkan aku memindahkan
gelang nama itu, ke tangan anakku, walau berat tapi ini lebih baik
daripada nanti dia harus menjadi budak keluarga Ming.
.
Dua hari kemudian ibu Wiwie datang menjemput anakku, tanpa sepengetahuan
ibu kepala panti aku memintanya untuk dikirimi secara rutin foto
perkembangan anakku yang kini bernama Stefany, dan rupanya ibu Wiwie
tidak masalah dengan hal itu, ia bersedia dan akan mengirimi
foto-fotonya.
.
Kupandang wajah anak ini., benar seperti kata ibu kepala panti anak ini
cantik sekali "maafkan aku bayi cantik, sekarang aku adalah mamamu dan
namamu adalah Jessica.." aku berjanji pada diri sendiri akan memenuhi
segala kebutuhannya dan memberikan yang terbaik yang kubisa sampai tiba
waktunya dia dijemput keluarga Ming.
.
.
.
===SELESAI===
.
.
[BIG MATCH] Bonus Bombastis Special Untuk Hari Ini
BalasHapusPrediksi Skor Pertandingan Bola Sabtu, 08 April 2017 :
1. Real Madrid 2-1 Atletico Madrid (Odds 2:3/4).
2. Bayern Munchen 1-1 Borussia Dortmund (Odds 2:3/4).
Daftar Dengan Kode Referall "BAVETJ02" Anda Deposit 70K Dapat Credit 100K
( Tidak Usah Cemas Ataupun Takut Berapapun Anda Menang, Pasti Akan Kami Bayar 100% Tanpa Ada Potongan !!!! )
Hanya Di Agen Bavetlineoke.com
( Note : Syarat Dan Ketentuan Berlaku )
Ayo Segera Bergabung Menjadi Salah Satu Bagian Dari Kami
Dapatkan Bonus Promo SPECIAL Berlimpah Menanti Anda Hanya Di Agen Bavetlineoke.com
Info Lebih Lanjut :
Website Utama : Agen Bavetlineoke.com.
Website Registrasi : Agen Bavetlineoke.com.
Website Bonus : Agen Bavetlineoke.com.
Website Panduan : Agen Bavetlineoke.com.
Website Peraturan : Agen Bavetlineoke.com.
Contact Person : 0855-1277-1128.
Whtasapp : 0813-1666-1222.
BBM : 55628DA2.
Customer Service : (>> LiveChat <<)